tingkat Pencegahan Penyakit

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN & SISTEM RUJUKAN. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES

PROSES PERJALANAN PENYAKIT SECARA UMUM DAPAT DIBEDAKAN ATAS :

Upaya Pencegahan Penyakit Menular

PENCEGAHAN PENYAKIT PARU AKIBAT KERJA Oleh : Dewi S. Soemarko Program Studi Kedokteran Kerja FKUI Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI

LINGKUP ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. By. Irma Nurianti, SKM, M.Kes

PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA

PENGANTAR EPIDEMIOLOGI KLINIK

Sehat merupakan kondisi yang ideal secara fisik, psikis & sosial, tidak terbatas pada keadaan bebas dari penyakit dan cacad (definisi WHO)

Konsep Sakit dan Penyakit

DEFINISI SEHAT & POKOK-POKOK PENGERTIAN PUBLIC HEALTH MODUL 4

Konsep Sehat. Oleh : Suyatno, Ir. MKes. Contact: Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp: /

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalahfasilitaspelayanan kesehatan yangmenyelenggarakanupaya kesehatan

TATANAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS. Retno Indarwati

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

Riwayat Alamiah Penyakit PERTEMUAN 6 IRA MARTI AYU FIKES/ KESMAS

Usaha-usaha Kesehatan Masyarakat. Contact: Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp: /

(Natural History of Disease)

Perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif

PROGRAM KERJA INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB 1 : PENDAHULUAN. intelejensi bagi setiap orang guna menjalani kegiatan serta aktifitas sehari-hari secara

PROPOSAL KEGIATAN MINI PROJECT PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) Program Internship Dokter Indonesia. Disusun Oleh:

KONSEP EPIDEMIOLOGI. Oleh : Suyatno, Ir. MKes

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

RUMAH SAKIT ANAK DI SEMARANG

PENDIDIKAN KESEHATAN. Oleh Erwin Setyo K, M.Kes PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Administrasi dan Kebijakan Upaya Kesehatan Perorangan. Amal Sjaaf Dep. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM UI

BUPATI KUDUS T E N T A N G PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN KELAS III DI RUMAH SAKIT BAGI PENDUDUK KABUPATEN KUDUS

UNIT KESEHATAN SEKOLAH (UKS) Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh : Titik Anggraeni

dan kesejahteraan keluarga; d. kegiatan terintegrasi dengan program pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota; e.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

Pengantar Epidemiologi. Aria Gusti, SKM, M.Kes Created for : Akbid PBH Batusangkar

UPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI

Dr. Siane Nursianti T, MKM

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. izin penyelenggaraan Rumah Sakit Khusus Pemerintah dari Gubernur Jawa

HOME CARE/HOSPITAL HOME CARE M.HADARANI, S.KEP.NS.MPH

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT UPT. PUSKESMAS SOTEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menjadi tua adalah bagian dari siklus sebuah kehidupan manusia dan hal tersebut tidak dapat dihindari.

Perbedaan jenis pelayanan pada:

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi yang

RUMAH SAKIT KHUSUS LANSIA DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Post Modern

BAB I LATAR BELAKANG

DR. UMBU M. MARISI, MPH PT ASKES (Persero)

WALIKOTA TASIKMALAYA

M ENULAR DAN GIZI BU RU K

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, rumah sakit juga berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi

PELAYANAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS

Faktor yang mempengaruhi sehat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

BAB I PENDAHULUAN. Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. OLEH IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

KONSEP DASAR ASKEB KELOMPOK KHUSUS

Dra. Sri Widati, M.Pd REHABILITASI PSIKOFISIKAL

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. 1

OCCUPATIONAL HEALTH MANAGEMENT PROGRAM. Yusmardiansah

KEBIJAKAN PROGRAM LANSIA

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS UKS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

KRITERIA PEMULANGAN DAN TINDAK LANJUT PASIEN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 57

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

DASAR DASAR KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. mellitus (Perkeni, 2011). Secara umum hampir 80% prevalensi. diabetes mellitus adalah diabetes mellitus tipe 2.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, secara

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP)

BAB 1 PENDAHULUAN. Promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa (1986) adalah suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan

Transkripsi:

Tingkat-tingkat tingkat Pencegahan Penyakit Oleh : Suyatno,, Ir. MKes Contact: E-mail: suyatnofkmundip@gmail.com Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp Telp: : 08122815730 / 024-70251915

Riwayat Alamiah Penyakit MASA PRE- PATHOGENESIS MASA PATHOGENESIS H A H E E A H A Keseimbangan Pergeseran keseimbangan Interaksi HORIZON KLINIS Awal terjadi Sakit Masa awal sakit Masa lanjut Sakit Masa penyem buhan Meninggal Kronis Cacat Sembuh Waktu Tempat Orang

Dasar-dasar Konsep Pencegahan Berdasarkan konsep natural history of disease maka: Kondisi sakit merupakan suatu eposode Tindakan pencegahan merupakan upaya memotong perjalanan alamiah penyakit pada titik-titik perjalanan yg dikuasai olh iptek/sumberdaya yg ada Pencegahan primer: untuk menghindari fase prepatogenesis Pencegahan sekunder: tindakan pengobatan pada fase patogenesis, berupa diagnosis dini dan pengobatan segera untuk menghentikan proses penyakit pada tingkat permulaan tdk jadi lebih parah Pencegahan tersier: tindakan pencegahan terjadinya komplikasi penyakit atau lebih parah/fatal, untuk menurunkan cacat fisik atau mental

Prinsip Pencegahan mencegah exposur melindungi populasi rentan Mencegah terjadi sakit pengobatan kasus mencegah cacat, mati mencegah transmisi Memutus rantai penularan perbaikan lingkungan perilaku hidup sehat membuat UU / PP

Syarat Pencegahan: realistik keberhasilan kuantitatif evaluasi periodik flexibel

Pencegahan Primer Upaya Peningkatan Kesehatan: Perbaikan gizi Penyuluhan kesehatan Perbaikan perumahan Penyediaan sanitasi yang baik Pengendalian faktor lingkungan dsb Perlindungan umum dan khusus: Imunisasi spesifik Special nutrition Occupational diseases protective Perlindungan thd bahan beracun, alergen, karsinogenik Perlindungan thd sumber-sumber pencemaran

Pencegahan Sekunder Penderita masih pada stadium sub-klinis klinis, masih dibawah garis cakrawala klinis. Tindakan yang dilakukan antara lain: Case finding sedini mungkin Melakukan general check up rutin Melakukan berbagai survei (survey kesehatan,, screening survey dll) Monitoring dan surveilans epidemiologi dll

Pencegahan Tersier Disability Limitation: Penderita dalam kondisi disabled Berupa pengobatan,, agar: penyakit tdk bertambah parah, tidak mati atau timbul cacat atau kronik Jika kondisi membaik, masuk tahap reconvalencence Rehabilitation: Menempatkan kembali, memulihkan kedudukan, kemampuan atau fungsi setelah penderita sembuh Antara lain meliputi: Upaya penyempurnaan cara pengobatan dan perawatan lanjut Mengusahakan pengurangan beban sosial penderita Rehabilitasi sempurna setelah penyembuhan penyakit

Jenis Rehabilitasi: Rehabilitasi kedokteran Rehabilitasi bidang pendidikan dan pelatihan ketrampilan (vocational rehabilitation) Rehabilitasi sosial Rehabilitasi kejiwaan (psikologis) personal dignity and confidence. Bentuk upaya: tempat pendidikan untuk tuna netra dan tuna rungu Tempat pendidikan untuk anak cacat dan terbelakang Bedah rekontruksi untuk mantan penderita kusta fisioterapi, palatihan untuk penderita polio, CVA.

Simp ul Pengendalian P enyakit P enc ega han -Imunisasi -Gizi Terpapar 1 7 6 L a n g s u n g Kela m bu V e k t o r S La In Nit Ga Ks i In feksi 4 Is olas i dg pen gob a tan P rofila ksi s 2 Pengobatan 3 Sakit 5 M ati Cacat S em buh W HO/CSR

Upaya Kesehatan Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan Sasarannya: individu, kelompok atau masyarakat Pelakunya: oleh individu, kelompok atau masyarakat, lembaga pemerintahan ataupun LSM.

Aspek upaya kesehatan Terdapat dua aspek, yakni: pemeliharaan kesehatan mencakup dua aspek yaitu kuratif (Pengobatan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit atau cacat). peningkatan kesehatan mencakup 2 aspek yakni, preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan kesehatan).

Wadah upaya Kesehatan Upaya kesehatan diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan yang disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan, dibedakan menjadi tiga : Sarana pemeliharaan kesehatan primer (primary care) Sarana pemeliharaan kesehatan tingkat dua (secondary care) Sarana pemeliharaan kesehatan tingkat tiga (tertiary( care)

a. Sarana pemeliharaan kesehatan primer (primary( care) Sarana atau pelayanan kesehatan bagi kasus-kasus atau penyakit ringan. Sarana yang paling dekat pada masyarakat, artinya pelayanan kesehatan paling pertama menyentuh masalah kesehatan di masyarakat. Misalnya : Puskesmas, poliklinik, dokter praktik swasta. Sarana pelayanan kesehatan primer (Puskesmas) melakukan pelayanan kesehatan komprehensif (Preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif).

b. Sarana pemeliharaan kesehatan tingkat dua (secondary care) Sarana atau pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau penyakit penyakit dari sarana pelayanan kesehatan primer. Artinya sarana pelayanan kesehatan ini menangani kasus-kasus yang tidak atau belum bisa ditangani oleh sarana kesehatan primer karena peralatan atau keahliannya belum ada. Misalnya : RS kabupaten, Puskesmas dengan rawat inap, Rumah Bersalin

c. Sarana pemeliharaan kesehatan tingkat tiga (tertiary care) Sarana pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus yang tidak dapat ditangani oleh saran-sarana sarana pelayanan kesehatan primer dan sekunder. Misal RS Propinsi, RS Tipe B atau A.