PERUBAHAN MAKNA NOMINA BAHASA ARAB DALAM AL-QUR AN: Analisis Sosiosemantik

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Bacaan Tahlil Lengkap

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

AL QUR AN SEBAGAI PEDOMAN BAGI MANUSIA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

PERAYAAN NATAL BERSAMA

Iman Kepada KITAB-KITAB

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ )

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Post

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

Ma had Tarbawi Al-Hurriyyah

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Telah hampir saat (kedatangan hari kiamat), dan terbelahlah bulan.

BAB 7 ASPEK AL-QUR AN

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

SMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri


Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Dengan nama Allah, maha pengasih dan penyayang. Salam kepada semua Nabi dari yang terdahulu hingga yang akhir.

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

ISLAM IS THE BEST CHOICE

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

Edisi: 11/9/1/1437 KHUTBAH PERTAMA م ع اش ر ال م س ل م ي ن ر ح م ن ي ور ح م ك م الل ه. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berkata di dalam Al-Qur'an:

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

SULIT 1223/2 BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

UNTUK KALANGAN SENDIRI

Khutbah Pertama. Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah.

Murtadin,Halalkah Darahnya?

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

1223/2 SULIT BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 5 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

Nilai-nilai Ramadhan dalam Membangun Karakter. Oleh Dr. KH. Tulus Musthofa, MA

Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram. Pertanyaan: Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir?

Kajian Bahasa Arab KMMI /12 Shafar 1433 H 1

AMAL-AMAL PRIORITAS di BULAN RAMADHAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SIKLUS 1

RANGKUMAN MATERI HURUF HIJAIYAH. BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif )

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 2/MUNAS VII/MUI/6/2005 Tentang PERDUKUNAN (KAHANAH) DAN PERAMALAN ( IRAFAH)

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

MATERI UJIAN KOMPREHENSIF: KOMPETENSI KHUSUS. Meliputi ujian tentang ayat dan hadis yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling

Al Qur an dan Ilmu Kimia

Pesan Damai Yang Tak Sejuk

PANDUAN BERIBADAH; Pengayaan Materi Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, oleh Heru Wahyudi Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A


BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KONSEP UANG DALAM SISTEM EKONOMI KAPITALIS DAN SISTEM EKONOMI ISLAM

Imam Nasser Muhammad Al-Yamani:

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

LATIHAN MENERJEMAHKAN ANGKA DARI SATUAN SAMPAI JUTAAN

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

ة س ى اهو اهر خ اهر خ ى

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

ISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK

KHUTBAH GERHANA MATAHARI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Hukum mengingkari kehidupan akhirat

TAFSIR AKHIR SURAT AL-BAQARAH

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

<المصدر> ] لمتابعة رابط المشاركة. ikuti postingan asal keterangan ini. الا مام ناصر محمد اليماني Al-Imam Naser Mohammed Al-Yamani.

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT

االخاص (Khusus) A. Pengertian lafal Khash (khusus)

Transkripsi:

PERUBAHAN MAKNA NOMINA BAHASA ARAB DALAM AL-QUR AN: Analisis Sosiosemantik Muhandis Azzuhri STAIN Pekalongan Abstract: This study discusses the meaning changes of Arabic nouns in Quran : its forms, processes and social implication. Sociosemantic theory, which is a blend of sociology and semantics, was employed in this study. Comparing the original form to the shape of absorption was used when analyzed the shape of absorption. This study found that the meaning changes due to several factors: (a). Language such as its phonetic, morphological and syntax aspects, (b). Historical (c). Sociocultural (d). Psychological (e). Science and technology (f). Foreign languages. This meaning changes have positive impacts on the mindset and understanding that society has while study the Qur'an. It gives society a comprehensive and integrative study so that one word will be multi interpretation. Kata Kunci : perubahan makna, sosiosemantik, bahasa Arab, multi tafsir PENDAHULUAN Al-Qur an mempunyai kemukjizatan yang sangat tinggi, baik dalam tataran isi maupun bahasa yang digunakannya. Ketinggian bahasa Al-Qur an dapat dilihat pada aspek pemilihan fonem, pemilihan kata, pilihan kalimat dan efek yang ditimbulkannya (Zaenuddin dan Nurbayan, 2007:10). Setiap huruf, kata dan kalimat dalam bahasa Al- Qur an mengalami penafsiran semantis yang berbeda-beda oleh para linguis dan penafsir disebabkan karena perbedaan kultur bahasa, latar belakang keilmuan penafsir atau karena adanya pengaruh teknologi, sains, dan konteks sosial budaya. Kedinamisan bahasa Arab itu terjadi karena bahasa Arab merupakan hasil kebudayaan manusia. Manusia adalah makhluk dinamis dan kreatif yang cenderung kepada perubahan dan tidak statis. Oleh karena itu, bahasa Arab mengalami perkembangan secara terus-menerus

130 JURNAL PENELITIAN Vol. 9, No. 1, Mei 2012. Hlm. 129-143 sesuai dengan perkembangan pemikiran dan kebutuhan manusia sebagai pemakai bahasa (Taufiqurrochman, 2008: 94). Proses modernisasi bahasa Arab selama ini dilakukan dengan metode semantis dengan melihat sisi makna, dan metode morfologis yang lebih menekankan pada masalah bentuk kata. Seperti bahasabahasa yang lain, bahasa Arab pun harus menyesuaikan terjadinya perubahan makna yang menurut Ullman disebabkan karena beberapa faktor, yaitu faktor kebahasaan (linguistik causes), faktor kesejarahan (historical causes), faktor sosial (social causes), faktor psikologis (psychological causes), pengaruh bahasa asing dan kebutuhan akan kata baru (Pateda, 2001:163-168). Oleh karena tuntutan beberapa faktor tersebut, bahasa Arab pun mengalami perubahan makna. Terjadinya perubahan makna dalam bahasa Arab disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kebutuhan, perkembangan sosial dan budaya, perasaan emotif dan jiwa, penyimpangan bahasa, perubahan makna dari kata hakiki ke makna majazi, dan adanya inovasi atau kreativitas (Sutiamarga, 2001). Menurut Chaer (1995:310-313), kemungkinan terjadinya perubahan makna disebabkan oleh, (1) perkembangan iptek, (2) perkembangan sosial budaya, (3) perkembangan pemakaian kata, (4) perkembangan tanggapan indera, dan (5) adanya asosiasi. Beberapa perubahan makna nomina bahasa Arab dalam Al- Qur an, yang diantaranya akibat pengaruh sosial dan budaya, adalah: Contoh lain kata `abd, yang dalam berbagai buku terjemahan Al- Qur`an diartikan sebagai hamba, ternyata disebut paling banyak. Hanya saja makna hamba tersebut tidak bisa diartikan sebagai terkekangnya manusia di hadapan Allah SWT. Misalnya, pada QS al-`alaq [96]: 6-10, kata hamba ditujukan kepada Rasulullah saw yang mempunyai derajat tinggi di hadapan Allah SWT maupun manusia, bukan sebagai jajahan Allah SWT. Makna seperti ini juga terdapat pada QS. al-fajr [89]:29, Qaf [50]:8, al-fathir [35]:28, al-qamar [54]:9, dan Shad [38]:17. Hampir kesemuanya dikenakan pada manusia yang sangat dihargai oleh Allah SWT melalui perjalanan isyra, atau diangkatnya Dawud, manusia-hamba, sebagai khalifah, dan sejenisnya. Tapi dalam beberapa ayat, kata abd memang benar-benar diartikan sebagai budak, misalnya dalam Al-Qur`an surah al-baqarah [2]:178 dan 221, al-hajj [22]:10, dan asy-syura [42]:19. Ayat-ayat ini menunjukkan harga manusia sebagai `abd dalam relasinya dengan Allah SWT, namun masih tetap bebas dan tidak dikekang dalam segala hal oleh kehendak-

Perubahan Makna Nomina Bahasa Arab (Muhandis Azzuhri) 131 Nya. Kondisi inilah yang memungkinkan manusia sebagai `abd bisa menjalankan tugas lainnya, yakni sebagai khalifah. Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ingin mengungkap: (1) apa saja bentuk-bentuk nomina yang mengalami perubahan makna dalam bahasa Arab Al-Qur an; (2) bagaimana proses terjadinya perubahan makna nomina bahasa Arab dalam Al-Qur an; dan (3) bagaimana implikasi sosial terhadap perubahan makna nomina bahasa Arab dalam Al-Qur an. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penanganan bahasa menurut beberapa tahapan strateginya yang terdiri atas tiga macam metode, yaitu (1) pengumpulan data, (2) analisis data, dan (3) penyajian hasil analisis data (Sudaryanto, 1993:57). Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Agar mendapatkan sumber data yang akurat, hal pertama yang dilakukan adalah menjaring data sebanyak-banyaknya yang sesuai dengan tema penelitian. Pada tahap ini digunakan metode simak dengan teknik catat dalam kartu data. Data diambil dari nomina bahasa Arab Al-Qur an yang mengalami perubahan makna yang diperoleh secara acak. Selanjutnya data tersebut diklasifikasikan menurut kelompoknya untuk mempermudah analisis data. Tahap berikutnya adalah analisis data berupa pengklasifikasian data berdasarkan struktur kebahasaannya, yaitu kata dan frasa. Metode yang digunakan adalah metode padan, yaitu metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan. Teknik yang digunakan, yaitu metode padan translasional dengan alat penentunya berupa padanan pada bahasa atau langue lain. Tahap ketiga, yaitu penyajian hasil analisis data. Hasil analisis yang diperoleh dipaparkan dengan metode penyajian informal yaitu dengan perumusan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993:13). HASIL DAN PEMBAHASAN Pembagian Kata dalam Bahasa Arab Dalam tata bahasa Arab, "kata" dibagi ke dalam tiga golongan besar, yaitu: (1) isim ( ا س م ) atau "kata benda", seperti: م س ج د (= masjid); (2) fi'il ( ف ع ل ) atau "kata kerja", seperti أ ص لي (= saya shalat); dan (3) harf ( (= di, dalam). Isim adalah kata yang ف ي ) atau "kata tugas", seperti ح ر ف menunjukkan makna pada dirinya dan tidak berkaitan dengan waktu (Ghufron dan Abdurrahim, 2000). Dalam golongan isim, ada yang

132 JURNAL PENELITIAN Vol. 9, No. 1, Mei 2012. Hlm. 129-143 disebut dengan isim 'alam, yaitu isim yang merupakan nama dari. م ح مد - ا د م - إ د ر ي س - ن و ح - إ ب ر اه ي م - إ س م ا seperti: seseorang atau sesuatu, Dalam tata bahasa Arab, dikenal adanya penggolongan isim ke dalam mudzakkar (laki-laki) dan muannats (perempuan). Dari segi bentuknya, isim muannats biasanya ditandai dengan adanya tiga jenis ف اط م ة seperti: ), ة ( marbuthah huruf di belakangnya, yaitu: a) ta س ل م ى seperti: ), ى ( maqshurah (=sekolah); b) alif م د ر س ة (=Fathimah), أ س م اء Misalnya: ). اء ( mamdudah (=manisan); dan c) alif ح ل و ى (=Salma), (=Asma'), س م ر اء (=pirang). Namun, adapula isim muannats yang tidak (= ر ي ح seperti: menggunakan salah satu dari ketiga tanda-tanda tersebut, angin), ن ف س (= jiwa, diri), ش م س (= matahari). Di sisi lain, ada pula ح م ز ة seperti: beberapa isim mudzakkar yang menggunakan ta marbuthah, (= Hamzah), ط ل ح ة (= Thalhah), م ع او ي ة (= Muawiyah). Dari segi bilangannya, bentuk-bentuk isim dibagi tiga, yaitu: 1) isim mufrad, (tunggal), yaitu kata benda yang hanya satu atau sendiri; 2) isim mutsanna (dual), yaitu: kata benda yang jumlahnya dua; 3) isim jamak (plural), yaitu kata benda yang jumlahnya lebih dari dua. Isim mutsanna (dual) bentuknya selalu beraturan yakni diakhiri dengan huruf Nun Kasrah ( ن ), baik untuk isim mudzakkar maupun isim muannats, seperti: ر ج لا ن (= dua orang laki-laki), dan ج نت ان (= dua buah kebun). Adapun isim jamak, dari segi bentuknya terbagi dua macam, yaitu (= م س ل م و ن seperti: ) yang bentuknya beraturan, جم ع س ال م ) 1) jamak salim muslim-muslim), dan م س ل م ات (= muslimah-muslimah); 2) jamak taksir laki- (= para ر ج ال seperti: ) yang bentuknya tidak beraturan, ج م ع ت ك س ي ر ) laki), dan ن س اء (= perempuan-perempuan). Menurut penunjukannya, isim dibagi dua, yaitu: 1) isim Nakirah atau kata benda sebarang atau tak dikenal (tak tentu); dan 2) isim ma rifah atau kata benda dikenal (tertentu). Isim Nakirah merupakan bentuk asal dari setiap isim, biasanya ditandai dengan tanwin ( ) pada ال ( Alif-Lam huruf akhirnya. Isim ma'rifah biasanya ditandai dengan huruf (= و ل د rumah), (= sebuah ب ي ت ) di awalnya. Contoh isim nakirah adalah ا ل و ل د itu), (= rumah ا ل ب ي ت seorang anak), dan contoh isim ma'rifah adalah (= anak itu). Perubahan Makna Nomina Bahasa Arab dalam Al-Qur an Dinamika bahasa juga terjadi dalam ranah makna yang disebabkan oleh beberapa faktor. Makna kata ini dapat berubah atau

Perubahan Makna Nomina Bahasa Arab (Muhandis Azzuhri) 133 bergeser dari makna sebelumnya. Ada dua faktor yang menyebabkan perubahan makna, yaitu faktor linguis dan faktor nonlinguis. Faktor linguis itu berarti faktor di dalam bahasa itu sendiri, seperti aspek fonetis, sintaksis dan morfologis. Dari aspek fonetis, ada perubahan fonem yang mempengaruhi perubahan makna. Misalnya, kata yang berarti puasa, namun jika saat diucapkan yang terdengar الصوم adalah kata,الثوم maka akan berubah artinya menjadi bawang putih; kata yang bermakna cepat bisa berubah maknanya karena perbedaan سريعة fonem dalam pengucapan dengan شريعة yang artinya syariat atau undang-undang. Tapi ada juga perubahan fonem yang tidak mengalami perubahan makna, tulisannya tetap tetapi bacaannya berbeda. Misalnya, إنا dengan إنا أعطيناك الكوثر salah satu kabilah Arab ada yang membaca dimana cara baca seperti ini juga diriwayatkan dari أنطيناك الكوثر أ ن ال له ب ر يء م ن Rasulullah SAW. Dari faktor sintaksis, misalnya, ayat yang artinya Bahwa sesungguhnya Allah dan ال م ش ر آ ين و ر س ول ه (التوبة: ( 3 Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin" pernah dibaca oleh أ ن ال له ب ر يء م ن seseorang di era khalifah Ali bin Thalib ra dengan bacaan karena ر س و ل ه yakni dengan mengkasrahkan kata ال م ش ر آ ين و ر س و ل ه dianggap ma tuf dari kata sebelumnya yaitu ال م ش ر آ ي ن.م ن Jika dibaca demikian, maka artinya berubah menjadi Bahwa sesungguhnya Allah berlepas diri dari orang-orang musyrikin dan Rasul-Nya". Pembacaan seperti ini berakibat sangat fatal karena jika diartikan, maka berarti menyamakan Rasulullah SAW dengan orang-orang musyrik. Sedangkan dari aspek و م ن ق ت ل م و م ن ا خ ط ا (النساء: 92) ayat dalam ق ت ل morfologis, misalnya, kata artinya membunuh, tetapi jika dibaca ق ات ل maka artinya menjadi saling membunuh". Sementara itu, faktor nonlinguis berarti faktor yang berasal dari luar bahasa tersebut, seperti faktor sejarah, faktor ilmu dan teknologi, faktor sosial (social causes), faktor psikologis (psychological causes), pengaruh bahasa asing, dan faktor perbedaan bidang pemakaian. Berkaitan dengan faktor sejarah, adakalanya suatu benda memiliki nama yang tetap meskipun bentuk dan fungsinya berubah, sehingga penyebutan nama yang telah melekat pada sesuatu itu juga mengalami perubahan. Misalnya kata خ ا ت م berasal dari kata خ ت م yang berarti mencetak. Dari akar kata,خ ت م juga muncul kata خ ت ا م yang dahulu bermakna tanah خ ت م liat yang dibuat untuk memahat tulisan. Istilah sekarang, kata juga menunjuk pada arti stempel. Karena itu, lingkaran yang diletakan pada jari-jari juga disebut خ ا ت م karena ia dibuat untuk

134 JURNAL PENELITIAN Vol. 9, No. 1, Mei 2012. Hlm. 129-143 mencetak tulisan. Di era Nabi Muhammad SAW, cincin beliau digunakan untuk cap/stempel, sehingga kata خ ا ت م diartikan sebagai stempel/cap/tanda tangan. Kini kata خ ا ت م masih tetap dikenal, namun lebih populer diartikan cincin dan tidak lagi berhubungan خ ا ت م dengan masalah mencetak atau memahat. Ini artinya makna kata telah berubah seiring dengan perubahan fisik, tetapi lafalnya tetap dipakai hingga sekarang (Taufiqqurrahman, 2008: 101). Berkaitan dengan faktor ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dilihat pada kata,س ي ار ة,ح اس و ب,ه ات ف dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya, perhatikan penggunaan ketiga kata tersebut pada contoh berikut: Contoh A 1- ف د خ ل ع ل ي م ل كان م ه ي ب ان ف طا ر ع ق ل ي وار ت ع د ت م ف اص ل ي م ن ه ي ب ت ه م ا وأخ ذان ي وأج ل س ان ي و أرادا أن ي س ا لا ن ي ف س م ع ت ن د اء م ن ال ه ات ف ا ت ر آ ا ع ب د ي و لا ت خ وف اه ف ا ني ر ح م ت ه ) المواعظ العصفورية: 2). 2- ق ال ق ا ٮ ل من ہ م ل ا ت ق ت ل وا ي وس ف و أ ل ق وه ف ى غ ي ب ت ٱل ج ب ي ل ت ق ط ه ب ع ض ٱل س يار ة إ ن آ نت م ف ع ل ين (يوسف: 10). 3- و ج ا ء ت س يار ة ف ا ر س ل وا و ار د ه م ف ا د ل ى د ل و ه ۥ ق ال ي ب ش ر ى ه ذ ا غ ل م و أ س روه ب ض ع ة و ٱلل ه ع ل يم ب م ا ي ع م ل و ن (يوسف: 19) 4- ف س و ف ي ح اس ب ح س اب ا ي س ير ا (الا نشقاق: 8). 1. Aku didatangi oleh dua malaikat yang berwibawa, aku ketakutan dan gemetar, aku dipegang dan didudukkan, mereka akan menanyaiku. Tibatiba aku mendengar panggilan yang tidak jelas sumbernya (suara tanpa rupa), Hendaklah kamu berdua (Malaikat Munkar dan Nakir) meninggalkannya (Umar bin Khattab), janganlah kamu berdua menakutnakutinya, karena Aku mengasihinya. 2. Seseorang di antara mereka berkata, "Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah ia ke dasar sumur supaya ia dipungut oleh beberapa orang musafir, jika kamu hendak berbuat." (QS. Yusuf [10]: 10) 3. Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang pengambil air untuk menurunkan timbanya. Ia berkata, "Oh, kabar gembira, ini ada seorang anak muda!" Kemudian mereka menyembunyikan si pemuda sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan (QS. Yusuf [10]: 19) 4. Dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah. (QS. Yusuf [84]: 19) Pernyataan di atas bisa dibandingkan dengan pernyataan berikut yang menunjukan bahwa karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, suatu kata mengalami perubahan makna, bahkan berbeda sama sekali dengan makna dasarnya.

Perubahan Makna Nomina Bahasa Arab (Muhandis Azzuhri) 135 Contoh B 1- ل ا ع ل اق ة ب ي ن ال ه و ات ف (ج م ع ال ه ات ف ) ال م ح م و ل ة و ال سر ط ان 2- ت وج الا س ب ان ي ف ر ن ان د و أل ن ز و ال ا ح د الما ض ي ف ي الب ر از يل آ ا ص غر ب ط ل س ن ا في الف ي ة ال ا و ل ى ل س ب اق الس ي ارات 3- ا ش ت ر ى ل ي أ ب ي ا ل ح اس و ب. 1. Tidak ada korelasi antara telpon seluler (Hp) dengan penyakit kanker. 2. Fernando Alonso, pembalap berkebangsaan Spanyol, pada hari Ahad yang lalu di Brazil dinobatkan sebagai pemenang termuda pada kelompok pertama untuk lomba reli mobil. 3. Ayahku membelikan saya computer. Berkaitan dengan faktor sosial budaya (social culture causes), kosakata bahasa Arab banyak mengalami perubahan sejak munculnya agama Islam. Beberapa memiliki terminologi baru dalam pandangan Islam. Misalnya kata kafir asalnya dimaknai dalam ranah pertanian, yaitu: ا ل ف ل اح ا لذ ى ي س ت ر ال ب ذ و ر و ي غ ط يه ا (petani yang menutupi biji-bijian dan menimbunnya dengan tanah) (Ar-Razi: 221). Allah SWT berfirman: (الحديد :20 ( م ث ل غ ي ث أ ع ج ب ال ك فار ن ب ات ه ث م ي ه يج ف ت ر اه م ص ف ر ا ث م ي ك ون ح ط ام ا Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur Berkaitan dengan faktor psikologis (psychological causes), beberapa orang Arab mengungkapkan perasaan dalam berbagai macam bentuk seperti غ ز ل (ghazal) dan ه جاء (haja ), serta م د ح (madh) dan ر ثاء (ritsa). Dalam Al-Qur an al-karim, kata غ ض ب dan غ ي ظ mempunyai arti sama, yaitu marah/murka. Namun dalam penggunaannya, kedua kata tersebut bisa memiliki makna yang berbeda, tergantung pada konteks dan kondisi psikis orang yang menyampaikannya. و ل ما س ك ت ع ن م وس ى ال غ ض ب أ خ ذ ال ا ل و اح و ف ي ن س خ ت ه ا ه د ى و ر ح م ة ل لذ ين ه م ل ر به م ي ر ه ب ون ) لا ا عراف: 154 ( Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya (kembali) luh-luh (Taurat) itu, dan dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya. ت ك اد ت م يز م ن ال غ ي ظ آ لم ا أ ل ق ي ف يه ا ف و ج سا ل ه م خ ز ن ت ه ا أ ل م ي ا ت ك م ن ذ ي ر (الملك: 8 ( Hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-

136 JURNAL PENELITIAN Vol. 9, No. 1, Mei 2012. Hlm. 129-143 penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?" ا لذ ين ي ن ف ق ون ف ي ال س راء و ال ض راء و ال ك اظ م ين ال غ ي ظ و ال ع اف ين ع ن ال ناس و ال له ي ح ب ال م ح س ن ي ن (ا ل عمران: ( 134 Yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Kata غ ض ب digunakan untuk mengungkapkan perasaan marah dari orang yang lebih kecil strata sosialnya kepada orang yang lebih besar. Adapun kata غ ي ظ digunakan untuk mengungkapkan perasaan marah dari orang yang lebih besar status sosialnya kepada orang yang lebih kecil (Al-Askari: 123). Sebagaimana perbedaan antara kata love dan like dalam يبغض dan يكره bahasa Inggris dan seperti halnya perbedaan antara kata dalam verba bahasa arab, walaupun keduanya mempunyai makna yang sama. Berkenaan dengan pengaruh bahasa asing, keberadaan bahasa asing sangat berpengaruh besar terhadap makna sebuah bahasa. Di era globalisasi sekarang ini sangat rentan terjadi penyerapan bahasa asing ke bahasa pribumi, termasuk juga serapan bahasa asing ke bahasa Arab, khususnya dalam Al-Qur an. Seperti halnya kata ا ل صح اب ة adalah sahabat Nabi SAW yang pernah bertemu beliau dan beriman kepadanya. Dalam bahasa Indonesia, kata sahabat bermakna kawan, teman, dan rekan. Seperti kata أ م ال ق ر ى dalam QS asy-syura : 7 yang merupakan terjemahan harfiah dari bahasa Yunani yaitu Metropolis. ل ت ن ذ ر أ م ال ق ر ى و م ن ح و ل ه ا و ت ن ذ ر ي و م ال ج م ع ل ا ر ي ب ف يه ف ر يق ف ي ال ج نة و ف ر يق ف ي ال سع ير (الشورى: 7 ( Kata ق ر ط اس dalam QS al-an am: 7 juga kata serapan dari bahasa asing yaitu berasal dari kata charta dalam bahasa Yunani ke dalam bahasa Abyssinia yang berarti kertas. و ل و ن زل ن ا ع ل ي ك آ ت اب ا ف ي ق ر ط اس ف ل م س وه ب ا ي د يه م ل ق ال ا لذ ين آ ف ر وا إ ن ه ذ ا إ لا س ح ر م ب ين (الا نعام: 7 ( Berkenaan faktor perbedaan bidang pemakaian, kata yang sama, namun memiliki makna berbeda apabila digunakan dalam bidang yang berbeda pula. Dengan ungkapan yang berbeda, Pateda (2001:56) menyatakan bahwa lingkungan masyarakat menyebabkan perubahan makna.

Perubahan Makna Nomina Bahasa Arab (Muhandis Azzuhri) 137 Contoh: و ال ف ر ض ه و ال ا ج اب ة ال م ح ت م ل ة ع ن س و ال ال در اس ة. 1- ا ل صل ات م ن أ ف ض ل ال ف ر ض ا لذ ي أ م ر ب ل ز و م ه. 2- د. م ح م د ا س م اع يل ر ي يس ال تح ر ي ر ل ل م ج لة "ال م ج ت م ع." 3- أ ق ي م ال م و ت م ر ال ع ال ي ل ح ز ب ال تح ر ي ر ف ي ا غ وس ط س 2005. 4-1. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian. 2. Ibadah salat merupakan kewajiban paling utama yang diperintah untuk dilaksanakan. 3. Muhammad Ismail adalah pemimpin redaksi majalah al- Mujtama. 4. Komperensi tingkat tinggi untuk Partai/kelompok Pembebasan (Hizbut Tahrir) telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2005. Contoh di sini sama-sama menggunakan kata,الفرض tetapi maknanya berbeda. Contoh yang pertama (1) bermakna hipotesis dan contoh yang kedua (2) bermakna kewajiban, karena kata ini berada pada bidang keagamaan, khususnya bidang Ilmu Fiqh. Perubahan makna dari kewajiban ke hipotesis atau sebaliknya disebabkan oleh penggunaan kata tersebut pada kekhasan bidang atau keilmuan. Demikian pula, kata التحرير pada contoh (3) dan (4) juga memiliki makna yang berbeda, meskipun keduanya sama. Kata التحرير pada (3) bersentuhan dengan wilayah jurnalistik, sehingga makna yang muncul adalah redaksi, jadi ري يس التحرير berarti Pemimpin Redaksi. Sementara itu, kata التحرير pada (4) bersentuhan dengan wilayah politik, sehingga kata tersebut berarti pembebasan. Jadi حزب التحرير berarti Partai Pembebasan. Bentuk-bentuk Perubahan Makna dalam Al-Qur an ت ) ع م ي م ( Makna Perluasan Perubahan makna meluas adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata atau leksem yang pada mulanya hanya memiliki sebuah makna, tapi kemudian karena berbagai faktor menjadi memiliki makna-makna lain. ا ل ع د و ل م ن ال طر ي ق mempunyai makna secara khusus ا ل ضل ال Misalnya, kata mengalami ض ل ال (tersesat dari jalan kebenaran). Kemudian kata ال ح ق perluasan makna, seperti disebutkan dalam Al-Qur an dalam beberapa makna, yaitu:

138 JURNAL PENELITIAN Vol. 9, No. 1, Mei 2012. Hlm. 129-143 1. Sesat dari jalan yang benar, QS Dhuha:7 (Dan Dia (Allah) mendapatimu sebagai و و ج د ك ض ال ا ف ه د ى (الضحى: 7 ( seorang yang tersesat, lalu Dia memberikan petunjuk). ق ال ف ع ل ت ه ا إ ذ ا و أ ن ا م ن ال ضا لي ن (20 ( asy-syu ara:.2 Lupa, Qs (Berkata Musa, "Aku telah melakukannya, sedang aku di waktu itu termasuk orang-orang yang lupa.) 3. Rusak dan hancur و ق ال وا أ ي ذ ا ض ل ل ن ا ف ي ال ا ر ض أ ي نا ل ف ي خ ل ق ج د يد ب ل ه م ب ل ق اء ر به م آ اف ر و ن (السجدة: 10 ( Dan mereka berkata, "Apakah bila kami telah lenyap (hancur) dalam tanah, kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?" Bahkan mereka ingkar akan menemui Tuhannya. Penyempitan Makna Menurut Chaer (1995), yang dimaksud dengan makna mengurang atau menyempit adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang pada mulanya memiliki makna yang cukup luas, lalu berubah menjadi terbatas. Misal kata yang mengalami penyempitan makna adalah kata ع ال م yang berarti cendekiawan, tenaga ahli, pakar, atau sarjana. Namun kata ini mengandung beberapa arti lain, yaitu (1) berilmu dalam ajaran agama Islam, misalnya ia seorang alim yang disegani di komplek perumahan itu, dan (2) saleh. Seperti dalam kalimat: kelihatannya ia sangat alim dan tidak pernah meninggalkan shalat. Penyempitan terjadi karena kata alim hanya ditujukan kepada orang yang ahli ibadah dan berilmu saja. Sama halnya kata ulama dalam QS: Fathir: 28 إ نم ا ي خ ش ى ال له م ن ع ب اد ه ال ع ل م اء( فاطر: 28 ( Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-nya, hanyalah ulama Kata ulama telah mengalami perubahan dari makna dasarnya. Kata ulama yang diserap dari bahasa Arab yang merupakan jamak dari kata alim pada mulanya mengacu pada para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu, sehingga para pakar ilmu bahasa, pakar pertanian, pakar ekonomi, pakar informasi, pakar ilmu agama, dan lainnya juga disebut dengan ulama. Akan tetapi, ketika kata ulama ini diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan berbagai variabel kultural yang mempengaruhi, maka kata ini sudah dibatasi hanya untuk para pakar di bidang ilmu agama Islam atau kaum agamawan (muslim). Perubahan inilah yang disebut dengan penyempitan makna.

Perubahan Makna Nomina Bahasa Arab (Muhandis Azzuhri) 139 Perubahan Makna Total Perubahan makna secara total adalah perubahan sebuah makna dari makna asalnya ke makna baru, walaupun kemungkinan ditemukan unsur keterkaitan antara makna asal dengan makna yang baru (Chaer: 1995). Munsyi mencontohkan, bahwa dalam bahasa Indonesia sekarang kata gapura telah berubah artinya menjadi pintu gerbang. Kata ini berasal dari bentuk adjektiva nama Allah SWT غ ف و ر yang artinya Maha Pengampun. Asal-usulnya tentunya di zaman Walisongo, yaitu ketika Sunan Kalijaga menginginkan adanya islamisasi budaya melalui simbolsimbol keislaman seperti pintu gerbang dinamakan dengan gapura. Ameliorasi Ameliorasi yaitu proses perubahan makna dimana arti yang baru dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilainya dari arti yang lama. Misalnya, asal kata penggunaan kata ز و ج ة (istri) lebih rendah daripada kata ا م ر أ ة (perempuan). Kini, kata ز و ج ة nilai rasanya lebih tinggi daripada kata ا م ر أ ة yang secara etimologi bermakna perempuan. Secara leksikal istri. berarti perempuan atau ا م ر أ ة bisa berarti istri atau suami dan ز و ج Kedua kata tersebut berbeda makna dalam penggunaannya dalam Al- Qur an, karena kata ز و ج lebih berkonotasi positif kepada perempuan yang taat dapat memberikan ketentraman dan kasih sayang, seperti dalam QS ar-rum: 21 و م ن ا ي ات ه أ ن خ ل ق ل ك م م ن أ ن ف س ك م أ ز و اج ا ل ت س ك ن وا إ ل ي ه ا و ج ع ل ب ي ن ك م م و دة و ر ح م ة Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Berbeda halnya dengan kata ا م ر أ ة yang selalu dikonotasikan negatif sebagai istri durhaka, seperti dalam QS Yusuf: 30 و ق ال ن س و ة ف ي ال م د ين ة ام ر أ ة ال ع ز يز ت ر او د ف ت اه ا ع ن ن ف س ه ق د ش غ ف ه ا ح ب ا إ نا ل ن ر اه ا ف ي ض لا ل م ب ين (يوسف: ( 30 Dan wanita-wanita di kota berkata, "Isteri al-aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata." Kata ا م ر أ ة pada ayat ini ditujukan kepada istri pembesar Mesir yang bernama Zulaikha dan sosok perempuan tersebut adalah sosok penggoda dan perayu nabi Yusuf as, menjadi tokoh antagonis yang berkonotasi negatif.

140 JURNAL PENELITIAN Vol. 9, No. 1, Mei 2012. Hlm. 129-143 Kata امرأة berikut juga menunjukan istri durhaka kepada Allah dan suaminya, padahala suaminya adalah seorang Nabi dan Rasul, yaitu istri Nabi Nuh dan Luth as. ض ر ب ال له م ث ل ا ل لذ ين آ ف ر وا ا م ر أ ة ن وح و ام ر أ ة ل وط آ ان ت ا ت ح ت ع ب د ي ن م ن ع ب اد ن ا ص ال ح ي ن ف خ ان ت اه م ا ف ل م ي غ ن ي ا ع ن ه م ا م ن ال له ش ي ي ا و ق يل اد خ ل ا ال نار م ع ال داخ ل ين (التحريم: ( 10 Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya), "Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)". Implikasi Perubahan Makna Nomina Al-Qur an pada Ranah Sosial Keagamaan Pergeseran dan perubahan makna menjadi dan merupakan kehidupan sebuah bahasa. Dinamika sebuah bahasa tergantung pada kehidupan masyarakat pemakai bahasa tersebut. Ini berarti sejalan dengan dinamika pemakai bahasa yang juga mengalami dinamika dalam berbahasa. Pemakai bahasa atau masyarakat yang dinamis akan mendinamiskan bahasa. Di sanalah terjadi pergeseran dan perubahan bahasa. Maka ketika memahami teks suci Al-Qur an berdasarkan kajian semantik, akan banyak ditemukan satu kata yang mempunyai makna beragam. Namun bisa juga banyak kata, tetapi hanya mempunyai satu makna. Di sini perlu diingat bahwa Al-Qur an adalah kitab suci yang penuh dengan bahasa majaz atau kiasan, bukan bahasa dalam makna yang sebenarnya, misalnya kata ا ل ظل ام yang punya arti kegelapan. Kegelapan ini bisa dimaknai gelap dalam arti sebenarnya bisa juga gelap dalam arti belum mendapatkan petunjuk. Di sini dapat dicontohkan.ي د ال له ف و ق أ ي د يه م firman Allah SWT dalam QS al-fath: 10 yang berbunyi Kata "yadun" secara etimologi adalah tangan, tetapi itu makna kiasan sehingga ditafsirkan dengan "kekuasaan", karena tangan identik dengan kekuasaan. Maka arti dari ayat tersebut adalah "kekuasaan Allah SWT di atas kekuasaan mereka". و ال سار ق و ال سار ق ة al-maidah: 38 Demikian juga arti ayat dalam QS yang dipotong adalah "kekuasaannya" bukan tangan dalam ف اق ط ع وا أ ي د ي ه م ا arti dhahirnya. Senada dengan ayat tersebut adalah firman Allah SWT dalam QS ظ ه ر ال ف س اد ف ي ال ب ر و ال ب ح ر ب م ا آ س ب ت أ ي د ي ال ناس ar-rum:41 adanya

Perubahan Makna Nomina Bahasa Arab (Muhandis Azzuhri) 141 kerusakan di darat dan di laut akibat dari kekuasaan atau perbuatan manusia. Dengan pemahaman seperti ini akan berimplikasi sosial yang mengarah kepada pembuatan produk hukum yang humanisme universal sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur an, sehingga negara dituntut untuk melakukan perbaikan sosial ekonomi agar bisa meminimalisir segala bentuk kriminalitas yang mengarah kepada pencurian, perampokan dan segala bentuk perbuatan kriminal yang menodai hak-hak kemanusiaan dengan cara memperbanyak kesempatan mendapatkan pekerjaan misalnya. Pemahaman secara kafah terhadap ajaran Islam akan mengarah kepada pola pikir moderat sebagaimana perintah Allah SWT dalam QS al-baqarah: 143 yang berbunyi: و آ ذ ل ك ج ع ل ن اآ م أ مة و س ط ا ل ت ك ون وا ش ه د اء ع ل ى ال ناس و ي ك ون ال رس ول ع ل ي ك م ش ه يد ا Dan demikianlah Kami jadikan kalian sebagai umat yang moderat agar kalian bisa menjadi saksi bagi semua orang dan Rasul menjadi saksi buat kalian. Perlu diketahui bahwa QS al-baqarah ada 286 ayat dan separuh dari 286:2= 143. Ini menunjukkan bahwa moderat merupakan konsep yang dibenarkan menurut Islam dan konsep radikal (ghuluw/tathorruf) yang harus dijauhi oleh umat Islam, termasuk dalam memahami ayatayat Al-Qur an. Maka cara agar bisa memahami ayat Al-Qur an dengan moderat salah satunya adalah dengan ilmu semantik, karena ilmu semantik mampu menyelidiki suatu kata sampai seakar-akarnya. KESIMPULAN Ada beberapa kesimpulan dari penelitian ini: 1. Beberapa nomina bahasa Arab dalam Al-Qur an yang mengalami perubahan makna adalah semua kata benda dalam bahasa Arab, seperti isim ma rifah, nakirah, mudzakar, muanats, masdar, mufrad, mutsanna, jamak dan lain sebagainya, yang mengalami perubahan makna akibat faktor linguis yang melingkupinya, di antaranya adalah fonetis, sintaksi dan morfologi; atau faktor non linguis yang ada di sekitarnya, di antaranya adalah sejarah bahasa, aspek sosial budaya, aspek ilmu pengetahuan dan teknologi, aspek bahasa asing, aspek perbedaan pemakaian, aspek psikologis. 2. Proses terjadinya perubahan makna disebabkan karena beberapa faktor, seperti faktor bahasa yang mencakup aspek fonetik, misalnya (bawang putih); aspek morfologis, misalnya ث و م (puasa) dibaca ص و م mengingat); (mereka saling ي ذ آ ر و ن (mereka menyebut) dibaca ي ذ آ ر و ن

142 JURNAL PENELITIAN Vol. 9, No. 1, Mei 2012. Hlm. 129-143 dan sintaksis, misalnya ق ب ل ة (kiblat) dibaca ق ب ل ة (ciuman); faktor kesejarahan yang menganalisa bahasa berdasarkan sejarah atau asal usul bahasa, misalnya kata خ ا ت م berasal dari kata خ ت م yang berarti mencetak; faktor sosial budaya yang menganalisis budaya berdasarkan pandangan dunia dalam konteks sosial budaya masyarakat pelaku bahasa, seperti kata kafir asal katanya ا ل ف ل اح ا لذ ى ي س ت ر ال ب ذ و ر mempunyai makna dalam ranah pertanian (petani yang menutupi biji-bijian dan menimbunnya dengan و ي غ ط ي ه ا tanah), tetapi karena perkembangan sosial budaya, maka istilah ini digunakan untuk orang yang hatinya tertutup dari jalan kebenaran; faktor psikologi yaitu berdasarkan kondisi psikologis dari penutur kepada lawan bicara berdasarkan muatan emosional yang terjadi ketika ada pembicaraan, seperti perbedaan kata غ ض ب dan غ ي ظ samasama berarti marah, tetapi masing-masing mempunyai rasa bahasa berbeda berdasarkan muatan psikologis orang yang saling berbicara; faktor ilmu dan teknologi yaitu berdasarkan kebutuhan ilmu dan teknologi atau perkembangan iptek yang semakin maju sehingga pemaknaan Al-Qur an berdasarkan penafsiran klasik perlu dibenahi ذ ر ة lagi agar sesuai dengan perkembangan iptek, contohnya kata yang berarti atom sebagai unsur partikel paling kecil, tetapi dipahami lain bukan sebagai unsur terkecil karena ada yang lebih kecil dari atom, yaitu proton perubahan ini terjadi karena penemuan ilmu pengetahuan; faktor perbedaan pemakaian bahasa, yaitu kata yang sama tetapi dipakai dalam arti yang berbeda-beda, misalnya kata ا ل تح ر ي ر yang bisa bermakna pembebasan dan juga bermakna redaksi ; dan terakhir adalah faktor bahasa asing yaitu adanya serapan bahasa asing non Arab dalam Al-Qur an sehingga bahasa tersebut mengalami perubahan makna, seperti kata ق ر ط اس dalam Al- Qur an yang ternyata berasal dari bahasa Aramiyah. Sedangkan proses perubahan makna terjadi karena perluasan atau generalisasi makna, seperti ص ل اة yang tadinya bermakna berdoa sekarang meluas maknanya sebagai aktifitas gerakan beribadah dari mulai takbiratul ihram-salam, penyempitan makna, misalnya kata ulama yang tadinya orang yang ahli dalam semua bidang ilmu, sekarang ini hanya orang yang ahli dalam ilmu agama dan karena perubahan makna secara total, seperti gapura yang berasal dari kata.غ ف و ر ا 3. Perubahan makna dalam nomina bahasa Arab Al-Qur an berdampak positif terhadap pola pikir dan pemahaman masyarakat

Perubahan Makna Nomina Bahasa Arab (Muhandis Azzuhri) 143 akan kajian Al-Qur an secara komprehensif dan integralistik sehingga satu kata tidak hanya dipahami dengan monomakna, tapi multimakna. Pemahaman akan semantik Al-Qur an akan menelusuri sampai seakar-akarnya, sejarah sebuah kata sehingga sebuah kata dalam Al-Qur an, bukan makna yang ambigu tetapi makna yang mampu mencerahkan. Sehingga akan membentuk pola pikir dan tindakan yang mengarah kepada nuansa akademis yang tidak doktriner, merasa paling benar dan menyalahkan yang lain, tetapi dewasa dalam memahami alur perbedaan. Dari sinilah akan terbentuk mainstream moderat dalam memahami ajaran agama yang rahmatan lil alamin. DAFTAR PUSTAKA Al-Askari, Abu Hilal, Al-Furuq fi al-lughah. Arrazi, Abu Bakar, Mukhtar As-shahah, bab kafir. Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Rineka Cipta. Ghufron, Aunur Rofiq dan Abdurrahim. 2000. Ringkasan Singkat Kaidah- Kaidah Bahasa Arab. Ma had Furqon Islami. Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: Gramedia. Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal, Jakarta: PT Rineka Cipta. Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa, Yogyakarta: Duta Wacana Press Sutiamarga, Males.2001. "Perubahan Makna Kata dalam bahasa Arab" dalam Jurnal kebudayaan Arab Arabia Vol. III Nomor 6/Oktober 2000 Maret 2001, Depok: Program Studi Arab Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Taufiqurrochman.2008. Leksikologi Bahasa Arab, Malang: UIN Malang. Zaenuddin, Mamat dan Yayan Nurbayan. 2007. Pengantar Ilmu Balaghah, Bandung: Refika Aditama.