BAB III DASAR TEORI. Gambar 3.1 Powertrain

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TEORI DASAR. Mesin Diesel. Diferensial Kontrol Kemudi Drive Shaft. Gambar 3.1 Powertrain (Ipscorpusa.com, 2008)

BAB V PEMBAHASAN Tahanan Kemiringan (Ton)

BAB IV DATA DAN PERHITUNGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN START. Identifikasi masalah. Pengolahan data stockpile hingga menjadi model. Analisa pengadaan alat berat

KUANTIFIKASI PENGARUH TAHANAN KEMIRINGAN DAN KECEPATAN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR HD785-5 DI SITE PT INCO SOROWAKO

BAB V PEMBAHASAN. 5.2 Hubungan Tahanan Kemiringan Terhadap Konsumsi Bahan Bakar

BAB IV DATA DAN PERHITUNGAN

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc

ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)

BAB I PENDAHULUAN. tujuan untuk mencapai profit atau keuntungan yaitu peningkatan revenue

RICARD. Pembimbing : V. HARTANTO, Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

SCRAPER. Pada umumnya lapisan tanah yg dpt dikelupas oleh scraper mempunyai ketebalan : + 10 cm.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TOTAL RESISTANCE (TAHANAN PADA KENDARAAN)

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB II EARTHMOVING DAN HAULING

LOGO. Mohamad Fikki Rizki NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir Nyoman Sutantra,Msc,PhD Yohanes.ST,MSc

HADID BISMARA TEDJI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI PENENTUAN TAHANAN GULIR PADA BEBERAPA MATERIAL JALAN UNTUK OPERASI ALAT ANGKUT DI TAMBANG TERBUKA BATUBARA

ANALISIS KOEFISIEN TAHANAN GULIR ALAT ANGKUT DUMP TRUCK PADA JALAN ANGKUT DI KUARI BATUGAMPING

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT

BAB II KOMPONEN MEDAN KERJA (JOB SITE COMPONENT)

BAB III METODE PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK TRAKSI DAN KINERJA TRANSMISI PADA SISTEM GEAR TRANSMISSION DAN GEARLESS TRANSMISSION

Gambar 1. Gerobak sampah yang ditarik manusia [1]

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP

SOAL TRY OUT FISIKA 2

ANALISIS PENGARUH TEKANAN DAN BEBAN PADA BAN TIPE RADIAL TERHADAP ROLLING RESISTANCE KENDARAAN PENUMPANG

Simulasi Performa Konsumsi Energi pada Kendaraan Umum Mohammad Adhitya

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

EFISIENSI POWER ENGINE TRUCK PERGERAKAN DINAMIS DENGAN MENGUBAH RATIO FINAL GEAR PADA TRUCK KAPASITAS 30 TON

IV. PRODUKTIVITAS ALAT BERAT

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

Antiremed Kelas 11 Fisika

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP

METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Kinerja Traksi dan Redesign Rasio Transmisi pada Panser ANOA APC 3 6x6

Tabel 4.1. Hasil pengujian alat dengan variasi besar beban. Beban (kg)

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN PERBANDINGAN RODA GIGI DAN FORMULA SISTEM TRANSMISI.

USAHA DAN ENERGI. W = F.s Satuan usaha adalah joule (J), di mana: 1 joule = (1 Newton).(1 meter) atau 1 J = 1 N.m

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

MAKALAH MATA KULIAH ALAT BERAT SCRAPER

KONSTRUKSI JALAN ANGKUT

Oleh: Galih Priyo Atmojo. Dosen Pembimbing: Dr. M. Nur Yuniarto, S.T. JUMAT, 01 JULI 2011

EVALUASI PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RIUNG MITRA LESTARI SITE RANTAU

TRAKTOR RODA-4. Klasifikasi. trakor roda-4. Konstruksi. Penggunaan traktor di pertanian

KAJIAN TEKNIS GEOMETRI JALAN HAULING PADA PT. GURUH PUTRA BERSAMA SITE DESA GUNUNG SARI KECAMATAN TABANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

Analisis Kinerja Traksi Dan Redesign Transmisi Armored Personnel Carrier Komodo 4x4

Antiremed Kelas 11 FISIKA

EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

ANALISA RESISTANCE, TRACTIVE EFFORT DAN GAYA SENTRIFUGAL PADA KERETA API TAKSAKA DI TIKUNGAN KARANGGANDUL

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2015 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2016

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR HD465 DAN HD785 DI PT BUKIT MAKMUR PADA LOKASI KERJA SEBUKU KALIMANTAN SELATAN

PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

USAHA DAN ENERGI. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS.

Perancangan dan Analisis Karakteristik Traksi Pada Mobil Pedesaan Serbaguna WAPRODES

USAHA, ENERGI DAN MOMENTUM. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

Jl. Raya Palembang Prabumulih KM.32 Indralaya, Sumatera Selatan, Indonesia ABSTRAK ABSTRACT

EFISIENSI GAS ENGINE PADA BERBAGAI PUTARAN: STUDI EKSPERIMEN PADA JES GAS ENGINE J208GS

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AP-10 BATANG WELERI (III) JATENG

BAB IV ANALISIS TEKNIK MESIN

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

REKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

SOAL DINAMIKA ROTASI

PERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD

ANALISIS KERUSAKAN MIDDLE AXLE TRUK RENAULT KERAX DXI 440 TIPE 17 X 35

LEMBAR PENGESAHAN MOTTO SARI...

ANALISA BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT

KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN

BAB III LANDASAN TEORI

Karakteristik Traksi dan Kinerja Transmisi pada Sistem Gear Transmission dan Gearless Transmission

GERAK MELINGKAR. = S R radian

Pilihan ganda soal dan impuls dan momentum 15 butir. 5 uraian soal dan impuls dan momentum

Transkripsi:

BAB III DASAR TEORI.1 Penggunaan Bahan Bakar Pada Mesin Kendaraan.1.1 Sistem Penggerak (Propulsion System) Daya mesin (engine horsepower) dan operating gear merupakan faktor utama yang menentukan besar tenaga yang tersedia untuk drawbar pada mesin. Daya mesin tersebut dihasilkan oleh bahan bakar solar dan oksigen melalui sistem pembakaran self-ignition di dalam silinder mesin. Secara umum, sistem penggerak yang menggerakkan mesin kendaraan pada haul truck mempunyai diagram seperti pada Gambar.1. Gambar.1 Powertrain Mesin menggerakkan torque converter yang menggerakkan transmisi (transmission) untuk kemudian menggerakkan diferensial (differential). Melalui diferensial tersebut, roda gigi dan roda ban kendaraan digerakkan. Bahan bakar jenis High Speed Diesel (HSD) atau yang biasa dikenal dengan bahan bakar solar mempunyai nilai kalor sekitar 7 MJ/Liter. Daya keluaran 16

dari mesin pada roda gaya dengan kecepatan rpm dapat dinyatakan sebagai flywheel horsepower (fwhp). Daya keluaran mesin (fwhp) menjadi daya masukan bagi sistem transmisi. Sistem ini terdiri dari drive shaft, transmission, planetary gears, drive axles, dan drive wheels. Gambar.2 Transmisi Daya (Power Transmission).1.2 Rimpull/Tractive Effort Rimpull/tractive effort merupakan besarnya gaya/kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin suatu alat kepada permukaan roda atau ban penggeraknya yang menyentuh permukaan jalur jalan. Rimpull biasanya dinyatakan dalam pounds (lbs) dan dapat dihitung dengan rumus [-1]. 1.79.47,87 fwhp E Rp =... [-1] v Keterangan : Rp = rimpull atau gaya tarik (kg) 17

fwhp = flywheel horsepower atau tenaga mesin (watt) v E = kecepatan kendaraan (m/s) = Efisiensi mesin Dari persamaan [-1] dapat dilihat bahwa flywheel horsepower (fwhp) berbanding lurus terhadap rimpull dan kecepatan kendaraan. Rimpull digunakan untuk mengatasi total tahanan yang menghambat pergerakan kendaraan dan mempercepat laju kendaraan. Total energi dari sebuah mesin kendaraan yang dirancang untuk membawa muatan dapat dikonversikan menjadi rimpull apabila didapatkan traksi yang cukup antara roda kendaraan dan permukaan jalan. Jika tidak terdapat traksi yang cukup maka daya total yang dihasilkan mesin tidak bisa digunakan karena roda kendaraan akan mengalami slip pada permukaan jalan..2 Tahanan-Tahanan Yang Mempengaruhi Gaya Gerak Kendaraan.2.1 Tahanan Gulir (Rolling Resistance) Tahanan gulir merupakan jumlah segala gaya-gaya luar yang berlawanan dengan arah gerak kendaraan yang berjalan di atas jalur jalan atau permukaan tanah. Tahanan ini dipengaruhi oleh kecepatan, berat total kendaraan, struktur jalan, tipe permukaan jalan, ukuran ban, tekanan dan permukaan ban. Tahanan gulir juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus [-2]. Wr = µr. G... [-2] Keterangan : µr = Koefisien tahanan gulir G = Berat total kendaraan (ton) Wr = Tahanan gulir (ton) 18

Koefisien tahanan gulir dapat ditentukan dari Tabel.1, berdasarkan tipe jalan dan kondisi permukaan jalan. Type and conditions of ground Tabel.1 Koefisien Tahanan Gulir Vehicle w/iron wheel treads µr (%) Crawler tractor Tractor w/pneumatic tires wheels Iron truck 1.0 Concrete floor 2.0 2.8 2. Macadam road 2.9. 2.8 Wood pavement 2.5 Dry unpaved plain road 4.5 4.6.5 Firm terrain 10.0 5.5 4.0 Dry, loose terrain 11.5 6.5 4.5 Soft terrain 16.0 8.0 9.0 Loose gravel 15.0 9.0 12.0 Loose sand 15.0 9.0 12.0 Muddy ground 12.0 16.0 Packed snow.7 Ice 2.0.2.2 Tahanan Udara (Aerodynamic Resistance) Tahanan udara dapat disebabkan oleh adanya pressure drag karena bentuk alat angkut dan gesekan udara yang masuk dan keluar kendaraan dan yang mengenai permukaan alat angkut. Saat alat angkut bergerak dalam massa udara, pada bagian permukaan depan dan samping kendaraan akan bekerja gaya tekan dan gaya gesekan serta aliran udara turbulen di antara roda penggerak akibat adanya gaya udara yang melawan pergerakan kendaraan. Tahanan udara dipengaruhi oleh luas bidang melintang (cross section area) dan koefisien tahanan aerodinamis (Ca). Koefisien tahanan aerodinamis tergantung pada bentuk kendaraan dan dapat diketahui dengan menggunakan Tabel.2 dan Gambar.. Tahanan udara dapat dihitung dengan menggunakan rumus [-]. R A 1 = ρ 2 v Ca A... [-] 2 19

Keterangan : R A = Tahanan udara atau tahanan aerodinamis A = Luas kontak (m 2 ) C a = Koefisien tahanan aerodinamis v = Kecepatan alat angkut (m/det) ρ = Massa jenis udara (kg/m ) = 1.292 Kg/m Tabel.2 Koefisien Tahanan Aerodinamis C a W X Y Z C D E F C 0.0 0.24 0.20 0.12 D 0.0 0.27 0.21 0.12 E 0.2 0.26 0.25 0.17 F 0.5 0.5 0.2 0.24 W X Y Z Gambar. Komponen Koefisien Tahanan Aerodinamis Kendaraan.2. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance) Tahanan kemiringan adalah besarnya gaya berat yang melawan pergerakan kendaraan menaiki permukaan miring yang licin. Saat kendaraan bergerak menaiki sebuah permukaan miring yang menanjak, daya tarik total (tractive effort/rimpull) yang dibutuhkan untuk menjaga pergerakan kendaraan bertambah sebanding dengan kemiringan jalan. Sebaliknya bila kendaraan bergerak di permukaan miring yang menurun maka tractive effort yang 20

dibutuhkan untuk menjaga pergerakan kendaraan berkurang sebanding dengan kemiringan jalan. Hal ini dikarenakan pada saat bergerak di permukaan yang menurun, gaya gravitasi membantu pergerakan dari kendaraan sehingga mengurangi rimpull/tractive effort dari kendaraan tersebut. Sebagai ilustrasi, tahanan kemiringan diberikan pada Gambar.. Gambar. Ilustrasi Tahanan Kemiringan Keterangan : G = Berat kendaraan total (ton) α = Sudut yang dibentuk antara jalan dengan garis horisontal ( ) Ws = Tahanan kemiringan (ton) = G. Sin α... [-4] = G. (b/a)... [-5] Tahanan kemiringan dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu : a. Besarnya kemiringan yang umumnya dinyatakan dalam persen (%). Kemiringan 1 % berarti jalur jalan itu naik sebesar 1 meter untuk tiap jarak mendatar sebesar 100 meter. b. Berat total kendaraan tersebut yang dinyatakan dalam ton.. Ketinggian Dari Permukaan Air-Laut (Altitude) Ketinggian letak suatu daerah berpengaruh terhadap hasil kerja mesin kendaraan. Hal ini dikarenakan kinerja mesin kendaraan dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur udara luar. Semakin tinggi suatu daerah maka tekanan 21

udara ambient semakin rendah sehingga jumlah oksigen untuk pembakaran pun berkurang. Pada haul truck HD785-5, mesin yang dipakai adalah jenis SA12V140-1 yang memiliki fitur turbocharged dan after-cooled serta sistem injeksi bahan bakar tipe direct injection. Turbocharged berarti udara yang disemprotkan ke dalam silinder diberi tekanan tinggi sedangkan after-cooled berarti udara yang bertekanan tinggi dari turbocharger tersebut didinginkan temperaturnya untuk mengurangi emisi NO x dan meningkatkan massa jenis udara sehingga konsumsi bahan bakar menjadi lebih sedikit. Dikarenakan pemakaian turbocharger, maka kebutuhan jumlah udara yang masuk ke dalam silinder untuk memperoleh pembakaran yang sempurna dapat dipenuhi hingga ketinggian 200 m di atas permukaan laut sedangkan lokasi tertinggi pada daerah penelitian di site PT. INCO Sorowako pada saat penelitian adalah 711,22 m dari permukaan laut seperti terlihat pada Tabel.. Oleh sebab itu pengaruh ketinggian dari permukaan laut dapat diabaikan. Trayek Tabel. Ketinggian Maksimum pada Lokasi Penelitian Titik Tertinggi (m) Trayek Titik Tertinggi (m) ANOAVL470W1 - ANO04_DP 512.12 SS10BRNORTH - SSP_E1A 588.06 INALHI620W1 - KOR04_DP 625.68 SS10BRNORTH - SSP_EA1 587.25 KATRYN400W1 - BRI01_DP 507.87 SS10BRNORTH - SSP_WC 59.08 PETEAA721E1 - PET06_DP 711.22 SS10BRSOUTH - SSP_EA1 587.25 SS10ATAS - PET01_DP 467.45 SSANGN470W1 - HAR01DYKE 570.57 SS10BRNORTH - SSP_E2B1 587.77 WB8BAWAH - SS10ATAS 598.88 WTLBUS640W1 - WAT0_DP 659.20.4 Perilaku Operator Perilaku operator saat mengemudi dapat pula mempengaruhi tingkat konsumsi bahan bakar kendaraan tersebut. Tekanan pedal gas (throttle) yang tidak 22

konsisten pada saat berjalan maupun pada saat melakukan dumping merupakan perilaku operator yang paling berpengaruh terhadap penggunaan bahan bakar..5 Waktu Daur (Cycle Time) Waktu daur atau cycle time adalah waktu yang diperlukan untuk pengangkutan material. Waktu daur dari haul truck meliputi beberapa faktor yaitu waktu pemuatan (loading time), waktu pengangkutan (hauling time), waktu pembongkaran muatan (dumping time), waktu kembali ke tempat pemuatan (return time), spot time dan delay time. Gambar.4 Ilustrasi Waktu Daur (Cycle Time) dari Haul Truck.2.1 Waktu Pemuatan (Loading Time) Waktu pemuatan atau loading time adalah periode waktu yang diperlukan loader untuk mengisi haul truk. Loading time dapat dihitung melalui rumus sebagai berikut : Loading time = Cms x n...[.6] Keterangan : Cms = Loader cycle time n = Jumlah cycle untuk mengisi haul truck 2

.5.1.1 Loader Cycle Time (Cms) Waktu daur dari sebuah loader bergantung pada tipe dari loader tersebut (excavator, crawler type loader, wheel loader, dan sebagainya). Waktu daur dari loader ditentukan oleh excavating time, swing time (loaded), dumping time, swing time (empty)..5.1.2 Jumlah cycle untuk mengisi haul truck (n) Kapasitas muatan dari haul truck bergantung pada volume atau berat muatan tersebut. Bila kapasitas muatan ditentukan oleh volume maka : n = Rated Capacity (m Kapasitas Bucket (m, yd, yd ) of ) bucket haul fill truck... [-7] factor Dan bila kapasitas muatan dari haul truck ditentukan oleh berat muatan maka : n = Rated Kapasitas Bucket (m Capacity, yd (m, yd ) of haul truck ) bucket fill factor specific weight. [-8] Kapasitas bucket dan dump body umumnya beracuan pada kapasitas munjung (heaped capacity) tetapi dapat pula beracuan pada kapasitas peres (struck capacity) bergantung pada jenis material yang diangkut. Gambar.5 Ilustrasi kapasitas munjung dan kapasitas peres Kapasitas peres adalah kapasitas volume dari bucket setelah muatan mengenai bidang strike. Bidang strike berawal dari pangkal bucket sampai ke ujung bucket yang merupakan pinggiran bucket untuk menggaru. 24

.2.2 Waktu Pengangkutan (Hauling Time) dan Return Time Waktu untuk pengangkutan (hauling time) dan return time ditentukan oleh kecepatan rata-rata dari kendaraan baik saat mengangkut muatan maupun saat kembali ke tempat pemuatan. Kecepatan rata-rata kendaraan dapat dihitung dengan membagi lintasan jalan angkut menjadi beberapa bagian berdasarkan tahanan gulir (rolling resistance) dan tahanan kemiringan (grade resistance). Lalu dengan menggunakan grafik unjuk kerja (performance curve) yang terdapat pada Komatsu Specification & Application Handbook seperti pada Gambar.6, dapat dihitung kecepatan kendaraan tersebut. Gambar.6 Grafik Unjuk Kerja Haul Truck HD785-5 Misalkan sebuah truk HD785 dengan berat kosong sebesar 69,9 ton mengangkut muatan sebesar 89,1 ton di jalan yang memiliki tahanan gulir 25

(RR) sebesar 4% dan tahanan kemiringan (GR) sebesar 2 %. Langkah-langkah menentukan kecepatan : 1. Pertama-tama dengan menarik garis vertikal dari berat kendaraan (Gross Weight) di titik 160 ton (berat kosong + muatan) ke bawah hingga berpotongan dengan grafik tahanan total (Total Resistance) di titik 6 % (RR + GR) di titik A. 2. Lalu dari titik A ditarik garis horisontal ke kiri hingga berpotongan dengan grafik gigi di titik B. Dari titik B tarik garis vertikal ke bawah hingga memotong sumbu kecepatan (Travel Speed). Dari grafik didapatkan bahwa kecepatan truk yang ideal adalah 15 km/jam pada gigi 4. Untuk melihat ilustrasi langkah-langkah pengerjaannya dapat dilihat pada Gambar.7. B A Gambar.7 Ilustrasi Langkah-langkah Mencari Nilai Kecepatan 26

.2. Waktu Pembongkaran Muatan (Dumping Time) Dumping time adalah periode waktu yang digunakan oleh haul truck saat memasuki area pembongkaran muatan hingga saat akan kembali setelah melakukan operasi pembongkaran muatan. Lama waktu yang digunakan untuk periode ini bervariasi, tergantung pada kondisi operasi tersebut..2.4 Spot dan Delay Time Spot time adalah periode waktu yang diperlukan haul truck memposisikan diri untuk dimuat dan loader untuk memuat haul truck tersebut. Sedangkan delay time adalah waktu Selain dari perhitungan di atas, waktu daur (cycle time) juga bisa didapatkan melalui pengukuran yang dilakukan oleh alat PLM (Payload Meter) pada haul truck buatan Komatsu. Pada PLM terdapat data-data waktu daur (cycle time) sebagai berikut : - Empty Travel Time (menit) = Waktu dari tempat pembongkaran muatan ke tempat pengisian muatan (return time) - Empty Stop Time (menit) = Waktu delay pada saat tidak bermuatan - Load Time (menit) = Waktu pengisian muatan - Loaded Travel Time (menit) = Waktu dari tempat pengisian muatan ke tempat pembongkaran muatan - Loaded Stop Time (menit) = Waktu delay pada saat bermuatan - Dumping Time (menit) = Waktu pembongkaran muatan Sedangkan Spot Time ikut terukur pada Load Time di PLM. 27