PERTANGGUNGJAWABAN PERDATA DARI DIREKSI DAN PEMEGANG SAHAM BANK TERLIKUIDASI YANG BERBADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS

dokumen-dokumen yang mirip
TANGGUNG JAWAB ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DALAM PERSEROAN ATAS KELALAIAN MELAKSANAKAN TUGAS PENGAWASAN

PELAKSANAAN TUGAS TIM LIKUIDASI DALAM HAL MASA KERJA TIM LIKUIDASI LAMPAU WAKTU

SAHAM SEBAGAI OBJEK PEWARISAN DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH DALAM LIKUIDASI BANK

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN KOMISARIS DALAM MELAKUKAN KEPENGURUSAN PERSEROAN TERBATAS

PERANAN PEMEGANG SAHAM PADA SAAT TERJADI LIKUIDASI BANK DILIHAT DARI UNDANG UNDANG PERBANKAN

PERLINDUNGAN HUKUM PEMEGANG SAHAM MINORITAS PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

STATUS BADAN HUKUM PERSEROAN AKIBAT DARI PEMBUBARAN PERSEROAN

Kata Kunci: Yayasan, Badan Usaha, Perseroan Terbatas

KEWENANGAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DALAM LIKUIDASI BANK

TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN BANK INDONESIA DALAM LIKUIDASI BANK

ABSTRAK. Kata Kunci: Limited Liability, Piercing the Corporate Veil, Pemegang saham, Perseroan Terbatas. ABSTRACT

TANGGUNG JAWAB DIREKSI TERHADAP AKTIVITAS PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM BERSTATUS BADAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 1988, ketika pemerintah mengeluarkan serangkaian kebijakan

KEPEMILIKAN SAHAM MAYORITAS OLEH DIREKTUR UTAMA

PERBANDINGAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

KEPAILITAN PERUSAHAAN INDUK TERHADAP PERUSAHAAN ANAK DALAM GRUP

TANGGUNG JAWAB DIREKSI TERHADAP KERUGIAN PT BERDASARKAN DOKTRIN BUSINESS JUDGEMENT RULE

TANGGUNG JAWAB DIREKSI BERDASARKAN PRINSIP FIDUCIARY DUTIES DALAM PERSEROAN TERBATAS

KEDUDUKAN HUKUM DIREKSI TERHADAP PENGELOLAAN PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM BERSTATUS BADAN HUKUM

UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG SAHAM MINORITAS DALAM MELINDUNGI KEPENTINGANNYA

Oleh Ni Wayan Anggita Darmayoni I Gede Yusa. Bagian Hukum Perdata, Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TUGAS DAN FUNGSI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

AKIBAT HUKUM TERHADAP DEBITUR ATAS TERJADINYA FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA)

PENGATURAN TENTANG PRIORITAS PEMBAYARAN TERHADAP NASABAH PENYIMPAN DALAM HAL BANK DI LIKUIDASI

TANGGUNG JAWAB OTORITAS JASA KEUANGAN SEBAGAI PENGGANTI BANK INDONESIA DALAM PENGAWASAN LEMBAGA PERBANKAN

BENTUK KEBIJAKAN YANG DIPEROLEH INVESTORDALAM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

KEPASTIAN HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DALAM BENTUK PERSEROAN TERBATAS (NAAMLOZE VENNOTSCHAP)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

AKIBAT HUKUM PENGGABUNGAN PERUSAHAAN (MERGER) PADA PERUSAHAAN PERSEROAN TERBATAS

UPAYA BANK DALAM PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB V PENUTUP. Dari rangkaian diskusi dalam bab-bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan,

Oleh Gede Irwan Mahardika Ngakan Ketut Dunia Dewa Gede Rudy Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LIKUIDASI BANK DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN. Pengertian Likuidasi Bank menurut Pasal 1 angka 13 Peraturan Lembaga

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PRAKTIK PERBANKAN SYARIAH PADA BANK NEGARA INDONESIA YOGYAKARTA

UPAYA LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DALAM MENGATASI PENYELESAIAN DAN PENANGANAN FAILING BANK

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

Oleh Agus Gede Santika Subawa Ni Nyoman Mas Aryani Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

TANGGUNG JAWAB PERBUATAN DIREKSI YANG DILAKUKAN ATAS NAMA PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM MEMPEROLEH STATUS BADAN HUKUM

SALINAPERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 1A/PLPS/2005 TENTANG

Lisa Junia ( ) Kata Kunci: Transaksi Elektronik Perbankan, Tanggung Jawab Bank, dan Perlindungan Nasabah

TANGGUNG JAWAB INDUK PERUSAHAAN DALAM PERUSAHAAN KELOMPOK

KEBERADAAN RAHASIA DAGANG BERKAITAN DENGAN PERLIDUNGAN KONSUMEN

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGATURAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK MELALUI MEDIASI Oleh Ni Made Dewi Juliantini G. Ni Putu Purwanti

PENYERTAAN MODAL DAN BANTUAN MANAJEMEN OLEH PERUSAHAAN MODAL VENTURA DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 2/Feb/2016/Edisi Khusus

Saham Perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya. Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan dalam anggaran dasar dengan memperhatikan

BAB II BATASAN KRITERIA DIREKSI PERSEROAN TERBATAS DALAM MELAKSANAKAN DUTY OF LOYALTY DAN DUTY OF CARE BERDASARKAN UNDANG UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1996 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK

TANGGUNG JAWAB TERHADAP PELANGGARAN PRINSIP KETERBUKAAN DALAM PASAR MODAL TERKAIT PERDAGANGAN SAHAM

PENGATURAN HUKUM WAJIB DAFTAR PESERTA BPJS BAGI TENAGA KERJA PERUSAHAAN

Oleh Anandita Sasni I Gst. Ayu Puspawati Ni Putu Purwanti Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. separate entity dan limited liability yang dikenal di dalam Perseroan Terbatas.

ANALISIS PENGATURAN DAN TUJUAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

JURNAL HUKUM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TAX AMNESTY TERHADAP LEMBAGA PERBANKAN DALAM MELAKSANAKAN PRINSIP KEHATI-HATIAN

PEMBENTUKAN LEMBAGA OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP KEDUDUKAN SISTEM PENGAWASAN PERBANKAN DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN [LN 2004/96, TLN 4420]

PERLINDUNGAN HUKUM PEMILIK MEREK TERDAFTAR DAN RELEVANSINYA TERHADAP PRAKTEK PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

B AB II PENGANGKATAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI BANK MENURUT UNDANG-UNDANG PERBANKAN. A. Kedudukan PT dan PT Bank dalam Hukum Perusahaan

PERANAN TIM LIKUIDASI DALAM RANGKA LIKUIDASI BANK I MADE DARMADI YOGA. A.A. Gede Agung Dharmakusuma. Desak Putu Dewi Kasih

PERAN DAN KEWENANGAN NOTARIS SEBAGAI PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL DI INDONESIA

PEMBATALAN PUTUSAN PENGADILAN NIAGA PADA PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT OLEH MAHKAMAH AGUNG TERKAIT DENGAN PUTUSAN PAILIT PT. DIRGANTARA INDONESIA

SAHAM PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI OBJEK JAMINAN GADAI

POLA PENYELESAIAN CESSIE DALAM KEGIATAN PERBANKAN PADA BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) CABANG UBUD

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN SEKURITAS TERHADAP INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM SECARA ELEKTRONIK

SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH SEBAGAI BENTUK TRANSPARANSI PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA PENGIKLAN JIKA TERJADI KERUGIAN YANG DIALAMI OLEH KONSUMEN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP LESSEE DALAM HAL OBJEK LEASING MENGANDUNG CACAT TERSEMBUNYI

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENERAPAN ASAS PIERCING THE CORPORATE VEIL ATAS TANGGUNG JAWAB DIREKSI PADA SEBUAH PERSEROAN TERBATAS MENURUT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PENGAKHIRAN TUGAS DAN PEMBUBARAN BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012

SUBROGASI SEBAGAI UPAYA HUKUM TERHADAP PENYELAMATAN BENDA JAMINAN MILIK PIHAK KETIGA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

AKIBAT KEPAILITAN TERHADAP ADANYA PERJANJIAN HIBAH

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

AKIBAT HUKUM TERHADAP KEPEMILIKAN SAHAM YANG DILAKUKAN SECARA PINJAM NAMA. Oleh Ni Made Rai Manik Galih Sari I Gst.A. Mas Rwa Jayantiari

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperoleh sesuatu yang lebih menguntungkan dari sebelumnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. bank sebagaimana dirumuskan pada Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No. 7 Tahun

TANGGUNG JAWAB SEKUTU TERHADAP COMMANDITAIRE VENNOOTSCHAP ( CV ) YANG MENGALAMI PAILIT

PEMBENTUKAN LEMBAGA OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP KEDUDUKAN SISTEM PENGAWASAN PERBANKAN DI INDONESIA

PERTANGGUNGJAWABAN SEKUTU DALAM PERSEKUTUAN KOMANDITER YANG MENGALAMI KEPAILITAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

TANGGUNG JAWAB KURATOR PADA TENAGA KERJA YANG DI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) AKIBAT DARI PERSEROAN TERBATAS YANG DINYATAKAN PAILIT

AKIBAT HUKUM PELANGGARAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PEMBERIAN KREDIT OLEH BANK ABSTRAK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1996 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 RANCANGAN PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PRODUSEN ATAS PENYEBARAN DVD BAJAKAN DI INDONESIA (DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA)

PERANAN, KEWENANGAN DAN KEDUDUKAN DEWAN KOMISARIS DALAM PERSEROAN TERBATAS SANGANA TIMOR LUMBAN SIANTAR ABSTRACT

BAB III TANGGUNG GUGAT BANK SYARIAH ATAS PELANGGARAN KEPATUHAN BANK PADA PRINSIP SYARIAH

PERNYATAAN PEMEGANG SAHAM PERORANGAN

KEDUDUKAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERSAINGAN USAHA YANG INDEPENDEN

AKIBAT HUKUM PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN ATAU AKUISISI TERHADAP STATUS PERUSAHAAN MAUPUN STATUS PEKERJA PADA PT (PERSEROAN TERBATAS)

Oleh : Puspaningrum 9

Transkripsi:

1 PERTANGGUNGJAWABAN PERDATA DARI DIREKSI DAN PEMEGANG SAHAM BANK TERLIKUIDASI YANG BERBADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS Oleh: Kadek Dio Anjasmara Ni Ketut Sri Utari Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Univesitas Udayana Abstrak Bank sebagai salah satu lembaga jasa keuangan yang pada umumnya memiliki badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas, dalam pelaksanaannya wajib patuh terhadap undang-undang yang mengaturnya demi mencegah timbulnya permasalahan hukum yang dapat terjadi kedepannya. Salah satu permasalahan hukum terberat yaitu gagalnya bank dalam menjalankan usahanya sehingga harus dilikuidasi. Kegagalan bank dalam menjalankan usahanya bisa saja disebabkan karena faktor salah urus dalam pengelolaan saat menjalankan bank oleh pemegang saham dan direksi banknya. Oleh karena itu maka tujuan penulisan ini untuk mengetahui tentang dapat atau tidaknya meminta pertanggungjawaban secara perdata kepada pemegang saham dan pengurus bank apabila terbukti sebagai penyebab gagalnya bank dalam menjalankan usahanya. Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini yaitu menggunakan metode penelitian normatif dengan merujuk pada literatur terkait dengan pertanggungjawaban pihak penyebab bank gagal. Adapun kesimpulan dari penulisan ini yaitu dimana berdasarkan alasan tertentu, pihak pemegang saham dan Direksi bank dapat dimintai pertanggungjawabannya secara perdata jika terbukti menyebabkan bank menjadi gagal. Kata Kunci : Bank, Pertanggungjawaban Perdata, Pemegang Saham, Direksi Bank Abstract Bank as one of the financial services institutions that generally have the legal form of Incorporated Company, the implementation must adhere to the laws that govern it in order to prevent the emergence of legal issues that may occur in the future. One of the toughest legal issues is the failure of banks in the operations that must be liquidated. Bank failures in the operations could have been caused because of mismanagement in the current management of the bank run by the shareholders and directors of the bank. Therefore, the purpose of this paper to find out about whether or not to hold accountable civilly to shareholders and bank management if it is proven as a cause of bank failure in business. The method used in this paper is using normative research method with reference to the literature related to the responsibilities of the cause of the failed bank. The conclusion of this paper is that by some reason, the bank's shareholders and Board of Directors to be held responsible civilly if proven to cause the bank to fail. Keywords : Bank, Civil Responsibility, Shareholders, Board of Directors

2 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank di Indonesia pada umumnya memiliki badan hukum yang berbentuk Perseroan Terbatas ( PT), yang mana dalam menjalankan kegiatan usahanya memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap dampak perkembangan sistem perekonomian negara. Apabila bank dinyatakan gagal dalam menjalankan usahanya maka bank tersebut harus dibubarkan melalui tahap likuidasi. Gagalnya suatu bank dalam menjalankan kegiatan usaha dapat terjadi karena berbagai hal, salah satu hal yang sering menjadi penyebabnya yaitu dimana adanya kesalahan yang dilakukan oleh pemegang saham dan direksi bank dalam mengurus pengelolaan dan kepengurusan bank. Sehingga berdasarkan itu maka muncullah pertanyaan tentang dapat atau tidaknya meminta pertanggungjawaban secara perdata terhadap pemegang saham dan direksi bank yang terbukti sebagai pihak yang menjadi penyebab utama gagalnya suatu bank dalam menjalankan usahanya. 1.2 Tujuan Tujuan dibuatnya tulisan ini adalah untuk mengetahui tentang dapat atau tidaknya meminta pertanggungjawaban secara perdata kepada pemegang saham dan direksi bank dalam hal telah terbukti sebagai pihak yang menyebabkan suatu bank menjadi bank gagal. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Penulis dalam pembuatan karya ilmiah ini menggunakan metode hukum normatif yang meliputi peraturan perundang-undangan terkait yang ada,serta dengan berdasarkan pada berbagai literatur yang berkaitan dengan pertanggungjawaban dari direksi dan pemegang saham bank terlikuidasi yang memiliki badan hukum berbentuk PT. 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1. Pertanggungjawaban Perdata dari Pemegang Saham dan Direksi Bank Sebagaimana yang telah disebutkan dalam ketentuan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, menetapkan bentuk hukum dari bank umum yaitu dapat berupa PT,

3 Koperasi, ataupun Perusahaan Daerah. Tapi pada umumnya bentuk dari badan hukum bank yang terlikuidasi yaitu PT, dimana pemegang sahamnya memiliki pertanggungjawaban terbatas, terbatas pada saham yang diambil/dimilikinya yang mana artinya bahwa apabila terjadi kerugian pada PT maka pemegang saham dalam PT tersebut hanya wajib bertanggungjawab sebesar nilai nominal dari saham yang dimilikinya saja, tanpa melibatkan harta kekayaan pribadi. Hal ini sesuai dengan salah satu kharakteristik yang dimiliki oleh PT yaitu memiliki harta kekayaan sendiri, berarti mengenal adanya pemisahan harta kekayaan pribadi dengan harta kekayaan perusahaan. 1 Meski demikian, berdasarkan ketentuan pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), menyatakan bahwa tanggung jawab terbatas dapat dihapus/dikecualikan dalam hal tertentu seperti belum terpenuhinya syarat pembentukan PT, adanya perbuatan melawan hukum dan itikad buruk dari pemegang saham untuk memanfaatkan kekayaan PT demi kepentingan pribadi. 2 Pasal ini secara jelas menyatakan bahwa prinsip tanggung jawab terbatas pemegang saham PT tidak berlaku secara absolut melainkan dapat dikecualikan, yang artinya bahwa pemegang saham PT dapat saja dimintai pertanggungjawabannya secara perdata atau pribadi. Sedangkan mengenai Direksi PT, berdasarkan ketentuan pasal 97 ayat (3) UUPT, Direksi PT baru dapat dimintai pertanggungjawabannya secara pribadi atau perdata apabila Direksi tersebut melakukan perbuatan hukum yang mengatasnamakan PT dengan tidak berpedoman pada prinsip kehati-hatian dan itikad baik yang tidak sesuai dengan maksud serta tujuan dari PT hingga menimbulkan kerugian. 3 Selain itu pada pasal 97 ayat (6) UUPT juga menyebutkan bahwa pemegang saham yang berwenang dapat mengajukan gugatan kepada anggota direksi yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada PT. Sejalan dengan penjelasan diatas, menurut ketentuan yang ada dalam Pasal 10 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1996 sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1997 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran, dan Likuidasi Bank, menetapkan bahwa 1 Abdul R. Saliman, 2008, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan, cet. IV, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta, h. 96. 2 Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, 2012, Hukum Perbankan, cet. II, Sinar Grafika, Jakarta, h. 593. 3 I.G. Rai Widjaya, 2006, Hukum Perusahaan PT, cet. VI, Kesaint Blanc, Jakarta, h. 67.

4 Tanggung jawab anggota direksi dan dewan komisaris serta pemegang saham sampai kepada harta pribadi dalam hal yang bersangkutan turut serta menjadi penyebab kesulitan keuangan yang dihadapi atau menjadi penyebab kegagalan suatu bank. Berdasarkan ketentuan tersebut, jelas bahwa lingkup tanggung jawab yang dimiliki oleh pemegang saham dan direksi bank adalah sampai kepada harta pribadinya, apabila yang bersangkutan telah terbukti menjadi penyebab suatu bank mengalami kesulitan keuangan atau telah terbukti menjadi penyebab gagalnya suatu bank dalam menjalankan usahanya. 4 Adapun bentuk pertanggungjawabannya yaitu berupa tanggung jawab penuh secara pribadi atau perdata dari yang bersangkutan untuk turut serta memenuhi kewajiban bank terhadap nasabah maupun terhadap kreditor lainnya. Selanjutnya Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran, dan Likuidasi Bank, juga mengatur mengenai kemungkinan dari dimintainya pertanggungjawaban secara perdata kepada pemegang saham dan direksi bank yang terlikuidasi. Adapun ketentuan mengenai hal tersebut secara jelas diatur dalam Pasal 24 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran, dan Likuidasi Bank, yang menyatakan Dalam hal harta kekayaan bank dalam likuidasi tidak cukup untuk memenuhi seluruh kewajiban bank dalam likuidasi tersebut maka kekurangannya wajib dipenuhi oleh anggota direksi dan anggota dewan komisaris serta pemegang saham yang turut serta menjadi penyebab kesulitan keuangan yang dihadapi oleh bank atau menjadi penyebab kegagalan bank. Jadi berdasarkan ketentuan tersebut secara jelas menetapkan bahwa dalam hal telah terbuktinya pemegang saham bank, anggota dewan komisaris, dan anggota direksi bank sebagai penyebab bank mengalami kesulitan keuangan atau menjadi penyebab gagalnya bank dalam menjalankan usahanya, maka yang bersangkutan dapat dimintai pertanggungjawabannya penuh secara pribadi/perdata untuk turut serta dalam hal memenuhi kewajiban bank terhadap nasabah dan terhadap kreditor lainnya. Selain itu, baik pemegang saham maupun anggota Direksi, serta pejabat bank lainnya yang turut serta dalam hal mempengaruhi pengelolaan bank, yang mana telah terbukti melakukan tindakan-tindakan yang menjadi penyebab keadaan bank memburuk, bahkan hingga dicabutnya izin usaha dari bank tersebut, dapat pula dimintai pertanggungjawabannya atau dituntut secara pidana dan/atau administratif, sebagaimana yang telah ditentukan 4 Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, op.cit, h. 604.

5 dalam Pasal 23 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran, dan Likuidasi Bank. 5 III. KESIMPULAN Berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1996 sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1997 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran, dan Likuidasi Bank, serta Pasal 24 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran, dan Likuidasi Bank, dapat disimpulkan bahwa setiap anggota Direksi dan pemegang saham bank yang telah terbukti bersalah dan lalai hingga menyebabkan gagalnya bank dalam menjalankan usahanya sampai harus dilikuidasi, serta bersamaan dengan hal itu juga harta kekayaan bank yang bersangkutan tidak cukup untuk memenuhi seluruh kewajiban bank terhadap nasabah dan kreditor bank terlikuidasi, maka anggota Direksi dan pemegang saham bank yang bersangkutan dapat dimintai pertanggungjawabannya secara pribadi/perdata. DAFTAR PUSTAKA Gazali, Djoni S. dan Rachmadi Usman, 2012, Hukum Perbankan, Sinar Grafika, Jakarta. Saliman, Abdul R., 2008, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan, Cet. IV, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta. Widjaya, I.G. Rai, 2006, Hukum Perusahaan PT, Kesaint Blanc, Cet. VI, Jakarta. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1996 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran, dan Likuidasi Bank sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1997 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Pembubaran, dan Likuidasi Bank Pencabutan Izin Usaha, 5 Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, op.cit, h. 607.