PENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP LARI JARAK PENDEK 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS XI MAN MODEL GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lompat, lari, dan. lempar (Eddy Purnomo, 2007:1). Bila dilihat dari arti atau istilah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Bila

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

PENGARUH LATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP HASIL LARI SPRINT 50 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik juga

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. olahraga tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan prestasi tertinggi hanya

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebagai mana pada tabel I, dalam lampiran. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel X 1 adalah skor data

Idris Mohamad mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga ; Drs. Ahmad Lamusu, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan dan

Yan Indra Siregar. Abstrak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebelum pelaksanaan eksperimen pada siswa yang menjadi sampel penelitian.

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

PENGARUH LATIHAN SPLIT SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN SMASH DALAM OLAHRAGA BOLA VOLI PADA SISWA SMA NEGERI I TAPA.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data kemampuan lompat jauh gaya jongkok

I. PENDAHULUAN. terutama nomor lari jarak pendek 200 meter, maka dari itu peneliti mencoba

PENGARUH LATIHAN VARIASI SPEED LADDER DRILL TERHADAP HASIL LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KOTA JAMBI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelaksanan eksperimen pada pada kelompok siswa putri kelas VIII SMP N 3 Gorontalo yang

PERBANDINGAN LATIHAN SPEED PLAY DAN LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP KECEPATAN LARI SPRINT 100 METER DI SMAN 4 TAMBUN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Atletik dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data hasil lompat jauh pre-test dan post-test.hasilnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Variabel (Hasil Tes Awal kekuatan otot

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. lapangan, karena itu diadakan pre-test atau tes awal sebelum kegiatan eksperimen.

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP DAN LATIHAN BEBAN DUMBBEEL TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN JODAN TZUKI PADA KENSHI KEMPO DI DOJO TADULAKO JUMAIN

III. METODE PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (2006 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian

PENGARUH LATIHAN STRENGTH ENDURANCE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DALAM PERMAINAN TENIS LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Atletik merupakan kegiatan jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan yang dinamis dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelum eksperimen (pre test) pada kelompok siswa SMA Negeri 1 Gorontalo yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV PEMBAHASAN. bab ini diberikan gambaran dan analisis temuan-temuan yang berkaitan dengan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian Variabel (Sebelum Eksperimen)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. latihan pliometrik. Adapun hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN SPEED PLAY TERHADAP HASIL LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 TEBO PROPINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya peningkatan kesehatan jasmani seluruh masyarakat, pemupukan

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh : Arif Nur Setyawan A BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : MINARDI

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

Bab IV. Penelitian ini dilakukan pada pemain bola voli putra UNG yang berjumlah 12

PENGARUH LATIHAN PUSH UP TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 TAKENGON. Zikrurrahmat 1 dan Teguh Prihatin 2.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ini diberikan gambaran dan analisis temuan temuan yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRI KELAS VIII SMP

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa atletik adalah ibu dari semua cabang olahraga (mother of

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK.

Pengaruh Latihan Pliometrik antara Box Jump dan Leaps terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas XI Geomatika SMK Negeri 1 Bireun

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam buku Coaching dan aspek aspek Psikologis dalam coaching

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Batudaa pada permainan bola

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PUNGGUNG, DAN MOTIVASI BELAJAR PADA KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI GAYA FLOP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen, karena itu diadakan pre-test atau tes awal sebelum kegiatan

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BUDI ISWANTO SOPIING NURHAYATI LIPUTO MIRDAYANI PAUWENI JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Analisis Data Pengaruh Latihan Power Tungkai. Terhadap Kemampuan Menyundul Bola

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

PENGARUH LATIHAN SQUAT JUMP TERHADAP LARI 80 METER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 MARAWOLA. Muhammad Nur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian Variabel (power otot tungkai Sebelum Eksperimen)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X 1.1 (Kelompok Latihan Push

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 4 PAMEKASAN SKRIPSI

merupakan olahraga pertama kali yang ada di dunia menurut Eddy Purnomo dimulai dari negara Yunani, negara negara dibenua Eropa sampai Amerika dan

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

THE CORRELATION BEETWEEN EXPLOSIVE POWER OF LEGS AND REACTION SPEED WITH RUN OF 100 YARD AT ATHLETIC S ATHLETE PPLP RIAU

PENGARUH BENTUK LATIHAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maupun tingkat internasional (yang diselenggarakan oleh IAAF). Selain itu,

PENGARUH PELATIHAN LARI ZIG ZAG TERHADAP KELINCAHAN SISWA EKSTRA KURIKULER SEPAK BOLA SMA NEGERI 2 KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER ATLETIK DI SMP NEGERI 1 TANJUNGSARI GUNUNGKIDUL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan gambaran dan analisis temuan temuan yang berkaitandengan pengaruh latihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sedangkan skor data post-test adalah skor yang diambil setelah melakukan

EFEKTIFITAS LATIHAN SPEED PLAY DAN INTERNAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI LARI 1500 METER PADA KLUB INDONESIA MUDA ATLETIK JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Batuda a tentang pengaruh latihan skipping terhadap kemampuan heading (Jump

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS LATIHAN ZIG-ZAG RUN DENGAN CARIOCA EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN AGILITY PADA PEMAIN BULUTANGKIS PEMULA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH METODE LATIHAN SIRKUIT DAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP KECEPATAN LARI SPRINT 100 METER PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 11 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

Transkripsi:

PENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP LARI JARAK PENDEK 00 METER PADA SISWA PUTRA KELAS XI MAN MODEL GORONTALO Yusuf La Olu, Ruskin, Ucok Hasian Rafiater Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Pengaruh Latihan Sirkuit Terhadap Lari Jarak Pendek 00 meter Pada Siswa Putra Kelas XI MAN Model Gorontalo. Skripsi, Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu Apakah dengan latihan sirkuit dapat mempengaruhi terhadap lari jarak pendek 00 meter?. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah latihan sirkuit mempunyai pengaruh terhadap lari jarak pendek 00 meter pada siswa putra kelas XI MAN Model Gorontalo. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI 20 orang yang terdiri dari laki-laki keseluruhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. dengan rancangan penelitian digunakan berupa one group prestest and posttest design. Rancangan ini hanya meliputi satu kelompok yang diberikan tes awal, perlakuan, dan tes akhir. Hasil penelitian yang dianalisis melalui uji t tes diperoleh nilai t hitung lebih besar dari harga t daftar dimana harga t hitung 6.8 sedangkan harga sebesar t daftar 2.09. Ternyata harga t hitung lebih besar dari pada harga t daftar atau harga t hitung telah berada diluar daerah penerimaan H 0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa latihan sirkuit dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil sprints siswa. Kata Kunci : Latihan Sirkuit, Sprints 00 meter.

Atletik merupakan aktivitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu mengemukakan kaki untuk melangka, kemudian berjalan, lari terdiri dari lari jarak pendek, menengah dan jarak jauh, lompat terdiri dari lompat jauh, lompat jangkit, lompat gala, lompat tinggi, dan lempar terdiri dari lempar cakram, lempar lembing, lontar martil, tolak peluru. Bila dilihat dari arti atau istilah Atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu Atlon atau Athlum yang berarti lomba/perlombaan atau pertandingan. Amerika dan sebagian di Eropa dan Asia sering memakai istilah/kata dengan Track and Field dan Negara Jerman memakai kata leicht athletik dan negara belanda memakai istilah athletiek. Olahraga atletik di indonesia khususnya di propinsi gorontalo, telah berkembang di kalangan siswa baik itu di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Prestasi belajar yang telah di capai para atlet pada cabang olahraga ini telah mengharumkan nama baik gorontalo, antara lain cabang olahraga atletik khususnya nomor lari jarak pendek. Berdasarkan hasil observasi di MAN Model Gorontalo, pada cabang olahraga atletik khususnya lari jarak pendek siswa belum mampu melakukan sprint dengan baik sesuai apa yang diharapkan oleh peneliti. Hal ini disebabkan karena kurangnya aktivitas dan pengembangan keterampilan siswa kelas XI MAN Model Gorontalo untuk meningkatkan atlet-atlet berkualitas, oleh karena itu penulis mengkaji permasalahan ini supaya dalam cabang atletik khususnya lari jarak pendek yaitu lari sprint 00 meter menjadi lebih baik peningkatan kualitas kecepatannya, karena dalam kegiatan sehari-hari proses pelatihan tentang lari sprint belum di latih dan cara pelatihan yang kurang mempengaruhi kecepatan dalam lari sprint. Jika di tinjau dari karakteristik olahraga Atletik khususnya lari jarak pendek 00 meter, olahraga ini sangat membutuhkan unsur-unsur komponen kondisi fisik yang meliputih kecepatan (speed), kelincahan (agility), kekuatan (strength), daya tahan (endurance), kelentukan (fleksiblitas), dan daya ledak (power). Karena hanya dengan memiliki enam unsur fisik tersebut siswa dapat

mampu melakukan sprint dengan sebaik-baiknya dalam melakukan aktivitas lari jarak pendek atau sprint 00 meter. Mengacu masalah yang dialami siswa kelas XI MAN Model Gorontalo adalah siswa belum mampu melakukan sprint dengan baik, yang disebabkan oleh unsur kelincahan dan kecepatan untuk bergerak yang masih kurang. Maka dari itu perlu adanya latihan-latihan rutin, agar dapat menunjang dalam melakukan gerakan-gerakan nomor lari pada cabang olahraga atletik. Dalam hal ini perlu diberikan bentuk-bentik latihan kecepatan, kelincahan, kekuatan dan sebagainya. Bergerak yang sangat berperan dalam melakukan gerakan-gerakan lari sprint, pelari dapat bergerak dengan cepat dan melakukan sprint sekuat mungkin. Adapun bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan adalah lari pelanpelan (jogging), naik turun bangku, sit up, pus up, lompat kijang, lari cepat 0 meter, lari bolak-balik, squat stras dan squat jump, shuttle run. Menggunakan bentuk latihan ini guna untuk membentuk kekuatan otot tungkai di antaranya adalah otot paha quadriceps, otot hamstrings dan otot betis gastrocnemius. Kenyataan menunjukan bahwa unsur latihan sirkuit sering diabaikan dalam pelaksanaan latihan. Hal ini tampak pada sebagian pelari hanya mengutamakan latihan kecepatan, kelincahan saja atau meniti beratkan pada latihan keterampilan bukan pada untuk kekuatan otot. Latihan sirkuit ini merupakan bentuk latihan yang dapat meningkatkan kekuatan dan ketahanan dimana latihan tersebut digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kekuatan otot. Hal ini dilakukan guna mencapai tujuan tertentu seperti memperbaiki kondisi fisik, kekuatan, kesehatan pada suatu cabang olahraga dan sebagainya. Untuk bisa melakukan sprint dengan baik, maka dilakukan program latihan sirkuit yang terarah baik yang menyangkut kondisi fisik, maupun teknik lari sprint. Selain itu, pelaksanaan latihan juga harus teratur dan sistematis, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Selain faktor kekuatan otot, faktor yang turut menunjang antara lain adalah faktor gizi. Lari cepat atau sprint adalah semua perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh, sampai dengan

jarak 400 meter masih dapat digolongkan dalam lari cepat. Menurut (Muhajir,2004) dalam Ricky Saputra Jaya (202:02) sprint atau lari cepat yaitu, perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan penuh yang menempuh jarak 00 m, 200 m, dan 400 m. Lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 00 m sampai dengan jarak 400 m (Munasifah, 2008: 04) dalam Luli Gita Adrianto (20) Kebutuhan utama untuk lari jarak pendek adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan halus lancar dan efisien dan sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi (Purnomo dan Dapan, 20:04). Menurut Ballesteros (993:04) komponen kecepatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk nomor lari jarak pendek. Lari jarak pendek bila dilihat dari tahap-tahap berlari dari beberapa tahap yaitu: ) tahap reaksi dan dorongan, 2) tahap percepatan, 3) tahap transisi/perubahan, dan 4) tahap pemeliharaan kecepatan. Bompa (983:04) dalam Taufik Y.M (2005) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan adalah () keturunan, (2) waktu reaksi, (3) kemampuan mengatasi hambatan eksternal, (4) teknik, (5) konsentrasi dan kemauan keras, dan (6) elastisitas otot. Tujuan utama lari sprint adalah untuk memaksimalkan kecepatan horizontal, yang dihasilkan dari dorongan badan kedepan. Kecepatan lari ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah. Untuk bisa berlari cepat seorang atlet harus meningkatkan satu atau kedua-duanya. Teknik yang baik ditandai oleh mengecilnya daya pengereman, lengan lengan efektif, gerakan kaki dan badan dan suatu koordinasi tingkat tinggi dari gerakan tubuh keseluruhan (IAAF, 993;03) dalam Ricky Saputra Jaya (202). Lomba lari sprint yang lain mengikuti pola dasar yang sama, tetapi panjang dan pentingnya tahapan relatif bervariasi. Dalam aspek biomekanika kecepatan lari ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah (jumlah

langkah dalam persatuan waktu). Untuk bisa berlari lebih cepat seorang atlet harus meningkatkan satu atau kedua-duanya. Hubungan optimal antara panjang langkah. Dalam penguasaan teknik sprint terdapat faktor-faktor yang sangat mendukung demi tercapainya penguasaan teknik yang baik. Menurut (Thomson Peter J.L) (993; 03) ada 5 (lima) kemampuan biomotor dasar yang merupakan unsur-unsur kesegaran atau komponen-komponen fitnes yaitu kekuatan 20%, daya tahan 20%, kecepatan 30%, kelentukan 0%, dan koordinasi 20%.. Kekuatan (Strength) Menurut M. Sajoto ( 988:4), Kekuatan adalah kemampuan seseorang pada saat mempergunakan otot-ototnya untuk menerima beban kerja dalam rentang waktu yang tertentu. Secara fisiologis, otot adalah salah satu alat gerak manusia. Nossek (982:5), membagi kekuatan menjadi 2 bagian, yaitu: a) Kekuatan statis yaitu kemampuan kontraksi otot dalam memegang, menarik, mendorong, dengan tidak terjadi pemanjangan otot (isometric). b) Kekuatan dinamis yaitu jenis kekuatan dimana tampak adanya gerakan pada anggota tubuh disebabkan karena otot memanjang dan memendek (isotonic). 2. Daya Tahan (Endurance) Harsono (2008:3), menyatakan bahwa daya tahan merupakan keadaan kondisi tubuh yang mampu bekerja untuk waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah melakukan pekerjaan tersebut. 3. Kecepatan (Speed) M. Sajoto (2005:28), menyatakan bahwa kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang singkat-singkatnya, seperti lari cepat, pukulan dalam tinju, balap sepeda dan lain-lain. Dalam hal ini ada kecepatan gerak dan ada kecepatan explosive. 4. Kelentukan (Flexibility)

Menurut Len Kravizt (997:25), menyatakan kelentukan adalah daerah gerak otot-otot dan persendiahan tubuh. Kelentukan sangatlah erat hubungannya dengan otot kerangka tubuh secara alamiah dan yang telah dimantapkan kondisinya diregang melampaui panjangnya yang normal. 5. Koordinasi (Coordination) M. Sajoto (2005:32) menyatakan bahwa koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam gerakan pola gerakan tunggal secara efektif. Misalnya dalam bermain tenis, seseorang akan kelihatan memiliki koordinasi yang baik bila dapat bergerak kearah bola sambil mengayun raket kemudian memukul dengan teknik yang benar. Untuk dapat melatih atau berlatih secara efisien adalah melalui latihan sirkuit. Karena dalam latihan sirkuit ini akan tercakup unsur-unsur yang terlatih, seperti Kekuatan otot, ketahanan otot, kelentukan, kelincahan, keseimbangan, dan ketahanan jantung-paru. Dan latihan-latihan ini harus merupakan siklus, sehingga tidak membosankan. Dalam satu sirkuit biasanya ada 6 sampai 0 pos. Menurut M. Sajoto (995:07) latihan sirkuit adalah suatu program latihan terdiri dari beberapa stasiun dan di setiap stasiun seorang atlet melakukan jenis latihan yang telah ditentukan. Satu sirkuit latihan dikatakan selesai, bila seorang atlet telah menyelesaikan latihan di semua stasiun sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan. Latihan Circuit merupakan sistim latihan yang dapat memperkembangkan secara serempak fitness keseluruhan dari tubuh, yaitu komponen power, daya tahan, kecepatan, fleksibilitas, dan komponen-komponen fisik lainnya. Pelaksanaan Circuit Training didasarkan pada asumsi bahwa seorang atlet akan dapat memperkembangkan kekuatannya, daya tahannya, kelincahannya, total fitnessnya dengan jalan : () melakukan sebanyak mungkin pekerjaan dalam jangka waktu tertentu, dan (2) melakukan suatu jumlah pekerjaan atau latihan dalam waktu yang singkat.

Prestasi olahraga tidak akan meningkat jika dalam berlatih tidak berlandaskan prinsip-prinsip latihan. Banyak orang yang melakukan latihan tetapi sebenarnya mereka tidak melakukan latihan dengan benar. Sebelum kita bahas latihan lebih lanjut ada baiknya kita ketahui pengertian latihan. Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari kerja fisik yang dilakukan berulang-ulang dengan menerapkan prinsip-rinsip latihan. Adapun yang dimaksud sistematis bahwa latihan tersebut dilaksanakan secara berencana, teratur, berpola, dan berkesinambungan. Sedangkan berulang-ulang diartikan bahwa gerakan yang dipelajari dilakukan beberapa kali sehingga gerakan itu menjadi otomatis dan refleksif dalam koordinasi gerak yang lebih mulus dan efisien. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa latihan sirkuit dapat meningkatkan prestasi siswa terutama dalam nomor lari sprint 00 meter karena gerakan-gerakan dalam latihan sirkuit seperti kekuatan lari dan melangka secara horizontal dapat mengaktifkan otot-otot yang terdapat di dalam organ tubuh manusia. Selain itu juga dapat mempertinggi gaya koordinasi gerakkan dari otot-otot yang di latih. Dengan demikian dalam melakukan aktivitas latihan berupa latihan sirkuit di pandang memberikan dukungan yang sangat berarti pada kecepatan sprint. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah latihan sirkuit mempunyai pengaruh terhadap keterampilan lari jarak pendek 00 meter pada siswa putra kelas XI MAN Model Gorontalo. METODE PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang ingin dikaji, maka dalam penelitian ini akan digunakan metode eksperimen, one group Pre test and Pos test yang untuk melihat gambar secara umum mengenai Pengaruh Latihan Sirkuit Terhadap Lari Jarak Pendek 00 meter Pada Siswa Putra Kelas XI Man Model Gorontalo. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan sirkuit terhadap lari 00 meter pada siswa putra kelas XI MAN Model Gorontalo.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel X adalah skor data yang di peroleh melalui pengukuran pree-test atau test awal kecepatan lari jarak pendek 00 meter. Data hasil penelitian menunjukkan dari 20 sampel penelitian skor tertinggi untuk kecepatan lari jarak pendek 00 meter pada pree-test diperoleh nilai sebesar 9.8 dan terendah 3.00. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh skor rata-rata (X) sebesar 5.34. Median sebesar 0.5. Modus sebesar 7 dan standar deviasi sebesar.872. Hasil distribusi dari data variabel (X ). Sedangkan Variabel X 2 adalah skor data yang diperoleh melalui pengukuran post-test atau test akhir kecepatan lari jarak pendek 00 meter. Dari data hasil penelitian menunjukkan dari 20 sampel memperoleh skor tertinggi sebesar 8.2 dan skor terendah sebesar 2.2. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh skor rata-rata sebesar 4,40 median sebesar 0.5 modus sebesar 9, dan standar deviasi sebesar,79. Hasil distribusi data variabel X 2 dan secara lengkap disajikan pada tabel berikut. Dilihat dari pengukuran besaran-besaran statistik diatas dapat diartikan bahwa adanya peningkatan kecepatan lari jarak pendek 00 meter pada siswa putra kelas XI MAN Model Gorontalo. Hal ini terbukti dari peningkatan rata-rata pada pree-test (X ) sebesar 5.34 dan post-test sebesar 4.40 (X 2 ). Dengan demikian terjadi peningkatan yang sangat signifikan oleh karena itu peneliti berasumsi bahwa semakin banyak melakukan latihan Sirkuit maka semakin baik pula kecepatan lari 00 meter yang dihasilkan. Sehingganya, latihan Sirkuit memberikan pengaruh terhadap kecepatan lari 00 meter pada siswa putra kelas XI MAN Model Gorontalo. Sebagai persyaratan dalam rangka pengujian hipotestis melalui analisis statistik parametrik, Maka pengujian homogenitas varians data perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data hasil penelitian berasal dari populasi dengan varians yang homogen atau tidak.

Berdasarkan kriteria pengujian bahwa, terima hipotestis varians populasi homogen jika : X 2 hitung X 2 daftar (-α)(k-) dengan taraf nyata α = 0,05 serta derajat kebebasan dk = k-, maka chi kuadrat hitung atau X 2 hitung diperoleh harga sebesar 0.68. Berdasarkan daftar tabel distribusi chi kuadrat pada α = 0,05 yaitu X 2 daftar(- α)(k-) atau X 2 daftar(-0,05)(2-) = X 2 daftar(0,95)() diperoleh harga sebesar = 3,84. Lebih jelasnya bahwa : X 2 hitung lebih kecil dari X 2 daftar atau (0,68 < 3,84). Hal ini sesuai dengan kriteria pengujian, sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian memiliki varians populasi yang homogen. Untuk menguji hipotestis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh latihan Sirkuit terhadap kecepatan lari 00 meter pada siswa putra kelas XI MAN Model Gorontalo, maka hal ini dapat dianalisis dengan pengujian analisis varians dua rata-rata dengan menggunakan rumus Uji t. Berdasarkan kriteria penggujian bahwa, terima H 0 jika : -t (-/2α) t t (-/2α) dengan taraf nyata α = 0,05 dengan derajat kebebasan dk = n i. Dengan demikian t (-/2α 0,05) t t (-/2α 0,05) dengan dk = 20- atau t (-0,025) t t (0,975) = (9) dengan taraf nyata α = 0,05 diperoleh harga t hitung sebesar 6.8 dan t daftar diperoleh harga sebesar 2.09. Hal ini membuktikan bahwa harga t hitung lebih besar dari pada harga t daftar. Jadi dapat disimpulkan bahwa harga t hitung lebih besar dari t daftar (6.8 > 2.09) atau harga t hitung telah berada di luar penerimaan H 0. Sehingga menerima H A yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara latihan Sirkuit dengan kecepatan lari 00 meter pada pree-test (X ) dan post-test (X 2 ). Lari jarak pendek khususnya nomor lari 00 meter boleh dilakukan oleh siapa saja untuk mengembangkan bakat serta minat yang dimilikinya. Namun untuk melakukan peningkatan kecepatan dalam lari 00 meter guna menjadi seorang atlit yang baik sangat diperlukan adanya latihan yang intensif. Melalui latihan ini dapat diperoleh manfaat terhadap peningkatan kesehatan fisik serta peningkatan kecepatan. Disamping itu dapat menunjang upaya pengembangan minat dan bakat yang dimiliki. Akan tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya

mengukur seberapa besar kecepatan lari jarak pendek terutama nomor lari sprint 00 meter siswa putra kelas XI MAN Model Gorontalo. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata kecepatan lari 00 meter yang dilakukan pada pree-test dan post-test. Dimana nilai rata-rata dari pree-test (X ) sebesar 5,34 sedangkan pada post-test (X 2 ) sebesar 4,40 hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang sangat signifikan. Sehingga hal tersebut dapat dibuktikan dengan pengujian analisis varians menggunakan rumus Uji t dimana setelah dianalisis menunjukkan harga t hitung = 6,08 dan t daftar = 2,09 dengan demikian harga t hitung lebih besar dari pada harga t daftar atau harga t hitung telah berada diluar daerah penerimaan H 0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotestis yang menyatakan bahwa Terdapat Pengaruh Latihan Sirkuit Terhadap Lari jarak pendek 00 Meter Siswa Putra Kelas XI MAN Model Gorontalo dapat diterima. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data menggunakan besaran-besaran statistik yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kecepatan lari jarak pendek 00 meter dibutuhkan latihan sirukuit. Kecepatan seseorang dapat dilatih dengan berbagai cara salah satunya dengan latihan Sirkuit. Oleh karena itu latihan Sirkuitp sangat berpengaruh pada kemampuan lari jarak pendek 00 meter. Hasil pengujian hipotestis dalam penelitian ini diperoleh harga t hitung sebesar 6,08 sedangkan t daftar sebesar 2,09. Dari hasil perhitungan tersebut ternyata harga t hitung lebih besar dari t daftar (6,08 > 2,09), oleh karena itu harga t hitung telah berada di luar daerah penerimaan H 0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan H A diterima. Dengan demikian hipotestis penelitian yang berbunyi Terdapat pengaruh latihan Sirkuit terhadap lari jarak pendek 00 meter pada siswa Putra Kelas XI MAN Model Gorontalo dapat diterima.

SARAN Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut: a) Untuk meningkatkkan prestasi atlit dalam cabang olahraga atlitik khususnya nomor lari 00 meter, perlu adanya persiapan yang matang dari pelatih terutama dalam pembuatan program latihan. b) Disarankan kepada guru mata pelajaran penjas khususnya yang ada di MAN Model Gorontalo, kiranya lebih giat dalam melatih bibit atlit khususnya cabang olahraga atlitik nomor lari 00 meter agar supaya memiliki prestasi yang membanggakan. DAFTAR RUJUKAN Bompa, Taufik 983. Theory and Methodology Of Training. IOWA: Kendall/Hunt Publishing Company. Ballesteros. J.M., 979. Pedoman Latihan dasar Atletik. Alih Bahasa SDS, Jakarta. PB PASI. Harsono, 2008. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta P2LPTK. IAAF, Ricky S. 200. Guideline of IAAF CECS Level I, Olympic Solidarity. Monaco. Len Kravizt. Hartono. 997. Pedoman Belajar Anggar. Surabaya:Training Camp. Munasifah, Luli G.A 2008. Atletik Cabang Lari. Semarang: Aneka Ilmu. Muhajir. Risky 2006. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta ; Yudistira. M. Sajoto. 995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize M. Sajoto. 988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta.PPLPTK. M. Sajoto. Hartono. 2005. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta.PPLPTK Nossek, Taufik. 982. General Theory Of Training. Lagos: National Institute for Sport. Purnomo, E.& Dapan. 20. Dasar- Dasar Gerak Atletik. Yogyakarta: Alfamedia. Thomoson Peter J. L. 993. Introduction to Coaching Theory. England. IAAF.