ANALISA SENSITIVITAS DAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT DI KOTA PALEMBANG DALAM MEMILIH MODA TRANSPORTASI DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Dali Kesuma Wicaksana Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih KM 32 Indralaya, Sumatera Selatan E-mail: dali_dali7@yahoo.com ABSTRAK Seiring dengan kemajuan ka Palembang yang berkembang pesat, pilihan masyarakat untuk memilih moda transportasi menuju tempat tujuannya pun semakin beragam. Seperti angk, bus ka, transmusi, taksi, mor pribadi, dan mobil pribadi. Dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan urutan faktor pemilihan moda serta menguji sensitivitasnya. Dari 4 responden menunjukkan faktor utama yang mempengaruhi pemilihan moda kekampus adalah keamanan dengan bob 3% Mobil pribadi menjadi pilihan utama dengan bob sebesar 35,5%. Hasil uji sensitivitas menunjukkan, perubahan tiap tiap kriteria akan mengubah grafik terhadap kriteria lainnya. Kata kunci : Analytical hierarchy process, pemilihan moda ABSTRAK Palembang city as we know it, has been growing rapidly in many aspects, catching up with today's globalized world. Together with this growth, comes a wider variety of public's choice on transportation mode to facilitate their movement from one place to anher. Public transports such as angk, buses, taxis as well as private cars and morcycles. With Analytical Hierarchy Process (AHP) method, it will be easier to determine the rank of factors that affect the choices of mode as well as to test its sensitivity. Out of 4 responses received, the main factor that affects public's choice on transportation mode is security, which comprises 3% of the tal response. 35,5% chooses private cars, making it the main choice. The sensitivity test result has shown that changes in every criteria will change accordingly the graph of her criteria. Keywords : Analythical Hierarchy Process, moda choice.pendahuluan Ka Palembang yang sangat luas terdiri dari 2 bagian yaitu seberang ilir dan seberang ulu, sehingga begitu banyak moda transportasi yang bisa dipilih oleh masyarakat untuk mencapai tempat tujuannya. Dalam melakukan perjalanan dari tempat awal ke tempat tujuan atau sebaliknya, masyarakat akan dihadapkan pada pilihan jenis moda transportasi. Jenis moda transportasi tersebut yaitu angk, bus, transmusi, taksi, dan kendaraan pribadi. Para pelaku perjalanan harus teliti memilih moda yang akan digunakan, dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda serta interaksi antar moda-moda tersebut. Dalam studi ini dianalisa:. hirarki (tingkatan) dari kriteria alasan yang dipilih pelaku perjalanan dalam memilih jenis angkutan umum atau kendaraan pribadi. 2. Prioritas pemilihan alternatif moda berdasarkan pertimbangan kriteria yang dipilih. 3. Kecenderungan pemilihan masing-masing moda berdasarkan perubahan setiap faktornya. Untuk mendapatkan tujuan dalam studi ini digunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). 2. TINJAUAN PUSTAKA Transportasi adalah suatu kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari satu tempat ke tempat yang lain. Pemilihan moda sangat sulit dimodel, walaupun hanya dua buah moda yang akan digunakan (umum atau pribadi). Ini disebabkan banyaknya faktor yang sulit dikuantifikasi, misalnya kenyamanan, keamanan, kemudahan, biaya, waktu tempuh atau ketersediaan angkutan pada saat diperlukan. Pemilihan moda juga mempertimbangkan pergerakan yang menggunakan lebih dari satu moda dalam perjalanan (multimoda). Jenis pergerakan inilah yang umum dijumpai di Indonesia. 2.. Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memilih suatu moda transportasi dapat dibedakan atas empat kategori sebagai berikut (Ofyar Tamin, 28): a) Ciri Pengguna Jalan b) Ciri Pergerakan c) Ciri Fasilitas Transportasi d) Ciri ka atau zona ISSN : 2355-374X 775 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol. 3, No., Maret 25
2.2.Proses Hirarki Analitik (Analitycal Hierarchy Process) Analisis Hirarki (Analytic Heirarchy Prosess) adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan kedalam kelompok-kelompoknya. Kemudian kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki (Brojonegoro 992). Tahapan proses pengambilan keputusan dengan menggunakan AHP secara garis besar adalah sebagai berikut :.Penstrukturan masalah kedalam hirarki. Penstrukturan ini bertujuan agar masalah yang kompleks menjadi lebih mudah diselesaikan, sebab telah terbagi-bagi menjadi beberapa submasalah yang lebih sederhana dan skalanya lebih kecil. angan subyektif, sebagai patokan untuk mengkuantifikasikan pertimbangan tersebut. 2. Mensintesakan hasil. Pendapat-pendapat yang telah diberikan angka numerik dengan skala seperti pada Tabel, menjadi masukan untuk diolah melalui suatu prosedur tertentu menjadi bob antar faktor. Langkah pertama sebelum menentukan prioritas setiap elemen dalam pengambilan keputusan adalah dengan melakukan perbandingan berpasangan. Tabel. Skala Penilaian AHP (cabala 2) N,2 3 4 5 6 7 8 R I 58 9, 2, 24, 32,4 N 9 2 3 4 5 R I,4 5, 49,5,4 8, 56, 57,5 9 Tabel 2. Nilai Random Index Sukarto, 26) Intensitas Definisi verbal Kepentingan Kedua sama pentingnya 3 sedikit lebih penting 5 Lebih Penting 7 Sangat penting 9 Mutlak lebih penting 2,4,6,8 Nilai-nilai tengah dari penilaian diatas Kebalikan dari Elemen j mempunyai nilai nilai diatas kebalikannya bila dibandingkan dengan elemen i 3. Penyusunan Prioritas. Apabila partisipasi telah memasukkan persepsinya untuk setiap perbandingan antara elemen-elemen yang berada dalam satu level atau yang dapat diperbandingkan maka untuk mengetahui elemen mana yang paling penting disukai atau paling penting, disusun sebuah matriks perbandingan. Setelah matriks pairwais terbentuk maka langkah selanjutnya adalah mengukur bob prioritas setiap elemen. Hasil akhir dari perhitungan bob prioritas tersebut merupakan suatu bilangan desimal dibawah satu. 4. Konsistensi Logis Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Matriks bob yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal. Penghitungan konsistensi logis dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : a) Hasil penjumlahan tiap baris dikali prioritas bersangkutan dan hasilnya dibagi kembali dengan bob kemudian di jumlahkan. b) Kemudian hasilnya dibagi jumlah elemen, akan didapat λmaks. c) Indeks Konsistensi (CI) = (λmaks-n) /(n-) d) Rasio Konsistensi = CI/ RI, di mana RI adalah indeks random konsistensi. Jika rasio konsistensi maka hasil perhitungan dapat dibenarkan. Daftar nilai RI dapat dilihat pada Tabel 2. 3. METODOLOGI PENELITIAN Suatu penelitian merupakan rangkaian proses yang terkait secara sistematis. Adapun langkahlangkah dalam penelitian ini adalah : 3.. Pengumpulan Data Data yang digunakan ialah data primer dan data sekunder. Data primer didapat dengan cara memberikan kuisioner kepada masyarakat ka Palembang yang mengetahui jenis-jenis moda yang akan dipilih dalam penelitian ini. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin, dengan jumlah penduduk Palembang yang berdomisili di Palembang dan berumur diatas 7 tahun, sebanyak 75. orang maka jumlah sampel yang akan digunakan : =. =, = 399,9 4 sampel Sedangkan data sekunder didapat dari literatur serta penelitian sebelumnya (Haryono,26); (Kardi,999). Data sekunder yang digunakan adalah data dari Badan Pusat Statistik ka Palembang mengenai data jumlah penduduk diatas 7 tahun Formulir kuesioner dirancang agar mudah dipahami dan tidak menimbulkan kerancuan. Daftar yang dibuat berdasarkan variable-variabel yang terdiri dari : ISSN : 2355-374X 776 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol. 3, No., Maret 25
. Daftar karakteristik responden pengguna moda transportasi ka Palembang yang berisi: nama, jenis kelamin, pekerjaan, jumlah gaji serta alamat. 2. Daftar kriteria-kriteria yang mempengaruhi moda transportasi di ka Palembang: waktu tempuh, biaya, keamanan, kenyamanan, dan kemudahan. 3.2. Pembahasan dan Pengolahan Data Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty (993) dengan langkah-langkah sebagai berikut:. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan 2. Membuat struktur hierarki. 3. Membuat matriks perbandingan berpasangan. 4. Membuat suatu perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judgement seluruh sebanyak n x [ (n-)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. 5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. Jika tidak konsisten pengambilan data harus diulangi. 6. Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat hierarki. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Penyusunan Masalah Kedalam Hirarki Dalam perhitungan dengan metode AHP penyusunan suatu masalah ke dalam struktur hirarki merupakan hal yang sangat penting. Maka ditentukan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda yaitu: tempuh, waktu tunggu, biaya, frekuensi angkutan, aksesibilitas angkutan, keamanan dan kenyamanan. Maka didapat susunan hirarki seperti pada Gambar. 4.2.Membuat Matrik Perbandingan Berpasangan, Normalisasi Matriks dan Perhitungan Bob Prioritas. Langkah selanjutnya adalah membuat matriks perbandingan berpasangan. Dari penilaian yang diberikan oleh seluruh angga kelompok, sehingga didapatkan satu matriks perbandingan yang baru. Penilaian responden yang telah dirata-ratakan dapat dilihat pada Tabel 3. sedangkan nilai normalisasi matrik dan nilai bob prioritas kriteria dapat dilihat pada Tabel 4. Normalisasi matrik dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai setiap sel dalam satu kolom, lalu tiap nilai tersebut dibagi dengan jumlah tiap kolom nya maka akan didapat nilai relatif per sel. Sedangkan bob prioritas diperoleh dengan cara mencari ratarata nilai sel-sel dalam tiap barisnya Memilih Biaya Kenyamanan Keamanan Tabel 3. Matrik Perbandingan Penilaian Kriteria Gambar. Skema Hirarki Pemilihan Kriteria Biaya Keamanan Kenyamanan.65.5.52.79 Biaya.66.42.49.67 Keamanan.96 2.38.6.4 Kenyamanan.92 2.5.625.62,27 2.4.7.62 Jumlah 6.75 9.2 2.99 4.23 5.48 Tabel 4. Normalisasi Matrik dan Bob Prioritas Kriteria Kriteria Biaya Keamanan Kenyamanan BP.5.8.7.2.4 5 Biaya.9..4..2 Keamanan.28.26.33.38.25 3 Kenyamanan.27.22.2.23.3 25.2.22.23.4.8 2 Jumlah ISSN : 2355-374X 777 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol. 3, No., Maret 25
4.3. Perhitungan Uji Konsistensi Uji konsistensi berfungsi untuk menguji = 5, apakah matrik yang telah diolah telah konsisten. Cara perhitungannya yaitu dengan mengalikan tabel matrik CI = λ dengan bob prioritas, kemudian hasilnya dibagi lagi =, = 25 dengan bob. Lalu hasil penjumlahannya dibagi CR = banyak elemen. =, = 223,,65 5 52 79 5 77 66 42 49 67 58,96 2,38,6,4 x 3 =,54,92 2,5 625,62 25,275,27 2,4 7 62 2 98 λmax = ( 5,3 + 5,27 + 5,3 + 5, + 4,9 ) 5 CR < maka matrik tersebut konsisten. Nilai matrik berpasangan, bob prioritas, eigen value maksimum serta konsistensi rasio untuk matrik pemilihan moda berdasarkan tiap kriteria dapat dilihat pada Tabel 5 sampai Tabel 9. Tabel 7. Pemilihan Berdasarkan Keamanan Tabel 5. Pemilihan Berdasarkan Ang Bu Trans Ta Mo Mo k s musi ksi tor bil Angk, 5 2 4, 8 3 5 7 2 88, 5 2 6,7 7 8 Trans 9 5 3 6,23, musi 3 5 2 4,8 2,, 2,8 8 7 Mor 3,7 3,7 5,5,,7 3,3 5 8 Mobil 2,38,4 3,7 5,,55 7 6 Jumla,, 2,6 4,7 9,37 h 23 85 9 λmaks=6,297 CR = 479 B P 8 6 22 2 Ang Bu Trans Ta Mo Mo k s musi ksi tor bil Angk 2 3 256 8 96 3 35 223 2 2 2 4 2 53 Trans 4,4 4 5 3,9 3 musi 8 5 6 3,55 4, 3 2 2 8 7 Mor 5, 4,9 2,6 4 3 5 3 3 Mobil 3 4,78 3,7 2,3 2 Jumla 7,2 2, 8,3 4,4 2,8 8,82 h 3 38 λmaks=6,62 CR = 97 Tabel 8. Pemilihan Berdasarkan Kenyamanan BP 8 5 6 75 2 9 3 3 Tabel 6. Pemilihan Berdasarkan Biaya Ang B Trans Ta Mo Mo k us musi ksi tor bil Angk 3 6 4 52 5 2 8 3 5 5,97,4 5 3 Trans 3 4 7,9 musi 7 9 5 8 3, 5 3,7 2,53 5 3 7,,7 5 Mor,63 2,22 8 5 5,,8 Mobil 2,8,27 2 88 Jumla,6 9, 5,7 3,8 8,97 5 h 7 6 9 4 λmaks=6,374 CR = 64 B P 8 6 22 2 Ang Bu Trans Ta Mo Mo k s musi ksi tor bil Angk 2,5 2 24 3 2 4 8 2 2 4 23 2 5 5 Trans 4,3 5 2 4 4,6 musi 4 5 7 5 4 2 3,33 4,82 6 6 2, 3 Mor 5 5 3,7 7 3 3,8 3, Mobil 3,57 4 2,22 4 3 Jumla 7,4 2 8, 5, 2,5 9,2 h 6 88 6 7 λmaks=6,594 CR = 95 ISSN : 2355-374X 778 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol. 3, No., Maret 25 B P 5 4 3 4 25 35
Tabel 9. Pemilihan Berdasarkan Temp uh Angk Biay a Keaman an Transm usi Tak si Kenyaman an M or Kemudah an 9 6 6 5 88 5 75 4 6 Transmu 877 8 si 88 2 Mor 38 2 22 2 32 Mobil 96 7 35 39 22 Mob il,5,39 86 3 5 9 66 8 24 27 77 7 Transm 7,25 23 24 73 usi,5 4,6 4,3 9 56 2 Mor 3 3,59 4,6,9 93 3 6 Mobil,99,29,36,78,7 2 4 2,8 Jumlah 8,87 3,4 5,22 3,8 4,49 λmaks=6,39 CR = 629 4.4. Rekapitulasi Bob Prioritas Masing- Masing Elemen. Setelah didapat bob masing-masing elemen maka dilakukan rekapitulasi untuk mendapatkan kriteria dan jenis moda yang menjadi pilihan. Tabel 5 sampai 9 merupakan rangking prioritas kriteria pemilihan moda, serta rekapitulasi nilai bob kriteria dan pemilihan jenis moda. Untuk bob masing-masing moda didapat dengan mengalikan bob pemilihan moda berdasarkan masing-masing kriteria dengan bob kriteria. Tabel merupakan nilai prosentase masingmasing bob kriteria pada setiap moda yang didapat dengan cara mengalikan nilai bob pemilihan moda berdasarkan masing-masing kriteria dengan bob tiap-tiap kriteria. Rangking prioritas pemilihan moda didapat dengan menjumlahkan nilai prosentase tiap kriteria dalam pemilihan moda. Rangking prioritas pemilihan moda dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Rangking Prioritas Pemilihan Terhadap Seluruh Elemen Kriteria. BP Pada Tabel 2 dapat dilihat rangking kriteria yang paling mempengaruhi pemilihan moda. Dari hasil tersebut responden memilih kriteria keamanan sebagai faktor yang paling mempengaruhi pemilihan moda dengan bob sebesar 3%. Sedangkan peringkat terakhir kriteria yang paling mempengaruhi pemilihan moda adalah kriteria biaya dengan nilai bob sebesar %. Mobil Pribadi masih menjadi alternatif terpenting bagi responden dalam melakukan perjalanan menuju tempat tujuannya. Hal ini dikarenakan bus mobil unggul dalam semua kriteria. Mor Pribadi menjadi alternatif kedua yang dipilih responden dalam melakukan perjalanan karena mempunyai kelebihan dalam semua faktor dibawah mobil pribadi. Dan selebihnya kendaraan umum yang meliputi angk, bus, transmusi, dan taksi berbagi hasil dengan angka %. Karena memang keempat angkutan umum ini masih berimbang dari berbagai aspek. 4.5. Analisa Sensitivitas Untuk menerapkan kebijakan yang sesuai dengan tujuan, maka dilakukan analisa sensitivitas AHP terhadap masing-masing faktor dari setiap moda yang diteliti. Model-model dibawah ini yang merupakan model analisa AHP yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kecenderungan pemilihan masing-masing moda berdasarkan perubahan setiap faktornya. Model berikut ini didapat dari nilai bob pemilihan tiap moda berdasarkan masing-masing kriteria pada Tabel. YA = 9 + 6 Biaya + 6 Keamanan + 5 Kenyamanan + YB = 88 + 5 Biaya + 75 Keamanan + 4 Kenyamanan + 6 YTM = 87 + Biaya + Keamanan + Kenyamanan + 79 YTK = 88 + Biaya + 2 Keamanan + Kenyamanan + YMT = 38 + 2 Biaya + 22 Keamanan + 2 Kenyamanan + 2 Tabel. Prosentase Masing-Masing Kriteria dalam Pemilihan Biaya Keamanan Kenyamanan Tal,35,6,8,25 2,32,5 2,25,2,3 3,3 2,5,6,32 3,6 2,5 2 Mor 5,7 2, 6,6 5 4 24,5 Mobil 2,94 7 5 9,75 4,4 35,5 Tabel 2. Peringkat Peringkat Bob(%) Mobil Pribadi 35,5 2 Mor Pribadi 24,5 3 4 5 6 Tal Bob YMB = 96 + 7 Biaya + 35 Keamanan + 39 Kenyamanan + 22 ISSN : 2355-374X 779 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol. 3, No., Maret 25
Dimana : YA = YB = YTM = YTK = YMT = Mor Pribadi YMB = Mobil Pribadi tempuh, biaya, keamanan, kenyamanan dan kemudahan = Besarnya prosentase dari masingmasing faktor. Berdasarkan rumus yang diperoleh maka dilakukan analisa sensitivitas yaitu dengan mengubah bob nilai masing-masing faktor sehingga didapat perubahan bob nilai masing masing moda. Gambar 3 s.d. Gambar 8 adalah grafik perubahan pemilihan moda berdasarkan perubahan tiap-tiap faktornya. Gambar 3 memperlihatkan perubahan bob prioritas pemilihan moda akibat meningkatnya bob waktu tempuh. Peningkatan faktor waktu tempuh berarti pelaku perjalanan lebih mementingkan kecepatan waktu tempuh dan kelancaran dalam perjalanan. Berdasarkan Perubahan bob kriteria waktu tempuh, urutan prioritas pemilihan moda akan berubah ketika bob waktu tempuh meningkat sebesar 4%. Mor Pribadi akan menjadi pilihan utama masyarakat ka Palembang sebesar 23,8% diikuti mobil pribadi dan yang terakhir angk dengan angka hampir mendekati %. Gambar 4. Grafik Prioritas Pemilihan Berdasarkan Perubahan Keamanan Gambar 2. Grafik Prioritas Pemilihan Berdasarkan Perubahan Biaya Gambar 2 memperlihatkan perubahan bob prioritas pemilihan moda akibat meningkatnya bob biaya. Peningkatan kriteria biaya berarti pelaku perjalanan semakin mementingkan besarnya biaya yang harus di keluarkan dalam melakukan perjalanan. Berdasarkan perubahan bob kriteria biaya urutan prioritas pemilihan moda tidak akan berubah meski ketika bob biaya meningkat sebesar 4%, mobil pribadi tetap akan menjadi pilihan utama disusul dengan mor dan angk menjadi pilihan terakhir responden. Gambar 4 memperlihatkan perubahan bob prioritas pemilihan moda akibat menurunnya bob keamanan. Penurunan bob kriteria keamanan berarti dianggap semua moda memiliki keamanan yang sama sehingga pelaku perjalanan tidak terlalu mementingkan keamanan. Berdasarkan perubahan bob keamanan urutan prioritas pemilihan moda tidak akan berubah meski ketika bob faktor keamanan menurun sebesar 2%. Mobil pribadi tetap menjadi urutan pertama dalam pemilihan moda bagi masyarakat ka Palembang dan disusul dengan mor pribadi. Gambar 5. Grafik Prioritas Pemilihan Berdasarkan Perubahan Kenyamanan Gambar 3. Grafik Prioritas Pemilihan Berdasarkan Perubahan Gambar 5 memperlihatkan perubahan bob prioritas pemilihan moda akibat meningkatnya bob kenyamanan. Peningkatan kriteria kenyamanan berarti dianggap bahwa semua moda meiliki kenyamanan yang relatif sama sehinnga pelaku ISSN : 2355-374X 78 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol. 3, No., Maret 25
perjalanan tidak terlalu mementingkan kenyamanan dalam melakukan perjalanan. Berdasarkan perubahan bob kenyamanan, urutan prioritas pemilihan moda akan berubah, mor pribadi menjadi prioritas utama responden dengan angka 38%. Hal ini memperlihatkan bahwa kriteria keamanan dan kenyamanan merupakan faktor penting yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi masyarakat di ka Palembang. 2. Sedangkan urutan prioritas (rangking) alternatif moda yang paling banyak dipilih masyarakat ka Palembang adalah sebagai berikut: Mobil Pribadi dengan prosentase bob 35,5% Mor Pribadi dengan prosentase bob sebesar: 24,5%,,, dan dengan prosentase bob masing masing sebesar: %. Gambar 6. Grafik Prioritas Pemilihan Berdasarkan Perubahan Gambar 6 memperlihatkan perubahan bob prioritas pemilihan moda akibat menurunnya bob. Penurunan kriteria kemudahan berarti dianggap bahwa semua moda memiliki akses yang baik sehingga pelaku perjalanan tidak terlalu mementingkan aksesibilitas angkutan dalam melakukan perjalanan. Berdasarkan Perubahan bob kriteria aksesibiltas angkutan urutan prioritas pemilihan moda tidak akan berubah meski ketika bob aksesibilitas meningkat sebesar 2%, mor pribadi tetap menjadi pilihan pertama masyarakat ka Palembang disusul dengan mobil pribadi, dan yang terakhir adalah moda angk. 5.KESIMPULAN Berdasarkan analisa sensitivitas dan pembahasan pemilihan moda transportasi masyarakat di ka Palembang menghasilkan hasil sebagai berikut :. kriteria- kriteria yang digunakan dalam pemilihan moda adalah waktu tempuh, biaya,keamanan, kenyamanan, dan kemudahan. Urutan kriteria yang paling berpengaruh terhadap pemilihan moda transportasi Palembang-Kampus UNSRI Indralaya adalah sebagai berikut: kriteria keamanan dengan prosentase bob sebesar: 3 % kriteria kenyamanan dengan prosentase bob sebesar: 25% kriteria kemudahan angkutan sebesar: 2% kriteria waktu tempuh dengan prosentase bob sebesar: 5% kriteria biaya dengan prosentase bob sebesar: % 3.Perubahan tiap kriteria akan mempengaruhi bob pemilihan moda. Peningkatan kriteria waktu tempuh akan mengubah pemilihan moda. Mor Pribadi akan menjadi pilihan pertama disusul mobil pribadi. Peningkatan kriteria biaya tidak akan mengubah pemilihan moda meski naik 3%. Penurunan kriteria keamanan tidak akan mengalami perubahan moda meski turun 2%. Peningkatan kriteria kenyamanan akan mengubah pemilihan moda ketika meningkat hingga 3%, mor akan menjadi pilihan pertama masyarakat ka Palembang. Peningkatan kriteria kemudahan tidak akan mempengaruhi pemilihan moda meski meningkat hingga 2%. Mobil Pribadi tetap menjadi pilihan pertama masyarakat ka Palembang menuju tempat tujuannya. DAFTAR PUSTAKA:. Brojonegoro, B. 992. Teori dan Aplikasi Model AHP. Pusat Antar Univesitas, Studi Ekonomi, UI.Jakarta. 2. Cabala, Powel. 2. Using The Analytical Hierarchy Process In Evaluating Decision Alternatives. Departemen Of Management Process Cracow University of Economics. Rakowicka. 3. Saaty, T.L., The Analytic Hierarchy Process- What It Is and How It Used, Journal of Mathematical Modelling Vol. 9 no. 3-5, 987. p. 6-76. 4. Saaty, T, L. 993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta 5. Salim, Abbas. 993. Manajemen Transportasi. Penerbit Rajawali Pers, Jakarta. 6. Sukarto, Haryono. Pemilihan Model Transportasi di DKI Jakarta Dengan Analisis Kebijakan Proses Hirarki Analitik. Jurnal Teknik Sipil. Vol 3. Januari 26. 7. Tamin, Ofyar Z,. 28. Perencanaan, Pemodelan, dan Rekayasa Transportasi: Teori, contoh soal, dan aplikasi, Penerbit ITB, Bandung ISSN : 2355-374X 78 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol. 3, No., Maret 25
8. Tektomo, Kardi. Penggunaan Mtode Analytical Hierarchy process dalam menganalisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kekampus. Dimensi Teknik Sipil. Vol. Maret 999. ISSN : 2355-374X 782 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol. 3, No., Maret 25