BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. oleh mahasiswa, termasuk pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip
KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ialah makalah. Penyusunan makalah dimaksudkan untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hu-bungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

PERSYARATAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. keterampilan menulis narasi siswa sekolah dasar. Berdasarkan penelitian tersebut

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X ASMA NEGERI 1 MENYUKE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) MELALUI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuasi eksperimen atau

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan dipaparkan definisi operasional, desain penelitian,

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dikuasai

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Dalam bab ini dibicarakan tentang metode penelitian, teknik pengumpul data,

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SDS WINDU PUTRA. Wiwin Widianti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

Program Studi Teknik Mesin S1

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF ARGUMENTATIF SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017

KETIDAKEFEKTIFAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH SISWA DI KELAS XI UPW A SMK NEGERI 1 SINGARAJA

1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia a. Macam-macam paragraf 1. Berdasarkan sifat dan tujuan (a) Paragraf pembuka (b) Paragraf penghubung

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF

PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA SISWA KELAS VIII SMP TAHUN AJARAN

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan ujaran atau ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran.

KUESIONER PENELITIAN TINGKAT LITERASI INFORMASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI MEMBACA INTENSIF DI KELAS IV SD INPRES 1 PADENGO KABUPATEN POHUWATO MIKYA NAKI

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. atau kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah. Proses berfikir ilmiah terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK BATIK PERBAIK PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI MAHASISWA SEMESTER II PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur

Bahasa yang Efisien & Efektif dalam Iptek

ARTIKEL ILMIAH BERBASIS PENELITIAN. Dwi Harsono

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Agustus 2010 di kelas X SMA

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

Indriaty Matoka. (Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia) Pembimbing I : Dr. Fatmah AR. Umar, M. Pd. Pembimbing II: Salam, S. Pd, M.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

KEMAMPUAN MEMBEDAKAN PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF SISWA KELAS XI SMA ADABIAH 2 PADANG MELALUI KEGIATAN MEMBACA PEMAHAMAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Menulis karya ilmiah merupakan salah satu kegiatan yang rutin dilakukan oleh mahasiswa, termasuk pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Subjek penelitian ini ialah mahasiswa angkatan 2011/2012 tentang kemampuan menentukan topik, identifikasi masalah, menentukan masalah, pengembangan gagasan, dan penggunaan bahasa.kelima indikator ini mejadi fokus penelitian ini, sehingga data dapat dideskripsikan sebagai berikut. 4.1.1 Kemampuan Menentukan Topik dalam Penyusunan Makalah oleh Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Setelah mahasiswa memilih tema tulisan, berikutnya harus bisa menentukan topik. Topik biasanya dirumuskan dalam sebuah formulasi judul tulisan. Rumusan judul ini harus singkat, padat, jelas, dan mewakili masalah atau variabel yang dibahas atau diulas. Topik juga harus mencerminkan klasifikasi kajian, baik itu kajian kualitatitf atau kajian kuantitatif. Ada beberapa keunikan yang ditemukan ketika melakukan pengumpulan data terhadap kemampuan mahasiswa dalam menentukan topik. Ditemukan hampir semua judul yang ditulis oleh mahasiswa sebenarnya bukan merupakan judul yang baik, tetapi mirip kalimat biasa. Selain itu, judul yang dirumuskan kurang relevan dengan tema yang seharusnya melandasi tulisan mahasiswa. Data kemampuan mahasiswa dalam menentukan topik seperti tersaji pada tabel berikut ini. 34

Tabel 4. Data Kemampuan Mahasiswa Menentukan Topik No. Nama Nilai 1 Alpin 25 2 Astrid S. Aliwu 15 3 Dewi Trisna Sugeha 25 4 Dian Nento 35 5 Fathiya A.K. Nasib 25 6 Fatmah Pakaya 25 7 Hadra 35 8 I Ketut Artamana 15 9 I Wayan Budiasa 25 10 Intan Datunsolang 25 11 Lesmita Husyain 15 12 Lindrawati A. Aritonang 25 13 Moh. Hud Sugeha 25 14 Moh. Suflan 25 15 Nining 25 16 Nuraini 25 17 Nuramal 25 18 Rosina 35 19 Sahrudin Raba 25 20 Sitiawati Inde 35 21 Sitti Marah A. Manto 25 22 Sulistianingsih T. 25 23 Syahrun 25 24 Trimigati Liputo 25 25 Yolan Thaib 25 26 Yusnita Binabari 25 Rata-Rata Kelas 25.38 Tabel 5 di atas menyajikan kemampuan mahasiswa dalam menentukan topik setelah memilih tema makalah yang ditulis. Kemampuan mahasiswa Angkatan 2011/2012 sangat bervariasi dengan rata-rata pencapaian sebesar 25,38 atau sebanyak 23 orang berkategori baik dan cukup. Kemampuan mahasiswa dipengaruhi oleh pemahaman terhadap rumusan topik atau substansi tulisan. Berikut sajian tabel klasifikasi kemampuan mahasiswa dalam menentukan topik makalah.

Tabel 5. Klasifikasi Kategori Kemampuan Mahasiswa Menentukan Topik Kategori Jumlah Capaian Persentase Baik 3 11,54 Cukup 20 76,92 Kurang 3 11,54 Jumlah 26 100,00% Informasi yang diperoleh dari tabel 5 di atas, tergambar bahwa kemampuan mahasiswa dalam menentukan topik berbeda-beda, dengan pengelompokkan; 3 orang atau 11,54% berkategori baik, 20 orang atau 76,92% berkategori cukup, dan 3 orang atau 11,54% berkategori kurang. 4.1.2 Kemampuan Mengidentifikasi Masalah dalam Penyusunan Makalah oleh Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Identifikasi masalah dapat dikatakan sebagai proses mengenal atau menafsirkan masalah-masalah lain dari masalah pokok. Untuk dapat mengidentifikasi masalah, perlu kemampuan untuk memperkirakan masalahmasalah yang bisa saja muncul dengan tema yang dibahas. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Angkatan 2011/2012 seperti masih kurang memahami cara mengidentifikasi masalah dalam karya ilmiah. Ada kemungkinan disebabkan oleh keraguan dan penafsiran mahasiswa tentang identifikasi dan rumusan masalah yang tidak bisa dibedakan. Kemampuan mahasiswa angkatan 2011/2012 dalam mengidentifikasi masalah seperti tersaji pada tabel berikut.

Tabel 6. Data Kemampuan Mahasiswa Mengidentifikasi Masalah No. Nama Nilai 1 Alpin 25 2 Astrid S. Aliwu 15 3 Dewi Trisna Sugeha 15 4 Dian Nento 25 5 Fathiya A.K. Nasib 25 6 Fatmah Pakaya 15 7 Hadra 15 8 I Ketut Artamana 15 9 I Wayan Budiasa 15 10 Intan Datunsolang 25 11 Lesmita Husyain 15 12 Lindrawati A. Aritonang 15 13 Moh. Hud Sugeha 15 14 Moh. Suflan 15 15 Nining 15 16 Nuraini 15 17 Nuramal 15 18 Rosina 25 19 Sahrudin Raba 15 20 Sitiawati Inde 25 21 Sitti Marah A. Manto 15 22 Sulistianingsih T. 25 23 Syahrun 15 24 Trimigati Liputo 15 25 Yolan Thaib 15 26 Yusnita Binabari 15 Rata-Rata Kelas 17.69 Bila dibandingkan dengan dua indikator sebelumnya, kemampuan mahasiswa angkatan 2011/2012 dalam memberikan identifikasi cukup rendah. Hal ini sebagaimana rata-rata capaian hanya sebesar 17,69. Perolehan di atas, dapat dikelompokkan menjadi kategori-kategori kemampuan seperti tersaji pada tabel berikut ini.

Tabel 7. Klasifikasi Kategori Kemampuan Mahasiswa dalam Mengidentifikasi Masalah Kategori Jumlah Capaian Persentase Baik 0 0,00 Cukup 7 26,92 Kurang 19 73,08 Jumlah 26 100,00% Berdasarkan tabel 7 di atas, kemampuan mahasiswa dalam memberikan identifikasi masalah dalam makalah lebih banyak berkategori cukup. Kemampuan mahasiswa yang berkategori baik berjumlah 7 orang atau 26,92%, dan kemampuan mahasiswa berkategori kurang 19 orang atau 73,08%. 4.1.3 Kemampuan Merumuskan Masalah dalam Penyusunan Makalah oleh Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Menentukan masalah atau kemampuan merumuskan masalah dalam penulisan karya ilmiah merupakan salah satu persyaratan utama, guna memperoleh kerangka proses penjabaran gagasan atau ide sesuai dengan teoriteori yang diterapkan. Rumusan masalah dibuat dalam bentuk kalimat tanya atau pernyataan yang membutuhkan tindakan-tindakan ilmiah. Hasil rumusan masalah harus mewakili atau mencerminkan judul atau variabel-variabel yang ditulis. Rumusan masalah juga tidak boleh terlalu banyak, dan dapat saja berubah setelah melakukan penelitian atau pengumpulan data, tergantung pada fakta atau data di lapangan. Kemampuan mahasiswa angkatan 2011/2012 dalam menentukan masalah dapat dilihat pada sajian tabel berikut ini.

Tabel 8. Data Kemampuan Mahasiswa Merumuskan Masalah No. Nama Nilai 1 Alpin 25 2 Astrid S. Aliwu 15 3 Dewi Trisna Sugeha 35 4 Dian Nento 25 5 Fathiya A.K. Nasib 25 6 Fatmah Pakaya 35 7 Hadra 35 8 I Ketut Artamana 15 9 I Wayan Budiasa 15 10 Intan Datunsolang 35 11 Lesmita Husyain 25 12 Lindrawati A. Aritonang 25 13 Moh. Hud Sugeha 35 14 Moh. Suflan 15 15 Nining 25 16 Nuraini 15 17 Nuramal 25 18 Rosina 35 19 Sahrudin Raba 25 20 Sitiawati Inde 35 21 Sitti Marah A. Manto 15 22 Sulistianingsih T. 25 23 Syahrun 25 24 Trimigati Liputo 25 25 Yolan Thaib 25 26 Yusnita Binabari 15 Rata-Rata Kelas 25.00 Berdasarkan data pada tabel 8 di atas, dipahami bahwa kemampuan mahasiswa angkatan 2011/2012 dalam merumuskan masalah sangat bervariasi dengan rentang skala nilai terendah sebesar 15 dan tertinggi 35. Capaian kemampuan ini ditentukan oleh hal-hal tertentu yang akan dibahas pada bagian pembahasan hasil penelitian. Berikut sajian tabel klasifikasi kategori kemampuan mahasiswa dalam menentukan masalah.

Tabel 9. Klasifikasi Kategori Kemampuan Mahasiswa dalam Menentukan Masalah Kategori Jumlah Capaian Persentase Baik 7 26,92 Cukup 12 46,15 Kurang 7 26,92 Jumlah 26 100,00% Mengacu pada tabel 9 di atas, kemampuan mahasiswa yang mencapai kategori baik sebanyak 7 orang atau 26,92%, kemampuan mahasiswa yang berkategori cukup sebanyak 12 orang atau 46,15%, dan kemampuan mahasiswa yang berkategori kurang sebanyak 7 orang atau 26,92%. 4.1.4 Kemampuan Mengembangkan Gagasan dalam Penyusunan Makalah oleh Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Kemampuan mengembangkan gagasan dalam penulisan karya ilmiah merupakan hal penting untuk memperoleh keutuhan ide.pengembangan gagasan yang paling umum dikenal ialah pengembangan induktif dan deduktif. Pola pengembangan induktif ialah pengembangan paragraf dari hal-hal umum ke halhal khusus, sedangkan pola pengembangan deduktif ialah pengembangan paragraf dari hal-hal khusus ke hal-hal umum. Selain itu, dalam pengembangan gagasan juga dikenal adanya kohesi dan koherensi sebagai keutuhan dan hubunganhubungan antara kalimat-kalimat serta keterkaitan antara alinea yang satu dengan alinea yang lainnya, sehingga keseluruhan akan membentuk sebuah wacana dan mengandung gagasan produktif.

Kemampuan mahasiswa angkatan 2011/2012 dapat dilihat pada sajian tabel berikut ini. Tabel 10. Data Kemampuan Mahasiswa Mengembangkan Gagasan No. Nama Nilai 1 Alpin 15 2 Astrid S. Aliwu 15 3 Dewi Trisna Sugeha 25 4 Dian Nento 25 5 Fathiya A.K. Nasib 35 6 Fatmah Pakaya 25 7 Hadra 15 8 I Ketut Artamana 15 9 I Wayan Budiasa 15 10 Intan Datunsolang 25 11 Lesmita Husyain 15 12 Lindrawati A. Aritonang 15 13 Moh. Hud Sugeha 15 14 Moh. Suflan 15 15 Nining 15 16 Nuraini 15 17 Nuramal 15 18 Rosina 25 19 Sahrudin Raba 25 20 Sitiawati Inde 25 21 Sitti Marah A. Manto 15 22 Sulistianingsih T. 15 23 Syahrun 15 24 Trimigati Liputo 25 25 Yolan Thaib 25 26 Yusnita Binabari 15 Rata-Rata Kelas 19.23 Berdasarkan data pada tabel 10 di atas, dipahami bahwa kemampuan mahasiswa angkatan 2011/2012 dalam mengembangkan gagasan sangat bervariasi dengan rentang skala nilai terendah sebesar 15 dan tertinggi 35. Capaian kemampuan ini ditentukan oleh hal-hal tertentu yang akan dibahas pada bagian pembahasan hasil penelitian. Berikut sajian tabel klasifikasi kategori kemampuan mahasiswa dalam menentukan masalah.

Tabel 11. Klasifikasi Kategori Kemampuan Mahasiswa dalam Mengembangkan Gagasan Kategori Jumlah Capaian Persentase Baik 1 3,85 Cukup 9 34,62 Kurang 16 61,54 Jumlah 26 100,00% Mengacu pada tabel 11 di atas, kemampuan mahasiswa yang mencapai kategori baik sebanyak 1 orang atau dengan persentase 3,85%, kemampuan mahasiswa yang berkategori cukup sebanyak 9 orang atau dengan persentase 34,62%, dan kemampuan mahasiswa yang berkategori kurang sebanyak 16 orang atau 61,54%, sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan gagasan masih dianggap rendah. 4.1.5 Kemampuan Menggunakan Bahasa Indonesia dalam Penyusunan Makalah oleh Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Kemampuan menggunakan bahasa dalam makalah dianggap sebagai persyaratan mutlak.melalui penggunaan bahasa yang baik dan benar, isi atau materi yang dikembangkan justru lebih bernilai dan ilmiah. Pemakaian bahasa Indonesia dalam makalah merupakan persyaratan mutlak. Hal ini dimaksudkan agar para pembaca mampu menangkap informasi yang disajikan dalam makalah. Penggunaan bahasa Indonesia tidak sekadar baik dan benar, melainkan didukung oleh kemampuan untuk menerapkan Ejaan yang Disempurnakan, memahami pedoman pembentukan istilah, serta memahami kosakata baku sesuai yang tertera dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Kemampuan mahasiswa angkatan 2011/2012 dapat dilihat pada sajian tabel berikut ini. Tabel 12. Data Kemampuan Mahasiswa Menggunakan Bahasa No. Nama Nilai 1 Alpin 15 2 Astrid S. Aliwu 15 3 Dewi Trisna Sugeha 35 4 Dian Nento 25 5 Fathiya A.K. Nasib 15 6 Fatmah Pakaya 25 7 Hadra 35 8 I Ketut Artamana 15 9 I Wayan Budiasa 15 10 Intan Datunsolang 25 11 Lesmita Husyain 25 12 Lindrawati A. Aritonang 25 13 Moh. Hud Sugeha 35 14 Moh. Suflan 25 15 Nining 15 16 Nuraini 15 17 Nuramal 15 18 Rosina 25 19 Sahrudin Raba 15 20 Sitiawati Inde 15 21 Sitti Marah A. Manto 15 22 Sulistianingsih T. 15 23 Syahrun 15 24 Trimigati Liputo 25 25 Yolan Thaib 15 26 Yusnita Binabari 25 Rata-Rata Kelas 20,77 Berdasarkan data pada tabel 12 di atas, dipahami bahwa kemampuan mahasiswa angkatan 2011/2012 dalam menggunakan bahasa terkategori masih rendah secara klasikal. Hal ini sesuai dengan rata-rata capaian hanya mencapai 20,77. Capaian kemampuan ini ditentukan oleh hal-hal tertentu yang akan dibahas pada bagian pembahasan hasil penelitian. Berikut sajian tabel klasifikasi kategori kemampuan mahasiswa dalam menggunakan bahasa.

Tabel 13. Klasifikasi Kategori Kemampuan Mahasiswa dalam Menggunakan Bahasa Kategori Jumlah Capaian Persentase Baik 3 11,54 Cukup 9 34,62 Kurang 14 53,85 Jumlah 26 100,00% Mengacu pada tabel 13 di atas, diperoleh informasi bahwa persentase kemampuan mahasiswa yang mencapai kategori baik sebanyak 3 orang atau 11,54%, kemampuan mahasiswa yang berkategori cukup sebanyak 9 orang atau dengan persentase 34,62%, dan kemampuan mahasiswa yang berkategori kurang sebanyak 14 orang atau 53,85%, sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa kemampuan mahasiswa dalam menggunakan bahasa masih dianggap rendah. 4.1.6 Kemampuan Kumulatif Penyusunan Makalah oleh Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Kemampuan kumulatif mahasiswa angkatan 2011/2012 dalam penyusunan makalah yang meliputi kemampuan menentukan topik, mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, mengembangkan gagasan, dan menggunakan bahasadapat dilihat pada sajian tabel berikut ini.

Tabel 14. Data Kumulatif Kemampuan Mahasiswa No. Nama Kemampuan Menentukan Topik IM MM PG PB 1 Alpin 25 25 25 15 15 2 Astrid S. Aliwu 15 15 15 15 15 3 Dewi Trisna Sugeha 25 15 35 25 35 4 Dian Nento 35 25 25 25 25 5 Fathiya A.K. Nasib 25 25 25 35 15 6 Fatmah Pakaya 25 15 35 25 25 7 Hadra 35 15 35 15 35 8 I Ketut Artamana 15 15 15 15 15 9 I Wayan Budiasa 25 15 15 15 15 10 Intan Datunsolang 25 25 35 25 25 11 Lesmita Husyain 15 15 25 15 25 12 Lindrawati A. Aritonang 25 15 25 15 25 13 Moh. Hud Sugeha 25 15 35 15 35 14 Moh. Suflan 25 15 15 15 25 15 Nining 25 15 25 15 15 16 Nuraini 25 15 15 15 15 17 Nuramal 25 15 25 25 15 18 Rosina 25 25 35 25 25 19 Sahrudin Raba 35 15 25 25 15 20 Sitiawati Inde 25 25 35 15 15 21 Sitti Marah A. Manto 35 15 15 15 15 22 Sulistianingsih T. 25 25 25 15 15 23 Syahrun 25 15 25 15 15 24 Trimigati Liputo 25 15 25 25 25 25 Yolan Thaib 25 15 25 25 15 26 Yusnita Binabari 25 15 15 15 25 Berdasarkan data pada tabel 14 di atas, dipahami bahwajumlah mahasiswa responden sebanyak 26 orang. Tingkat kemampuan secara kumulatif diperoleh dari jumlah mahasiswa dikalikan jumlah capaian pada kelima indikator, dan diperoleh presentasenya melalui pembagian akumulasi keseluruhan frekuensi jawaban yakni sebesar 130. Perolehan kemampuan mahasiswa yang berkategori baik atau nilai 35 sebanyak 14 orang, yang berkategori cukup atau memperoleh nilai 25 sebanyak 57 orang, dan kategori kurang atau memperoleh nilai 15 sebanyak 59 orang,

sehingga secara keseluruhan dengan mengacu pada standar bahwa kemampuan mahasiswa dikatakan berhasil bila minimal memenuhi kriteria cukup dan maksimal kriteria baik. Dengan demikian, kemampuan mahasiswa dalam penyusunan makalah sebesar 54,62% (diperoleh dari akumulasi kategori baik dan kategori cukup yakni sebanyak 14 dan 57 orang). Persentase kemampuan seperti penjelasan di atas, dapat disajikan seperti tabel klasifikasi kategori berikut. Tabel 15. Klasifikasi Kategori Kemampuan Mahasiswa dalam Penyusunan Makalah Kategori Jumlah Capaian Persentase Baik 14 10,77 Cukup 57 43,85 Kurang 59 45,38 Jumlah 26 100,00% 4.2 Pembahasan Menulis karya ilmiah berupa makalah pada dasarnya merupakan proses pembiasaan yang diberikan kepada mahasiswa, untuk menyikapi masalah atau fenomena kebahasaan atau kesastraan, dengan menggunakan sudut pandang atau teori yang sesuai. Dalam penulisan, mahasiswa dituntut untuk mengetahui kejelasan struktur penulisan, dimulai dari menentukan topik, menentukan judul, mengidentifikasi masalah-masalah, dan merumuskan masalah secara tepat.

4.2.1 Kemampuan Mahasiswa Menentukan Topik Mahasiswa seringkali bingung untuk membedakan antara konsep tentang topik dan judul penelitian. Demikian halnya dengan mahasiswa angkatan 2012/2012 Tahun Akademik 2012/2013. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, beberapa mahasiswa merumuskan judul seperti konsep rumusan topik, sehingga rumusan judul yang diberikan pun kurang operasional. Ditemukan beberapa mahasiswa mencantumkan judul makalah tanpa memahami konsep perumusan judul yang benar. Saat diberikan tema atau topik oleh dosen pengampu mata kuliah, mahasiswa secara utuh menjadikannya sebagai sebuah judul. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam menentukan topik seharusnya di awali dengan pengenalan atau pemahaman tentang topik dan perbedaannya dengan judul. 4.2.2 Kemampuan Mahasiswa Memberikan Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dapat dikatakan sebagai bentuk penjabaran masalahmasalah yang kemungkinan bisa saja timbul dalam pembahasan makalah. Kemampuan mahasiswa angkatan 2011/2012 sangat kurang pada indikator ini. Sebagian besar mahasiswa mencantumkan identifikasi masalah berupa kata, bentuk kalimat, atau bentuk pernyataan yang kurang sesuai, sehingga ketika diformulasikan dalam rumusan masalah menjadi tidak bersesuaian. 4.2.3 Kemampuan Mahasiswa Menentukan Masalah Rumusan masalah menjadi bagian penting dalam menulis makalah. Melalui penentuan masalah secara pokok, hasil penelitian atau pembahasan karya tulis menjadi lebih ilmiah dan terstruktur. Dalam melakukannnya, mahasiswa

angkatan 2011/2012 sebagian besar sudah berkategori baik dan berkategori cukup. Secara umum, dalam merumuskan masalah, mahasiswa mengetahui persis bahwa rumusan masalah diawali dengan kata kunci berupa bagaimana dan bagaimanakah yang dirangkaikan dalam kalimat tanya.rumusan masalah tersebut kemudian dijabarkan dalam bentuk pernyataan pada bagian hasil penelitian atau pembahasan. 4.2.4 Kemampuan Mahasiswa Mengembangkan Gagasan Meskipun mahasiswa telah memahami pola pengembangan gagasan dalam sebuah tulisan mencakup pola induktif dan pola deduktif, namun tidak secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pola ini dapat diimplementasikan ke dalam sebuah tulisan. Menurut pengamatan peneliti, rendahnya kemampuan mahasiswa dalam pengembangan gagasan disebabkan oleh tingkat penguasaan kosakata dan sintaksis. Penguasaan kosakata terutama menyangkut kosakata kumulatif yang diperoleh mahasiswa yang dapat dirangkai secara variatif dalam sebuah kalimat yang baik. 4.2.5 Kemampuan Mahasiswa Menggunakan Bahasa Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah terutama makalah, mengacu pada standar berbahasa tulisan yang digariskan sesuai Ejaan yang Disempurnakan (EyD), serta mengacu pada patokan penggunaan bahasa yang baik dan benar. Kemampuan mahasiswa Angkatan 2011/2012 sangat dipengaruhi oleh tingkat kemahiran berbahasa terutama pada keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Melalui keterampilan membaca, mahasiswa akan memperoleh berbagai

informasi, literatur, atau referensi yang berisi pendapat pakar atau teori, sehingga mahasiswa dapat menggunakan bahasa produktif dan ilmiah di dalam penulisan makalah.