BAB IV THERMOREGULASI A. PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C.

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang

BIOFISIKA 2 BIOENERGETIKA

Suhu tubuh: Keseimbangan antara panas yg diproduksi tubuh dgn panas yg hilang dr tubuh. Jenis2 suhu tubuh: 1. Suhu inti: suhu jar.

TERMOREGULASI 4/12/2016 MATERI AJAR FISIOLOGI VETERINER II (TERMOREGULASI) 1

ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K.

KESEIMBANGAN SUHU TUBUH

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2

PENGATURAN PANAS TUBUH

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

Sohibul Himam ( ) FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008

Sistem Ekskresi Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif

Pengeluaran Keringat sebagai Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lingkungan Mikro Lokasi Penelitian

METABOLISME ENERGI DAN TERMOREGULASI ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

Luka dan Proses Penyembuhannya

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, permintaan produk

BAB I PENDAHULUAN. Jeanny Ivones (G2B ) Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro Page 1

SISTEM SIRKULASI PADA HEWAN AIR

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatihan Soal 9.3

BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN UMUM

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal

Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

Hidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8

TEKNIK KOMPRES DENGAN HOTPACK UNTUK MENURUNKAN DEMAM PADA KLIEN DHF DI RUANG ACACIA RUMAH SAKIT EKA BSD TANGERANG

IV-138 DAFTAR ISTILAH

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unit dinding pembuluh darah. Jantung secara umum memberikan tekanan

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber-sumber bahaya (UU no. 1/

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Denyut Jantung Itik Cihateup Fase Grower

HASIL DAN PEMBAHASAN. sangat berpengaruh terhadap kehidupan ayam. Ayam merupakan ternak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

THERMOREGULATION SYSTEM ON POULTRY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

SISTEM EKSKRESI LKS IPA TERPADU -SMP KELAS IX/1 1

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

Sistem Saraf pada Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DIVISI PERINATOLOGI Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSUP H.Adam Malik Medan

Kuning pada Bayi Baru Lahir: Kapan Harus ke Dokter?

BAB II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN. Indonesia selama ini banyak dilakukan dengan sistem semi intensif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 4. Kalor dan PerpindahannyaLatihan Soal 4.3

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

I. PENDAHULUAN. atmosfer. Untuk memaksimalkan limbah sekam padi, sangat perlu untuk dicari

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

POKOK BAHASAN IX IX. PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA. Mengetahui proses metabolisme dan dinamika fisiologi pada ternak kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti

Manfaat Minum Air Putih

Anatomi & Fisiologi Sistem Respirasi II Pertemuan 7 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA

Pengertian Iklim Kerja Macam-Macam Iklim Kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. dipertahankan. Ayam memiliki kemampuan termoregulasi lebih baik dibanding

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Meskipun

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Data Suhu Lingkungan Kandang pada Saat Pengambilan Data Tingkah Laku Suhu (ºC) Minggu

Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi. Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hen Day Production (HDP) ayam petelur pada THI yang berbeda (kuningan

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

Struktur Kulit (Cutaneous Membran) EPIDERMIS DERMIS SUBCUTANEOUS/Hypodermis

KEDARURATAN LINGKUNGAN

Bab V Hasil dan Pembahasan. Bab ini akan menampilkan data yang diperoleh selama penelitian beserta pengolahan dan pembahasannya

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi dari keempat faktor ini dihubungkan dengan

(Artikel ini diambiil dari buku Reverse Aging, oleh Mr. Sang Whang. Ia adalah teknisi, ilmuwan dan penemu dengan banyak hak paten dari USA)

Transkripsi:

BAB IV THERMOREGULASI A. PENDAHULUAN Thermoregulasi merupakan salah satu pokok bahasan yang diberikan selama 4 jam dalam 1 semester. Dalam pokok bahasan terdapat 3 hal yang penting untuk dikaji secara mendalam antara lain: suhu tubuh, mekanisme thermoregulasi serta demam. Meskipun hanya secara garis besar, pokok bahasan thermoregulasi juga dilengkapi dengan berbagai soal sehingga diharapkan setelah mengikuti kuliah thermoregulasi mahasiswa akan dapat menjelaskan fungsi thermo serta bagaimana terbentuknya panas tubuh hewan. B. PENYAJIAN Temperatur Tubuh, Produksi dan Kehilangan Panas Pembentukan dan Hilangnya Panas Mamalia dari burung termasuk ke dalam golongan Homoitherm (mereka dapat mengatur kekonstanan temperatur tubuh, biasanya 37 C). Untuk memelihara temperatur tubuh tersebut, harus terjadi keseimbangan antara produksi dan hilangnya panas. Metabolisme panas diperoleh dari oksidasi organ dalam serta jaringan, dan pembentukan panas yang demikian ini mempunyai sifat yang lebih konstan dibandingkan dengan temperatur perifer. Temperatur di dalam organ dalam disebut dengan temperatur inti, sedangkan dibagian kulit dalam disebut dengan temperatur perifer. Mekanisme pertukaran Panas. Selain produksi panas yang berasal dari dalam, panas juga dapat diproduksi dari luar (sinar matahari, pemanas). Bentuk pertukaran panas secara pasive ini dicapai melalui radiasi (dari matahari), konveksi (dari pemanas di dalam ruangan), konduksi, melalui kontak langsung dengan benda-benda yang lebih hangat (kontak selimut dengan kulit). Konduksi, konveksi dan radiasi tidak selalu berfungsi untuk meningkatkan panas namun dapat juga menurunkan panas. Misalnya, kita duduk dikursi yang dingin, maka kursi akan menjadi lebih hangat (konduksi). Pengaturan suhu pada kulit. Untuk meningkatkan ataupun menurunkan panas, tubuh juga membutuhkan mekanisme fisiologis. Kulit merupakan organ penting dalam hal ini. Hilangnya panas melalui kulit terjadi dalam dua cara : pertukaran panas secara langsung antara sirkulasi di dalam kulit dengan udara luar, juga adanya evaporasi air dari permukaan kulit. Kulit terdiri dari kapiler darah yang tidak dapat untuk pertukaran nutrien dengan sel kulit, Universitas Gadjah Mada 1

namun semata-mata hanya berfungsi untuk pertukaran panas dengan lingkungan luar. Darah mengalir di dalam pembuluh darah ketika pembuluh tersebut membuka. Dalam cuaca yang dingin, pembuluh darah mengalami vaso konstriksi sehingga aliran darah yang menuju ke kulit sangat sedikit, hal ini bertujuan untuk manghindari hilangnya panas. Dalam cuaca panas, pembuluh darah kulit terbuka secara total (vaso dilatasi) sehingga terjadi peningkatan pembuangan panas keluar. Karena adanya pengaturan panas yang demikian ini, darah kadang dapat mengalir ke dalam kulit sampai 10% dari total cardiac output, bahkan sampai ratusan kali dari aliran normal, sehingga dikatakan bahwa pertukaran panas di dalam kulit melalui sirkulasi darah sangat efektif dan efisien baik untuk produksi maupun penghilangan panas. Evaporasi. Cara kedua penghilangan panas yang efektif adalah dengan evaporasi seperti yang terjadi dalam proses pernafasan. (terjadi penguapan air). Air mempunyai kapasitas panas yang sangat tinggi (0,6 Cal/g), yang berarti bahwa hilangnya 1 g air dari tubuh akan diikuti dengan hilangnya panas sebanyak 600 Cal. Hilangnya panas itu terjadi dalam 2 cara : a) perkeringatan yang tidak terlihat dan b) perkeringatan secara aktif. Kehilangan air dari kulit pada temperatur yang lebih rendah disebut dengan berkeringatan yang tidak disadari/terlihat (insensible perspiration) karena air berdifusi melalui sel kulit dan pori dan secara cepat akan mengalami penguapan ; dalam hal ini tidak ada keringat yang terbentuk. Kejadian ini nyata di dalam proses pernapasan sehari-hari. Melalui perkeringatan tak terlihat ini telah terjadi kehilangan panas sebanyak 0,5 L air/hari. Perkeringatan ketika temperatur tubuh internal meningkat diatas 37 C, kelenjar keringat mulai menyekresikan air dan garam yang ditandai dengan menin.gkatnya laju penguapan air dan hilangnya panas. Kelenjar keringat merupakan kelenjar eksokrin yang berlokasi di beberapa tempat (misal di telapak tangan dan kaki, jidat). Hewan-hewan yang hanya mempunyai sedikit kelenjar keringat (misalnya, anjing, tikus. Dalam kondisi panas akan meningkatkan aliran udara melalui pernapasan, dengan demikian akan terjadi peningkatan evaporasi serta hilangnya panas. Penggunaan rambut tubuh. Cara yang lain untuk menurunkan hilangnya panas dengan menggunakan rambut (bulu), suatu mekanisme yang kurang bernilai bagi manusia, namun sangat bermanfaat bagi hcwan yang berbulu tebal (beruang, domba dll), terutama yang hidup di daerah dingin. Dalam cuaca dingin, rambut/bulu akan berdiri (piloerectin), yang akan menyebabkan jebakan panas oleh bulu. Udara yang terjebak membentuk lapisan karena Universitas Gadjah Mada 2

darah tidak dapat menukarkan panas dengan lingkungan luar. Pada manusia, kondisi ini digambarkan dengan pemakaian kain wool pada saat cuaca dingin. Respon panas dengan adanya lemak. Kulit itu sendiri sebenarnya merupakan insulasi panas yang lemah. Meskipun demikian pada beberapa hewan dan manusia, lemak dibawah kulit (lemak subkutaneus) mempunyai fungsi ganda sebagai insulasi yang sangat efektif serta sebagai sumber energi metabolik. Pada fetus, bayi yang baru saja dilahirkan dan anak-anak mempunyai jaringan lemak khusus yang disebut lemak coklat. Sejumlah mitokondria di dalam sel tersebut dapat mengoksidasi lemak untuk memproduksi panas yang sangat banyak yang dapat melebihi ATP. Dalam hal ini, panas dapat bereaksi sebagai pembakaran, yang berfungsi untuk melindungi dingin. Panas merupakan salah satu alasan mengapa bayi yang baru lahir dapat terhindar dari kondisi menggigil meskipun terpapar pada udara yang dingin. Sayangnya, manusia dewasa tidak mempunyai lemak coklat. Variasi temperatur tubuh. Meskipun merupakan suatu hal yang ideal bahwa tubuh mempunyai suhu 37 C, namun dalam hal ini yang dimaksud dengan 37 C hanyalah temperatur inti (organ dalam, otak, jasingan tubuh) sedangkan jaringan ektremitas dan kulit yang jauh dari sumber panas inti, yang dapat kontak langsung dengan lingkungan luar mempunyai temperatur yang jauh lebih rendah yakni kirakira hanya 21-28 C. Sebagai contoh temperatur ruangan mempunyai suhu kirakira 21 C, tangan dan kaki masing-masing bersuhu 28 C dan 21 C. Nampaknya temperatur intipun tidak selalu konstan setiap sehat. Dalam satu hari, temperatur mencapai titik terendah pada pagi hari (36,7 C) dan tertinggi pada sore hari (37,2 0 C). Pengaturan Temperatur Tubuh Bagaimana tubuh memelihara kekonstanan temperatur inti (37 C)? Dalam menanggapi respon terhadap udara dingin, tubuh akan meningkatkan produksi panas dan menekan proses kehilangan panas. Ketika temperatur tubuh meningkat, produksi panas diturunkan, sementara penghancuran panas ditingkatkan. Pengaturan panas yang demikian ini dikontrol oleh "thermostat", suatu pusat pengaturan panas yang terterdapat di dalam hipotalamus. Neuron-neuron yang ada di dalamnya sangat sensitive terhadap perubahan baik suhu di dalam darah maupun didalam kulit. Selpoint normal pada hipotalamus adalah 37 C. Adanya penyimpangan di dalam hipotalamus akan menimbulkan respon tertentu untuk mengembalikan temperatur kembali ke normal (37 C). Thermostat hipotalamus bekerja secara bersama-sama dengan autonomic hipotalamus, suatu pusat nervus thermoregulator yang lebih tinggi. Beberapa respon thermo regulator bekerja secara involunter, diperantarai Universitas Gadjah Mada 3

oleh ANS (autonomic nervous system) serta beberapa neurohormonal dan yang lain bekerja secara semi involunter. Universitas Gadjah Mada 4

Respon Terhadap Dingin. Adanya perubahan mendadak terhadap temperatur kulit (misalnya ketika seseorang mandi), rangsangan reseptor dingin mengalir ke kulit. Aktivitas impuls dari reseptor akan meningkat bersamaan dengan penurunan temperatur kulit. Signal diterima oleh kedua thermostat baik thermostat hipothalamus maupun pusat yang lebih tinggi. Thermostat hipothalamus bisa diaktifkan oleh perubahan temperatur di dalam darah. Pusat thermostat mengawali respon untuk produksi panas serta yang menghambat pusat-pusat yang mengakibatkan hilangnya panas. Aktivasi pusat sympathetic akan mengakibatkan beberapa respon : (1) vasokonstriksi pembuluh darah (seperti pelepasan norepinefrin dari pusat sympathetic), mcnyebabkan penurunan aliran darah kutaneus serta menurunkan hilangnya panas; (2) Peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan terbentuknya panas serta meningkatkan sekresi efinefrin dari medula adrenal; (3) konstriksi bulu/rambut tubuh, menimbulkan piloerectin (berdirinya rambut),yang akan menjebak udara disekitar kulit agar tidal( masuk, menurunkan hilangnya panas (piloerctin terutama efektif pada hewan-hewan ayng berbulu). Sebaliknya efek yang demikian ini kurang efektif pada manusia; dan (4) Peningkatan oksidasi lemak coklat, yang akan mengakibatkan thermogenesis (meskipun respon ini hanya diperantarai oleh system simpathetic) pusat menggigil di dalam hipoteramus diaktifkan sehingga pusat motorik batang otak dapat menginisiasi kontraksi muskulus sekletalis secara involunter. Dengan demikian terjadilah proses menggigil serta pembentukan panas. Dingin juga mengaktifkan bebrapa respon tingkah laku secara langsung dengan cara meningkatkan produksi panas maupun menurunkan hilangnya panas. Sebagai contoh hewan akan melekukkan badan untuk menurunkan area permukaan tubuh serta hilangnya panas. Sikap berkerumun serta saling menyarang baik pada manusia maupun hewan, aktivitas fisik yang disengaja (menggosok-gosok tangan), berlindung di dekat perapian, memakai pakaian hangat merupakan contoh-contoh respon tubuh terhadap pemaparan dingin. Tingkah laku baik secara disadari maupun setengah disadari diaktifkan oleh adanya respon pada pusat otak yang lebih tinggi (sistim limbik dan kortelus) terhadap sensasi yang tidak nyaman terhadap rasa dingin. Universitas Gadjah Mada 5

C. PENUTUP Untuk mengakhiri perkuliahan ini akan dicoba beberapa latihan sebagai berikut: 1. Berasal dari manakah suhu tubuh baik pada manusia maupun hewan? 2. Apa yang dimaksud dengan zona thermoneutral?, Sebutkan pula batas-batas suhu tubuh normal berbagai hewan, selanjutnya dapatkah anda menyimpulkan dari variasi suhu tubuh tersebut? 3. Mengapa suhu tubuh inti lebih penting daripada suhu tubuh perifer? 4. Pusat pengaturan suhu tubuh terdapat dimanakah? 5. Jelaskan perbedaan antara aklimasi, dan aklimatisasi? 6. Jelaskan pula 4 macam cara agar tubuh dapat membebaskan panas? 7. Mengapa pada beberapa hewan memperlihatkan suhu tubuh sedangkan beberapa hewan tidak dapat? 8. Bagaimana respon hewan untuk menanggulangi rasa dingin yang berkepanjangan? 9. Bagaimana pula hewan dapat bertahan dari kondisi panas? Universitas Gadjah Mada 6