--o--berpisah--o--
Berpisah... mudah kau bilang begitu. Kau bilang ini hanya sementara, dan bukan selamanya. Tapi aku tetap tidak rela kau pergi. Di gerbang kampus itu aku menangis sambil melihat kepergianmu. Aku tidak menutup mataku karena aku ingin melihat tiap langkah, mengingat tubuhmu yang terus melangkah meninggalkan aku. Kau sudah membulatkan tekadmu, dan tak ada kata yang bisa kuucap untuk mencegah kepergianmu. Hanya tangisan yang mengalir dari mataku, tangisan ini karena aku tahu pasti aku akan merindukanmu. Putri... jangan menangis... Hapus air mata... diwajah cantikmu... Aku duduk disini, dimeja ini, sendirian di malam ini. Ya... sudah sebulan sejak kepergianmu. Aku disini sendiri merindukanmu, sambil menatap langit malam. Silahkan kopinya mba... Di kafe ini, dimana kita sering menghabiskan malam berdua. Antara cerita, lelucon atau hanya diam di meja ini. Meja yang sama tempat aku diam sekarang. Disini memang nyaman ya, tak heran kau menyarankan kafe ini sebagai tempat pertama kencan kita dulu. Live music dari band dengan lagu syahdunya. Ya bandnya juga masih sama saat kita masih bersama. Dan sekarang band itu sedang membawakan request dari tamu, lagu dari Jikustik berjudul Pandangi Langit Malam Ini. Membuatku kembali merindukanmu. Bila kau rindukan aku putri... Coba kau pandangi, langit malam ini... Bila itu tak cukup mengganti... Cobalah kau hirup, udara pagi... aku disitu... Tam... aku rindu padamu... tak terasa air mataku kembali mengalir... 2
--o--ressa--o-- 3
Gue belum baca nih novel sampe selesai, baru setengah jalan bacanya. Tapi sejauh yang gue baca, novel ini nyeritain seorang cewek yang jatuh cinta sama seorang cowok yang usianya diatas dia. Mulanya sicewek sahabatan sama si cowok, dan si cewek nganggap si cowok nganggap si cowok sebagai kakak laki-lakinya. Dan sayang si cewek juga cuman sebuah kasih sayang seorang adik perempuan ke kakaknya. Tapi seiring waktu berlalu sicewek mulai sayang sama si cowok sebagai seorang lelaki. Dia mulai jatuh cinta sama si cowok. Dan pas gue baru sampe pada bagian pas si cewek mau ngungkapin perasaannya sama si cowok. Gue ngerasa halaman ini agak lebih tebal dari biasanya. Dan ternyata ada kertas yang tertempel di halaman itu nutupin halaman novel itu. Terpaksa gue mesti ngelepas kertas itu dulu. Dan pas gue ngelepas kertas itu, ternyata ada tulisannya... Buat Hatta dari gue, Sisi... 4
--o--dunia Prahesti--o-- 5
Ma Aku gak mau Ayolah Bayu, mama sudah janji sama tante Mirna Enggak Sekali enggak tetep enggak Halo pembaca, kenalin gue Bayu. Nama lengkap gue ehm kayaknya enggak perlu ya! Itu tadi percakapan gue dengan nyokap gue beberapa hari yang lalu. Nyokap ngotot pengen nikahin gue dengan anaknya tante Mirna. Tante Mirna itu sahabat karibnya nyokap dari sejak SMP sampai sekarang. Katanya nyokap dan tante Mirna udah janjian dari sejak gue SD. Apalagi gue dan anaknya tante Mirna itu seumur. Gue sih udah tau anaknya tante Mirna. Namanya Titi, dari fotonya sih lumayan cantik. Tapi tetep, gue belum mau nikah. Gue belum mau nikah bukan karena gue belum punya penghasilan. Ehm sedikit nyombong, bokap tuh punya jabatan yang cukup tinggi di sebuah perusahaan internasional yang ada di Tanggerang. Gajinya juga lumayan gede, dan dari sisa-sisa gajinya beliau gunain buat buka usaha lain. Usaha lainnya itu juga lumayan menghasilkan, bokap emang punya bakat dibidang enterpreneur. Pas gue SMA, gue minta sedikit modal dan bimbingan dari bokap buat ngebuka warnet di wilayah gue. Hasilnya lumayan, gue bisa ngebuka cabang di daerah lain. Jadi ehm. Keuangan bukan masalah buat gue. Yang jadi masalah itu ya nikahnya itu. Tahun ini gue berumur 20 tahun, dua puluh. Gila gak?!!! Umur 20 tahun gue mesti nikah sama cewek yang bahkan baru gue kenal dari fotonya. 6
--o--senyumlah Dinda--o-- 7
Dinda nama wanita berparas cantik itu, selain itu dia juga ramah terlihat dengan seringnya dia menyapa temanteman setu kampusnya bahkan hampir semua mahasiswa di kampus ini kenal dengan dia. Aku mulai mermperhatikan Dinda sejak 39 yang lalu. Awal kenalanku dengan Dinda termasuk biasa, Dinda mendatangiku yang sudah terbiasa sendiri dan enjoy dengan kesendirian itu.dia tiba-tiba duduk di depan meja kantinku. 8