PENELITIAN PEMBELAJARAN BERBASIS SETS (SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY) DALAM PENDIDIKAN SAINS

dokumen-dokumen yang mirip
Berkala Fisika Indonesia Volume 2 Nomor 1 Juli 2009

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN SIKLUS BELAJAR MODEL 7E (ENGAGE, ELICIT, EXPLORE, EXPLAIN, ELABORATE, EVALUATE, EXTEND)

ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 4 ISSN : Model, SETS, Listrik Statis, Hasil Belajar

PENERAPAN MODEL GRUP INVESTIGASI BERVISI SETS DI SEKOLAH DASAR

Journal of Innovative Science Education PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA BERBASIS MASALAH BERVISI SETS

D035. Prodi Biologi Fak Saintek UIN Sunan Kalijaga ABSTRAK

Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

Program Studi PPKN FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo

Oleh: Tety Roosliana SMA Negeri 1 Kauman-Tulungagung Kata Kunci: pembelajaran kooperatif, tipe Teams Games Tournaments (TGT)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI BERVISI SETS PADA KOMPETENSI KEPENDUDUKAN DAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN. Oleh:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERVISI SETS KOMPETENSI EKOLOGI DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH ATAS.

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

Joyful Learning Journal

Penggunan Model Pembelajaran Team Games Tournament Dan Picture And Picture

PENGARUH MEDIA PERMAINAN TRUTH AND DARE TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA DENGAN VISI SETS

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

Skripsi Oleh: Suboningsih NIM K

APLIKASI METODE PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

Imam Sujarwanto. SMA Negeri 1 Warureja Kabupaten Tegal.

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh seorang guru. Dewasa ini, telah banyak model pembelajaran

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

1. Ringkasan Hasil Penelitian, Tahun Dosen FPMIPA IKIP PGRI Semarang

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN X FARIDA

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MODEL LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Pemanfaatan Media Animasi Dalam Pembelajaran Kimia Untuk meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Di SMAN 12 Pekanbaru

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume I, Nomor 2, Hal , November 2016

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran kimia menekankan pada pembelajaran pengalaman

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY AND SOCIETY (SETS) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. pelaksanaan pembelajaran dapat digunakan dengan revisi kecil.

KONTRIBUSI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MEMBANTU MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PEMBIASAN CAHAYA PADA SISWA KELAS X SMA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN

yang ditetapkan di sekolah yaitu 100% siswa memperoleh nilai 65.

PENGGUNAAN JURNAL BELAJAR DENGAN MACROMEDIA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

Mahasiswa Program Sarjana Pendidikan Kimia FKIP,UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. *Corresponding author, telp: ,

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

PENDEKATAN SETS (SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN SISTEM PERIODIK DAN STRUKTUR ATOM KELAS X SMA

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, (Kemdikbud, 2012:17). PENDAHULUAN

2015 PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED TEMA TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

DAFTAR ISI ABSTRAK... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFATAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

Berkala Fisika Indonesia Volume 1 Nomor 2 Januari 2009

PROSIDING ISBN :

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 2 No 2, Juni Darmiyanto 1) dan A.A. Sujadi 2) 1), 2) Program Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS Inquiry dan Local material MATERI POKOK SISTEM KOORDINASI KELAS XI IPA 2 MA NEGERI PRAMBON NGANJUK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang bertujuan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM

OPTIMALISASI KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING BERBASIS ECO-CAMPUS

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA. (Artikel) Oleh: Ely Fitri Astuti

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA

ABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 3 BANJARMASIN PADA KONSEP REPRODUKSI SEL MELALUI PENGGUNAAN PETA KONSEP

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta

PENERAPAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS SETS (SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY AND SOCIETY) PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

Oleh : Tri Wijayanti Trisnaningsih 2. Abstrak

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR DENGAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) PADA PEMBELAJARAN KIMIA

Unnes Physics Education Journal

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh EVA FEBRIYANTI R.

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN CTL DI KELAS V SD INPRES 03 TERPENCIL BAINA A

PROSIDING ISBN :

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang

PENERAPAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI KELAS X SMA NEGERI 2 SIAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Transkripsi:

PENELITIAN PEMBELAJARAN BERBASIS SETS (SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY) DALAM PENDIDIKAN SAINS YULISTIANA yulistianabio@gmail.com Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Universitas Indraprasta PGRI Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) peserta didik dapat terbiasa memiliki pola pikir yang menyeluruh (komprehensif) dalam memandang materi biologi sebagai science yang terintegrasi dengan environment, technology and society; (2) SETS dapat membuat peserta didik mengetahui bahwa teknologi mempengaruhi laju pertumbuhan sains, serta dampaknya bagi lingkungan dan masyarakat; (3) dengan SETS siswa menjadi lebih tertarik dalam mempelajari materi biologi karena dikaitkan dengan hal-hal nyata dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pengetahuan yang dimiliki. Dalam pembelajaran SETS terkandung harapan bahwa di dalam memanfaatkan sains untuk kepentingan masyarakat, yang di antaranya dalam bentuk teknologi, diharapkan agar praktik dan produknya tidak merusak atau merugikan lingkungan dan masyarakat itu sendiri. Pembelajaran berbasis SETS mensyaratkan pendidik dan peserta didik mengeksplorasi segala kemungkinan yang dapat terjadi dalam kesalingterkaitan antara konsep yang sedang dibelajarkan dengan pengaruhnya dengan proses pembelajaran. Dari penelitian ini diperoleh hasil, SETS akan bermakna apabila diperlakukan sebagai kemampuan kerja ilmiah yang dikembangkan, diterapkan dan diukur selama proses pembelajaran berlangsung. Kata kunci : SETS, metode, pendekatan, pembelajaran, sains. PENDAHULUAN Proses pembelajaran memegang peran yang sangat penting dalam menghasilkan atau menciptakan kualitas lulusan pendidikan. Oleh karena itu, hal utama yang seyogyanya mendapatkan perhatiaan lebih serius oleh stake holder pendidikan adalah menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Model pembelajaran diartikan sebagai pola mengajar yang menerangkan proses, peserta didik dapat berinteraksi dan berkomunikasi yang akhirnya berakibat terjadinya perubahan khusus pada tingkah laku siswa. (Suparwoto, 2004: 128). Pendekatan SETS (Sains Envronment Technology Society) sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas, motivasi dan hasil belajar siswa serta diartikan sebagai rangkaian konsep yang saling berhubugan yang dikembangkan dari hasil eksperimen dan observasi serta sesuai dengan eksperimen dan obsevasi berikutnya. (Supriyono, 2008). Sedangkan menurut Arsyad (2007) pendekatan pembelajaran merupakan pembelajaran yang mengkaitkan keempat unsur yakni Sains, Lingkungan, Teknologi, dan masyarakat dalam pembelajaran. Materi pelajaran dikaitkan dengan contoh-contoh nyata yang berhubungan dengan masyarakat di sekitar peserta didik yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mudah memahami materi tersebut. Juga menurut Binadja (2002: 112) pembelajaran bervisi SETS (SalingTemas) menawarkan kelebihan yakni membentuk lulusan yang memiliki kemampuan penalaran serta kekomprehensifan pemikiran ketika peserta didik dihadapkan pada suatu masalah untuk dipecahkan. - 76 -

Dalam pembelajaran SETS guru dan peserta didik sama-sama memiliki peran yang menetukan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Peran guru menciptakan pola berpikir yang melihat masa depan dengan berbagai implikasinya, membawa peserta didik untuk selalu berpikir terintegratif, mengajak peserta didik berpikir kritis dalam menghadapi sesuatu dengan mengacu SETS. Pembelajaran yang berkualitas memiliki pengaruh yang signifikan dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Untuk menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas, terdapat banyak aspek yang turut mempengaruhinya. Aspek tersebut antara lain: pengajar (guru dan dosen) yang profesional dan berkualitas dengan kualifikasi yang diamanatkan oleh Undang-Undang Guru dan Dosen, penggunaan metode mengajar yang menarik dan bervariasi, perilaku belajar peserta didik yang positif, dan penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam mendukung proses belajar itu sendiri (Colburn, 2010). Media pembelajaran merupakan unsur yang amat penting dalam proses pembelajaran selain metode mengajar. Salah satu media diantaranya adalah multimedia, yang digunakan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti, dan jelas. Informasi akan mudah dimengerti karena sebanyak mungkin indera, terutama telinga dan mata, digunakan untuk menyerap informasi itu (Hamalik, 2004). Demikian halnya pembelajaran sistem koordinasi biologi bervisi SETS. Guru sedapat mungkin membawa siswa ke arah pemikiran yang menyeluruh dan terpadu dengan mengaitkan antara materi biologi yang dipelajari dengan keberadaan serta implikasi materi tersebut dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Ada 70% dari siswa SMA Negeri 69 Jakarta, yang berjumlah 145 peserta didik belum mencapai batas KKM. Dari 6 kelas yang ada kelas XIC paling banyak yang belum mencapai KKM yakni 58%, karena pada keadaan awal hanya 42% dari 24 yang mencapai KKM. Dengan hasil itu perlu model pembelajaran atau cara yang dapat ditempuh agar hasil belajar sains terutama biologi meningkat dan KKM tercapai, yaitu dengan cara peserta didik membentuk kelompok untuk melakukan membaca materi, eksperimen, berdiskusi dan menyusun laporan. Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan pada latar belakang bahwa aktivitas dan motivasi belajar peserta didik kelas XIC terhadap biologi masih kurang, hasil belajar yang nilainya kurang dari KKM ada 58% maka perlu dicoba model pembelajaran lain yaitu SETS. Dengan pembelajaran berbasis SETS diharapkan : (1) peserta didik terbiasa memiliki pola pikir yang menyeluruh (komprehensif) dalam memandang materi pada mata pelajaran biologi sebagai science yang terintegrasi dengan environment, technology and society; (2) SETS dapat membuat peserta didik mengetahui bahwa teknologi mempengaruhi laju pertumbuhan sains, serta dampaknya bagi lingkungan dan masyarakat; (3) dengan SETS siswa menjadi lebih tertarik dalam mempelajari materi karena dikaitkan dengan hal-hal nyata dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pengetahuan yang dimiliki. TINJAUAN PUSTAKA Model pembelajaran diartikan sebagai pola mengajar yang menerangkan proses, peserta didik dapat berinteraksi dan berkomunikasi yang akhirnya berakibat terjadinya perubahan khusus pada tingkah laku siswa. (Suparwoto, 2004: 128). Pendekatan SETS (Sains Envronment Technology Society) sebagai salah satu alternative untuk meningkatkan aktivitas, motivasi dan hasil belajar siswa. Menurut Jenkins & Whitefield (1974) dikutip oleh Sharan S (1980) Science atau pengetahuan diartkan sebagai rangkaian konsep yang saling berhubugan yang dikembangkan dari hasil eksperimen dan observasi serta sesuai dengan eksperimen dan - 77 -

obsevasi berikutnya, environment (lingkungan) merupakan tempat aktivitas hidup, technology merupakan keseluruhan upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengadakan benda agar memberi kenyamanan bagi dirinya. sedangkan Society atau masyarakat merupakan lingkungan pergaulan sosial serta kaidah-kaidah yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat. Sedangkan menurut Binadja (2002:24) pendekatan SETS merupakan pembelajaran yang mengkaitkan keempat unsurnya yakni Sains, Lingkungan, Teknologi, dan masyarakat dalam pembelajaran. Materi pelajaran dikaitkan dengan contoh-contoh nyata yang berhubungan dengan masyarakat di sekitar peserta didik yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mudah memahami materi tersebut. Juga menurut Asnawir (2002) pembelajaran bervisi SETS (SalingTemas) menawarkan kelebihan yakni membentuk lulusan yang memiliki kemampuan penalaran serta kekomprehensifan pemikiran ketika peserta didik dihadapkan pada suatu masalah untuk dipecahkan. Dalam pembelajaran SETS guru dan peserta didik sama-sama memiliki peran yang menetukan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Peran guru menciptakan pola berpikir yang melihat masa depan dengan berbagai implikasinya, membawa peserta didik untuk selalu berpikir terintegratif, mengajak peserta didik berpikir kritis dalam menghadapi sesuatu dengan mengacu SETS. Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas peserta didik selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan peserta didik untuk belajar. Aktivitas peserta didik merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses pembelajaran (Supriyono, 2008). Kegiatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, menjawab pertanyaan guru, bisa bekerja sama dengan peserta lain dan bertanggungjawab atas tugas yang dibebankan. Menurut Sardiman (2005:40) yang dimaksud dengan motivasi adalah dorongan agar seseorang mau melaksanakan pekerjaan dengan senang hati. Motivasi belajar merupakan keinginan atau dorongan untuk belajar. METODE Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 69 Jakarta pada kelas XI tahun ajaran 2012/2013 pada bulan Agustus sampai September 2012. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi perangkat pembelajaran dan CD interaktif, lembar observasi untuk keterampilan proses dan keaktifan serta lembar angket untuk respon. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (R&D), penelitian ini dilakukan dua tahap yaitu tahap pertama adalah tahap pengembangan perangkat dan tahap kedua adalah tahap pembelajaran nyata. Tahap pengembangan perangkat dimulai dari menentukan tujuan pembelajaran, analisis karakteristik, analisis tugas, menyusun konsep dan strategi pembelajaran, memilih media, menyusun instrumen evaluasi, dan revisi perangkat, dengan menambahkan unsur SETS pada setiap perangkat yang dikembangkan. Perangkat yang sudah jadi kemudian divalidasi oleh empat orang pakar, dua orang pakar memvalidasi perangkat (silabus, SAP, bahan ajar, dan LDM) dan dua orang pakar memvalidasi multimedia interaktif. Peserta didik sebelum mendapatkan perlakuan dalam pembelajaran pada siklus I diadakan penilaian melalui tes berupa pretes untuk mengetahui kondisi awal dan peserta didik yang sudah mendapatkan perlakuan dalam pembelajaran pada siklus I maupun siklus II diadakan penilaian melalui tes berupa postes. Alat-alat pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) catatan - 78 -

harian penelitian berupa catatan tentang kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan yang dijumpai ketika tindakan berlangsung (2) lembar observasi tentang pengamatan aktivitas peserta didik terhadap mata pelajaran biologi. (3) lembar observasi tentang pengamatan motivasi peserta didik dalam pembelajaran biologi, (4) data hasil belajar yang diambil dari nilai kondisi awal (pretes), postes siklus I dan postes siklus II. Data yang diambil dari hasil observasi peserta didik berupa data hasil pengamatan aktivitas siswa, data hasil pengamatan motivasi, dan data hasil belajar dari penilaian pretes dan postes. Untuk data aktivitas dan motivasi belajar peserta didik diperoleh ketika diskusi kelompok, eksperimen maupun presentasi dan laporan hasil kegiatan dari masing masing kelompok. Hasil belajar pretes (kondisi awal) dan postes siklus I maupun siklus II dianalisa baik nilai rata-rata, nilai tertinggi, nilai terendah,dan prosentase tuntas belajar dengan KKM 75. HASIL DAN PEMBAHASAN Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang dapat dikembangkan antara lain : (1) silabus, dengan menambahkan indikator, materi, dan indikator pencapaian hasil belajar berbasis SETS; (b) satuan acara perkuliahan (SAP); (c) lembar kerja yang digunakan untuk mengetahui keterampilan proses respon dalam pembelajaran; (d) bahan ajar; (f) media pembelajaran yang berupa multimedia interaktif yang berbasis SETS, berupa CD yang dikembangkan dengan menggunakan program Macromedia flash. Perangkat pembelajaran yang sudah dikembangkan diuji cobakan pada kelas kecil (enam respon kelas XIC) dan kelas nyata (kelas XIB) terdiri atas 34 respon. keterkaitannya dengan SETS dengan metode diskusi informasi dan pengerjaan LDM, di akhir pertemuan dua peserta didik diberi tugas terstruktur materi yang disampaikan dalam konteks SETS. Pertemuan berikutnya dilakukan di ruang media dengan metode TGT (team game tournament), di ruang komputer dengan metode diskusi informasi dan pengerjaan LDM, pada akhir pertemuan respon diberi tugas terstruktur tentang materi yang diberikan dalam konteks SETS. Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Kegiatan praktikum memiliki pengaruh terhadap perkembangan keterampilan respon meliputi keterampilan melakukan percobaan dan keterampilan sosial yang meliputi keterampilan bertanya, komunikasi dan diskusi. Hasil pelaksanaan perangkat diantaranya: (a) validasi perangkat oleh pakar diperoleh bahwa perangkat yang dikembangkan dapat digunakan tanpa direvisi; (b) validasi soal tes hasil belajar ada 3 soal yang tidak valid, soal yang tidak valid diganti dengan soal yang baru sehingga soal tes hasil belajar berjumlah 40 soal; reliabilitas soal tes adalah r hitung > r tabel (0,802 > 0,301) maka reliabel; reliabilitas intrumen keterampilan proses dan keaktifan respon dari pembelajaran memiliki kriteria reliabel karena R 75%. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu analisis untuk menghitung reliabilitas instrument, dan analisis data untuk menjawab pertanyaan penelitian yang meliputi: (1) menghitung reliabilitas instrumen keterampilan proses dan keaktifan dengan teknik interobserver agreement; (2) menghitung reliabilitas soal tes dengan KR-20; (3) hasil belajar peserta didik dapat dianalisis dengan membandingkan hasil nilai pretest dan posttest peserta didik yang meliputi nilai terendah, nilai tertinggi, dan rata-rata nilai, peningkatkan hasil belajar peserta didik dihitung dengan gain score ternormalisasi; (4) menghitung keterampilan proses dengan skala penilaian 1-4 dengan kriteria 12 n 20: kurang terampil, 21 n 29: cukup terampil, 30 n 38: terampil, 39 n 48: sangat terampil; (5) menghitung keaktifan peserta didik dengan skala - 79 -

penilaian 1-4 dengan kriteria 12 n 20: kurang aktif, 21 n 29: cukup aktif, 30 n 38: aktif, 39 n 48: sangat aktif; (6) menghitung respon peser ta didik, nilai diperoleh dari jumlah peserta yang menjawab Ya atau Tidak dibagi jumlah seluruh peserta didik dikalikan 100%. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah: (1) peserta didik yang mendapat nilai 70 berjumlah 75%; (2) 75% (33 dari 44) peserta didik memiliki keterampilan proses baik; (3) 75% (33 dari 44) peserta didik aktif; (b) 85% (38 dari 44) peserta didik memiliki respons yang positif dan menjawab ya pada butir pertanyaan no. 2-6, dan menjawab tidak pada butir pertanyaan no. 1; (4) guru memiliki kesan yang baik terhadap pembelajaran tersebut. Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Pretest dan Posttest No Variabel Uji Coba kelas Kecil Kelas XI B 1 Rata-rata pretes 40 48 2 Rata-rata postes 73 72 3 Nilai tertinggi pretes 68 68 4 Nilai terendah pretes 15 18 5 Nilai tertinggi postes 78 83 6 Nilai terendah postes 65 60 7 Jumlah anak yang memiliki nilai 70 saat postes 8 Jumlah anak yang memiliki nilai 64 saat postes 5 dari 6 anak 35 dari 44 anak dalam satu kelas 6 anak 42 dari 44 anak Peningkatan hasil belajar peserta didik dari perhitungan gain score kelas kecil: 0,6 dan kelas nyata XI B: 0,5 termasuk kategori sedang, ini berarti rata-rata peningkatan hasil belajar kognitif yang dicapai peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dari masing-masing kegiatan tergolong sedang. Pada penelitian ditetapkan KKM 70, dan perangkat dikatakan efektif jika hasil belajar mencapai 75% (33 dari 44) siswa tuntas secara klasikal. Dari tes hasil belajar pada kelas XI B diperoleh nilai 70 sejumlah 35 dari 44 siswa, ini berarti perangkat pembelajaran yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tabel 2. Hasil Rekapitulasi Respons Siswa No Kelas Jawaban Butir Soal 1, 2, 3, 4, 5, 6 Uji Kelas Kecil Ya 1, 6, 6, 6, 5, 6 XI B Tidak Ya Tidak 5, 0, 0, 0, 1, 0 5,44,40,42,38,39 39, 0, 4, 2, 6, 5 Ket Gambar 2 (4) menunjukkan keaktifan siswa di kelas XI B pada pembelajaran 1 : 3 dari 44 siswa cukup aktif, 40 dari 44 siswa aktif dan 1 dari 44 siswa sangat aktif, pembelajaran 2 : 12 dari 44 siswa aktif dan 32 dari 44 siswa sangat aktif, pembelajaran 3 : 7 dari 44 peserta didik cukup aktif, 35 dari 44 siswa aktif dan 2 dari 44 siswa sangat aktif, pembelajaran 4 dan 5 : 1 dari 44 siswa aktif dan 43 dari 44 siswa sangat aktif, pembelajaran 6 : 11 dari 44 siswa aktif dan 33 dari 44 siswa sangat aktif. Ini menunjukan - 80 -

bahwa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran melebihi kriteria yang ditentukan dalam penelitian 75% aktif. Pada Tabel 2 diketahui peserta didik yang menjawab tidak pada butir pertanyaan 1 di uji coba kelas kecil ada 5 dari 6 siswa dan XI B 39 dari 44 siswa ini berarti siswa tersebut tidak mengalami kendala dalam menggunakan CD interaktif dalam pembelajaran bervisi SETS. Butir pertanyaan 2 baik uji coba kelas kecil dan XIB semua siswa mengatakan bahwa CD interaktif yang di tayangkan sesuai dengan materi saraf, hormon dan indera bervisi SETS. Butir pertanyaan 3 pada kelas kecil 6 siswa (semua) dan XIC, 40 dari 44 siswa mengatakan bahwa CD interaktif yang digunakan mudah dioperasikan karena ada petunjuk penggunaannya. Pada saat pembelajaran CD interaktif bervisi SETS yang digunakan membantu pemahaman siswa saat belajar, ini bisa dilihat dari jawaban siswa pada kelas kecil semua (6 siswa) menjawab ya sedangkan XIB 42 dari 44 menyatakan ya, selain membantu pemahaman siswa, pembelajaran bervisi SETS yang dilengkapi multimedia interaktif berupa CD menye babkan 5 dari 6 siswa dan 38 dari 44 siswa XIB siswa merasa senang/menyukai suasana kelas saat pembelajaran karena suasana kelas menjad ihidup, siswa merasa diberi kesempatan untuk mengung kapkan idenya, dan siswa menjadi lebih aktif serta termotivasi untuk belajar se cara mandiri dapat dilihat dari semua siswa di kelas kecil dan 39 dari 44 siswa XI B menjawab ya pada butir soal 6. PENUTUP Simpulan Dari hasil penelitian pengembangan dan penerapan perangkat pembelajaran berbasis SETS yang dilengkapi dengan multimedia interaktif, dapat diikhtisarkan sebagai berikut : a. Pembelajaran Sains berbasis SETS (dilengkapi dengan multimedia interaktif) dapat meningkatkan hasil belajar, meningkatkan keterampilan proses dan keaktifan pada setiap kegiatan. b. Adanya respon positif dari peserta didik terhadap pembelajaran yang berbasis SETS, dan c. Ada respon positif dari guru terhadap perangkat pembelajaran Sains yang dikembangkan dengan visi SETS. Saran Berdasarkan simpulan dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : a. Model pembelajaran pembelajaran yang digunakan guru hendaknya dapat mengubah perilaku peserta didik sehubungan dengan meningkatnya hasil belajar. b. Guru harus lebih selektif dalam menggunakan model pembelajaran yang relevan yang dapat meningkatkan aktivitas peserta didik. c. Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan guru dalam memilih model pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran Berbasis SETS. Jakarta: Grafindo Persada. Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press. Binadja, A. 2002. Hakekat dan tujuan pendidikan SETS dalam kontek kehidupan dan pendidikan yang ada. Makalah Seminar dan Lokakarya Nasional. Colburn. 2010. An inquiry primer, science scope. Journal of Science Education, 22 (4): 42-44. Hamalik. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara. - 81 -

Kemmis & Taggart.1988. The Action Research Planner (Third Edition). Victoria: Deakin University Pres. Sardiman, AM. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Sharan, S. 1980. Cooperative learning in small groups: recent methods and effects on achievement, attitudes, and ethnic relations. Review of educational Research, 50, 241 258. [versi elektronik]. Suparwoto. 2004. Kemampuan Dasar Mengajar. Yogyakarta : FIP Universitas Negeri Yogyakarta. Supriyono. 2008. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. - 82 -