PEREMAJAAN KAWASAN PEMUKIMAN KUMUH DENGAN IMPLEMENTASI TEORI KEVIN LYNCH DI KLENDER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta Timur, disebut Jatinegara Kaum karena di sana terdapat kaum, dimana

PEREMAJAAN PEMUKIMAN KAMPUNG PULO DENGAN PENDEKATAN PERILAKU URBAN KAMPUNG

BAB 3 METODE PENELITIAN. dalam mengumpulkan data harus dilakukan studi lapangan, survei atau. observasi ke tapak secara langsung.

REVITALISASI KAWASAN PASAR IKAN SUNDA KELAPA SEBAGAI KAWASAN WISATA BAHARI DI JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo

PEREMAJAAN PEMUKIMAN KUMUH DI TANAH ABANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TEPI AIR

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG

BAB 2 LANDASAN TEORI. umumnya dikaitkan dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran tinggi. Ciri

KATA PENGANTAR. Tujuan penyusunan paper tugas akhir ini adalah sebagai syarat untuk kelulusan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Konsep Perancangan dari 5 Elemen Kawasan. berdasarkan Teori Kevin Lynch menyimpulkan bahwa dari 5 elemen yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR.

6.3 Hasil Perubahan Elemen Kawasan

Kata kunci (keywords): arsitektur tropis, apartemen sewa

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT DENGAN METODE WALKABLE URBAN DI BALIMESTER JAKARTA TIMUR

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang.

5 elements IMAGES OF THE CITY ( KEVIN A. LYNCH )

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu:

RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 4 ANALISIS

TEORI PERANCANGAN KOTA. Pengantar Perancangan Perkotaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.2 Latar Belakang Permasalahan Perancangan

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI KANDILO KOTA TANAH GROGOT KABUPATEN PASIR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat urbanisasi. Tingkat urbanisasi yang tinggi berakibat pada ruang fisik

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Lokasi Kampung Pulo Sumber: hasil olahan pribadi

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT SUSTAINABLE ARCHITECTURE. Disusun Oleh : Nama : Neti Nim :

KAJIAN WATERFRONT DI SEMARANG (Studi Kasus : Sungai Banjir Kanal Barat)

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I SUNGAI DELI MARTABAT KOTA MEDAN. yang dulu. Sekarang mahasiswa menyelesaikan desain pada perancangan

OPTIMALISASI PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUMAH SUSUN DI JAKARTA TIMUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha,

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Jatinegara, Jakarta Timur. Tapak kawasan berada di Jalan Jatinegara Timur,

BAB I PENDAHULUAN. perlunya perumahan dan pemukiman telah diarahkan pula oleh Undang-undang Republik

BAB IV TINJAUAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

TINJAUAN PULO CANGKIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 ANALISA KAWASAN. Dalam menghasilkan sebuah pemrograman dan inventarisasi data yang maksimal,

APARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH YPCM

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Identitas, suatu objek harus dapat dibedakan dengan objek-objek lain sehingga dikenal sebagai sesuatu yang berbeda atau mandiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

APARTEMEN DAN PERKANTORAN DENGAN PENDEKATAN TERHADAP EKONOMI BERKELANJUTAN DI JAKARTA BARAT

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang

KANTOR SEWA DENGAN TEMA PERKANTORAN TAMAN DI JAKARTA

PROGRAM RUANG. 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari

BAB VI RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

LAMPIRAN V KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN. Kualitas yang diharapkan

Transkripsi:

PEREMAJAAN KAWASAN PEMKIMAN KMH DENGAN IMPLEMENTASI TEORI KEVIN LYNCH DI KLENDER Cynthia, Michael Tedja dan Indartoyo Jurusan Arsitektur, niversitas Bina Nusantara, Jalan K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Jakarta Barat 021-5345830, cynthiakiko@gmail.com Abstract The purpose of this research is redevelopment slums area with implementation of Kevin Lynch theory in Klender, which that redevelopment attention five elemnets image of the area like that theory. The method of this research is deskriptive qualitative, with methods of primer data and sekunder data, primer data obtained by interview with headman of Jatinegara Kaum administrative and charmain of neighbourhood 01, and observation about five elements image of the area in research location, for sekunder data obtained from books and journals (national and international). Analysis in this research is comparison of observation result with books and journals, the result of that analysis is found different between that comparison about ideal residence with slums in area research. The result of this research is build rent of simple residence, as solution for that slums in area research, so can optimalitation area. The conclussion of this research is Kevin Lynch theory about five elements image of the area, not only can be implemented in macro scale, but can be implemented in micro scale (residence area), although to be found shortage from the vast area, which influence to the result of research about five elements image of the area. Keywords : redevelopment, slums, Kevin Lynch theory. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melakukan peremajaan terhadap kawasan pemukiman kumuh dengan implementasi teori Kevin Lynch di Klender, dimana peremajaan tersebut dilakukan dengan memperhatikan 5 (lima) elemen citra kawasan sesuai teori tersebut. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan menggunakan metode perolehan data primer dan sekunder, dimana data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan Lurah Jatinegara Kaum dan ketua RW 01 pada Kelurahan tersebut, serta observasi dengan tinjauan langsung ke lapangan terhadap 5 elemen citra kawasan pada lokasi penelitian, sedangkan data sekunder diperoleh dari tinjauan pustaka terhadap buku dan jurnal (nasional dan internasional). Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan perbandingan antara hasil observasi dan tinjauan pustaka, dimana dari hasil analisis menggambarkan adanya perbedaan dari kedua perbandingan tersebut, seperti terdapat kesenjangan antara pemukiman penduduk yang ideal dengan pemukiman penduduk yang berada di lokasi penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah melakukan peremajaan terhadap kawasan pemukiman tersebut dan mengantisipasi terhadap pertambahan jumlah penduduk di lokasi penelitian, dengan cara membangun rumah susun sederhana sewa, sehingga dengan penerapan pembangunan rumah susun tersebut, juga dapat mengupayakan optimalisasian lahan. Simpulan dalan penelitian ini adalah teori Kevin Lynch terkait 5 elemen citra kawasan, tidak hanya dapat diterapakan dalam lingkup skala makro (kota), tetapi juga dapat diterapkan dalam skala mikro (kawasan pemukiman), meskipun ada kekurangan jika dilihat dari segi luasan lahan, yang berpengaruh terhadap hasil penelitian terkait 5 elemen citra tersebut. Kata kunci: peremajaan, pemukiman kumuh, teori Kevin Lynch. 1

Pendahuluan Topik dalam penelitian ini adalah redevelopment, pemilihan topik tersebut didasari oleh dengan melakukan redevelopment (peremajaan) terhadap suatu kawasan pemukiman kumuh, maka dapat mengupayakan kawasan tersebut menjadi kawasan yang berkembang. Kajian pustaka yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pola dan Strategi Perbaikan Permukiman Kumuh di Perkotaan dan Peremajaan Kawasan Kota Tua dengan Menerapkan Teori Kevin Lynch, dimana masalah yang terdapat dalam kedua penelitian tersebut adalah perkembangan pemukiman kumuh di perkotaan. Metode dalam kedua penelitian tersebut adalah evaluasi dan observasi (tinjauan lapangan), dengan hasil penelitian berupa penerapan Kampung Improvement Programme (KIP) dan penataan kawasan berdasarkan teori Kevin Lynch terkait 5 elemen citra kawasan. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan kedua penelitian terdahulu tersebut, dimana dalam melakukan proses redevelopment terhadap kawasan pemukiman di lokasi penelitian ini, menerapkan sistem perhitungan jumlah penduduk untuk jangka waktu 18 tahun mendatang, sehingga hasil yang diperoleh dari proses redevelopment tersebut tidak hanya dapat digunakan untuk saat ini saja, tetapi dapat digunakan secara berkelanjutan selama jangka waktu 18 tahun tersebut. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dimana data yang dikumpulkan adalah 5 elemen citra kawasan (path/jalur, edge/tepian, district/kawasan, node/simpul dan landmark /tegeran); data fisik lingkungan dan data penduduk (jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, umur serta pendidikan dan pekerjaan). Metode perolehan data-data tersebut, meliputi metode perolehan data primer dan sekunder. Metode perolehan data primer dalam penelitian ini mencakup wawancara (sekretaris Kelurahan Jatinegara Kaum, ketua RW 01 dan masyarakat dari lokasi penelitian terkait data-data tersebut) dan observasi (tinjauan lapangan terkait 5 elemen citra kawasan dan data fisik lingkungan). Metode data sekunder diperoleh dengan melakukan tinjauan pustaka yang bersumber dari buku dan jurnal (nasional dan internasional), terkait dengan teori Kevin Lynch mengenai 5 elemen citra kawasan, pemukiman kumuh, redevelopment, rumah susun sederhana sewa dan Standar Nasional Indonesia (SNI). Hasil dan Bahasan 1. Deskripsi Tapak Tapak berada di Jalan Bekasi Timur Raya, kelurahan Jatinegara Kaum, kecamtan Pulo Gadung, Jakarta Timur, dengan luas lahan tapak sebesar 3,5 ha. Peraturan pembangunan yang terdapat dalam tapak tersebut adalah KDB 60%; KLB 2,4; jumlah maksimum lantai bangunan sebesar 4 lantai; GSB untuk bagian tara dan Timur sebesar 6m, bagian Selatan sebesar 12m dan bagian Barat sebesar 5m. Gambar 1 Lokasi Tapak 2

Batas tapak: tara (Pemukiman penduduk) Timur (Komersial perdagangan kayu) Selatan (Komersial perdagangan kayu) Barat (Pemukiman penduduk) 2. Analisa Citra Kawasan 2.1. Path (Jalur) Gambar 2 Batas Tapak Jembatan Jalan tama Jalan tama Gambar 3 Path (Jalur) Tabel 1 Path (Jalur) Path (Jalur) Permasalahan Solusi Pola grid Terdapat bangunan liar yang - Melakukan penataan kembali didirikan oleh masyarakat terhadap bangunan-bangunan dengan menggunakan sebagian lahan path (jalur), sehingga mengganggu sirkulasi, terutama di tapak -Memperhatikan pola sirkulasi di dalam tapak. bagi pengrajin tempe dan tahu. 3

2.2. Edge (Tepian) Gambar 4 Edge (Tepian) Tabel 2 Edge (Tepian) Edge (Tepian) Permasalahan Solusi -Sungai Jagal Tidak ada pembatas (pagar) Memberi pagar pembatas -Jalan Bekasi Timur antara tepian sungai Jagal untuk meningkatkan Raya dengan pemukiman penduduk. keselamatan penduduk dan -Jalan Jatinegara memanfaatkan batas antara Kaum tepian sungai dengan pemukima penduduk sebagai area berkumpul masyarakat. 2.3. District (Kawasan) Komersial Area terbuka Pengrajin tempe dan tahu Pemukiman penduduk Gambar 5 District (Kawasan) Tabel 3 District (Kawasan) District (Kawasan) Permasalahan Solusi -Komersial Tidak teraturnya peletakan Melakukan penataan kembali -Pengarajin tempe kawasan pemukiman penduduk, terhadap peletakan kawasankawasan dan tahu sehingga mengganggu aktivitas yang terdapat di -Area terbuka -Pemukiman penduduk bagi penduduk lain di tapak. dalam tapak. 4

2.4. Node (Simpul) Gambar 6 Node (Simpul) Tabel 4 Node (Simpul) Node (Simpul) Permasalahan Solusi Jembatan penghubung antara Letak dan jumlah jembatan tersebut tidak memadai bagi Menambah jumlah jembatan penghubung, sehingga dapat lokasi penelitian masyarakat tapak dan lebih memadai bagi dengan daerah sekitar sekitarnya. masyarakat tersebut. 2.5. Landmark (Tegeran) Gambar 7 Landmark (Tegeran) Tabel 5 Landmark (Tegeran) Landmark (Tegeran) Permasalahan Solusi Pengrajin tempe dan Kondisi fisik landmark Melakukan pembangunan kembali tahu tidak memadai. terhadap landmark tersebut. 3. Analisa Lingkungan 3.2. Analisa Letak dan Posisi Tapak Terhadap Kota Jakarta Letak dan posisi tapak terhadap kota Jakarta sangat strategis, karena tapak dapat diakses langsung dari 3 arah utama di Jakarta Timur, yakni Kampung Melayu, Rawamangun dan Pulo Gadung, serta tapak dapat diakses oleh pejalan kaki dan kendaraan bermotor (kendaraan pribadi dan kendaraan umum). 5

Lokasi Penelitian Gambar 8 Pencapaian Tapak Hasil dari pembahasan pencapaian tapak tersebut adalah menerapkan 2 pintu masuk untuk menuju ke tapak, yaitu pintu masuk utama dan pintu samping, dengan pertimbangan bahwa tapak dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat pada tapak tersebut, dengan rincian sebagai berikut Pencapaian pejalan kaki Pintu samping Pintu utama Gambar 9 Akses ke Tapak 3.3. Analisa Orientasi Terhadap Matahari dan Angin Tapak memanjang ke arah Timur dan Barat, dimana pada bagian Timur dan Barat dijadikan sebagai area terbuka hijau, dengan pilhan alternatif sebagai berikut 6

Tabel 6 Analisa Orientasi Terhadap Matahari dan Angin Alternatif Matahari Angin Kesimpulan Sinar matahari Angin dapat Bangunan dari barat tidak diperoleh tidak terkena mengenai bangunan sinar matahari bangunan secara secara dari barat dan maksimal. maksimal. angin pada tapak dapat diperoleh secara maksimal. Alternatif 1 Alternatif 2 Orientasi bangunan mengarah ke timur dan barat, sehingga bangunan yang mengarah ke barat terkena sinar matahari Barat secara maksimal. Orientasi bangunan mengarah ke arah angin, sehingga sirkulasi angin dapat mengenai bangunan secara maksimal. Bangunan terkena sinar matahari dari arah barat tetapi angin pada tapak dapat diperoleh secara maksimal. Keterangan: Hunian Komersial Musholla Bangunan Teknik Hasil dari analisa orientasi terhadap matahari dan angin adalah alternatif 1 merupakan alternatif yang akan digunakan pada tapak, dimana dengan menggunakan alternatif tersebut, bangunan pada tapak tidak akan terkena sinar matahari dari barat, tetapi angin dapat diperoleh secara maksimal. 3.4. Konsep Zoning Kawasan Konsep zoning kawasan pada lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut Komersial Pengrajin tempe dan tahu Area terbuka Pemukiman penduduk Area berkumpul outdoor Gambar 10 Konsep Zoning Kawasan 7

Detail rancangan kawasan yang akan diterapkan pada lokasi penelitian berdasarkan konsep zoning kawasan tersebut adalah Komersial Pengrajin tempe dan tahu Area terbuka Pemukiman penduduk Area berkumpul outdoor Gambar 11 Pola Perancangan Desain Kawasan 3.5. Analisa Sustainable Neighbourhood Terkait teori sustainable neighbourhood, maka ekologi masuk dalam analisa lingkungan, dimana ekologi tersebut berkaitan dengan upaya menjaga kelangsungan hidup secara keseluruhan yang terdapat di lokasi penelitian. Masalah utama pada lokasi penelitian yang mengganggu ekologi tersebut adalah limbah dari hasil produksi tempe dan tahu yang dialirkan langsung ke sungai jagal, sehingga menimbulkan pencemaran bagi ekologi pada sungai tersebut. Solusi dari masalah tersebut adalah menerapkan sistem biofilter sebagai pengolahan terhadap limbah dari produksi tempe dan tahu tersebut. 4. Analisa Manusia 4.2. Analisa Sustainable Neighbourhood Terkait teori sustainable neighbourhood, maka sustainable economic dan sustainable social masuk ke dalam analisa manusia. Sustainable economic adalah memaksimalkan aliran pendapatan yang bisa dihasilkan dan mempertahankan persediaan aset (modal) yang menghasilkan pendapatan ini, dan pengertian dari sustainable social adalah melakukan interaksi secara berkelanjutan yang mendasari kehidupan manusia. Kehidupan ekonomi di lokasi penelitin berupa pengrajin tempe dan tahu serta kios yang menjual berbagai macam barang kebutuhan sehari-hari, tetapi kondisi fisik dari kedua sumber ekonomi tersebut kurang diperhatikan, sehingga diperlukan peremajaan terhadap kedua sumber ekonomi tersebut. Kehidupan sosial di lokasi penelitian terjalin melalui interaksi dengan para tetangga di teras rumah, tetapi luasan teras dari unit hunian penduduk sangat minim, sehingga perlu perluasan dan penataan terhadap teras tersebut. 4.3. Analisa Demografi Penduduk Jumlah penduduk pada lokasi penelitian sebesar 600 jiwa (dewasa 365 jiwa dan anakanak sebesar 235 jiwa, dengan perbandingan jumlah penduduk pria 65% dan jumlah penduduk wanita 35%), mayoritas tingkat pendidikan dari lokasi tersebut adalah SLA (Sekolah Lanjut Atas) dan jenis pekerjaan dari masyarakat pada lokasi penelitian meliputi pedagang makanan dan pedagang di pasar serta karyawan swasta/pemerintah/abri. 5. Analisa Bangunan Massa bangunan yang akan didirikan pada lokasi penelitian, meliputi bangunan: komersial (kios); pengrajin tempe dan tahu; mushollah; hunian (berupa rumah susun sederhana sewa/rusunawa); dan bangunan teknik, dimana bangunan-bangunan tersebut didirikan dengan perhitungan kapasitas sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk untuk 18 tahun mendatang. Perhitungan untuk kapasitas hunian (rusunawa) tersebut adalah sebagai berikut Rumus perhitungan pertambahan penduduk = x ( dimana, x = jumlah penduduk saat ini; y = persentase pertambahan jumlah penduduk/tahun; dan n = prediksi jumlah tahun ke depan Jumlah penduduk saat ini (2013) = 600 jiwa penduduk 8

Pertambahan jumlah penduduk /tahun = 1,7% Jumlah penduduk untuk 15 tahun mendatang (tahun 2028) = 600 ( = 816 jiwa penduduk Tahap pembangunan pada lokasi penelitian dibagi dalam 2 tahap, dengan rincian sebagai berikut Tahap 2 Tahap 1 Tahap 1: diperuntukkan bagi 656 jiwa Hunian kecil untuk 4 orang (36 m²) = (656 x 15%) : 4 = 24 unit Hunian besar untuk 5 orang (45 m²) = (656 x 85%) : 5 = 112 unit nit kios komersial (9 m²) = 40 unit Tahap 2: diperunutkkan bagi 160 jiwa Hunian besar untuk 5 orang (45 m²) = 160 : 5 = 32 unit Mushollah Tahun 2013 terdapat 600 jiwa penduduk (pria 65% dan wanita 35%), dengan rincian jumlah penduduk pria berdasarkan usia adalah 30% penduduk pria berusia < 17 tahun dan 70% poenduduk pria berusia > 17 tahun. Perhitungan jumlah penduduk untuk 18 tahun mendatang berjumlah 816 jiwa, dengan rincian jumlah penduduk adalah sebagai berikut Penduduk pria: 530 jiwa (65%) sia penduduk < 17 tahun sebesar 159 jiwa (30%) sia penduduk > 17 tahun sebesar 371 jiwa (70%) Penduduk wanita: 286 jiwa (35%) Jenis pekerjaan dari penduduk adalah sebagai berikut Karyawan 60% Pedagang 20% Warung dan usaha tempe tahu 15% Buruh 5% Jumlah pengguna mushollah sebesar: 40% x 371 jiwa = 148 jiwa, sehingga perhitungan untuk kebutuhan luasan mushollah adalah 148 jiwa x 1,2 m²/jiwa = 177,6 m² Sirkulasi 20% = 35,52 m² Total luas = 213,12 m² ~ 225 m² Simpulan dan Saran Hipotesis dalam penelitian ini relevan dengan hasil dan bahasan dari penelitian, dimana dalam hipotesis dijelaskan bahwa dengan mengupayakan peningkatan citra kawasan pemukiman, maka kawasan tersebut dapat menjadi kawasan yang lebih berkembang, hal tersebut dapat dilihat dari hasil peremajaan kawasan tersebut, dimana dalam proses peremajaan tersebut, peneliti melakukan perbaikan terhadap citra kawasan dari lokasi penelitian, dan hasil yang diperoleh adalah kawasan tersebut dapat menjadi kawasan yang berkembang, baik dari segi ekologi, ekonomi dan sosial. 9

Simpulan dalam penelitian ini terhadap teori Kevin Lynch adalah citra kawasan pemukiman pada lokasi penelitian belum jelas, tetapi dengan penggunaan teori Kevin Lynch dalam mengupayakan perbaikan citra kawasan tersebut, maka kawasan tersebut dapat meningkat, meskipun teori Kevin Lynch akan lebih maksimal jika digunakan dalam skala makro (kota). Simpulan dalam penelitian ini terhadap konsep perancangan adalah dalam lokasi penelitian, yang akan dikembangkan berupa rumah susun sederhana sewa (rusunawa), dengan pertimbangan dari status perekonomian masyarakat pada lokasi penelitian (masyarakat kelas menengah ke bawah), zona yang tersedia meliputi zona komersial (kios); zona pengrajin tempe dan tahu; zona area terbuka hijau; zona unit hunian rusunawa (unit hunian kecil dan besar); dan zona area berkumpul outdoor, serta dengan gubahan massa yang dominan terhadap bentuk persegi panjang. Referensi Lynch, Kevin. (1969). The Image of The City. Cambridge : MIT Press. Zahnd, Markus. (1999). Perancangan Kota Secara Terpadu. Yogyakarta : Kanisius. Riwayat Penulis Cynthia lahir di kota Jakarta pada 27 Januari 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di niversitas dalam bidang arsitektur pada 2013. 10