WATERMARKI G PADA DOMAI FREKUE SI U TUK MEMBERIKA IDE TITAS (WATERMARK) PADA CITRA DIGITAL

dokumen-dokumen yang mirip
TEK IK PEMBUKTIA KEPEMILIKA CITRA DIGITAL DE GA WATERMARKI G PADA DOMAI WAVELET

ROBUST BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI KOEFISIEN DISCRETE WAVELET TRANSFORM

WATERMARKING PADA BEBERAPA KELUARGA WAVELET

PENYISIPAN WATERMARK MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM PADA CITRA DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

ANALISA WATERMARKING MENGGUNAKAN TRASNFORMASI LAGUERRE

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

ALGORITMA DETEKSI ADAPTIF BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL DALAM DOMAIN TRANSFORMASI

WATERMARKING CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM

EFEK PARAMETER QUALITY PADA KOMPRESI JPEG TERHADAP KUALITAS CITRA DIGITAL DAN RASIO KOMPRESI

Watermarking Citra Digital Berwarna Dalam Domain Discrete Cosine Transform (DCT) Menggunakan Teknik Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS)

PERBANDINGAN KUALITAS WATERMARKING DALAM CHANNEL GREEN DENGAN CHANNEL BLUE UNTUK CITRA RGB PADA DOMAIN FREKUENSI ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK MODIFIKASI INTENSITAS PIKSEL DAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT)

WATERMARKING DENGAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR PADA CITRA DIGITAL

BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT)

PENERAPAN DISCRETE DAUBECHIS WAVELET TRANSFORM D A L A M W A T E R M A R K I N G C I T R A D I G I T A L

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan digital watermarking. Watermarking bekerja dengan menyisipkan

BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL DALAM DOMAIN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT) BERBASIS ALGORITMA GENETIKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Teknik Watermarking Citra Digital Dalam Domain DCT (Discrete Cosine Transform) Dengan Algoritma Double Embedding

Blind Watermarking Citra Digital Pada Komponen Luminansi Berbasis DCT (Discrete Cosine Transform) Irfan Hilmy Asshidiqi ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci : Watermarking, SVD, DCT, LPSNR. Universitas Kristen Maranatha

UJI KETAHA A WATERMARKI G PADA DOMAI WAVELET DA FREKUE SI TERHADAP SERA GA MOTIO BLUR

IMPLEMENTASI STEGANOGRAPHY MENGGUNAKAN ALGORITMA DISCRETE COSINE TRANSFORM

LOGO PEMBERIAN TANDA AIR MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI RATA-RATA DENGAN DOMAIN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT. Tulus Sepdianto

BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (SVD)

Penerapan Watermarking pada Citra berbasis Singular Value Decomposition

A B C D E A -B C -D E

STUDI DAN IMPLEMENTASI WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI HASH

DIGITAL WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL FOTOGRAFI METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM

WATERMARKING CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN GABUNGAN TRANSFORMASI DISCRETE COSINE TRANSFORM DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION SKRIPSI

Penyembunyian Pesan Rahasia Dalam Gambar dengan Metoda JPEG - JSTEG Hendry Hermawan / ABSTRAK

PENYEMBUNYIAN CITRA DALAM CITRA DENGAN ALGORITMA BERBASIS BLOK ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI. Citra digital sebenarnya bukanlah sebuah data digital yang normal,

WATERMARKING CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HYBRID DWT DAN DCT SKRIPSI. Oleh : Ali Ischam J2A

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN TEKNIK WATERMARKING CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DWT-SVD DAN RDWT-SVD. Abstract

WATERMARKING CITRA DIGITAL YANG TAHAN TERHADAP GEOMETRIC ATTACKS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Metode Steganografi Penyisipan Karakter dengan Teknik LSB dan Penempatan Bit mengikuti Langkah Kuda Catur (L-Shape)

IMPLEMENTASI WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE DFT 2 DIMENSI

TUGAS AKHIR KOMPRESI CITRA BERWARNA DENGAN PENERAPAN DISCRETE COSINE TRANSFORM ( DCT )

OPTIMASI AUDIO WATERMARKING BERBASIS DISCRETE COSINE TRANSFORM DENGAN TEKNIK SINGULAR VALUE DECOMPOSITON MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL BERBASIS DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah...

PENDAHULUAN. Latar Belakang

ijns.org Indonesian Journal on Networking and Security - Volume 5 No 3 Agustus 2016

ADAPTIVE WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN TEKNIK DISCRETE WAVELET TRANSFORM-DISCRETE COSINE TRANSFORM DAN NOISE VISIBILITY FUNCTION

Kombinasi Teknik Steganografi dan Kriptografi dengan Discrete Cosine Transform (DCT), One Time Pad (OTP) dan PN-Sequence pada Citra Digital

N, 1 q N-1. A mn cos 2M , 2N. cos. 0 p M-1, 0 q N-1 Dengan: 1 M, p=0 2 M, 1 p M-1. 1 N, q=0 2. α p =

ANALISIS DIGITAL AUDIO WATERMARKING BERBASIS LIFTING WAVELET TRANSFORM PADA DOMAIN FREKUENSI DENGAN METODE SPREAD SPECTRUM

KETAHANAN WATERMARKING TERHADAP SERANGAN KOMPRESI JPEG

TUGAS SEKURITI KOMPUTER

PENYEMBUNYIAN GAMBAR DALAM GAMBAR MENGGUNAKAN SISTEM FUNGSI ITERASI ABSTRAK

* Kriptografi, Week 13

dalam Reversible Watermarking

DENGAN WATERMARKING PADA DOMAIN WAVELET

STEGANOGRAFI DENGAN METODE PENGGANTIAN LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Aplikasi Metode Steganografi Berbasis JPEG dengan Tabel Kuantisasi yang Dimodifikasi Kris Reinhard /

OPTIMASI AUDIO WATERMARKING BERBASIS DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK M-ARY MENGGUNAKAN ALGORTIMA GENETIKA

Kata Kunci : non-blind watermarking, complex wavelet transform, singular value decomposition.

ANALISIS STEGANOGRAFI METODE TWO SIDED SIDE MATCH

KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN COMPRESSED SENSING BERBASIS BLOK

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Perancangan aplikasi yang dibuat dalam skripsi ini menggunakan aturan

FRAGILE IMAGE WATERMARKING BERBASIS DCT DENGAN OPERATOR EVOLUSI HYBRID OF PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

Kriptografi Visual Berbasis Model CMY Menggunakan Mask Hitam Putih Untuk Hasil Digital Watermarking Menggunakan Teknik Penggabungan DWT Dan DCT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Watermarking Video Menggunakan Transformasi Wavelet Diskrit

BAB II LANDASAN TEORI

STEGANOGRAFI GANDA PADA CITRA BERBASISKAN METODE LSB DAN DCT DENGAN MENGGUNAKAN DERET FIBONACCI

Stenografi dan Watermarking. Esther Wibowo Erick Kurniawan

IMPLEMENTASI WATERMARKING UNTUK PENYEMBUNYIAN DATA PADA CITRA DALAM DOMAIN FREKUENSI MENGGUNAKAN DISCRETE COSINE TRANSFORM

Teknik Watermarking dalam Domain Wavelet untuk Proteksi Kepemilikan pada Data Citra Medis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN TEKNIK PENYEMBUNYIAN DATA DALAM DOMAIN SPASIAL DAN DOMAIN FREKUENSI PADA IMAGE WATERMARKING

Penyembunyian Data pada File Video Menggunakan Metode LSB dan DCT

2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN ANALISIS STEGANOGRAFI VIDEO DENGAN MENYISIPKAN TEKS MENGGUNAKAN METODE DCT

PENERAPAN WATERMARKING UNTUK PENYISIPAN HAK CIPTA PADA CITRA DIGITAL DENGAN METODE COX ANTONIUS JEMI G

2 3 Abstrak

PEMBERIAN TANDA AIR PADA CITRA DIGITAL DENGAN SKEMA TANDA AIR BERDASARKAN KUANTITASI WARNA DAN MENGGUNAKAN STANDARD ENKRIPSI TINGKAT LANJUT

ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS

Penyembunyian Pesan pada Citra Terkompresi JPEG Menggunakan Metode Spread Spectrum

RANCANG BANGUN APLIKASI WATERMARKING PADA GAMBAR DENGAN ALGORITMA DIGITAL SEMIPUBLIC

IMPLEMENTASI TEKNIK STEGANOGRAFI LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DAN KOMPRESI UNTUK PENGAMANAN DATA PENGIRIMAN SURAT ELEKTRONIK

ANALISIS UNJUK KERJA MEDIAN FILTER PADA CITRA DIGITAL UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai

ANALISA KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HADAMARD

APLIKASI ALGORITMA SEMI FRAGILE IMAGE WATERMARKING BERDASARKAN PADA REGION SEGMENTATION

Transkripsi:

WATERMARKI G PADA DOMAI FREKUE SI U TUK MEMBERIKA IDE TITAS (WATERMARK) PADA CITRA DIGITAL Zaki Rakhmatulloh, Aris Sugiharto, Eko Adi Sarwoko Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. Soedarto, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang Abstrak: ing merupakan salah satu solusi dalam memecahkan penggandaan ilegal produk digital. Pada penelitian ini watermarking citra digital ditransformasikan menggunakan discrete cosine transform (). Pada proses penanaman watermark, citra ditransformasikan menggunakan menjadi domain frekuensi yang menghasilkan tiga area yaitu Low Frequency (FL), Medium Frequency (FM), dan High Frequency (FH). Bit-bit watermark ditanam pada area FM dengan menggunakan nilai Koefisien Selisih (K). Kualitas citra ter-watermark diukur dengan Peak Signal of oise Ratio (PS R). Semakin besar nilai K diperoleh nilai PS R yang semakin kecil. Kata Kunci: watermarking, watermark,, PS R PE DAHULUA Selama ini penggandaan atas produk digital, seperti citra digital dilakukan begitu bebas dan leluasa secara ilegal. Hasil penggandaan tersebut memiliki kualitas yang sama dengan produk digital aslinya. Namun, pemegang hak cipta produk digital tidak mendapatkan royalti dari usaha penggandaan diatas, akibatnya pemegang hak cipta produk digital dirugikan atas usaha ilegal di atas. Hampir semua produk digital yang tersebar di internet jarang mencantumkan informasi pemiliknya. Salah satu produk digital yang tersebar di internet adalah citra digital. Seseorang yang telah mendapatkan citra digital dapat mengklaim bahwa citra digital tersebut adalah hasil karyanya. Karena jika tidak ada bukti kepemilikan citra digital sebelumnya, maka setiap orang dapat mengklaim citra digital tertentu sebagai miliknya. Berbagai upaya dilakukan untuk melindungi citra digital dari upaya penggandaan secara ilegal. Salah satunya adalah dengan watermarking, pada penggunaan watermarking akan disisipkan sebuah watermark sebagai identitas dari pemilik citra digital yang sah. Pemberian watermark dilakukan tanpa merubah citra digital secara langsung sehingga keberadaannya tidak merusak citra digital yang dilindungi. Jika seseorang membuka citra digital yang telah disisipi watermark, maka orang tersebut tidak akan menyadari bahwa di dalam citra tersebut telah terkandung label kepemilikan pembuatnya. Sebuah label watermark akan selalu terbawa kemana saja citra digital tersebut berada termasuk hasil penggandaannya. Jika dikemudian hari ada orang lain yang mengklaim bahwa citra digital tersebut adalah miliknya, maka pemegang hak cipta tersebut dapat membantahnya dengan cara mengekstrak kembali watermark dari citra digital yang disengketakan. Jika watermark-nya sama dengan yang dimiliki oleh pemegang hak cipta, maka orang tersebut merupakan pemegang hak cipta citra digital yang sebenarnya. TI JAUA PUSTAKA ing ing merupakan suatu bentuk dari Steganography. Steganography adalah ilmu yang mempelajari bagaimana menyembunyikan suatu data pada data yang lain [6]. Sehingga seseorang tidak menyadari kehadiran adanya data tambahan pada data tersebut. Jadi seolah-olah tidak ada perbedaan antara data sebelum dan sesudah proses watermarking. Disamping itu data yang ter-watermark harus tahan (robust) terhadap serangan-serangan baik secara sengaja maupun tidak sengaja untuk menghilangkan data watermark yang terdapat didalamnya. ing memanfaatkan kekurangan-kekurangan sistem indera manusia seperti mata dan telinga. Sehingga watermarking juga dapat didefinisikan sebagai suatu cara penyembunyian data atau informasi tertentu ke dalam suatu data digital lainnya, tetapi tidak diketahui kehadirannya oleh indera penglihatan atau indera pendengaran manusia dan mampu menghadapi proses-proses pengolahan signal digital sampai pada tahap tertentu [2]. Terdapat dua proses dalam watermarking, yaitu proses penyisipan dan proses pengekstrakan. Proses penyisipan adalah proses menyisipkan watermark ke dalam citra digital yang akan disisipi. Untuk menyisipkan suatu watermark ke dalam citra digital, diperlukan bilangan selisih (K). K merupakan bilangan yang menjadikan pixel-

pixel yang telah ditukar antara dua blok yang telah ditentukan sebagai area penanaman watermark memiliki selisih tertentu. Koefisien selisih Transformasi Transformasi I Penanaman Original Terwatermark Gambar. Proses Penyisipan Sedangkan proses pengekstrakan adalah proses mengekstrak kembali watermark yang telah tertanam pada citra terwatermark. Untuk proses pengekstrakan dibutuhkan watermark asli dari citra ter-watermark sebagai pembanding ukuran dalam membentuk kembali pixel-pixel watermark yang telah ditanamkan dalam citra ter-watermark. Transformasi Vektor Pengekstrakan Terwatermark asli ekstrak Gambar 2. Proses Pengekstrakan Sifat dan Manfaat ing Untuk mendapatkan suatu digital watermarking yang baik, maka teknik yang digunakan memenuhi sifat-sifat di bawah ini [2] :. Tidak tampak (Invisible) untuk data digital seperti citra oleh pihak lain dengan menggunakan panca indera terutama indera penglihatan. 2. Tidak mudah dihapus atau diubah secara langsung oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, dan tidak mudah terhapus atau berubah dengan adanya proses pengolahan sinyal digital. 3. Tidak menghambat proses penduplikasian tetapi penyebaran data digital tersebut tetap dapat dikendalikan dan diketahui. Ada beberapa manfaat yang dapat dicapai dari penggunaan watermarking, sebagai suatu penyembunyian data pada data digital lain [], yaitu:. Tamper-proofing ing digunakan sebagai alat indikator yang menunjukkan data digital asli telah mengalami perubahan dari aslinya (mengecek integritas data). 2. Feature location ing sebagai alat identifikasi isi dari data digital pada lokasi-lokasi tertentu, misalnya penamaan suatu objek tertentu dari beberapa objek yang ada pada suatu citra digital. 3. Annotation/caption hanya digunakan sebagai keterangan tentang data digital itu sendiri. 4. Copyright-Labeling Watemarking digunakan sebagai metoda untuk menyembunyikan label hak cipta pada data digital atau sebagai bukti autentik kepemilikan atas dokumen digital tersebut. 2

Discrete Cosine Transform () Transformasi pada watermarking digunakan untuk menyederhanakan penyelesaian dan untuk mengetahui suatu informasi tertentu yang tidak tersedia sebelumnya.. Discrete cosine transform () memecah citra digital menjadi blok-blok kecil dengan ukuran yang tetap kemudian dikonversikan dari domain spatial menjadi domain frekuensi. Discrete cosine transform () merekonstruksi matrik citra ke dalam tiga area frekuensi yaitu Low Frequency (FL), Medium Frequency (FM), dan High Frequency (FH) [3]. Digital Gambar 3. Discrete cosine transform () Peak Signal to oise Ratio (PS R) Peak Signal to oise Ratio (PS R) merupakan nilai (rasio) yang menunjukan tingkat toleransi noise tertentu terhadap banyaknya noise pada suatu sinyal citra. oise adalah kerusakan sinyal pada bagian tertentu dalam sebuah citra sehingga mengurangi kualitas sinyal tersebut. Dengan kata lain PS R merupakan suatu nilai yang menunjukkan kualitas suatu sinyal citra. [7] Untuk menentukan nilai PS R digunakan rumus : 255 PS R= 20*log 0 ( ) MSE Sedangkan MSE ( Mean Square Error ) adalah kesalahan kuadrat rata-rata sinyal-sinyal piksel citra hasil pemrosesan sinyal terhadap sinyal citra asli. Rumus untuk menghitung MSE pada citra digital adalah sebagai berikut [4]: MSE= M MSE = 3M M y= x= 3 [ I( I'( ] (untuk Grayscale) M i= y= x= 2 [ I( I'( ] (untuk RGB) dimana : M : Baris matriks citra hasil pemrosesan. : Kolom matriks citra hasil pemrosesan. I '( : Piksel citra hasil pemrosesan. I ( : Piksel citra asli. i : index matriks (Red =, Green = 2, dan Blue = 2). i 2 i PEMBAHASA Metode Pada penelitian ini semua bahan yang digunakan adalah citra digital yang mudah diperoleh di berbagai media. Metode yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut : Pertama, citra original disisipi citra watermark menghasilkan citra terwatermark. Kualitas citra terwatermark ini kemudian diuji dengan parameter yang digunakan adalah Peak Signal to oise Ratio (PS R). Selanjutnya citra terwatermark yang telah diketahui nilai PSNR, diekstrak menghasilkan citra watermark terekstrak. terekstrak ini hanya digunakan sebagai pembanding kemiripan secara visual dengan citra watermark asli. Metode ini dilakukan berulang-ulang dengan konstanta transformasi yang berbeda-beda. digital dengan nilai PS R tertentu dapat dikategorikan ke dalam 5 kategori sebagai berikut [7]: 3

PSNR (db) Tabel. Nilai PS R Picture Quality 60 Excellent, no noise apparent 50 Good, a small amount of noise but picture quality good 40 Reasonable, fine grain or snow in the picture, some fine detail lost 30 Poor picture with a great deal of noise 20 Unusable Original Sistim ing Terwatermark Terekstrak Uji Kualitas Gambar 4. Uji Kualitas Terwatermark Hasil yang disimulasikan adalah citra Peppers.bmp, berukuran 256 x 256 piksel, dengan jenis citra RGB 24 bit. Sedangkan citra watermark-nya adalah citra zaki_3232.bmp berjenis grayscale 8 bit, berukuran 32 x 32 piksel. (a) (b) Gambar 5. (a) Peppers.bmp, (b) zaki_3232.bmp Kedua citra di atas kemudian disimulasikan dalam sistem watermarking dengan menggunakan Graphical User Interface (GUI) MATLAB 7. [5] yang diperlihatkan pada gambar 6. (a) 4

(b) Gambar 6. (a)penyisipan/penanaman, (b)pengekstrakan Gambar 6 (a) adalah simulasi proses penyisipan citra watermark ke dalam citra asli. PS R citra terwatermark (citra asli yang telah tersisipi watermark) dapat terlihat pada panel Catatan Proses pada tampilan simulasi. Sedangkan gambar 6 (b) adalah simulasi proses pengekstrakan kembali watermark yang telah tersisipi pada citra ter-watermark. Pengujian dengan menggunakan Koefisien selisih (K), 50, 00, 50, 200 diperoleh hasil PS R dan watermark terekstrak sebagaimana pada Tabel 2. PS R yang diperoleh dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut : Peak Signal to Noise Ratio (PSNR) 50 45 40 35 30 PSNR 25 20 5 0 5 0 50 00 50 200 Koefisien Selisih Gambar 7. Grafik PS R Tabel 2. Nilai PSNR dan ekstrak Koefisien Selisih (K) PS R* Terekstrak 46.275 50 38.3492 00 33.204 50 29.9508 200 27.5787 PS R* : PS R untuk citra terwatermark 5

Grafik pada gambar 7 menyatakan hubungan antara koefisien selisih (K) dengan Peak Signal to oise Ratio (PS R). Angka-angka pada absis X menunjukkan skala K, sedangkan pada ordinat Y menunjukkan skala PS R. Dari grafik terlihat garis bergerak menurun dari kiri ke kanan. Hal ini berarti bahwa semakin besar nilai K yang digunakan dalam proses penyisipan watermark, maka akan berpengaruh pada penurunan nilai PS R. Dengan kata lain semakin besar nilai K yang digunakan, maka semakin menurun kualitas citra ter-watermark. Sedangkan pada proses ekstraksi, secara visual dapat terlihat bahwa nilai K berpengaruh pada watermark ekstrak. Semakin besar nilai K yang digunakan, maka akan semakin mirip watermark yang terekstrak dengan watermark asli. PE UTUP Dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar koefisien selisih (K) yang digunakan dalam proses transformasinya, berakibat pada semakin menurunnya kualitas citra terwatermark, tetapi secara visual citra watermark ekstrak semakin mirip dengan citra watermark asli.. DAFTAR PUSTAKA []. Bender, W. Gruhl, D. Morimoto, N. Lu, A., Techniques for Data Hiding, IBM System Journal, Vol.35, 996. [2]. H. Supangkat, dkk, Paper : ing sebagai Teknik Penyembunyian Label Hak Cipta pada Data Digital. Institut Teknologi Bandung. 2000. [3]. Langelaar, G. Setyawan, I. Lagendijk, R.L., ing Digital Image and Video Data, in IEEE Signal Processing Magazine, Vol. 7, pp. 20-43, 2000. [4]. Li Tan, Choo, Still Image Compression using Wavelet Transform, School of Information Technology and Electrical Engineering, The University of Queensland. Queensland. 200. [5]. Littlefield, Bruce and Duane Hanselman, MATLAB Bahasa Komputasi Teknis, Andi and Pearson Education Asia Pte, Ltd., Yogyakarta. 2000. [6]. Schneiner, B., Applied Cryptography: Protocols, algorithm, and Source Code in C, New York: Wiley, 994. [7]. www.cctv-information.co.uk/constant2/ sn_ratio.html [8]. www.mathworks.com 6