BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dalam negeri sangatlah penting serta mempunyai kedudukan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

BAB 1 PENDAHULUAN. metode-metode penyusutan antara lain: Metode garis lurus (straight line method),

KOREKSI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN NERACA DAN LABA RUGI CV IRSA TAHUN 2003 SESUAI UU PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari penggunaan yang satu dengan yang lainnya. Proporsi penggunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB I PENDAHULUAN. negeri. Penerimaan yang diperoleh dapat berasal dari sektor minyak bumi, gas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sesuai dengan yang kita ketahui bahwa penerimaan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. disamping komponen pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Menurut Undang-Undang (UU) no. 20 tahun 1997 tentang Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini hampir semua bidang usaha dan perkembangan dunia bisnis

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PASUNDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada masa sekarang ini, pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara

SPT TAHUNAN PPH BADAN TERKAIT PENYAMPAIAN SURAT PERNYATAAN HARTA (SPH) UNTUK PENGAMPUNAN PAJAK

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan prinsip ekonomi, yaitu dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya (biaya)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melakukan kegunaan operasionalnya tidak akan

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar kekuasaan belaka. Begitu pula dengan kewenangan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pembangunan agar

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah, ini terbukti pada tahun 2014

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan Negara. Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terusmenerus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan roda pemerintahan, kesejahteraan rakyat merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sumber yang pasti dalam memberikan kontribusi dana kepada negara dan

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dapat diukur dari besarnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaannya diatur dalam undang-undang perpajakan untuk tujuan. akan terlaksana dan target penerimaan pajak akan tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Tujuan pembangunan nasional Indonesia yaitu mewujudkan. sangat besar untuk pembiayaan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kemampuan dan keberhasilan dalam

Ika Vikni Nawang Risma Yuniar Sindy Sukmamulya Ramadhani

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan-peraturan. untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan negara.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN ATAS SURPLUS BANK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. terutang dan yang telah dibayar sebagai mana telah ditentukan dalam

LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL DAN FISKAL. Amanita Novi Yushita

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. KARYA NATAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

BAB I PENDAHULUAN. keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. beberapa sektor pajak masih perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Aset itu dibagi menjadi dua yaitu: aset lancar dan aset tetap. Aset tetap

EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya program pemerintahan dan pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek penting dalam pembangunan bangsa. sendiri, seperti peraturan-peraturan perpajakan yang sering kali berubah-ubah,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan. Umum dann Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara sesuai

berdasarkan laporan keuangan tersebut harus dilakukan penyesuaian sebagaimana telah diatur di dalam Undang-Undang Perpajakan. Dalam hal pembukuan

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

Daftar Kuesioner. Peranan Perencanaan Pajak. ( Variabel X ) Menerapkan Peraturan Perpajakan. Dengan Benar

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara harus melakukan kegiatan pembangunan demi kemajuan

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS REKONSILIASI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL PADA CV. AGLAR JANA LOKA DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Bisa dikatakan, hampir semua sektor-sektor yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (konsumen). Untuk tujuan ini manajemen sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang dan telah melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor dengan tujuan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur

bambang kesit, 2010 halaman 1 dari 10 perpajakan, prodi akuntansi-feuii MODUL : TEKNIK REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh Badan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah

BAB II LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut, iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Kesadaran..., Dhio, Fakultas Ekonomi 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan berupaya untuk menciptakan negara Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrument pemerintah yang primer dan strategis. pemerintah, mendorong perekonomian yang lebih maju serta meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan kegiatannya, membutuhkan. ditempuh pemerintah adalah melalui pembangunan nasional.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Dalam menjalankan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya Indonesia tidak bisa memanfaatkan berbagai potensi itu. Bisa dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan defenisi dari laporan keuangan yaitu catatan informasi

BAB I PENDAHULUAN. kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

BAB I PENAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan Pajak, Penghematan Pajak. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Koordinator : Budi Santoso SE., MM.

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Penghasilan menurut Akuntansi dan Pajak. Penghasilan menurut SAK No. 23 meliputi pendapatan (revenue)

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara salah satunya dari sektor pajak. Pajak yang

AKUNTANSI PERPAJAKAN. PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, peranan penerimaan dalam negeri sangatlah penting serta mempunyai kedudukan yang sangat strategis. Roda pemerintahan dan pembangunan tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dana, terutama yang berasal dari penerimaan dalam negeri. Oleh karena itu, volume penerimaan dalam negeri utamanya dari sektor perpajakan senantiasa diupayakan untuk terus meningkat. Menurut Undang Undang No.6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang No.28 tahun 2007 (Selanjutnya disebut dengan UU KUP), pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar sebesarnya kemakmuran rakyat. Pemungutan pajak secara umum berfungsi sebagai penerimaan dan pengaturan. Pajak sebagai salah satu sumber penerimaan negara digunakan untuk membiayai kepentingan pemerintah, baik kepentingan pemerintah yang bersifat rutin maupun kepentingan pembangunan. Sementara fungsi sebagai pengaturan dimaksudkan untuk mengatur kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Untuk meningkatkan penerimaan pajak diperlukan suatu undang undang yang tepat, kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak dan aparat perpajakan yang cakap dan bersih. Salah satu usaha yang ditempuh pemerintah sehubungan dengan tujuan tersebut di atas adalah melakukan reformasi di 1

2 bidang perpajakan dengan melakukan perubahan terhadap undang undang yang lama. Perubahan yang paling mendasar adalah diberlakukannya system self assessment dalam pemungutan pajak; kalau sebelumnya peranan petugas pajak (Fiskus) sangat dominan, maka dalam sistem yang baru tersebut peran aktif dari Wajib Pajaklah yang dominan, seperti yang banyak diterapkan oleh negara negara lain. Menurut sistem self assessment tersebut, Wajib Pajak bertanggung jawab penuh atas kewajiban pajaknya mulai dari pendaftaran untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau Nomor Pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak (NPPKP), menghitung, menyetorkan, membuat laporan dan mengisi SPT sampai kepada melunaskan pajak yang terutang. Dalam melaksanakan kewajiban perpajakan tersebut, tahap yang paling banyak menyita waktu dan yang paling rumit bagi Wajib Pajak adalah menghitung jumlah penghasilan kena pajak yang harus dicantumkan dalam SPT. Sebenarnya, adanya pedoman yang diberikan untuk mengisi SPT banyak membantu untuk perhitungan tersebut. Namun, bagi Wajib Pajak Badan dan Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan usaha, pengisian SPT akan lebih sukar karena untuk menghitung laba dari usaha digunakan perhitungan tersendiri. Informasi yang benar dan lengkap tentang penghasilan Wajib Pajak sangat penting untuk dapat mengenakan pajak yang adil dan wajar sesuai dengan kemampuan ekonomi Wajib Pajak. Oleh karena itu, peranan akuntansi dalam perpajakan sangatlah penting. Secara umum, laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan setiap tahunnya bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan perusahaan tersebut yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai

3 dalam pengambilan keputusan ekonomi. Oleh karena itu, informasi yang disajikan harus bersifat netral. Pemerintah merupakan salah satu pihak yang mempunyai kepentingan atas laporan keuangan perusahaan, khususnya dalam hal mengetahui besarnya jumlah pajak yang akan diterima atas laba perusahaan. Akan tetapi, besarnya laba yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan tidak dapat secara otomatis digunakan untuk menghitung jumlah pajaknya. Hal ini disebabkan oleh adanya peraturan perpajakan yang secara selektif memilih metode atau prinsip dan Standar Akuntansi Keuangan yang dapat digunakan oleh perusahaan, sementara perusahaan bebas memilih metode atau prinsip dan Standar Akuntansi Keuangan yang paling sesuai dengan kepentingan perusahaan dalam hal pengambilan keputusan. Dalam akuntansi persediaan, persediaan dapat dinilai dengan metode estimasi atau fair value atau dengan metode harga perolehan. Dalam metode harga perolehan, persediaan akhir dapat ditentukan dengan menggunakan metode alokasi, LIFO, FIFO, dan Average, akan tetapi dalam aturan perpajakan penilaian persediaan akhir hanya dapat dinilai dengan metode harga perolehan, dan persedian akhir ditentukan dengan metode FIFO dan Average. Selain itu dalam akuntansi aktiva tetap, perusahaan bebas memilih metode penyusutan menurut Standar Akuntansi Keuangan, akan tetapi dalam aturan perpajakan perusahaan hanya dapat memilih metode garis lurus untuk menghitung penyusutan gedung dan bangunan, serta metode saldo menurun ganda untuk menghitung penyusutan aktiva tetap lainnya. Kasus lainnya adalah pada laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan, sumbangan yang dikeluarkan oleh perusahaan diakui sebagai biaya, sedangkan menurut peraturan perpajakan sumbangan yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak selamanya diakui sebagai

4 biaya, hal ini disebabkan karena adanya persyaratan dari pihak pajak yang harus dipenuhi dalam hal pengakuan sumbangan sebagai biaya. Selain itu dalam akuntansi pembentukan cadangan piutang tak tertagih, perusahaan mengakui pembentukan cadangan piutang tak tertagih sebagai biaya, akan tetapi perpajakan mengakui pembentukan cadangan piutang tak tertagih sebagai biaya hanya untuk bentuk usaha bank dan penyedia jasa asuransi. Pada intinya, pada pelaporan keuangan perusahaan, semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, dianggap sebagai unsur pengurang laba perusahaan, dan semua pendapatan yang diterima oleh perusahaan dianggap sebagai unsur penambah laba perusahaan, akan tetapi bagi perpajakan tidak semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan unsur pengurang laba perusahaan dan tidak semua pendapatan yang diterima oleh perusahaan merupakan unsur penambah laba perusahaan, terdapat aturan dalam perpajakan yang membatasi biaya-biaya apa saja yang dapat menjadi unsur pengurang laba, dan pendapatan apa saja yang dapat menjadi unsur penambah laba. Undang-undang pajak menjelaskan tentang keharusan bagi Wajib Pajak untuk menyusun suatu pembukuan menurut prinsip tertentu, yang untuk Indonesia dikenal sebagai Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Perusahaan umumnya menyusun laporan keuangan untuk kepentingan pengambilan keputusan, laporan keuangan tersebut disebut sebagai laporan keuangan komersil yang mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan. Selanjutnya apabila laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan tidak sesuai dengan peraturan perpajakan, maka terlebih dahulu laporan keuangan tersebut harus di koreksi sesuai dengan prinsip akuntansi yang disetujui oleh ketentuan perpajakan. Penyusunan laporan laba rugi fiskal dilakukan berdasarkan laporan laba rugi komersial melalui koreksi fiskal. Selain itu, dalam laporan keuangan fiskal

5 terdapat koreksi terhadap perbedaan waktu dan perbedaan tetap yang masingmasing dapat bersifat positif dan negatif. Perbedaan waktu adalah perbedaan yang menyangkut perbedaan alokasi pembebanan untuk suatu tahun pajak, tetapi jumlahnya secara total tidak berbeda, misalnya saja penyusutan dan amortisasi. Sedangkan, perbedaan tetap adalah perbedaan yang menyangkut perbedaan yang bersifat permanen di mana alokasi maupun total jumlahnya berbeda, misalnya, sanksi administrasi perpajakan menurut SAK boleh dikurangkan sebagai biaya, sedangkan menurut perpajakan tidak boleh dikurangkan. Pada dasarnya perbedaan yang menyebabkan koreksi yang bersifat positif mengakibatkan penghasilan kena pajak menjadi lebih besar, sedangkan perbedaan yang menyebabkan koreksi yang bersifat negatif mengakibatkan penghasilan kena pajak menjadi lebih kecil. Perbedaan antara laporan keuangan komersil dan fiskal inilah yang menimbulkan perbedaan dalam perhitungan besarnya laba kena pajak perusahaan yang ditentukan menurut laporan laba rugi fiskal. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk menulis skripsi dengan judul Perhitungan PPh Badan PT Basis Indah Makassar Berbasis SAK dan Ketentuan Perpajakkan. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah bagaimana penerapan akuntansi koreksi fiskal pada PT. Basis Indah Makassar?

6 1.3 Batasan Masalah Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah hanya pada koreksi fiskal perusahaan untuk tahun 2011. Adapun data yang digunakan adalah laporan laba rugi PT Basis Indah Makassar tahun 2011. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui koreksi fiskal pada PT.Basis Indah Makassar. 2) Untuk mengetahui pengaruh yang terjadi terhadap laporan keuangan perusahaan setelah diadakannya koreksi fiskal yang menjadi dasar perhitungan PPh untuk wajib pajak badan. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : a. Manfaat Praktis 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih dan menentukan metode atau prinsip akuntansi yang digunakan dalam menyusun pembukuan perusahaan. Jadi, perusahaan tidak perlu melakukan koreksi fiskal. b. Manfaat Teoritis 1. Bagi Penulis Untuk memperoleh tambahan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang akuntansi koreksi fiskal dan akuntansi pajak penghasilan yang tentunya akan sangat berguna dalam dunia lapangan pekerjaan.

7 2. Bagi pembaca Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan untuk menganalisis laporan keuangan komersil khususnya pada penerapan akuntansi koreksi fiskal. 1.6 Sistematika Penulisan Sistem penulisan dalam penelitian ini adalah : BAB I Pendahuluan Bab ini berisi tentang uraian latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori Bab ini berisi tentang teori teori yang mendukung dan mendasari penelitian. BAB III Metode Penelitian Bab ini berisi tentang lokasi penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, dan metode analisis data. BAB IV Gambaran Umum Perusahaan Bab ini berisi tentang sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan serta kebijakan akuntansi yang diterapkan perusahaan yang berkaitan dengan masalah koreksi fiskal. BAB V Analisis Data dan Pembahasan Bab ini menjelaskan koreksi fiskal atas laba perusahaan terhadap pendapatan dan biaya biaya yang tidak diperkenankan oleh Undang Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

8 BAB VI Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran saran yang dianggap perlu untuk dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan.