Deteksi Antibodi Terhadap Virus Avian Influenza pada Ayam Buras di Peternakan Rakyat Kota Palangka Raya

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 3

PROFIL TITER ANTIBODI Avian Influenza (AI) dan Newcastle Disease (ND) PADA ITIK PEJANTAN DI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

PROFIL TITER ANTIBODI Newcastle Disease (ND) dan Avian Influenza (AI) PADA ITIK PETELUR FASE STARTER DI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

UJI PENEGUHAN REAL TIME PCR AVIAN INFLUENZA DI BBKP SURABAYA TERHADAP METODE UJI STANDAR AVIAN INFLUENZA SESUAI STANDAR OIE.

METODE PENELITIAN. Kerangka Konsep. Kerangka konsep yang dibangun dalam penelitian ini digambarkan sebagai. berikut :

AVIAN INFLUENZA. Dr. RINALDI P.SpAn Bagian Anestesi/ICU Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.DR.Sulianti Saroso

DETEKSI KEBERADAAN ANTIBODI ANTI H5N1 MENGGUNAKAN METODE ENZYME-LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA SERUM SAPI YANG DIVAKSINASI H5N1 NOVIYANTI

Perbandingan Titer Antibodi Newcastle Disease pada Ayam Petelur Fase Layer I dan II

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit flu burung atau flu unggas (bird flu, avian influenza) adalah

RESPON TITER ANTIBODI PASCAVAKSINASI AVIAN INFLUENZA PADA AYAM YANG DIBERI EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb.)

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

PERBANDINGAN UJI HI DAN ELISA UNTUK MENGUKUR MATERNAL ANTIBODI ND PADA ANAK AYAM

BAB 1 PENDAHULUAN. Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C.

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

RINGKASAN. Kata kunci : Titer antibodi ND, Newcastle Disease, Ayam Petelur, Fase layer I, Fase Layer II

ABSTRAK. Kata kunci : Prevalensi, Intensitas, Leucocytozoon sp., Ayam buras, Bukit Jimbaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,

Kajian Vaksin Avian Influesa (AI) pada Ayam Buras dengan Sistem Kandang Kurung di Gunung Kidul Yogyakarta

Proses Penyakit Menular

GAMBARAN TITER ANTIBODI ANTI H5 PADA SERUM DAN KUNING TELUR AYAM SINGLE COMB BROWN LEGHORN YANG DIVAKSINASI DENGAN VAKSIN INAKTIF H5N2 WA ODE YUSRAN

ABSTRACT PENDAHULUAN SOSIALISASI FLU BURUNG SERTA PEMERIKSAAN JUMLAH SEL DARAH PUTIH DAN TROMBOSIT PENDUDUK DESA BERABAN KABUPATEN TABANAN

Deskripsi. IMUNOGLOBULIN YOLK (IgY) ANTI Canine parvovirus MURNI UNTUK TERAPI INFEKSI VIRUS PARVO PADA ANJING

BAB I PENDAHULUAN. penyakit zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus dan bersifat zoonosis. Flu burung telah menjadi perhatian yang luas

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG FLU BABI DENGAN SIKAP PETERNAK BABI DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT FLU BABI DI DESA BRONTOWIRYAN NGABEYAN KARTASURA

MATERI DAN METODA. Kandang dan Perlengkapannya Pada penelitian ini digunakan dua kandang litter sebesar 2x3 meter yang

FLU BURUNG. HA (Hemagglutinin) NA (Neoraminidase) Virus Flu Burung. Virus A1. 9 Sub type NA 15 Sub type HA. 3 Jenis Bakteri 1 Jenis Parasit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peningkatan angka kejadian, tidak hanya terjadi di Indonesia juga di berbagai

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September-Oktober 2013.

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODELOGI PENELITIAN

Bab I. Pendahuluan. Model Penyebaran Avian Flu Hendra Mairides

ABSTRAK. Kata Kunci : Bursa Fabrisius, Infectious Bursal Disease (IBD), Ayam pedaging

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN FLU BURUNG DI DESA KIPING KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN

GAMBARAN RESPON KEBAL TERHADAP INFECTIOUS BURSAL DISEASE

Pertanyaan Seputar Flu A (H1N1) Amerika Utara 2009 dan Penyakit Influenza pada Babi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Selama tiga dekade ke belakang, infeksi Canine Parvovirus muncul sebagai salah

STANDAR PELAYANAN PUBLIK JANGKA WAKTU LAYANAN KARANTINA ( SERVICE LEVEL AGREEMENT )

BAB I PENDAHULUAN. terakhir, tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi masyarakat tetapi juga menjadi

Deteksi Respon Antibodi dengan Uji Hemaglutinasi Inhibisi dan Titer Proteksi terhadap Virus Avian Influenza Subtipe H5N1

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. unggas yang dibudidayakan baik secara tradisional sebagai usaha sampingan

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. influenza tipe A termasuk dalam famili Orthomyxoviridae. Virus AI tergolong

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007

II. TINJAUAN PUSTAKA. Industri Peternakan unggas dibagi menjadi 4 sektor yaitu sektor 1 merupakan

UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM TERHADAP TITER ANTIBODI AYAM PASCA VAKSINASI CORYZA DENGAN METODE HI (Haemaglutination Inhibition)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh virus influenza tipe A, yang ditularkan oleh unggas seperti ayam, kalkun, dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan epidemiologi Avian Influenza

PIDATO PENGANTAR MENTERI PERTANIAN PADA RAPAT KERJA DENGAN KOMISI IV DPR-RI TANGGAL 1 FEBRUARI 2007

Maulana Ar Raniri Putra

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

EVALUASI HASIL VAKSINASI AVIAN INFLUENZA (AI) DI KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG ANI SITI NURFITRIANI

I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. sangat akut dan mudah sekali menular. Penyakit tersebut disebabkan oleh virus

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH DALAM PENANGGULANGAN PENYAKIT FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) PADA AYAM RAS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. protozoa Toxoplasma gondii, infeksi parasit ini dijumpai di seluruh dunia

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PEMELIHARAAN DAN PEREDARAN UNGGAS

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peningkatan jumlah penduduk Indonesia. Produksi susu segar dalam negeri hanya mampu

Waktu Vaksinasi Avian Influenza (AI) yang Tepat untuk Menghasilkan Respon Imunologis Protektif pada Ayam Ras Pedaging

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan babi berperan penting dalam meningkatkan perekonomian

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PENDAHULUAN. Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun Jumlah (ekor) Frekuensi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sub sektor memiliki peran penting dalam pembangunana nasional. Atas

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam subfamily Paramyxovirinae, family Paramyxoviridae (OIE, 2009).

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

ABSTRAK. STUDI TATALAKSANA SKRINING HIV di PMI KOTA BANDUNG TAHUN 2007

Gambar 4 Diagram batang titer antibodi terhadap IBD pada hari ke-7 dan 28.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. dapat disebabkan oleh kausa infeksius, non-infeksius dan nutrisional (Ali dkk.,

PROFIL TITER ANTIBODI Newcastle Disease (ND) dan Avian Influenza (AI) PADA ITIK PETELUR FASE GROWER DI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

DAFTAR ISI. PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 2 Manfaat Penelitian... 2 Hipotesis... 2

Penyebaran Avian Flu Di Cikelet

Penyakit Virus Ebola

SURVEILANS SWINE INFLUENZA DI WILAYAH KERJA BBVET WATES JOGJAKARTA TH

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI

AHMAD MAIZIR, SYAEFURROSAD, ERNES A, NENENG A, N M RIA ISRIYANTHI. Unit Uji Bakteriologi

INFO TENTANG H7N9 1. Apa virus influenza A (H7N9)?

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

FLU BURUNG AVIAN FLU BIRD FLU. RUSDIDJAS, RAFITA RAMAYATI dan OKE RINA RAMAYANI

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

Jika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/OT.140/1/2007 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PENGENDALI PENYAKIT AVIAN INFLUENZA REGIONAL

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penyakit Surra merupakan penyakit pada ternak yang disebabkan oleh

Tinjauan Mengenai Flu Burung

HASIL DAN PEMBAHASAN

WALIKOTA TASIKMALAYA

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. disebabkan oleh organisme dari genus Streptococcus, merupakan salah satu

ABSTRAK. Kata kunci: Cysticercus cellulosae, crude antigen, ELISA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di unit kandang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat. World Health Organization (WHO) pada berbagai negara terjadi

BAB II TINJUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

Flu burung adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Umumnya tipe ini ditemukan pada burung dan unggas. Kasus penyebaran :

Transkripsi:

Deteksi Antibodi Terhadap Virus Avian Influenza pada Ayam Buras di Peternakan Rakyat Kota Palangka Raya Detection of Antibody Against Avian Influenza Virus on Native Chickens in Local Farmer of Palangka Raya City Elisa Bernadeta 1) ; Iis Yuanita 2) ; Lisnawaty Silitonga 2 ) 1 ) Mahasiswa Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya 2 ) Staf Dosen Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya Diterima : 14 Mei 2015. Disetujui : 22 Juni 2015 ABSTRACT The research was conducted to investigate the antibody titre of native chickens against Avian influenza. The research used Hemaglutination (HA) and Hemaglutination Inhibition (HI) test methods. A hundred sample blood serum of native chickens were taken from 5 Subdistrict (Sabangau, Jekan Raya, Bukit Batu, Pahandut, and Rakumpit) in Palangka Raya city. Every subdistricts consisted 2 village, 2 local farmer and 5 blood serum samples of native chickens from every local farmer. The result showed that Hemaglutination (HA) and Hemaglutination Inhibition (HI) test methods, could be detect Avian influenza virus in positive AI titre of native chickens. Negative Avian influenza (AI) titre was found at Sabangau and Rakumpit subdistricts. Whereas, in Pahandut, Bukit Batu and Jekan Raya subdistricts there were 3%, 3% and 4% positive AI titre in chicken blood serum respectively. Key words : Antibody titre against AI, serum, native chickens. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat titer antibodi pada tubuh ternak ayam buras terhadap virus Avian influenza. Metode pengujian virus Avian influenza dalam penelitian ini menggunakan uji Hemaglutination (HA) dan Hemaglutination Inhibisi (HI). sebanyak 100 sampel serum darah unggas diambil dari 5 kecamatan di kota Palangka Raya yaitu Sabangau, Pahandut, Jekan Raya, Bukit Batu dan Rakumpit. Masing-masing dipilih 2 desa dan setiap desa di pilih 2 peternak. Masing-masing peternak diambil 5 sampel darah ayam. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa metode uji Hemaglutination (HA) dan Hemaglutination Inhibisi (HI) mampu mendeteksi virus Avian influenza pada serum darah unggas ayam buras yaitu titer antibodi negatif Avian influenza ditemukan di Sabangau dan Rakumpit. Sedangkan, di Pahandut, Bukit Batu, dan Jekan Raya berturut-turut terdapat 3%, 3%, and 4% serum darah ayam yang memiliki titer positif Avian influenza. Kata kunci : Titer AI positif, serum darah, ayam buras. PENDAHULUAN Virus berasal dari bahasa Latin yaitu virion yang berarti racun. Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam materi hidup dengan memanfaatkan sel makhluk hidup (Wikipedia, 2014). Virus Avian influenza adalah penyakit yang terbaru muncul di Indonesia, khususnya di Kalimantan Tengah. Penyakit ini sangat berbahaya dan mematikan untuk unggas, umumnya ayam buras. Karena penyakit ini agak sulit diidentifikasi, maka harus dilakukan pengamatan dan penelitian yang teliti dan akurat. Kendala dalam pengamatan penyakit ini adalah gejalagejala yang ditimbulkan tidak menyolok dan dominan, kadang unggas terlihat sehat, tetapi satelah melalui pengujian sampel darah ternyata terserang virus Avian influenza. Jenis penyakit ini sering mengalami perubahan siklus dan menghasilkan virus-virus Avian influenza yang baru. Hal inilah yang sangat 22 Bernadeta dkk. Deteksi antibodi terhadap virus

membedakan penyakit virus Avian influenza dari jenis-jenis penyakit ayam buras yang lainnya. Serta virus Avian influenza dapat hidup lebih lama di area yang berair. Virus Avian influenza pertama kali ditemukan di Italia pada tahun 1800, kemudian menyebar secara cepat pada tahun 1930 menjadi sporadis dan terlokalisasi, terutama di Timur Tengah (Murtidjo, 1992). Virus Avian influenza tergolong jenis virus unggas yang baru. Penyakit ini masuk ke Indonesia awal tahun 2000. Wabah virus Avian influenza pertama kali di temukan di Pekalongan Jawa Barat. Virus Avian influenza kemudian menyebar secara luas di Indonesia pada Agustus 2003, yang menyebabkan kerugian dan kematian pada unggas Indonesia. Selanjutnya pada Januari 2004 virus Avian influenza melanda Jawa Barat, Sumatera, Banten, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Jawa Timur dan Bali (Soejoedono dan Handayani, 2005). Wabah virus Avian influenza di Kalimantan Tengah pertama kali terjadi pada tahun 2005 di Kabupaten Kotawaringin Timur. Pada Januari 2007 wabah terjadi di Kabupaten Kotawaringin Barat dan pada akhir tahun 2009 sampai awal 2010 terjadi wabah di delapan Kabupaten/Kota, yaitu Palangka Raya, Pulang Pisau, Kapuas, Barito Timur, Barito Utara, Murung Raya, Katingan dan Kotawaringin Timur. Pada tahun 2011 terjadi wabah lagi di lima Kabupaten dan satu kota, yaitu Palangka Raya, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Pulang Pisau dan Kuala Kapuas (Laboratorium Penyidikan dan Pengujian Veteriner, 2010). Penelitian mengenai virus Avian influenza di Kota Palangka Raya, ini dipilih karena Avian influenza merupakan penyakit yang baru muncul di Kalimantan Tengah. Penyakit ini termasuk sulit diidentifikasi karena gejalanya sangat mirip dengan penyakit ND dan yang ditimbulkan tidak bersifat patogenik pada awal terserangnya karena memiliki masa inkubasi 1 sampai 3 hari. Untuk mengetahui ternak ayam buras terserang virus Avian influenza diperlukan pengamatan yang teliti dan hasil uji laboratorium yang akurat, yaitu dengan menggunakan metode uji HA (Haemagglutination) dan HI (Haemagglutination Inhibition) test, ELISA (Enzyme-linked Immunosorbent Assay) untuk pengujian daging dan PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk pengujian kelanjutan virus Avian influenza. Dalam penelitian ini untuk pengujian virus Avian influenza pada ternak unggas hanya digunakan uji HA (Haemagglutination) dan HI (Haemagglutination Inhibition) test, yang diharapkan hasilnya cukup akurat. METODE PENELITIAN Pengambilan sampel berdasarkan non probability sampling (selected sample) dan sampel berdasarkan aspek kegunaannya (purposive sampling), sebanyak 100 sampel serum darah unggas diambil dari 5 kecamatan di Kota Palangka Raya yaitu Sabangau, Pahandut, Jekan Raya, Bukit Batu dan Rakumpit masing-masing kecamatan dipilih 2 desa dan setiap desa dipilih 2 peternak, masing-masing peternak diambil 5 sampel darah ayam. Sampel di uji dengan pengujian HA dan HI. Data yang diperoleh dianalisis dengan skala nominal dan hasil data ditampilkan dengan program diagram batang (Usman dan Akbar, 1995) dan penyajian data dilakukan secara deskriptif dengan teknik pelaporan data (Mangkuatmodjo, 2004). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pemeriksaan melalui uji HA dan HI terhadap 100 serum menunjukkan bahwa ayam buras dari 5 kecamatan Palangka Raya yang negatif mengandung antibodi sebanyak 90%, sedangkan antibodi serum yang positif dapat mengenal antigen virus Avian influenza (H5N1) sebanyak 10 (10%) seperti yang disajikan pada Tabel 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ayam buras masyarakat di 5 Kota Palangka Raya ada 3 kecamatan terinfeksi oleh virus Avian influenza, tetapi 2 dari 5 tersebut wilayah peternakannya tidak terinfeksi virus Avian influenza (Tabel 1). Infeksi virus Avian influenza pada ayam buras mun,gkin terjadi secara langsung atau kontak dengan bahan atau peralatan, unggas atau hewan lainnya 23 Bernadeta dkk. Deteksi antibodi terhadap virus

yang ada di area peternakan, serta pembelian ayam buras dari luar juga dapat menyebabkan ayam buras terdeteksi virus Avian influenza. Pasar unggas juga dapat berperan sebagai tempat penularan atau transmisi virus antar spesies karena bila ada unggas yang subklinis virus Avian influenza, yaitu unggas yang terinfeksi virus Avian influenza tetapi tidak menunjukkan gejala klinis maka oleh masyarakat unggas tersebut dianggap sehat. Selama penjualan unggas subklinis tersebut menyebabkan virus ke lingkungan sehingga menyebabkan hewan lain tertular. 85 % dan titer positif 15 %, Bukit Batu titer negatif 80 % dan titer positif 20 %, dan kecamatan Rakumpit titer negatif 100 % dan titer positif 0%. Secara global titer antibodi ayam buras di peternakan Kota Palangka Raya yaitu titer negatif 90 % dan titer positif 10 %. Titer antibodi yang dimiliki oleh ayam buras berada dalam sebaran 2 3 sampai 2 5, dimana sebanyak 6 (6 %) memiliki titer antibodi 2 4, sebanyak 3 (3 %) memiliki titer antibodi 2 5, dan 1(1%) masing-masing memiliki titer antibodi berturut-turut 2 3 seperti yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 1. Keberadaan antibodi serum ayam buras terhadap virus Avian influenza di 5 Palangka Raya Jumlah Titer Antibodi Sampel Positif Negatif Sabangau 20 0 20 Pahandut 20 3 17 Jekan Raya 20 3 17 Bukit Batu 20 4 16 Rakumpit 20 0 20 Total 100 10 90 100% 80% 60% 40% 20% 0% Negatif Positif Hasil penelitian uji HA dan HI dapat dilihat persentase titer antibodi ayam buras yang terinfeksi virus Avian influenza masing-masing kecamatan Kota Palangka Raya memiliki 20 sampel serum darah unggas dari 100 sampel serum darah ayam buras se kota Palangka Raya. Dari Gambar 1 dapat diketahui bahwa jumlah persantase titer positif dan titer negatif antibodi ayam buras di 5 Kota Palangka Raya, yaitu Sebangau titer negatif 100 % dan titer positif 0 %, Pahandut titer negatif 85 % dan titer positif 15 %, Jekan Raya titer negatif Gambar 1. Persentase titer antibodi virus Avian influenza di 5 Kota Palangka Raya. Tabel 2 menunjukkan bahwa titer antibodi ayam buras pada penelitian ini bervariasi pada sebaran 2 3 sampai 2 5 yaitu influenza berada pada titer 2 3, 2 4 dan 2 5. Variasi titer antibodi dapat dipengaruhi oleh beberapa kondisi diantaranya adalah kesehatan ayam, jumlah virus yang Tabel 2. Frekuensi titer antibodi ayam buras terhadap virus Avian influenza di 5 di Kota Palangka Raya Titer Antibodi Frekuensi Persentase (%) 2 0 2 3 2 4 2 5 2 0 2 3 2 4 2 5 2 0 2 3 2 4 2 5 Sabangau 20 - - - 20 - - - 100 - - - Jekan Raya 14 1 4 1 14 1 4 1 70 10 20 10 Pahandut 18-1 1 18-1 1 90-10 10 Bukit Batu 18-1 1 18-1 1 90-10 10 Rakumpit 20 - - - 20 - - - 100 - - - Total 100 100 24 Bernadeta dkk. Deteksi antibodi terhadap virus

menginfeksi, dan perbedaan waktu infeksi. Variasi titer antibodi dapat dipengaruhi oleh beberapa kondisi diantaranya adalah kesehatan ayam, jumlah virus yang menginfeksi, dan perbedaan waktu infeksi. Ayam yang sehat akan menunjukkan respon imun yang maksimal. Mekanisme imunitas dapat dipicu apabila dirangsang oleh paparan dosis virus yang cukup. Lamanya virus sudah menginfeksi ayam juga mempengaruhi titer antibodi. Protektivitas titer antibodi menunjukkan bahwa sebagian besar berjumlah 91 serum tidak memiliki antibodi yang memberi proteksi, dan hanya 9 serum yang memiliki proteksi kepada ayam dari serangan virus Avian influenza seperti disajikan pada Tabel 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun sebanyak 10 ekor (10%) serum ayam yang terdeteksi virus Avian influenza (Tabel 1), hanya 9 ekor (9%) serum ayam yang terdeteksi virus Avian influenza (Tabel 3), dengan kata lain ayam buras yang terdeteksi virus Avian influenza terdapat 9 sampel serum darah dan 1 sampel serum darah yang lain, walaupun terdeteksi adanya virus Avian influenza masih mampu melawan virus Avian influenza dengan antibodi tubuhnya. Dari hasil penelitian uji HA dan HI titer antibodi virus Avian influenza, di Bukit Batu ada 20 sampel serum darah ayam buras, terdapat 3 ekor ayam buras yang terinfeksi virus Avian influenza. Di Rakumpit ada 20 sampel serum darah ayam buras, tidak terdapat ayam buras yang terinfeksi virus Avian influenza. Di Pahandut ada 20 sampel serum darah ayam buras, terdapat 4 ekor ayam buras yang terinfeksi virus Avian influenza. Di Jekan Raya ada 20 sampel serum darah ayam buras, terdapat 3 ekor influenza. Di Sabangau, tidak terdapat ayam buras yang terinfeksi virus Avian influenza. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun sebanyak 10 ekor (10%) serum ayam yang terdeteksi virus Avian influenza (Tabel 1), hanya 9 ekor (9%) serum ayam yang terdeteksi virus Avian influenza (Tabel 3), dengan kata lain ayam buras yang terdeteksi virus Avian influenza terdapat 9 sampel serum darah dan 1 sampel serum darah yang lain, walaupun terdeteksi adanya virus Avian influenza masih mampu melawan virus Avian influenza dengan antibodi tubuhnya. Dari hasil penelitian uji HA dan HI titer antibodi virus Avian influenza, di Bukit Batu ada 20 sampel serum darah ayam buras, terdapat 3 ekor ayam buras yang terinfeksi virus Avian influenza. Di Rakumpit ada 20 sampel serum darah ayam buras, tidak terdapat ayam buras yang terinfeksi virus Avian influenza. Di Pahandut ada 20 sampel serum darah ayam buras, terdapat 4 ekor ayam buras yang terinfeksi virus Avian influenza. Di Jekan Raya ada 20 sampel serum darah ayam buras, terdapat 3 ekor influenza. Di Sabangau, tidak terdapat ayam buras yang terinfeksi virus Avian influenza. Tabel 3. Protektivitas titer antibodi ayam buras terhadap virus Avian influenza di 5 kecamatan di Palangka Raya Titer Antibodi Presentase (%) Jumlah Tidak Protektif (<2 4 ) ( 2 4 ) (Ekor) protektif (<2 4 ) ( 2 4 ) Sabangau 20-20 - 20 Jekan Raya 15 5 15 5 20 Pahandut 18 2 18 2 20 Bukit Batu 18 2 18 2 20 Rakumpit 20-20 - 20 Total 91 9 100 100 25 Bernadeta dkk. Deteksi antibodi terhadap virus

. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA Ayam buras milik peternakan rakyat dari 5 kecamatan di Kota Palangka Raya yang memiliki titer antibodi positif terhadap virus Avian influenza hanya 3 kecamatan yakni Pahandut, Jekan Raya dan Bukit Batu. Total keseluruhan jumlah sampel serum darah ayam buras yang diambil dari peternakan Kota Palangka Raya ada 100 sampel serum darah ayam buras, 90 sampel serum darah ayam buras tidak terdeteksi virus Avian influenza dan 10 sampel serum darah ayam buras terinfeksi virus Avian influenza. Hampir seluruh peternakan yang memelihara ayam buras di 5 kecamatan yang ada di Kota Palangka Raya, memelihara ternak mereka disamping rumah dan jaraknya kurang dari 100 meter dari pemukiman penduduk. Kurangnya kebersihan dan perawatan kandang juga menyebabkan bersarangnya virus Avian influenza pada peternakan ayam buras rakyat di kecamatan Kota Palangka Raya. Kandang ayam buras pada peternakan rakyat di setiap yang ada di Kota Palangka Raya harus selalu dibersihkan, jauh dari pemukiman dan sistem sirkulasi udaranya harus baik. Sebelum ayam buras yang baru dibeli masuk ke dalam kandang, ayam buras harus dilihat keadaannya terlebih dahulu ditempat yang sudah diisolasikan, dimana ayam buras yang sehat tidak tertular virus Avian influenza dari ayam buras yang terserang virus Avian influenza. Untuk pihak UPTD Laboratorium Penyidikan dan Pengujian Vetreiner dapat melakukan pemeriksaan lebih intensif terhadap ternak khususnya unggas, agar virus Avian influenza dapat diketahui lebih dini. Penelitian menggunakan uji tes HA dan HI mampu mendeteksi antibodi serum ayam buras terhadap virus Avian influenza. Laboratorium Penyidikan dan Pengujian Veteriner. Dinas Pertanian dan Peternakan. Kalimantan Tengah. 2010. Laporan Surveilans Avian influenza 2009. Palangka Raya. Mangkuatmodjo, S. 2004. Statistik Lanjutan. Rineka Cipta. Jakarta. Murtidjo, B.A. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ayam. Kanisius. Yogyakarta Soejoedono, D.R. dan Handayani, W. 2005. Flu Burung. Penebar Swadaya. Jakarta. Usman, H. dan S.P. Akbar. 1995. Pengantar Statistik. PT Bumi Aksara. Jakarta. Wikipedia. 2014. Virus http://id.wikipedia. org/wiki/virus) (diakses tanggal 10 Maret 2015). 26 Bernadeta dkk. Deteksi antibodi terhadap virus