Prarancangan Pabrik Sorbitol dari Tepung Tapioka dan Gas Hidrogen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dengan

BAB I PENDAHULUAN. ubi kayu, ubi jalar, sorgum, dan talas. Kemanisan gula yang terbuat dari pati juga hampir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rut, 2014 Peningkatan Kadar Mentol Pada Minyak Permen Dementolized Menggunakan Katalis Raney Nikel

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Asam Suksinat Dari Maleat Anhydride Dan Hidrogen dengan Kapasitas ton/tahun A.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Gliserol dari Epiklorohidrin dan NaOH Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manihot utilissima (Singkong). Selama ini manihot utilissima biasanya digunakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Proyeksi tahunan konsumsi bahan bakar fosil di Indonesia

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. menjadi produk yaitu pabrik perakitan dan pabrik kimia. Perubahan bahan baku menjadi produk pada pabrik perakitan bukan merupakan

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menjadi produk yaitu pabrik perakitan dan pabrik kimia. Perubahan bahan baku menjadi produk pada pabrik perakitan bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. memberikan manfaat dalam perkembangan industri di Indonesia. Salah satu

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Sorbitol dari Tepung Tapioka dan Gas Hidrogen Kapasitas Ton/tahun

Prarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

Pra Desain Pabrik Sorbitol dari Tepung Tapioka dengan Hidrogenasi Katalitik

Prarancangan Pabrik Metil Merkaptan dari Metanol dan Hidrogen Sulfida dengan Kapasitas ton /tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai bahan baku maupun bahan penunjang. Benzil alkohol banyak. solvent, dan sebagai bahan untuk industri kimia yang lain.

Prarancangan Pabrik Pentaeritritol dari Asetaldehid dan Formaldehid dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

II. DESKRIPSI PROSES

2014 OPTIMASI KONDISI HIDROGENASI ETANOL-NATRIUM UNTUK MENINGKATKAN KADAR MENTOL PADA MINYAK PERMEN

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.

Prarancangan Pabrik Sorbitol dari Glukosa dengan Proses Hidrogenasi Katalitik Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri kimia yang membutuhkan adiponitril sebagai bahan baku di dalam

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian pabrik metanol merupakan hal yang sangat menjanjikan dengan alasan:

Prarancangan Pabrik Etilen Glikol dari Etilen Oksida dan Air Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol Dengan Proses Hidrasi Menggunakan Katalis Asam, Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Kloroform dari Sodium hidroksida, Klorin, dan Aseton dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PRA DESAIN PABRIK SORBITOL DARI TEPUNG TAPIOKA DENGAN HIDROGENASI KATALITIK

Prarancangan Pabrik n-butanol Proses Hidrogenasi Butyraldehide Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat. Selain itu konsumen

Prarancangan Pabrik Hidrorengkah Aspal Buton dengan Katalisator Ni/Mo dengan Kapasitas 90,000 Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi

Prarancangan Pabrik Xylen dari Etil Benzen Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I-1

Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kebutuhan gula masyarakat dipenuhi oleh produsen lokal dan produsen

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Intisari. BAB I. Pengantar 1. I. Latar Belakang 1 II. Tinjauan Pustaka 3. BAB II.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Natrium Difosfat Heptahidrat Dari Natrium Klorida dan Asam Fosfat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Hubungi Kami : Demikian penawaran kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik 2-Etil Heksanol dari Propilen dan Gas Sintetis Kapasitas Ton/Tahun

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. sangat pesat. Setiap tahunnya berdiri industri-industri baru yang berskala besar.

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES HIDROLISIS BENZO TRIKLORIDA KAPASITAS 60.

Prarancangan Pabrik Aseton Sianohidrin Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Prarancangan Pabrik Metilen Klorida dari Metil Klorida dan Klorin Kapasitas Ton/Tahun

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. alternatif penanganan limbah secara efektif karena dapat mengurangi pencemaran

PRARANCANGAN PABRIK GIPSUM DARI KALSIUM HIDROKSIDA DAN ASAM SULFAT KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Margarin dari Palm Oil Minyak Sawit dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi pisang nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Paraldehida merupakan senyawa trimer yang dihasilkan dengan mereaksikan

I. PENDAHULUAN. berbagai usaha untuk meningkatkan produksi gula selain gula tebu karena gula tebu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, penting bagi Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang untuk meningkatkan pembangunan di segala bidang termasuk dari sektor industri. Salah satu diantaranya adalah industri kimia. Perkembangan industri kimia oleh pemerintah ditandai dengan adanya pendirian pabrik-pabrik kimia baru, yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bahan-bahan industri dalam negeri. Salah satu jenis bahan kimia yang masih diperoleh dengan cara impor dari negara-negara produsen termasuk diantaranya adalah sorbitol. Oleh sebab itu, muncul konsep pemikiran bahwa masa depan pendirian pabrik sorbitol mempunyai peluang yang baik guna menunjang berbagai industri lain di samping dapat menghemat devisa negara melalui pengurangan kebutuhan impor sorbitol dari luar negeri. Sorbitol adalah senyawa monosakarida polyhidric alcohol. Nama kimia lain dari sorbitol adalah hexitol atau glusitol dengan rumus kimia C 6 H 14 O 6. Struktur molekulnya mirip dengan struktur molekul glukosa hanya yang berbeda gugus aldehid pada glukosa diganti menjadi gugus alkohol. Struktur kimia sorbitol dapat dilihat pada gambar 1.1. Gambar 1.1 Struktur Kimia Sorbitol (Perry, 1999) Sorbitol pertama kali ditemukan dari juice ash berry (Sorbus auncuparia L) di tahun 1872. Setelah itu, sorbitol banyak ditemukan pada buah-buahan seperti apel, plums, cherris, kurma, peaches, dan apricots. Zat ini berupa bubuk kristal berwarna putih yang higroskopis, tidak berbau dan Bab I. Pendahuluan 1

berasa manis. Sorbitol larut dalam air, gliserol, propylene glicol, serta sedikit larut dalam metanol, etanol, asam asetat, phenol, dan acetamida. Namun tidak larut hampir dalam semua pelarut organik. Sorbitol dapat dibuat dari glukosa dengan proses hidrogenasi katalitik bertekanan tinggi. Sorbitol umumnya digunakan sebagai bahan baku industri barang konsumsi dan makanan seperti pasta gigi, permen, kosmetik, farmasi, vitamin C, dan termasuk industri textil dan kulit (Othmer, 1960). Keunggulan sorbitol selain harga lebih ekonomis, juga karena sifat fisika dan kimianya yang lebih baik, yaitu : a. Terbuat dari bahan nabati. Bahan baku sorbitol adalah glukosa yang merupakan hasil pemecahan pati sebagai produk pertanian, berbeda dengan propilen glikol yang merupakan produk petrokimia sehingga untuk industri farmasi maupun kosmetik, sorbitol merupakan produk yang aman bagi kesehatan. b. Untuk produk-produk yang mempertahankan kelembaban dan kondisionernya. Pemakaian sorbitol seabagai pengganti gliserin dan propilen glikol akan menghasilkan kenampakan dan rasa yang lebih baik. c. Sebagai pemanis untuk kesehatan. Dalam dunia farmasi, sorbitol dikenal sebagai produk yang mempunyai rasa manis hampir sama dengan gula namun hanya sedikit mempengaruhi kadar glukosa dalam tubuh manusia, sehingga bagi penderita diabetes dapat digunakan sebagai alternatif bahan pemanis pengganti sukrosa (Dodgson, 1993). Produksi sorbitol di Indonesia masih sangat terbatas, dari data yang ada masih terdapat tiga pabrik besar yang telah memproduksi sorbitol dapat dilihat pada tabel 1.1. Bab I. Pendahuluan 2

Tabel 1.1 Produsen Sorbitol di Indonesia Perusahaan Lokasi Kapasitas Produksi (Ton/) PT Sorbitol Inti Murni Pasuruan 29900 PT Sama Satria Sidoarjo 7200 Pasifik PT Budi Kimia Raya Lampung 3000 Total Kapasitas 40100 (CIC Indochemical No. 158, 2009) Produksi sorbitol lokal selain untuk pemasaran di dalam negeri juga sebagian besar untuk diekspor. Pasar ekspor sebenarnya menjadi prioritas utama bagi produsen sorbitol Indonesia, karena selain importir luar negeri selalu membayar tunai, mereka juga cenderung melakukan kontrak penjualan jangka panjang. Oleh sebab itu kompetisi di pasar internasional dapat mendorong produsen sorbitol Indonesia selalu mengikuti perkembangan produk dan teknologi di luar negeri. Sesuai dengan kontrak ekspornya, produsen sorbitol Indonesia memperoleh pembebasan dari bea impor bahan baku dan bahan pendukung yang dibutuhkan dalam memproduksi sorbitol untuk tujuan ekspor. Walaupun ekspor terus ditingkatkan, namun hingga sekarang Indonesia masih terus melakukan impor. Impor sorbitol itu masih terus berjalan dikarenakan beberapa hal, yaitu selain karena terjadi peningkatan konsumsi dalam negeri akibat perkembangan industri pemakai juga karena masih dibutuhkan sorbitol dengan spesifikasi tertentu belum diproduksi di Indonesia (CIC - Indochemical Edisi 288). Pabrik sorbitol dari tepung tapioka dengan proses hidrogenasi katalitik ini didirikan dengan alasan memberi peluang bagus dan membantu pabrik sorbitol lain dengan memberikan kerja sama dalam bentuk inovasi bahan baku. Dari literatur terdapat beberapa masalah pabrik sorbitol di Indonesia, antara lain : 1. Kondisi perekonomian dunia dan dalam negeri seperti nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, tingkat inflasi, suku bunga, dan sebagainya. Bab I. Pendahuluan 3

2. Adanya perubahan peraturan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai akibat dari negara maju yang terus mengurangi ekspor dari negara maju lain yang menawarkan harga murah. 3. Pengembangan dan pengalihan bahan baku alternatif untuk sorbitol. 4. Berkurangnya pasokan dan gejolak harga bahan baku akibat tingginya permintaan seiring dengan pengembangan industri berbasis etanol yang akan berdampak pada laba perusahaan. 5. Bahan baku sorbitol yaitu tepung jagung yang harganya terus melonjak seiring dengan penggunaan untuk sumber energi alternatif. Dari beberapa masalah di atas, pendirian pabrik ini dimaksudkan untuk pengembangan dan pemanfaatan kebutuhan tepung tapioka sebagai bahan baku sorbitol (Sorini Agro Asia Corporindo, 2008). Di samping itu dengan pendirian pabrik sorbitol di dalam negeri, akan memberikan manfaat diantaranya adalah untuk : 1. Menghemat devisa negara, selain itu juga akan mengurangi ketergantungan terhadap negara lain. 2. Dapat memberikan kesempatan bagi berdirinya industri-industri yang menggunakan sorbitol sebagai bahan bakunya. 3. Memenuhi kebutuhan sorbitol yang diproyeksikan akan terus meningkat. Sementara itu kebutuhan dalam negeri akan sorbitol semakin meningkat. Menurut BPS pada tahun 2009, impor sorbitol Indonesia pada tahun 2003-2009 meningkat hingga mencapai 17.661.288 kg/tahun. Perkembangan impor, produksi, dan ekspor sorbitol dapat dilihat pada keterangan dibawah ini. Bab I. Pendahuluan 4

1. Data Impor Sorbitol (Sumber BPS 2009) Tabel 1.2 Impor Sorbitol Volume (Kg/tahun) 2003 1.441.243 2004 3.858.382 2005 5.002.420 2006 3.278.889 2007 5.472.130 2008 9.938.440 2009 17.661.288 Maka kebutuhan impor sorbitol pada tahun 2014 diperkirakan sebesar 28.000.000 kg/tahun atau 28.000 ton/tahun. 20000000 18000000 16000000 14000000 12000000 10000000 8000000 6000000 4000000 2000000 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Volume (Kg/) Gambar 1.2 Diagram Impor Sorbitol Bab I. Pendahuluan 5

2. Data Produksi Sorbitol Tabel 1.3 Produksi Sorbitol Produksi (Kg/tahun) 2000 24.952,6 2002 21.356.158 2003 54.007.123 2004 54.325.376 2005 46.808.939 Maka produksi sorbitol pada tahun 2014 diperkirakan sebesar 140.000.000 kg/tahun atau 140.000 ton/tahun. 60000000 50000000 40000000 30000000 20000000 Produksi (Kg/) 10000000 0 2000 2002 2003 2004 2005 Gambar 1.3 Diagram Produksi Sorbitol 3. Data Ekspor Sorbitol Tabel 1.4 Ekspor Sorbitol Volume (Kg/tahun) 2004 77.466.410 2005 99.449.982 2006 101.639.092 2007 118.078.677 Bab I. Pendahuluan 6

Maka ekspor sorbitol pada tahun 2014 diperkirakan sebesar 140.000.000 kg/tahun atau 140.000 ton/tahun. 14000000 12000000 10000000 80000000 60000000 40000000 Volume (Kg/) 20000000 0 2004 2005 2006 2007 Gambar 1.4 Diagram Ekspor Sorbitol yaitu : Berdasarkan data di atas, maka dapat dihitung kebutuhan konsumen Kebutuhan konsumen = (Impor + Produksi) Ekspor = (28.000 ton/tahun + 140.000 ton/tahun) (140.000 ton/tahun) = 28.000 ton/tahun Kapasitas pabrik yang akan didirikan berada di atas kapasitas atau sama dengan kebutuhan impor maksimum. Berdasarkan hasil regresi di atas pada tahun 2014 perkiraan kebutuhan sorbitol di Indonesia mencapai 28.000 Ton/tahun. Oleh karena itu berdasarkan data di atas maka ditentukan kapasitas pabrik sorbitol yang didirikan adalah 60.000 ton/tahun. Bab I. Pendahuluan 7

B. Tinjauan Pustaka Macam-macam proses pembuatan sorbitol dari tepung tapioka dan gas hidrogen : 1. Proses reduksi elektrolitik. Bagian utama dari proses ini adalah elektrolitik cell yang merupakan tempat terjadinya reduksi D-glukosa menjadi sorbitol. Biasanya pada bagian ini dilengkapi dengan sumber arus yang tidak berfluktuasi. Elektroda yang dipakai adalah amalgam sebagai katoda dan timbal sebagai anoda, sedangkan larutan yang dipakai NaOH dan Na 2 SO 4. Pada prinsipnya glukosa akan direduksi dengan H 2 sebagai hasil proses elektrolisis diatas. Dari proses diatas akan dihasilkan sorbitol. Dalam proses ini larutan gula dielektroda dengan menggunakan katoda Pb, Hg, Amalgamat. Gas hidrogen yang dibebaskan akan mereduksi glukosa menjadi sorbitol. Proses ini lambat, konversi rendah, dan mahal karena memerlukan banyak tenaga dan tidak dapat bersaing dengan proses lain. (Faith, 1975) 2. Proses hidrogenasi katalitik. Proses pembuatan sorbitol dengan hidrogenasi katalitik dilakukan dengan cara mereaksikan dekstrosa dan gas hidrogen bertekanan tinggi dengan menggunakan katalis Raney nickel dalam reaktor, sehingga kontak yang terjadi semakin baik. Proses reaksi dilakukan secara kontinyu, dengan menggunakan reaktor trickle bed dimana kondisi operasi pada reaktor adalah temperatur 130-177 C dan tekanan 100 atm. Glukosa sebagai hasil antara tidak terdapat bebas di alam. Glukosa merupakan gugus sakarida yang paling sederhana dan dapat diperoleh dengan memecah polisakarida seperti pati. Pemecahan rantai Bab I. Pendahuluan 8

polisakarida dilakukan dengan hidrolisis yang menggunakan katalisator asam. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : (C 6 H 12 O 6 )(C 6 H 10 O 5 ) x + x H 2 O (1+x)C 6 H 12 O 6 pati glukosa Reaksi pembentukan sorbitol : C 6 H 12 O 6 + H 2 C 6 H 14 O 6 glukosa sorbitol (Faith, 1975) Bab I. Pendahuluan 9

Tabel 1.5 Perbandingan Antara Reduksi Elektrolitik dan Hidrogenasi Katalitik Parameter Proses Reduksi Elektrolitik Hidrogenasi Katalitik 1. Segi Proses Bahan Baku Glukosa Glukosa Konversi Reaksi Rendah Tinggi Dalam proses reduksi Dalam proses hidrogenasi dibutuhkan waktu yang waktu yang dibutuhkan lama untuk mencapai untuk mencapai proses produk yang diinginkan yang diinginkan lebih cepat. Kualitas Produk Rendah Tinggi Untuk bahan baku dari sirup glukosa, produk sorbitol yang dihasilkan kurang begitu bagus. 2. Segi Ekonomi Harga dari elektroda sangat mahal. Bila dibandingkan dengan proses reduksi, prosuk sorbitol yang dihasilkan lebih bagus. Bahan tambahan seperti gas hydrogen dan katalis nikel mudah dijangkau serta efektif. (Faith, 1975) Bab I. Pendahuluan 10