BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi verbal yang disebut bahasa (Chaer, 2012:39). Bahasa hadir atau

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks...

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI..

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI..

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI...

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Islam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN. Alif - - Jim J Je ح. Dal D De Żal Ż Zet dengan titik di atas. Sin S Es. Syin Sy Es dan ye

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI... Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR...

TRANSLITERASI ARAB LATIN.

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK DI PANTI ASUHAN YATIM PUTERI AISYIYAH CABANG KOTTA BARAT MANAHAN BANJARSARI SURAKARTA TAHUN

PEDOMAN TRANSLITERASI

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...

STRATEGI BANK BRISYARIAH CABANG BANJARMASIN DALAM MEMPEROLEH NASABAH PRODUK TABUNGAN HAJI

DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR GAMBAR... PEDOMAN TRANSLITERASI... ABSTRAK INDONESIA... ABSTRAK ARAB...

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS)

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

DAFTAR ISI. Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN...

PENGARUH POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ṢALAT FARḌU PESERTA DIDIK KELAS X SMK ISLAM PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

MINAT PEDAGANG DI DESA CEMPAKA MULIA BARAT KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNTUK MEMBELI MESIN EDC(ELECTRONIC DATA CAPTURE)

PERSEPSI KARYAWAN PT. BANK BNI SYARIAH DAN PT. BANK BRI SYARIAH TERHADAP MUTU MAHASISWA PERBANKAN SYARIAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

PENERAPAN METODE EDUTAINMENT

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gela Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi

TESIS. Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister (S.2) Manajemen Pendidikan Islam

STRATEGI PENGELOLAAN USAHA FOTOKOPI CAHAYA DI BANJARMASIN SKRIPSI OLEH NURUL AIDA

Abstrak. Kata kunci: Kurs Rupiah, BI Rate, JII, LQ45.

Daftar Tabel... Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia... Latar Belakang Masalah... Batasan Masalah Penelitian...

S K R I P S I. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah Jurusan Siyasah Jinayah SURABAYA

ABSTRAK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pendidikan anak usia 0-10 tahun dalam

PENYELESAIAN HUKUM KASUS RUMAH TANGGA SUAMI YANG MAFQUD DI KECAMATAN BANJARMASIN BARAT

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN GADAI SAWAH DALAM MASYARAKAT DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

PENGADILAN TINGGI AGAMA MEDAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan... Halaman Persembahan... Halaman Persetujuan Pembimbing... Halaman Pengesahan... Halaman Motto...

PERNYATAAN KEASLIAN. Yang bertanda tangan di bawah ini saya: : Novianti AsiyahNingrum Solikha. : Mekanisme Fundraising Dana Zakat, Infaq Dan

PENGESAHAN. Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang pada tanggal : Semarang, 22 januari 2016.

( Word to PDF Converter - Unregistered )

HUBUNGAN BIMBINGAN KEAGAMAAN DAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI (STUDI PADA ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN KOTA BANJARMASIN)

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1436 H

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA ALQUR AN PADA SISWA KELAS X SMK

IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN DI AL WUSTHO ISLAMIC DIGITAL BOARDING COLLEGE CEMANI SUKOHARJO

PENERAPAN CONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING

STUDI ANALISIS KONSEP MUNÂSABAH ANTAR AYAT

UPAYA SOSIALISASI PERBANKAN SYARIAH DI KOTA BANJARBARU

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN WARUNG MIKRO PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG BANJARMASIN

ARAB-LATIN. A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan. Bâ' B - ت. Tâ' T - ث. Jim J - ح. Khâ Kh - د. Dâl D - ذ. Râ' R - ز.

PENERAPAN MEDIA VITURAL COMPACT DISK (VCD) PADA PEMBELAJARAN SHALAT KELAS VII B MTS MA ARIF 11 TOKAWI NAWANGAN PACITAN JAWA TIMUR

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI SISWA BAB THAHARAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAIRS CHECK

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK...

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN BMT UGT SIDOGIRI SE-SURABAYA

PERAN PIMPINAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA ORGANISASI DI SMK ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG KECAMATAN NALUMSARI KABUPATEN JEPARA

IJTIHAD DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBARUAN PEMIKIRAN HUKUM ISLAM (Studi atas Pemikiran Syāh Walî Allāh Ad-Dihlawî 1114 H/ 1703 M 1176 H/ 1762 M)

ANALISIS TERHADAP PENYALURAN DANA ZAKAT GURU DAN PEGAWAI OLEH LZIS ASSALAAM SURAKARTA (Studi Kasus di LZIS Assalaam Surakarta)

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

SKRIPSI. Oleh: Ratna Sari NIM: G NIRM: 10/X/02.2.1/T/4364 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD JUAL BELI IKAN NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA PANGKALAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG) SKRIPSI

STUDI KOMPARATIF INTERAKSI EDUKATIF DALAM KONSEP PENDIDIKAN IBNU KHALDUN DAN K.H. AHMAD DAHLAN

BUAH-BUAHAN DALAM AL-QUR AN (KAJIAN TEMATIK)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI SYIRKAH di RENTAL PLAY STATION di DESA MLORAH KEC. REJOSO KAB. NGANJUK SKRIPSI. Oleh : ACHMAD ARDANI

PENERAPAN METODE AL-QASIMI DALAM MENGHAFAL AL-QUR AN DI PONDOK PESANTREN BAITUL QUR AN GARUT, DAWUNG, SAMBIREJO SRAGEN TAHUN

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM BISNIS PERIKLANAN ADSENSECAMP

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mempergunakan medium bahasa (Pradopo, 2010: ), sedangkan bahasa

UPAYA FRONT OFFICE DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PADA NASABAH BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH KANTOR CABANG BANJARMASIN

IMPLEMENTASI DIALOG ANTAR AGAMA DI FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) KOTA SEMARANG

TINJAUAN MASLAHAT TERHADAP DISPENSASI NIKAH MENURUT HAKIM PENGADILAN AGAMA SEMARANG. SKRIPSI

DEMOKRASI DI PAKISTAN MENURUT PEMIKIRAN BENAZIR BHUTTO DALAM PERSPEKTIF FIQH SIYASAH S K R I P S I

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMBERIAN GANTI RUGI TERHADAP PEMILIK BARANG OLEH PENGUSAHA ANGKUTAN DI PT

PENAFSIRAN AMINA WADUD MUHSIN TENTANG BIDADARI DALAM AL-QUR A<N (KAJIAN HERMENEUTIKA)

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang berada dalam

MANAJEMEN PEMBELAJARAN KELAS UNGGULAN. DI MTs MUHAMMADIYAH BLIMBING TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS MATERI QOLQOLAH KELAS VIII SEMESTER I

BAB I PENDAHULUAN. 1990: 11). Selain kata sastra, dalam KBBI juga ada kata susastra (tambah awalan

MANAJEMEN MODAL KERJA PARA PEDAGANG KWK KAYUTANGI (STUDI KASUS PEMBIAYAAN MIKRO 25 IB PADA PT. BANK BRI SYARIAH)

PERANAN USAHA PERKEBUNAN NANAS UNTUK MENUNJANG PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI TAMBAN SKRIPSI

HUKUM MENJUAL RERUNTUHAN BANGUNAN MASJID MENURUT PENDAPAT MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB HANBALI OLEH M. FIKRI TIRTA

ANALISIS PERILAKU PEDAGANG PASAR KERAMAT DAN PASAR SEJUMPUT TERHADAP PRODUK TABUNGAN PERBANKAN SYARIAH DI KOTA SAMPIT KECAMATAN BAAMANG SKRIPSI

MINAT NASABAH BANK BNI SYARIAH CABANG BANJARMASIN MENGGUNAKAN PRODUK PEMBIAYAAN WISATA LUAR NEGERI SKRIPSI OLEH DIMAS RISKY DWI PUTRA

ANALISIS AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI AREA BANJARMASIN

HAFALAN AL-QUR AN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL IHSAN TANJUNGSARI NGESREP NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN 2014

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, manusia memang selalu menggunakan lambang atau simbol. Hampir tidak ada kegiatan yang tidak terlepas dari simbol, termasuk alat komunikasi verbal yang disebut bahasa (Chaer, 2012:39). Bahasa hadir atau ada karena dipakai untuk membahasakan benda atau satuan benda (baik konkrit atau abstrak), satuan pikiran atau gagasan, perasaan, keinginan, harapan, perbuatan, peristiwa, kejadian, atau keadaan (Subroto, 2011:13). Segala sesuatu yang dibahasakan merupakan dunia luar bahasa yang diproyeksikan di dalam gambaran angan atau digambarkan secara mental (mentally projekted world) (Subroto, 2011:19). Bahasa sebagai lambang yang berwujud bunyi, melambangkan pada suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi itu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa bahasa mempunyai makna (Chaer, 2012:44). Makna adalah hubungan antara kata (lambang) dan sesuatu yang ditunjuknya (Wijana, 2010:24). Linguistik sebagai ilmu yang mempelajari bahasa memiliki dua cabang ilmu yang mempelajari seluk-beluk makna, yaitu pragmatik dan semantik. Pragmatik mempelajari makna secara eksternal, sedangkan semantik mempelajari makna secara internal. Makna yang ditelaah oleh pragmatik adalah makna yang terikat konteks, sedangkan makna yang dikaji oleh semantik adalah makna yang bebas konteks (Wijana, 1996:2).

Dalam semantik, lambang-lambang bunyi bahasa yang bermakna di dalam bahasa berupa satuan-satuan bahasa yang berwujud morfem, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Semua satuan tersebut memiliki makna. Namun, karena ada perbedaan tingkatnya, maka jenis maknanya pun tidak sama. Makna yang berkenaan dengan morfem disebut makna leksikal; yang berkenaan dengan frase, klausa dan kalimat disebut makna gramatikal; dan yang berkenaan dengan wacana disebut makna pragmatik, atau makna konteks (Chaer, 2012:45). Makna leksikal, menurut Wijana (2010:29), adalah makna satuan-satuan kebahasaan yang dapat diidentifikasi tanpa satuan itu bergabung dengan satuan lingual yang lain. Misalnya, dalam bahasa Indonesia, kata ayah memiliki makna orang tua lali-laki, ibu orang tua perempuan, tidur merebahkan tubuh sambil memejamkan mata, lantai bagian dasar rumah yang terbuat dari semen atau ubin, dan sebagainya. Keempat kata ini memiliki makna leksikal, yang maknamakna tersebut mengacu pada sesuatu atau konsep di luar bahasa. Makna leksikal dapat ditemukan dalam setiap morfem. Tidak terkecuali dalam penggunaan kata sifat. Kata sifat merupakan atribut atau pelengkap dari nomina yang menjadi unsur pusatnya (Asrori, 2004:52). Kata sifat tersebut berfungsi untuk menyempurnakan kata yang berada di depannya (man ūt) dengan menjelaskan salah satu sifatnya atau beberapa sifat dari kata sebelumnya (Malik, tt:127). Al-Busyrā sebagai objek material dalam penelitian ini menggunakan banyak sekali kata sifat dalam penulisannya. Al-Busyrā sendiri merupakan biografi Siti Khadijah, istri Nabi Muhammad SAW. Pada penelitian-penelitian

terhadap karya sastra terdahulu, biografi juga masih sangat jarang digunakan sebagai objek material. Selain itu, Al-Busyrā sendiri adalah biografi salah satu tokoh besar dalam Islam, yang tidak lain adalah istri Nabi Muhammad, orang paling berpengaruh yang dijadikan panutan dan tauladan oleh umat Islam di seluruh dunia. Oleh karena itu, penelitian ini sangat menarik untuk dilakukan. Sehubungan dengan latar belakang di atas, akan dianalisis kata sifat dalam al-busyrā dengan menggunakan pendekatan semantik. Selain itu, karena kata sifat dalam bahasa Arab ada banyak ragamnya, maka bentuk-bentuk yang digunakan dalam al-busyrā juga menarik untuk diteliti. Untuk itu, akan diteliti pula bentuk-bentuk kata sifat yang terdapat dalam al-busyrā dengan pendekatan morfologi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bentuk-bentuk dan tujuan-tujuan penggunaan kata sifat yang terdapat dalam al-busyrā karya Muḥammad bin Alawī al-malikī al-ḥasanī. 1.3 Tujuan Penelitian Dari paparan rumusan masalah di atas, dalam penelitian ini peneliti mempunyai tujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk dan tujuan-tujuan penggunaan kata sifat yang terdapat dalam al-busyrā karya Muḥammad bin Alawī al-malikī al-ḥasanī

1.4 Tinjauan Pustaka Pada penelitian-penelitian sebelumnya, objek formal yang berupa kata sifat dalam bahasa Arab belum pernah dilakukan, sedangkan penelitian dengan menggunakan analisis morfologi dengan objek bahasa Arab, sejauh pengamatan peneliti sudah banyak dilakukan, di antaranya pernah dilakukan oleh Astria Putri, pada tahun 2009, pada skripsinya yang berjudul Hamzah dalam Antologi Cerpen an-nawādir Karya Aḥmad Syihābuddīn bin Salamah al-qalyūbi Halaman 103-115: Analisis Morfologi. Dalam penelitiannya tersebut, Putri membahas macammacam hamzah dan morfem pembentuk kata ber-hamzah dalam antologi cerpen an-nawādir dengan menggunakan pendekatan morfologis. Dalam menganalisis datanya, Putri menggunakan metode agih dengan teknik dasar BUL (bagi unsur langsung) dan teknik baca markah sebagai teknik lanjutannya. Dari penelitian tersebut, diperoleh hasil, bahwa terdapat tujuh macam hamzah dalam antologi cerpen an-nawādir, yaitu: hamzah qaṭ ī, hamzah waṣal, hamzah istifhām, hamzah aṣli, hamzah zā idah, hamzah maqlūbah, dan hamzah munawwanah. Kemudian kata ber-hamzah dalam antologi cerpen an-nawādir terbentuk dari morfem bebas dan gabungan dua morfem (morfem bebas dan morfem terikat). Adapun penelitian dengan menggunakan analisis semantik juga telah banyak dilakukan Pada tahun 2011, Ayu Dewi Mustika membahas sinonim kata karuma dalam bahasa Arab pada Kaukabah al-khuṭabah al-munīfah min Minbar al-ka bah asy-syarīfah dengan mengunakan pendekaan analisis semantik leksikal, sedangkan metode yang digunakan adalah metode penyediaan data, metode analisis data, dan metode pemaparan analisis data. Dalam penelitiannya,

Mustika menemukan 104 kalimat yang mengandung kata yang bersinonim dengan kata karuma dalam enam bentuk, yaitu ism fā il berjumlah 9 kalimat, ism maf ūl berjumlah 1 kalimat, ṣifah musyabbahah berjumlah 31 kalimat, ism tafḍīl berjumlah 42 kalimat, maṣdar 17, dan ism mansūb berjumlah 5 kalimat. Dalam penelitian tersebut, dia juga menemuka kata-kata yang bersinonim dengan kata karuma yang memiliki derajat kesamaan yang dekat, yaitu kata al-karim dengan kata az-zakhir, al- aziz, dan al-majid, kata al-mukarram dengan kata al-mubajjal, dan kata akrama dengan a ẓama. Selain itu, terdapat kata-kata yang memiliki derajat kesamaan yang tidak dekat, yaitu kata al-karīmah dengan al-bahīrah, kata akrama dengan ajalla, kata karamah dengan sumuww dan muhābah, dan kata karamu dengan ishāmiyyah. Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan di atas, terlihat jelas perbedaan antara penelitian ini dengan beberapa penelitian di atas. Perbedaan tersebut terletak pada objek formal maupun analisisnya. Pembahasan pada penelitian-penelitian di atas hanya fokus terhadap satu pendekatan linguistik saja, sedangkan pada penelitian ini, akan dibahas mengenai bentuk dan tujuan penggunaan kata sifat dengan mengkombinasikan dua pendekatan linguistik, yaitu morfologi dan semantik. Kemudian, jika ditinjau dari objek materialnya, al- Busyrā belum pernah digunakan sebagai objek material dalam penelitianpenelitian sebelumnya. Dengan demikian, masih terbuka lebar kesempatan untuk meneliti lebih lanjut bentuk dan tujuan penggunaan kata sifat yang terdapat dalam al-busyrā dengan menggunakan pendekatan morfologi dan semantik.

1.5 Landasan Teori Dalam suatu penelitian, diperlukan adanya landasan teori yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian tersebut. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk dan tujuan penggunaan kata sifat yang terdapat dalam Al-Busyrā. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam penelitian ini, akan dikombinasikan dua teori, yaitu teori morfologi dan teori semantik. Morfologi dan semantik merupakan dua cabang linguistik yang berbeda. Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal (Verhaar, 2010:97), sedangkan semantik adalah cabang linguistik yang membahas arti atau makna (Verhaar, 2010:13). Namun, semantik, dengan objeknya yakni makna, berada di seluruh atau semua tataran linguistik, termasuk morfologi (Chaer, 2012:284). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa, makna dapat ditemukan dalam setiap satuan bahasa, tidak terkecuali dalam penggunaan kata sifat. Kata sifat (dalam bahasa Arab disebut juga na t) adalah kata yang berfungsi menyempurnakan kata yang berada di depannya dengan menjelaskan salah satu sifatnya atau beberapa sifat dari kata sebelumnya (Malik, tt:127). Menurut Gulāyainī (2005:79), kata sifat dalam bahasa Arab mempunyai beberapa bentuk, yaitu: ism fā il, ism maf ūl, ṣifah musyabbahah, ism tafḍīl, maṣdar, dan ism jāmid yang mengandung arti sifat yang musytaq, dan isim mansūb. Kata sifat yang memiliki bermacam-macam bentuk di atas, digunakan sebagai pelengkap dalam kalimat, dan tentunya memiliki tujuan dalam setiap penggunaannya karena sebuah tuturan tidak senantiasa merupakan representasi

langsung elemen makna unsur-unsurnya (Sperber & Wilson, 1989 dalam Wijana, 1996:10). Menurut Awīḍah (2012:304), tujuan digunakannya kata sifat ada enam, antara lain: tauḍīḥ (menjelaskan), takhṣiṣ (mengkhususkan), madḥ (memuji), żam (mencela), taraḥḥum (memelas), dan taukīd (mengukuhkan). Kemudian, Huda (2010: 20) menambahkan satu tujuan lagi, yaitu tafṣīli (merinci). Berikut ini adalah contoh dari tujuan penggunaan kata sifat: ا عوذ باالله من الشيطان الرجيم A ūżu billāhi mina asy-syaitāni ar-rajīmi ( Awīḍah, 2012:30) Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk Kata /ar-rajīmi/ yang dilaknati, dikutuk (Munawwir, 1997:480) pada contoh di atas merupakan kata sifat yang berfungsi untuk menyempurnakan kata /asy-syaitāni/ syaitan dengan menjelaskan salah satu sifat dari /asy-syaitāni/ syaitan, yaitu terkutuk. Dari makna tersebut, terlihat bahwa si penutur menggunakan kata sifat tersebut dengan tujuan untuk menjelaskan sifat yang melekat pada /asy-syaitāni/ syaitan yaitu /ar-rajīmi/ terkutuk. Pada kenyataannya, makna sebagai objek kajian semantik tidak dapat diamati atau diobservasi secara empiris (Chaer, 2007:67). Meskipun begitu, dalam banyak hal manusia mendasarkan diri atas keyakinan tertentu (Verhaar, 2010:6). Namun, keyakinan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan dengan adanya data dan fakta yang dapat diuji (Verhaar, 2010:5). 1.6 Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian, metode sangat dibutuhkan untuk menjadi jembatan bagi penulis agar dapat sampai pada tujuan yang dimaksudkan. Menurut

Sangidu (2004:13), metode adalah cara kerja yang besistem untuk memulai pelaksanaan suatu kegiatan penelitian guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pada penelitian tujuan penggunaan kata sifat yang terdapat dalam al- Busyrā ini tedapat tiga tahap kegiatan yang ditempuh, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data (Sudaryanto, 1993: 5). Tahap yang pertama adalah tahap penyediaan data. Pada tahap ini penulis mengumpulkan data dengan menggunakan metode simak, yaitu dengan cara membaca dan atau menyimak penggunaan bahasa yang terdapat dalam al-busyrā sebagai data material pada penelitian ini (Sudaryanto, 1993:133). Di dalam metode simak, terdapat dua teknik, yaitu teknik dasar dan teknik lanjutan (Sudaryanto, 1993:133-135). Teknik dasar pada penelitian ini berupa teknik sadap, yaitu teknik yang dilakukan dengan cara menyadap penggunaan bahasa, yang dalam hal ini adalah bahasa tulis yang berupa biografi Siti Khadijah, istri Nabi Muḥammad SAW. Penyadapan ini dilakukan dengan cara memilah semua data dengan menggarisbawahi satu persatu kata sifat yang tidak lain merupakan data dalam penelitian ini seperti yang telah dipaparkan dalam landasan teori. Selain itu, digunakan teknik catat sebagai teknik lanjutannya, yaitu dengan mencatat semua kata yang mengadung kata sifat yang terdapat dalam al-busyrā ke dalam komputer, kemudian ditransliterasi dan diartikan. Teknik ini digunakan untuk memudahkan dalam menyaring data yang berupa teks. Selanjutnya, pada tahap kedua, setelah data yang berupa kata sifat sudah terkumpul, data tersebut diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan tujuan

penggunaannya. Kemudian, data yang telah diklasifikasikan tersebut dipilah-pilah dan diambil masing-masing dua sampel yang akan dianalisis menggunakan metode agih. Menurut Sudaryanto (1993: 15), metode agih adalah cara penelitian yang alat penentunya adalah bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Dalam metode ini, terdapat teknik bagi unsur langsung (BUL). Disebut teknik BUL karena cara yang digunakan pada analisisnya adalah membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa unsur atau bagian dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryanto, 1993:31). Selain itu, kegiatan pembagian satuan lingual data yang berupa kata sifat membutuhkan adanya piranti yang tidak lain ialah daya bagi yang bersifat intuitif atau intuisi pemahaman kebahasaan si peneliti; kemudian, dibutuhkan juga alat penentu yang berupa jeda (Sudaryanto, 1993:31). Jadi mampu tidaknya si peneliti membagi data secara baik menjadi beberapa unsur mula-mula bergantung pada ketajaman intuisinya, kemudian penggunaan jeda tertentu (Sudaryanto, 1993: 31). Setelah dibagi, analisis dilanjutkan dengan teknik baca markah. Penerapan teknik ini dengan cara melihat langsung pemarkah yang bersangkutan. Adapun mengenai cara melihatnya dilakukan secara morfologis (Sudaryanto, 1993:95). Taṣrīf dan kamus digunakan oleh peneliti untuk membantu mengetahui kebenaran asal kata sifat. Tahap terakhir adalah tahap penyajian hasil analisis data, yaitu pemaparan tujuan-tujuan kata sifat yang terdapat dalam al-busyrā. Pada tahap ini, penulis berusaha menyajikan hasil analisis dalam bentuk laporan tertulis dengan

menggunakan metode informal. Sudaryanto (1993:145) menyatakan, bahwa metode informal yaitu perumusan hasil analisis data dengan kata-kata biasa. 1.7 Sistematika Penulisan Laporan hasil penelitian ini akan disajikan dalam IV bab. Bab I berisi pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penulisan, dan pedoman transliterasi Arab-Latin. Bab II berisi kaidah-kaidah mengenai bentuk dan tujuan penggunaan kata sifat. Bab III berisi analisis bentuk dan tujuan penggunaan kata sifat, dan bab IV berisi kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian. 1.8 Pedoman Transliterasi Arab-Latin Penulisan translitersi Arab-Latin yang digunakan dalam peneitian ini adalah pedoman transliterasi berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543 b/u/1987, tanggal 22 Januari 1988. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ب ba b be ت ta t te ث sa ṡ es (dengan titik atas)

ج jim j je ح ḥa ḥ ha (dengan titik bawah) خ kha kh ka dan ha د dal d de ذ żal ż zet (dengan titik atas) ر ra r er ز zai z zet س sin s es ش syin sy es dan ye ص ṣād ṣ es (dengan titik bawah) ض ḍaḍ ḍ de (dengan titik bawah) ط ṭa ṭ te (dengan titik bawah) ظ ẓa ẓ zet (dengan titik bawah) ع ain koma terbalik di atas غ gain g ge ف fa f ef ق qāf q qi

ك kāf k ka ل lam l el م mim m em ن nun n en و wawu w we ھ ha h ha ء hamzah apostrof ي ya y ye Vokal Tunggal Tanda Nama Huruf Latin Keterangan kasrah i i fatḥah a a ḍammah u u menulis /kataba/ dia (telah) كتب diingat /żukira/ ذكر

Vokal Rangkap Tanda dan Huruf Nama Gabungan Huruf Keterangan fatḥah dan ya ai a dan i -- ي -- fatḥah dan wawu au a dan u و bagaimana /kaifa/ كيف perkataan /qaulun/ قول Maddah Harakat dan Huruf Nama Huruf dan Tanda Keterangan --- ا Fatḥah dan Alif ā a dengan garis di atas --- ي Kasrah dan Ya ī i dengan garis di atas --- Ḍammah dan و Wawu ū u dengan garis di atas berkata /qāla yaqūlu/ dia قال يقول Ta Marbūṭah Transliterasi ta marbūṭah ada dua, yaitu:

1. Ta marbūṭah hidup Ta marbūṭah hidup atau mendapat harakat fatḥah, kasrah, atau ḍammah transliterasinya adalah /t/. 2. Ta marbūṭah mati Ta marbūṭah mati atau mendapat harakat sukun transliterasinya adalah /h/. Apabila ada kata yang berakhir dengan tā marbūṭah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata tersebut terpisah maka tā marbūṭah tersebut ditransliterasikan /h/. diterangi /al-madīnah al-munawwarah/ kota yang المدينة المنورة Syaddah Syaddah atau tasydīd dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda syaddah atau tasydīd. Dalam transliterasinya, tanda syaddah itu dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah tersebut. kami /rabbanā/ tuhan ربنا /al-ḥajju/ الحج haji

Kata Sandang Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf al. Kata sandang tersebut dalam transliterasi dibedakan menjadi kata sandang yang diikuti huruf syamsiyyah dan huruf qamariyyah. 1. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiyyah Kata sandang yang diikuti huruf syamsiyyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu /l/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang tersebut. itu /ar-rajulu/ laki-laki الرجل /asy-syamsu/ الشمس matahari itu 2. Kata sandang yang diikuti huruf qamariyyah Kata sandang yang diikuti huruf qamariyyah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda simpang (-). itu /al-qalamu/ pena القلم itu /al-kātibu/ penulis الكاتب

Hamzah Hamzah yang ditransliterasikan dengan apostrof hanya berlaku untuk hamzah yang terletak di tengah dan belakang. Hamzah yang terletak di depan tidak dilambangkan dengan apostrof karena dalam tulisan Arab berupa Alif. sesuatu /syai un/ شيي sesugguhnya /inna/ ا ن Penulisan Kata Pada dasarnya, setiap kata ditulis terpisah, tetapi untuk kata-kata tertentu yang penulisannya dalam huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan, maka transliterasinya dirangkaikan dengan kata lain yang mengikutinya. و ا ن االله لهو خير الرازقين /Wa innallāha lahuwa khairu ar-rāziqīna/ atau dengan /Wa innallāha lahuwa khairur-rāziqīna/ Dan sesungguhnya Allah itu benar-benar sebaik-baik pemberi rezeki Huruf Kapital Meskipun dalam sistem tulisan Arab tidak dikenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasinya huruf kapital digunakan dengan ketentuan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

وما محم د ا لا رسول /Wa mā Muhammadun illā rasūl/ Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang utusan