77 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2015, penelitian ini menggunakan data sekunder untuk pengumpulan data. Tempat penelitian ini dilaksanakan yaitu di Badan Pusat Stastiktik dan dari data yang di peroleh dari http://www.djpk.depkeu.go.id. B. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu penelitian kasual. Penelitian kasual bertujuan untuk menguji pengaruh pertumbuhan ekonomi, PAD, DAU, DAK, SILPA, PDRB, dan luas wilayah terhadap belanja modal. Dalam penelitian ini terdapat variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen yaitu pertumbuhan ekonomi, PAD, DAU, DAK, SiLPA,PDRB, dan Luas Wilayah dan variabel dependen yaitu Belanja modal. C. Definsi Operasional dan Skala Pengukuran Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), variabel bebas yaitu variabel yang menjelaskan dan mempengaruhi variabel lain, sedangkan variabel terikat yaitu variabel yang di jelaskan dan
78 dipengaruhi oleh variabel bebas. Pada penelitian ini terdiri dari tujuh variabel bebas adalah pertumbuhan ekonomi yang dinotasikan dengan X1, pendapatan asli daerah (PAD) yang dinotasikan dengan X2, dana alokasi umum (DAU) yang dinotasikan dengan X3, dana alokasi khusus (DAK) yang dinotasikan dengan X4, Sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) yang dinotasikan dengan X5, produk domestik regional bruto (PDRB) yang dinotasikan dengan X6, luas wilayah yang dinotasikan dengan X7 dan satu variabel terikat yaitu belanja modal yang dinotasikang dengan Y. Tabel 3.1 Operasionalisasi variabel Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala Independen Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan PDB/PNB X = PDRB (n + 1) PDRBn tanpa memandang PDRB n apakah kenaikan itu lebih 1. Pertumbuhan besar atau lebih kecil dari Ekonomi PDRB = Product Domestik tingkat pertumbuhan Regional Bruto penduduk, atau apakah N = Tahun ke - n perubahan struktur Rasio ekonomi terjadi atau tidak (Arsyad,2005 : 7) 2. Pendapatan asli daerah (PAD) 3. Dana alokasi umum (DAU) Pendapatan ini merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah (Halim 2007) DAU adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan Besarnya Pendapatan asli daerah (PAD) dapat dilihat dalam laporan anggaran pendapatan dan belanja daerah pada bagian pendapatan Besarnya dana alokasi umum (DAU) dapat dilihat dalam laporan anggaran pendapatan dan Interval
79 4. Dana alokasi khusus (DAK) 5. Sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) 6. Produk domestik regional bruto (PDRB) tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pembelanjaan (Halim 2007) Dana alokasi khusus (DAK) merupakan salah satu mekanisme transfer keuangan Pemerintah Pusat ke daerah yang bertujuan antara lain untuk meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana fisik daerah sesuai prioritas nasional serta mengurangi kesenjangan laju pertumbuhan antar daerah dan pelayanan antar bidang (Ikhlas 2011) Sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) berdasarkan PP No 71 tahun 2010 adalah selisih lebih antara realisasi pendapatan LRA dan belanja, serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan dalam APBN/APBD selama satu periode pelaporan. PDRB merupakan jumlah bruto yang dihasilkan suatu daerah dalam suatu tahun tertentu. Untuk jumlah netonya kita mengenal PDRN (produk domestik regional neto). belanja daerah pada bagian dana perimbangan Besarnya dana alokasi khusus (DAK) dapat dilihat dalam laporan anggaran pendapatan dan belanja daerah pada bagian dana perimbangan. (arbie 2013) Total pemasukan dikurangi total pengeluaran. (andre 2014) Pdrb = c + i + g + (x-m) c = pengeluaran konsumsi rumah tangga i = pembentukan modal g = pengeluaran pemerintah (x-m) = selisih nilai ekpor dan impor Interval Interval Rasio Rasio 7. Luas wilayah Luas wilayah sangat erat Luas wilayah didapatkan dari Interval
80 Dependen Belanja modal kaitannya dengan geografis suatu daerah.indonesia memiliki wilayah yang sangat luas dan terdiri dari belasan ribu pulau yang tersebar. Untuk memperlancar proses pemerintahan di daerah yang luas, maka salah satu tujuan pembangunan adalah membangun infrastruktur. Infrastruktur merupakan instrument untuk memperlancar berputarnya roda pemerintahan serta perekonomian sehingga bisa mempercepat akselerasi pembangunan (basri, 2002) Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi (Halim 2007). badan pusat statistik Besarnya belanja modal dapat dilihat dalam laporan anggaran pendapatan dan belanja daerah pada bagian belanja aparatur daerah dan belanja pelayanan publik Interval Definisi operasional masing masing variabel adalah sebagai berikut : 1. Menurut Arsyad (2005 : 7) Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan PDB/PNB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonom terjadi atau tidak.
81 2. Pendapatan ini merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah (Halim 2007). Pendapatan Daerah sesuai UU No.33 Tahun 2004 Pasal 1 adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan. 3. DAU adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pembelanjaan (Halim 2007). 4. Dana alokasi khusus (DAK) merupakan salah satu mekanisme transfer keuangan Pemerintah Pusat ke daerah yang bertujuan antara lain untuk meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana fisik daerah sesuai prioritas nasional serta mengurangi kesenjangan laju pertumbuhan antar daerah dan pelayanan antar bidang (Ikhlas 2011). 5. Sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) berdasarkan PP No 71 tahun 2010 adalah selisih lebih antara realisasi pendapatan LRA dan belanja, serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan dalam APBN/APBD selama satu periode pelaporan. Sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) berdasarkan Pemendagri No 13 tahun 2006 adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran. 6. PDRB merupakan jumlah bruto yang dihasilkan suatu daerah dalam suatu tahun tertentu. Untuk jumlah netonya kita mengenal PDRN (produk domestik regional neto). PDRB merupakan total pendapatan yang berasal dari suatu daerah. 7. Luas wilayah sangat erat kaitannya dengan geografis suatu daerah.indonesia memiliki wilayah yang sangat luas dan terdiri dari belasan ribu pulau yang tersebar. Untuk memperlancar proses pemerintahan di daerah yang luas, maka
82 salah satu tujuan pembangunan adalah membangun infrastruktur. Infrastruktur merupakan instrument untuk memperlancar berputarnya roda pemerintahan serta perekonomian sehingga bisa mempercepat akselerasi pembangunan (basri, 2002). D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya ( Sugiono, 2012:115 ). Populasi dalam penelitian ini adalah Pemerintahan Kabupaten/Kota yang ada di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi yang memiliki data Produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000, data realisasi PAD, DAU, DAK, SiLPA, dan belanja modal, dan laporan realisasi APBD dan Luas Wilayah, yaitu 4 Kabupaten dan 10 Kota. 2. Sampel penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012 :116). Adapun teknik yang digunakan adalah Non Probability Sampling dengan pendekatan Purposive Sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan objek penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah pemerintahan kabupaten / kota di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi Tahun 2009 2013. E. Teknik Pengumpulan data
83 Dalam penelitian ini teknik penelitian yang digunakan adalah Teknik Pengumpulan data arsip (dokumen/copy), yakni penelitian mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Stastistik (BPS) dan mendownload dari situs www.djpk.depkeu.go.id. Peneliti juga melakukan studi kepustakaan menggunakan buku-buku dan jurnal jurnal yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. F. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, range, kurtosis, dan skewness(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011:19) 2. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengestimasikan parameter harus memenuhi beberapa persyaratan atau disebut dengan pengujian klasik, syarat yang harus dipenuhi, antara lain sebagai berikut : a. Uji Normalitas Tujuan dari pengujian normalitas adalah untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Uji normalitas dapat dilakukan dengan beberapa cara Kolomogorov Smirnov Tes dengan SPSS 20 for windows. Dasar dari pengambilan keputusan adalah jika nilai sig
84 > 0,05, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya jika nilai sig < 0,05, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Autokorelasi Merupakan suatu keadaan dimana kesalahan pengganggu pada kasus lain. Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model apakah antara variabel pengganggu masing masing variabel bebas saling mempengaruhi. Untuk mengetahui apakah pada model regresi mengandung autokorelasi dapat digunakan pendekatan D-W (Durbin Watson). Kesimpulan tentang adanya autokorelasi dalam model regresi ini dapat menggunakan Uji Durbin Waston dengan berdasar tabel berikut : Tabel 3.2 Deteksi Autokorelasi Hipotesis Nol Keputusan Keterangan Tidak ada autokorelasi Tolak 0 < d < dl positif Tidak ada autokorelasi Tanpa kesimpulan dl d du positif Tidak ada korelasi Tolak 4 dl < d < 4 negatif Tidak ada korelasi No Decision 4 du d 4 dl negatif Tidak ada autokorelasi, positif maupun negatif Tidak ditolak du < d < 4 - du Sumber : Imam Ghazali, 2011 c. Uji Multikolonieritas Uji multikolinieritas merupakan uji yang ditunjukkan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
85 (Variabel independen). Model uji regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinierits adalah sebagai berikut : 1) Nilai R² yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empirris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak signifikan memengaruhi variabel terikat. 2) Menganalisis korelasi antar variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (diatas 0,90) maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. 3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari VIF, jika VIF < 10 maka tingkat kolonieritas dapat di toleransi. 4) Nilai eigen value sejumlah satu atau lebih variabel bebas yang mendekati nol memberikan petunjuk adanya multikolinieritas. d. Uji Heteroskedatisitas Uji heteroskedatisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena gangguan varian yang berbeda antar observasi satu ke observasi lain. Pengujian heteroskedatisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatter plot pada output SPSS, dimana menurut Duwi Priyanto (2009) ketentuannya adalah sebagai berikut : 1) Jika titik titiknya membentuk pola tertentu yang teratur maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heterokedastisitas. 3. Hasil Regresi dan Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi (R²)
86 Koefisien determinasi (R²) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variable independent menjelaskan variable dependent. Untuk regresi berganda sebaiknya menggunakan R square yang disesuaikan ( Adjusted R Square). Nilai R Square dikatakan baik jika 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama sama antara variable independent terhadap variable dependent. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat dalam tabel ANOVA. Hasil F-test menunjukkan variabel independent secara bersama sama berpengaruh terhadap variabel dependen jika : Ho = Tidak terdapat pengaruh Ha = Terdapat pengaruh Jika p-value > 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak, artinya tidak ada Pengaruh. Jika p-value < 0,05 maka Ho ditolak, Ha diterima, artinya ada pengaruh. c. Uji Signifikan Parameter Individual ( Uji Statistik t) Uji t adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing masing variable independent secara individual (parsial) terhadap variable dependent. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel Coefisien. Hasil T-test menunjukkan variable independent secara individu berpengaruh terhadap variable dependent jika : Ho = Tidak terdapat pengaruh Ha = Terdapat pengaruh Jika p-value > 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak, artinya tidak ada Pengaruh.
87 Jika p-value < 0,05 maka Ho ditolak, Ha diterima, artinya ada pengaruh. d. Persamaan regresi linier berganda Regresi Linear berganda merupakan alat ukur menegenai pengaruh terjadi anatar variabel terkait atau variable dependent (Y) dengan dua atau lebih variabel bebas atau variable independent (x1, x2, x3,..,xk). Penambahan variabel bebas ini diharapkan dapat lebih menjelaskan karakteristik hubungan yang ada walaupun masih ada saja variabel yang terabaikan jika sebuah variable dependent dihubungkan dengan tujuh variable independent rumus statistik yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = β 0+ β1x1 + β2x2 + β3x3 + β4x4 + β5x5 + β6x6 + β7x7 + e Dimana : Y = Belanja modal X1 = Pertumbuhan ekonomi X2 = PAD X3 = DAU X4 = DAK X5 = SiLPA X6 = PDRB X7 = Luas wilayah β 0 = Konstanta regresi β1 β7 = Koefisien regresi e = Nilai variabel lain yang tidak dimasukan dalam persamaan