I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan

dokumen-dokumen yang mirip
KONTRIBUSI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA PENJAHIT KAIN PERCA TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA. (Jurnal) Oleh RENI SATIVA SARI

III. METODOLOGI PENELITIAN. mengungkapkan fakta yang ada, lalu dijelaskan, dianalisis, dan ditafsirkan.

I. PENDAHULUAN. Industri merupakan serangkaian kegiatan mengolah bahan mentah atau bahan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan,

I. PENDAHULUAN. mata pencaharian dari masyarakat. Menurut konsep dasar geografi yakni, konsep

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

I. PENDAHULUAN. menjadi Rp per dollar pada bulan juni 1998 dan inflasi meningkat

Bisnis Modal Kecil Kreasi Kain Perca

I. PENDAHULUAN. pembangunan. Namun dalam proses pertumbuhan secara keseluruhan, peranan di

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN DARI BAHAN BAKU KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang

I. PENDAHULUAN. upaya yang dilakukan pemerintah yaitu pembangunan di bidang industri, dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penambangan batu kapur di Desa Citatah telah dilakukan sejak abad ke-19 yang

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS KERAJINAN KAIN PERCA

BAB I PENDAHULUAN. faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. Pembangunan dalam suatu negara merupakan strategi pemerintah untuk

Tabel Analisis Hasil Ujicoba Kuesioner

SOSIALISASI DAN APLIKASI PENAMBAHAN NILAI KAIN PERCA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUILTING DI GAMPONG TEUNGOH, KECAMATAN LANGSA KOTA, KOTA LANGSA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan industri memiliki peranan penting dalam rangka mewujudkan

I. PENDAHULUAN. keberadaan pekerja anak telah memberikan kontribusi dalam perekonomian.

Endang, 39 tahun. ILO

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

I. PENDAHULUAN. strategis dan didukung dengan sarana trasportasi yang lancar memberikan dampak yang

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP T.A. 2015/2016 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH

I. PENDAHULUAN. masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan

LAMPIRAN. Lampiran 1. profil produsen nata de coco di Kabupaten Bantul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang selalu meningkat di setiap tahunnya

TINJAUAN GEOGRAFI PENGRAJIN KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN Oleh : Azam Sah Roni, Sumadi, Nani Suwarni

PENDAHULUAN Latar Belakang

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bekerja adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang dengan tujuan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pemerataan distribusi hasil-hasil pembangunan, UMKM juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakatnya. Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera

I. PENDAHULUAN. (space), seperti terlihat dalam perspektif geografi bahwa seluruh permukaan bumi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan manusia

I. PENDAHULUAN. Desa Muara Uwai, Kecamatan Bangkinang Seberang mempunyai. karakteristik yang sebagian besar warga masyarakatnya bekerja sebagai

1. PENDAHULUAN. produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dalam arti luas industri mencakup

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Industri kerajinan boneka kain di kecamatan Sukajadi merupakan salah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

I. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.

I. PENDAHULUAN. berkembang tidak terkecuali di Indonesia. Pengangguran di Indonesia. merupakan pengangguran dalam skala yang wajar. Dalam negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tingkat ekonomi masyarakat Indonesia mulai meningkat.

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

Abstrak. Kata kunci: perempuan, bekerja, sektor publik, adat

SOSIOLOGI KEBUTUHAN TENAGA KERJA INDUSTRI BERDASARKAN KLASIFIKASI KETENAGA KERJAAN Oleh : Ahmad Darmawi

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. kawan-kawan menjelaskan bahwa perubahan dibedakan menjadi empat lapis

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

1. Pendahuluan. Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada kelompok usaha kecil dan menengah semakin meningkat karena berbagai studi

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KERAJINAN KESET DARI LIMBAH GARMEN PADA KOPERASI WANITA MELATI. A. Strategi Pemasaran Koperasi Wanita Melati

BAB II PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

I. PENDAHULUAN. bekerja di sektor pertanian. Di sektor tersebut dikembangkan sebagai sumber mata

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 45.

I. PENDAHULUAN. tinggi dan tidak terkendalikan akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fadilah et al., Pendapatan Wanita...

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam di Indonesia sangat berlimpah. Dengan aneka potensi

BAB I PENDAHULUAN. feminisme yang berkembang mulai abad ke-18 telah menjadi salah satu penanda

BAB VI PERAN (PEMBAGIAN KERJA) DALAM RUMAHTANGGA PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN BMT SWADAYA PRIBUMI

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

Tabel Faktor Kelonggaran Pengelompokan Kain... IV-25 Tabel Perhitungan Waktu Baku Gelar Kain... IV-26 Tabel Metode Whestinghouse

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga pembangunan industri tidak hanya mencapai kegiatan mandiri saja, tetapi

A. Malsari Kharisma Alam, A.Amidah A., Sitti Nurani S 83

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BUBAR BARCA BUSANA BATIK ANAK-ANAK HASIL DAUR ULANG KAIN PERCA PKM-K

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB IV ANALISIS DATA DAN PENELITIAN

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN , pada RPJMNtahap-3 ( ), sektor pertanian masih. menjadi sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkembang secara mandiri dan pendapatan ekonomi daerah. Sektor industri

Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian


BISNIS PLAN JILBAB SHOP

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini peranan dan partisipasi usaha kecil dalam pembangunan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan taraf hidup seluruh rakyat Indonesia. Hasil dari pembangunan tersebut harus dapat mewujudkan kesejahteraan rakyat agar semakin adil dan merata serta senantiasa harus ditingkatkan. Pembangunan ekonomi tidak hanya bertujuan untuk melakukan modernisasi dalam masyarakat, tetapi juga untuk menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat. Pertumbuhan suatu daerah dapat dilihat dari sektor perekonomiannya. Secara umum, dapat diperhatikan bahwa suatu daerah yang berkembang dan maju, memiliki tingkat perekonomian yang tinggi dan cenderung meningkat. Salah satu sektor perekonomian yang mendapat perhatian dalam pembangunan daerah adalah sektor industri. Menurut BPS (2010:3) sektor industri mencakup industri besar (jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang), industri sedang (jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang), industri kecil (jumlah tenaga kerja 5-19 orang), industri rumah tangga (jumlah tenaga kerja 1-4 orang).

2 Industri kecil dan industri rumah tangga merupakan salah satu bentuk industri yang paling banyak terdapat di pedesaan. Tumbuhnya sektor industri di pedesaan merupakan salah satu potensi penting dalam perekonomian pedesaan yaitu sebagai alternatif dalam mengurangi masalah kesempatan kerja di pedesaan. Selain itu juga berperan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitarnya. Seperti pendapat Ria Ratna Ariawati (2004:1) bahwa industri kecil merupakan bidang usaha yang menjadi tumpuan harapan masyarakat Indonesia, mengingat lebih dari 99% usaha di Indonesia tergolong industri dan menyerap pekerja sebesar 88,30% dari seluruh tenaga kerja. Secara umum dampak yang bersikap positif antara lain berupa peningkatan ekonomi masyarakat dan terbukanya lapangan kerja (Sri Guritna dan Binsar Manullang, 1998:26). Keberhasilan seseorang dalam masyarakat dapat menjadi panutan dalam masyarakat. Sikap rajin bekerja akan mempengaruhi masyarakat sebagai usaha untuk dapat meningkatkan pendapatan, menambah penghasilan, dan memperbaiki taraf hidup. Penggunaan waktu akan semakin dimaksimalkan untuk mengejar jumlah orderan dari industri yang waktunya mendesak. Begitu juga dengan pemanfaatan waktu oleh tenaga kerja wanita. Pada umumnya wanita pedesaan jarang bekerja di luar rumah. Wanita di pedesaan hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga saja. Namun tidak untuk wanita yang di desanya terdapat industri. Wanita lebih senang membuka usaha sendiri di rumah dengan cara menerima orderan dari industri yang ada di desanya. Sehingga waktu kerja lebih bebas dan dapat dilakukan di sela-sela kegiatan rutin rumah tangganya.

3 Keberadaan industri di pedesaan mampu menyerap tenaga kerja di sekitar desa tersebut bahkan hingga ke desa tetangga. Menurut Taryati (1998:35-36) keberadaan industri di pedesaan mendorong agar para pekerja sebaiknya bertempat tinggal di dekat pabrik. Akibat dari ini timbullah peluang baru bagi penduduk yang berdekatan dengan pabrik. Peluang ini antara lain adalah timbulnya usaha pemondokan atau menyewakan kamar, usaha membuka warung makan, toko, dan usaha jahitan. Pada gilirannya semua itu berdampak meningkatkan pendapatan masyarakat. Begitu pula dengan keberadaan industri kain perca yang berada di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu. Keberadaan industri kain perca juga memberikan banyak lapangan kerja dan juga berdampak pada perekonomian masyarakat di sekitarnya, terutama untuk ibu rumah tangga yang tidak bekerja yang mempunyai banyak waktu luang. Pada awal berdirinya industri ini merupakan jenis industri rumah tangga atau kerajinan rakyat dengan jumlah tenaga kerjanya antara 1-4 orang saja. Kemudian industri tersebut berkembang dari satu industri menjadi 13 industri kain perca. Industri kain perca di Desa Sukamulya didirikan disetiap rumah pengrajin sehingga tidak membutuhkan lokasi industri yang luas seperti industri besar lainnya. Oleh karena itu, lokasinya saling berdekatan antara satu industri kain perca dengan lokasi industri kain perca yang lain. Industri kain perca di Desa Sukamulya merupakan industri yang mengolah limbah pabrik berupa sisa potongan kain yang berasal dari industri-industri garmen yang berasal dari Bandung. Limbah kain perca diolah menjadi stel sprei, sarung bantal,

4 sarung guling, dan keset. Pada awal berdirinya industri kain perca, limbah kain perca diambil oleh pengrajin dari Bandung. Namun saat ini, kain perca dikirim langsung dari pengepul di Bandung. Setelah kain tiba di lokasi industri, kain tersebut dipotong dan disortir sesuai ukuran lalu dikelompokkan menjadi tumpukan-tumpukan kain sesuai jenis kain. Kain yang sudah dikelompokkan, lalu diambil penjahit untuk dijahit di rumah masing-masing penjahit. Kain yang diambil dihitung berdasarkan beratnya (kilogram). Lalu kain tersebut mulai dijahit untuk dibuat menjadi stel sprei, sarung bantal, atau sarung guling. Setelah selesai, hasil jahitan dikembalikan kepada pengrajin dan penjahit mendapatkan upah sesuai dengan hasil jahitan yang telah diperolehnya. Kain perca yang sudah menjadi stel sprei, sarung bantal, atau sarung guling sudah siap untuk dijual. Industri kain perca di Desa Sukamulya mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 852 orang baik laki-laki maupun perempuan. Tenaga kerja kain perca tidak hanya berasal dari Desa Sukamulya, tetapi juga berasal dari 7 desa di Kecamatan Banyumas, yaitu Desa Sinar Mulya, Banyu Urip, Banyumas, Banjarejo, Waya Krui, Sri Rahayu, dan Nusa Wungu. Tenaga kerja sebanyak 35 orang bekerja sebagai pemotongan kain dan bagian pemisahan kain, serta 817 orang sebagai penjahit. Berdasarkan data prasurvey diketahui jumlah penjahitnya sebanyak 788 orang perempuan dan 29 orang lakilaki. Sebagian besar penjahit limbah kain perca adalah perempuan, karena dalam menjahit membutuhkan kreativitas, ketelitian, ketekunan, ketepatan, dan kesabaran. Dalam hal ini yang akan menjadi subyek penelitian adalah ibu rumah

5 tangga penjahit kain perca. Sedangkan penjahit yang berstatus sebagai ibu rumah tangga sebanyak 751 orang atau lebih jelasnya yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Pengrajin dan Ibu Rumah Tangga Penjahit Kain Perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Tahun 2012 No Nama Perusahaan Jumlah Ibu Rumah Tangga Penjahit (Orang) 1 PK Trijaya 81 2 Mitra Gemilang 74 3 Usaha Mandiri 50 4 Berkah Jaya 68 5 Limbah Jaya 140 6 Jaya Abadi 112 7 Karya Jadi 8 8 Sinar Abadi 54 9 Karya Jaya 48 10 Dwi Karya 48 11 Daya Asli 47 12 Tunggal Karya 5 13 Karya Putra 16 Jumlah 751 Sumber: Blangko Pendataan Industri Kecil Menengah (IKM) Kecamatan Banyumas Tahun 2012 Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa pengrajin PT. Limbah Jaya memiliki jumlah tenaga kerja yang paling banyak, yaitu 140 orang. Sedangkan PT.Tunggal Karya memiliki jumlah tenaga kerja yang paling sedikit, yaitu sebanyak 5 orang. Secara umum alasan perempuan bekerja adalah untuk membantu ekonomi keluarga. Bekerja adalah melakukan kegiatan/pekerjaan paling sedikit satu jam berturut-turut selama seminggu dengan maksud untuk memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan. Mereka yang mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dianggap sebagai pekerja (BPS, 2013:4). Pada umumnya motivasi kerja kebanyakan tenaga kerja wanita adalah membantu menghidupi keluarga. Beberapa motivasi wanita bekerja pada industri rumah

6 tangga adalah karena suami tidak bekerja, pendapatan rumah tangga kurang, mengisi waktu luang, ingin mencari uang sendiri, dan ingin mencari pengalaman (Ni Wayan Putu Artini dan M.Th.Handayani, 2009:3). Begitu pula dengan ibu rumah tangga yang ada di Kecamatan Banyumas yang juga memiliki pekerjaan lain selain mengurus rumah tangga. Kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, harga-harga kebutuhan pokok yang semakin meningkat, pendapatan keluarga yang cenderung tidak meningkat akan berakibat pada terganggunya stabilitas perekonomian keluarga. Ditambah lagi dengan banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mempengaruhi besarnya biaya pemenuhan kebutuhan hidup keluarga. Ibu rumah tangga cenderung memilih bekerja di sektor informal yaitu pada industri kain perca. Hal ini dilakukan agar dapat membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Ibu rumah tangga akan memulai pekerjaan menjahitnya dari pagi hingga malam hari disela tugasnya mengurus rumah tangga. Ibu rumah tangga yang memiliki mesin jahit langsung dapat menjahit di rumah masing-masing. Namun terdapat pula pengrajin yang menyediakan mesin jahit di rumah pengrajin tersebut untuk digunakan oleh ibu rumah tangga yang tidak memiliki mesin jahit di rumahnya. Hasil dari industri kain perca ini berupa sarung bantal, sarung guling, stel sprei, dan keset. Upah yang diterima penjahit dihitung berdasarkan jumlah jahitan yang dihasilkan. Untuk hasil jahitan satu sarung bantal diberi upah sebesar Rp 800,00. Begitu juga dengan sarung guling dengan upah yang sama. Sedangkan untuk hasil jahitan satu stel stel sprei diberi upah sebesar Rp 6.500,00 sampai Rp 8.500,00

7 sesuai ukuran stel sprei dan jenis stel sprei. Untuk keset diberi upah rata-rata antara Rp 1.200,00 sampai Rp 1.500,00 tergantung pada besarnya ukuran keset. Namun sebelum memperoleh pendapatan, ibu rumah tangga harus mengeluarkan biaya (modal) terlebih dahulu untuk untuk pembelian benang. Setelah pendapatan yang diterima dikurangi jumlah modal yang dikeluarkan maka diperoleh pendapatan bersih. Ibu rumah tangga yang bekerja pada industri kain perca diharapkan dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan meningkatkan pendapatan keluarganya. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Deskripsi Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga Penjahit Kain Perca Terhadap Pendapatan Total Keluarga di Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu Tahun 2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalahnya sebagai berikut: 1. Berapa besar pendapatan kepala keluarga 2. Berapa jumlah tanggungan kepala keluarga 3. Motivasi ibu rumah tangga untuk bekerja 4. Berapa pendapatan ibu rumah tangga penjahit kain perca 5. Berapa kontribusi pendapatan ibu rumah tangga penjahit kain perca terhadap pendapatan total keluarga 6. Bagaimana pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga ibu rumah tangga penjahit kain perca.

8 C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka dalam penelitian ini dibatasi masalah yang akan diteliti, yaitu: 1. Pendapatan kepala keluarga 2. Jumlah tanggungan kepala keluarga 3. Pendapatan ibu rumah tangga penjahit kain perca 4. Kontribusi pendapatan ibu rumah tangga penjahit industri kain perca terhadap pendapatan total keluarga 5. Pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga. D. Rumusan Masalah Berdasarkan dari batasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah sebagai berikut: 1. Berapakah pendapatan per bulan yang diperoleh kepala keluarga yang istrinya bekerja sebagai penjahit kain perca di Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu? 2. Berapakah jumlah rata-rata tanggungan kepala keluarga yang dimiliki oleh ibu rumah tangga penjahit kain perca di Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu? 3. Berapakah pendapatan rata-rata per bulan yang diperoleh ibu rumah tangga penjahit kain perca di Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu? 4. Berapakah kontribusi pendapatan ibu rumah tangga penjahit industri kain perca terhadap pendapatan total keluarga di Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu?

9 5. Bagaimanakah pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga ibu rumah tangga penjahit kain perca di Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu? E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengkaji pendapatan per bulan kepala keluarga yang istrinya bekerja sebagai penjahit kain perca di Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu. 2. Untuk mengkaji jumlah tanggungan kepala keluarga ibu rumah tangga penjahit kain perca di Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu. 3. Untuk mengkaji pendapatan rata-rata per bulan ibu rumah tangga penjahit kain perca di Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu. 4. Untuk mengkaji kontribusi pendapatan ibu rumah tangga penjahit industri kain perca terhadap pendapatan total keluarga di Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu 5. Untuk mengkaji pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga ibu rumah tangga penjahit kain perca di Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu. F. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2. Sebagai suplemen bahan ajar dalam mata pelajaran IPS kelas VII semester genap dalam pokok keadaan penduduk Indonesia dalam interaksinya dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi. Serta bahan ajar bagi mata

10 pelajaran Geografi SMA kelas XII Jurusan Ilmu Sosial semester ganjil dalam pokok bahasan industri. 3. Untuk menambah pengetahuan dan memperdalam ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan yaitu mengenai geografi industri dan geografi ekonomi. 4. Sebagai bahan referensi bagi pembaca yang akan melaksanakan penelitian yang sejenis. G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup subyek penelitian ini adalah ibu rumah tangga penjahit kain perca. 2. Ruang lingkup obyek penelitian ini adalah pendapatan kepala keluarga, jumlah tanggungan kepala keluarga, pendapatan ibu rumah tangga penjahit kain perca, kontribusi pendapatan ibu rumah tangga penjahit kain perca terhadap pendapatan total keluarga, serta pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga ibu rumah tangga penjahit kain perca di Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu. 3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu. 4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2013. 5. Ruang lingkup ilmu pengetahuan adalah geografi ekonomi. Geografi ekonomi digunakan sebagai ruang lingkup dalam penelitian ini, karena penelitian ini mengaji tentang kontribusi pendapatan ibu rumah tangga penjahit kain perca terhadap pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga di Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.