PENERAPAN METODE RANDOM FOREST DALAM DRIVER ANALYSIS (The Application of Random Forest in Driver Analysis)

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE RANDOM FOREST DALAM DRIVER ANALYSIS NARISWARI KARINA DEWI

PREDIKSI LAMA STUDI MAHASISWA DENGAN METODE RANDOM FOREST (STUDI KASUS : STIKOM BALI)

PENERAPAN METODE CART

METODE ENSEMBLE PADA CART UNTUK PERBAIKAN KLASIFIKASI KEMISKINAN DI KABUPATEN JOMBANG

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio

ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN BOOTSTRAP AGGREGATING CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (BAGGING CART)

PREDIKSI NASABAH POTENSIAL MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI POHON BINER

PENENTUAN PEUBAH PENCIRI PENERIMA JAMINAN KESEHATAN DAERAH (JAMKESDA) KOTA BOGOR DENGAN METODE CHAID DAN RANDOM FOREST SILVI NUR ARIFAH

PENGARUH PERAN DOSEN PEMBIMBING TERHADAP KUALITAS TUGAS AKHIR (Studi Kasus : Mahasiswa Fmipa Unsyiah)

PREFERENSI KARAKTERISTIK KOPI 3 IN 1 MENGGUNAKAN METODE POHON REGRESI DAN KLASIFIKASI FITRIYANTO

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PADA PEMBENTUKAN POHON TERBAIK DENGAN METODE POHON KLASIFIKASI (CLASSIFICATION TREE)

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR MEMILIH MEREK DENGAN METODE CART DAMAS ESMU HAJI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hary Mega Gancar Prakosa Dosen Pembimbing Dr. Suhartono, S.Si, M.Sc Co Pembimbing Dr. Bambang Wijanarko Otok, S.Si, M.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB III METODE POHON KLASIFIKASI QUEST

Analisis CART (Classification And Regression Trees) pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepala Rumah Tangga di Jawa Timur Melakukan Urbanisasi

Seminar Tugas Akhir. Analisis Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan CART ARCING. Surabaya, Juli 2011

BAGGING CLASSIFICATION TREES UNTUK PREDIKSI RISIKO PREEKLAMPSIA (Studi Kasus : Ibu Hamil Kategori Penerima Jampersal di RSUD Dr. Moewardi Surakarta)

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.1, (2014) ( X Print) D-54

Seminar Hasil Tugas Akhir

Klasifikasi Kegiatan Partisipasi Ekonomi Perempuan Di Jawa Timur Dengan Pendekatan CART (Classification And Regression Trees)

PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA CART ( CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES ) ( STUDI KASUS PENYAKIT DIABETES SUKU PIMA INDIAN )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN METODE REGRESI BERSTRUKTUR POHON PADA PENDUGAAN LAMA PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA ARTIKEL ILMIAH

RANDOM FOREST DAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) BINARY RESPONSE UNTUK KLASIFIKASI PENDERITA HIV/AIDS DI SURABAYA

Bambang Widjanarko Otok (1), dan Dian Seftiana (2) (1,2) Jurusan Statistika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

BAB I PENDAHULUAN. ada tiga, yaitu association rules, classification dan clustering.

Metode Ensemble pada CART untuk Perbaikan Klasifikasi Kemiskinan di Kabupaten Jombang

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART

Klasifikasi Nilai Peminat SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) ITS dengan Pendekatan Classification and Regression Trees (CART)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE POHON REGRESI DAN PROSEDUR REGRESI BERTATAR UNTUK SEGMENTASI DATA

PERBANDINGAN KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) Abstract

Taufiq Kurniawanl, Aunuddin2, Yayah K. Wagion03. Abstrak

ANALISIS KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA FEM DAN FAPERTA MENGGUNAKAN METODE CHART

PENDEKATAN CART UNTUK MENDAPATKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJANGKITNYA PENYAKIT DEMAM TIFOID DI ACEH UTARA

PENERAPAN POHON KLASIFIKASI DAN BOOTSTRAP AGGREGATING DALAM KLASIFIKASI USIA MENARCHE (Studi Kasus: SMPN Ragunan dan SMPN 1 Dramaga) IIS ISTIQOMAH

KAJIAN SENSITIVITAS PARAMETER ALGORITME PADA METODE ROTATION FOREST MUHAMMAD IQBAL

ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN BOOTSTRAP AGGREGATING CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (BAGGING CART)

METODE POHON GABUNGAN PADA CART UNTUK ANALISA KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI BANJARMASIN

Resume Regresi Linear dan Korelasi

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES)

PENERAPAN BAGGING UNTUK MEMPERBAIKI HASIL PREDIKSI NASABAH PERUSAHAAN ASURANSI X

PENERAPAN METODE BOOTSTRAP RESIDUAL DALAM MENGATASI BIAS PADA PENDUGA PARAMETER ANALISIS REGRESI

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES)

POHON KLASIFIKASI DAN POHON REGRESI KEBERHASILAN MAHASISWA PASCASARJANA PROGRAM STUDI STATISTIKA IPB

BAB I PENDAHULUAN. logistik didasarkan pada pendekatan analisis regresi linear merupakan metode yang

PPDAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Yuni Melawati, 2013

Model Machine Learning CART Diabetes Melitus

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE CHAID (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE)

BAB II LANDASAN TEORI

Pendekatan Metode Classification and Regression Tree untuk Diagnosis Tingkat Keganasan Kanker pada Pasien Kanker Tiroid

Semakin besar persentase CCR yang dihasilkan, maka tingkat akurasi yang dihasilkan semakin tinggi (Hair et. al., 1995).

Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 12, No. 1, Februari ISSN

BAGGING CART PADA KLASIFIKASI ANAK PUTUS SEKOLAH

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN BOOSTSTRAP AGGREGATTING REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

Pendekatan Metode Classification and Regression Tree untuk Diagnosis Tingkat Keganasan Kanker pada Pasien Kanker Tiroid

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART

HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode

Penderita Diabetes Melitus Tipe II Di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda Tahun 2015

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

BAB I PENDAHULUAN. atau benda ke dalam golongan atau pola-pola tertentu berdasarkan kesamaan ciri.

PENAKSIRAN PARAMETER REGRESI LINIER DENGAN METODE BOOTSTRAP MENGGUNAKAN DATA BERDISTRIBUSI NORMAL DAN UNIFORM

METODE QUEST DAN CHAID PADA KLASIFIKASI KARAKTERISTIK NASABAH KREDIT

Skala pengukuran dan Ukuran Pemusatan. Ukuran Pemusatan

IDENTIFIKASI VARIABEL YANG MEMPENGARUHI BESAR PINJAMAN DENGAN METODE POHON REGRESI (Studi Kasus di Unit Pengelola Kegiatan PNPM Mandiri)

EVALUASI KELAYAKAN KREDIT DENGAN METODE CLASSIFICATION AND REGRESION TREE (CART)

IV. METODE PENELITIAN

Klasifikasi Hasil Pap Smear Test Kanker Serviks Berdasarkan Faktor Resiko (Studi Kasus Di Rumah Sakit Swasta Surabaya

PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN ROBPCA DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DAN PENCILAN PADA REGRESI LINEAR BERGANDA

METODE KLASIFIKASI BERSTRUKTUR POHON BINER (STUDI KASUS PADA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULANAN DI BOGOR) 1) T

PENDEKATAN CART UNTUK MENDAPATKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJANGKITNYA PENYAKIT DEMAM TIFOID DI ACEH UTARA

BINER UNTUK KETEPATAN KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI KOTA PATI

III. METODE PENELITIAN

Pendugaan Selang Kepercayaan Persentil Bootstrap Nonparametrik untuk Parameter Regresi

Eksplorasi Kinerja Dosen Tersertifikasi dalam Melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi di Indonesia

Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS ANEMIA PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN RANDOM FOREST AZYL YUNIA KOMALA SARI

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK

BAB II LANDASAN TEORI

KLASIFIKASI KARAKTERISTIK MAHASISWA UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES DAN DECISION TREE. Yuli Hastuti

HASIL DAN PEMBAHASAN . BP D-1

SILABUS DAN SAP MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN (AGT6224) BOBOT: 3 (2/1) SKS SIFAT: WAJIB SEMESTER GENAP (SMT III)

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

STATISTIK NON PARAMETRIK (2) Debrina Puspita Andriani /

KLASIFIKASI RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN JOMBANG DENGAN PENDEKATAN RANDOM FOREST CART

SKRIPSI. Disusun Oleh : ZULFA WAHYU MARDIKA NIM. J2E

METODE POHON REGRESI UNTUK EKSPLORATORI DATA DENGAN PEUBAH YANG BANYAK DAN KOMPLEKS

PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM MENAKSIR PARAMETER REGRESI UNTUK MENGATASI MULTIKOLINEARITAS

EKSPLORASI KINERJA DOSEN TERSERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA RIZKY NURKHAERANI

BOOTSTRAP AGGREGATING (BAGGING) REGRESI LOGISTIK ORDINAL UNTUK MENGKLASIFIKASIKAN STATUS GIZI BALITA DI KABUPATEN KLUNGKUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA QUEST SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA. Oleh: YONA MALANI

ESTIMATION METHODS ISSUES IN MULTILEVEL MODEL FOR HIERARCHICAL DATA ANALYSIS

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 10 Analisis Korelasi & Regresi (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

, April 2011 p : -43 ISSN : 0853-811 Vol 16 No.1 PENERAPAN METODE RANDOM FOREST DALAM DRIVER ANALYSIS (The Application of Random Forest in Driver Analysis) Nariswari Karina Dewi 1, Utami Dyah Syafitri 2, Soni Yadi Mulyadi 3 1 Mahasiswa Departemen Statistika, FMIPA-IPB 2 Departemen Statistika, FMIPA-IPB 3 PT. Ipsos Indonesia E-mail : 1 naris.ayes@yahoo.com Abstract Driver analysis is one approach to know which the greatest expalanatory variables influence the response variable. This analysis is well known in marketing research. In this area, explanatatory variables (X) and response variable (Y) ussually are measured by ordinal data and the relationship between those variables is non linier. One of the approach to build model on that situation is random forest. Two important things in random forest are size of random forest and sample size of X. In this research, we worked with simulation to know the size of random forest which give higher accuration and more stabil. The simulation showed that the best condition achieved when the size of random forest is 500 and the sample size of X is 4. Key words : driver analysis, random forest, variable importance. PENDAHULUAN Persaingan pasar mendorong produsen untuk selalu memperbaiki kinerja produknya, misalnya kesediaan seseorang untuk membeli produk tersebut. Perbaikan dapat dilakukan secara efektif dan efisien jika diketahui prioritas atribut produk yang menggerakkan kinerja yang dimaksud. Dalam riset pemasaran, analisis yang digunakan untuk menghasilkan informasi tersebut dikenal dengan nama driver analysis. Driver analysis didasarkan pada metode yang mengeksplorasi hubungan antara peubah penjelas dan peubah respons. Metode yang biasa digunakan antara lain yaitu analisis regresi dan analisis korelasi. Sementara itu, data yang dianalisis umumnya berupa data kategorik serta memiliki hubungan non-linier antara peubah penjelas dan peubah responsnya. Oleh sebab itu, diperlukan metode yang lebih sesuai dengan kondisi data. Salah satu metode tersebut adalah metode random forest. Random forest didasarkan pada teknik pohon keputusan sehingga mampu mengatasi masalah non-linier. Metode ini merupakan metode pohon gabungan. Untuk mengidentifikasi peubah penjelas yang relevan dengan peubah respons, random forest menghasilkan ukuran tingkat kepentingan (variable importance) peubah penjelas. Dalam bidang biostatistika, hal tersebut diterapkan pada masalah gene selection pada data microarray (Díaz-Uriarte & Andrés 2006). Penerapan random forest dalam bidang biostatistika memang telah populer. Prioritas peubah penjelas dapat diketahui melalui ukuran tingkat kepentingan peubah penjelas. Oleh karena itu, metode random forest dapat diterapkan pada driver analysis. Penelitian ini mengkaji hal tersebut. Pada penelitian ini, driver analysis dilakukan dalam rangka memperbaiki kinerja produk Z, yaitu mengenai kesediaan seseorang membeli produk Z. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ukuran random forest dan ukuran contoh peubah penjelas yang menghasilkan random forest berakurasi prediksi tinggi dan stabil, serta yang menghasilkan driver analysis yang stabil. TINJAUAN PUSTAKA Driver Analysis Driver analysis merupakan istilah yang digunakan secara luas meliputi berbagai metode analisis. Driver analysis dilakukan untuk memahami pengaruh peubah penjelas terhadap peubah respons sehingga dapat diketahui prioritas setiap peubah penjelas dalam menggerakkan peubah respons (Weiner & Tang 2005). Metode

analisis yang digunakan dalam driver analysis disesuaikan dengan kondisi data yang dianalisis (Sambandam 2001). Classification and Regression Tree (CART) CART merupakan metode eksplorasi data yang didasarkan pada teknik pohon keputusan. Pohon klasifikasi dihasilkan saat peubah respons berupa data kategorik, sedangkan pohon regresi dihasilkan saat peubah respons berupa data numerik (Breiman et al. 1984). Pohon terbentuk dari proses pemilahan rekursif biner pada suatu gugus data sehingga nilai peubah respons pada setiap gugus data hasil pemilahan akan lebih homogen (Breiman et al. 1984; Sartono & Syafitri 2010). simpul akar t 4 Gambar 1 t 2 pemilah 2 t 1 pemilah 1 t 5 t 3 : simpul nonterminal : simpul terminal Struktur Pohon pada Metode CART. Pohon diilustrasikan dalam Gambar 1. Pohon disusun oleh simpul t 1, t 2,, t 5 (Gambar 1). Setiap pemilah (split) memilah simpul nonterminal menjadi dua simpul yang saling lepas. Hasil prediksi respons suatu amatan terdapat pada simpul terminal. Menurut Breiman et al. (1984), pembangunan pohon klasifikasi CART meliputi tiga hal, yaitu: 1. Pemilihan pemilah (split) 2. Penentuan simpul terminal 3. Penandaan label kelas Random Forest Metode random forest adalah pengembangan dari metode CART, yaitu dengan menerapkan metode bootstrap aggregating (bagging) dan random feature selection (Breiman 2001). Dalam random forest, banyak pohon ditumbuhkan sehingga terbentuk hutan (forest), kemudian analisis dilakukan pada kumpulan pohon tersebut. Pada gugus data yang terdiri atas n amatan dan p peubah penjelas, random forest dilakukan dengan cara (Breiman 2001; Breiman & Cutler 2003): 1. Lakukan penarikan contoh acak berukuran n dengan pemulihan pada gugus data. Tahapan ini merupakan tahapan bootstrap. 2. Dengan menggunakan contoh bootstrap, pohon dibangun sampai mencapai ukuran maksimum (tanpa pemangkasan). Pada setiap simpul, pemilihan pemilah dilakukan dengan memilih m peubah penjelas secara acak, dimana m << p. Pemilah terbaik dipilih dari m peubah penjelas tersebut. Tahapan ini adalah tahapan random feature selection. 3. Ulangi langkah 1 dan 2 sebanyak k kali, sehingga terbentuk sebuah hutan yang terdiri atas k pohon. Respons suatu amatan diprediksi dengan menggabungkan (aggregating) hasil prediksi k pohon. Pada masalah klasifikasi dilakukan berdasarkan majority vote (suara terbanyak). Error klasifikasi random forest diduga melalui error OOB yang diperoleh dengan cara (Breiman 2001; Breiman & Cutler 2003; Liaw & Wiener 2002): 1. Lakukan prediksi terhadap setiap data OOB pada pohon yang bersesuaian. Data OOB (out of bag) adalah data yang tidak termuat dalam contoh bootstrap. 2. Secara rata-rata, setiap amatan gugus data asli akan menjadi data OOB sebanyak sekitar 36% dari banyak pohon. Oleh karena itu, pada langkah 1, masing-masing amatan gugus data asli mengalami prediksi sebanyak sekitar sepertiga kali dari banyaknya pohon. Jika a adalah sebuah amatan dari gugus data asli, maka hasil prediksi random forest terhadap a adalah gabungan dari hasil prediksi setiap kali a menjadi data OOB. 3. Error OOB dihitung dari proporsi misklasifikasi hasil prediksi random forest dari seluruh amatan gugus data asli. Breiman dan Cutler (2003) menyarankan untuk mengamati error OOB saat dan k kecil, lalu memilih m yang menghasilkan error OOB terkecil. Jika random forest dilakukan dengan menghasilkan variable importance, disarankan untuk menggunakan banyak pohon, misalnya 1000 pohon atau lebih. Jika peubah penjelas yang dianalisis sangat banyak, nilai tersebut dapat lebih besar agar variable importance yang dihasilkan semakin stabil. Mean Decrease Gini Mean Decrease Gini (MDG) merupakan salah satu ukuran tingkat kepentingan (variable importance) peubah penjelas yang dihasilkan oleh metode random forest. Misalkan terdapat p peubah penjelas dengan, maka MDG mengukur tingkat kepentingan peubah penjelas X h dengan cara (Breiman & Cutler 2003; Sandri & Zuccolotto 2006): dengan k : besar penurunan indeks Gini untuk peubah penjelas X h pada simpul t : banyaknya pohon dalam random forest (ukuran random forest) 36

METODOLOGI Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari sebuah perusahaan riset pemasaran di Indonesia. Data tersebut terdiri atas sejumlah merek yang berbeda, dimana merek-merek tersebut merupakan jenis produk yang sama, yaitu produk Z. Banyaknya amatan dalam data adalah 1200 amatan. Data yang digunakan terdiri atas sebuah peubah respons dan dua puluh peubah penjelas. Seluruhnya berskala pengukuran ordinal dengan lima kategori. Peubah responsnya adalah status kesediaan seseorang untuk membeli produk Z, sedangkan peubah penjelasnya adalah status kesetujuan seseorang terhadap atribut produk Z. Kategori masing-masing peubah dapat dilihat pada Tabel 1. Untuk melakukan metode random forest pada masalah klasifikasi, skala pengukuran data dianggap nominal. Tabel 1 Kategori peubah penjelas dan peubah respons Peubah Penjelas (X) Respons (Y) Kategori peubah Kode Keterangan 1 Sangat tidak setuju 2 Tidak setuju 3 Biasa saja 4 Setuju 5 Sangat setuju 1 Pasti tidak akan membeli 2 Tidak akan membeli Tidak yakin akan membeli 3 atau tidak 4 Akan membeli 5 Pasti akan membeli Metode 1. Melakukan analisis statistika deskriptif terhadap peubah respons. 2. Melakukan simulasi random forest. a. Sebanyak 1000 random forest dibentuk pada setiap m dan k yang dicobakan, kemudian dicatat tingkat misklasifikasi masing-masing random forest dan mean decrease gini (MDG) setiap peubah penjelas. Nilai m dan k yang disarankan Breiman (2001) dicobakan dalam simulasi ini. Nilai k yang disarankan untuk digunakan pada metode bagging juga dicobakan, yaitu k = 50. Umumnya k = 50 sudah memberikan hasil yang memuaskan untuk masalah klasifikasi (Breiman 1996). Sementara itu, k 100 cenderung menghasilkan tingkat misklasifikasi yang konstan (Sutton 2005). Nilai m dan k yang dicobakan adalah: dimana p adalah banyaknya peubah penjelas dalam data, yaitu p = 20. b. Menganalisis tingkat misklasifikasi random forest yang dihasilkan dari langkah 2a. Analisis dilakukan secara eksploratif. c. Melakukan driver analysis dengan metode random forest, yaitu mengamati urutan MDG peubah penjelas. MDG setiap peubah penjelas dihasilkan pada langkah 2a. 3. Melakukan analisis korelasi Spearman terhadap data. 4. Melakukan intepretasi hasil driver analysis. Metode random forest dihasilkan menggunakan software R ver 2.12.0 dengan paket randomforest ver 3.6-2. Kriteria berhenti memilah yang digunakan adalah terdapatnya satu amatan pada simpul terminal. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif Berdasarkan Tabel 2, diketahui terdapat 5 kategori pada peubah respons. Karena tidak ada responden yang menyatakan pasti tidak akan membeli, maka peubah respons yang dianalisis hanya terdiri atas 4 kategori. Dari 1200 responden, 56% responden menyatakan akan membeli produk Z, 41.7% responden menyatakan pasti akan membeli produk Z, 2% responden menyatakan tidak yakin akan membeli produk Z atau tidak membelinya, dan 0.3% responden menyatakan tidak akan membelinya. Secara deskriptif dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden bersedia membeli produk Z. Tabel 2 Frekuensi dan persentase kategori peubah respons (status kesediaan seseorang untuk membeli produk Z) Kategori peubah respons Persentase Frekuensi Kode Keterangan (%) 1 Pasti tidak akan membeli 0 0.0 2 Tidak akan membeli 4 0.3 3 Tidak yakin akan 24 2.0 membeli atau tidak 4 Akan membeli 672 56.0 5 Pasti akan membeli 500 41.7 Total 1200 100.0 Simulasi Ukuran Random Forest dan Ukuran Contoh Peubah Penjelas terhadap Keakuratan Prediksi Random Forest Perubahan rataan tingkat misklasifikasi random forest akibat perubahan m disajikan dalam Gambar 2. Semakin besar k, perubahan 37

Rataan tingkat misklasifikasi (%) Rataan tingkat misklasifikasi (%) Tingkat misklasifikasi (%) Penerapan Metode Random Forest dalam Driver Analysis rataan tingkat misklasifikasi akibat perubahan m menjadi semakin tidak terlihat. Namun terlihat bahwa rataan tingkat misklasifikasi terendah selalu dicapai saat, yaitu m = 4, pada setiap k yang dicobakan. Ini menunjukan bahwa m = 4 adalah m optimal. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa m optimal sudah dapat diketahui meski dengan k kecil. Dengan m = 4, random forest yang terbentuk merupakan random forest dengan pohon yang kuat, namun korelasi antar pohon cukup kecil. 38,0 37,5 37,0 36,5 36,0,5,0 34,5 34,0 Gambar 2 38,0 37,5 37,0 36,5 36,0,5,0 34,5 34,0 Gambar 3 2 4 8 k = 25 k = 50 k = 100 k = 500 m Rataan tingkat misklasifikasi random forest berukuran k pada beberapa ukuran contoh peubah penjelas (m). 25 50 100 500 1000 k = 1000 m = 2 m = 4 m = 8 k Rataan tingkat misklasifikasi random forest berukuran contoh peubah penjelas m pada beberapa ukuran random forest (k). Gambar 3 memperlihatkan perubahan rataan tingkat misklasifikasi akibat berubahnya k. Terlihat bahwa semakin besar k maka semakin kecil rataan tingkat misklasifikasi. Breiman (2001) menyatakan bahwa tingkat misklasifikasi random forest akan konvergen menuju nilai tertentu saat ukuran random forest semakin besar. Hasil simulasi (Gambar 3) sesuai dengan hal tersebut, yaitu ditunjukkan dengan saat k semakin besar, besarnya penurunan rataan tingkat misklasifikasi menjadi semakin tidak terlihat. Peningkatan k dari 500 pohon menjadi 1000 pohon terlihat tidak memberikan penurunan rataan tingkat misklasifikasi yang berarti. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tingkat misklasifikasi random forest dalam memprediksi kesediaan membeli mulai konvergen saat menggunakan 500 pohon dan konvergen menuju 34.5%. Nilai tersebut adalah tingkat misklasifikasi terendah. Penyebaran tingkat misklasifikasi menggambarkan kestabilan tingkat misklasifikasi. Dengan membandingkan seluruh diagram kotak garis pada Gambar 4, terlihat bahwa panjang diagram kotak garis cenderung konstan meskipun terjadi perubahan m. Akan tetapi, diagram kotak garis semakin memendek saat k meningkat. Ini menunjukkan bahwa kestabilan tingkat misklasifikasi random forest hanya bergantung pada k. Semakin besar k maka semakin stabil tingkat misklasifikasi random forest. 41 39 38 37 36 34 33 32 25 50 100 k 500 m = 2 m = 4 m = 8 1000 Gambar 4 Diagram kotak garis tingkat misklasifikasi random forest pada ukuran contoh peubah penjelas (m) dan ukuran random forest (k). Gambar 4 juga memperlihatkan terdapatnya konvergensi tingkat misklasifikasi. Memendeknya diagram kotak garis terjadi secara perlahan dan bergerak menuju nilai tertentu. Saat k sebesar 1000, tingkat misklasifikasi random forest berada antara 33% dan.5%, dengan letak pemusatan terdapat pada nilai sekitar 34.5%. Pada k tersebut, kestabilan akurasinya adalah yang terbaik dibandingkan dengan pada k yang lebih kecil. Selain itu, letak pemusatannya merupakan nilai konvergensi tingkat misklasifikasi, juga merupakan tingkat misklasifikasi terendah yang dapat dicapai. Simulasi Ukuran Random Forest dan Ukuran Contoh Peubah Penjelas terhadap Hasil Driver Analysis Pada penerapan random forest dalam driver analysis (DA-RF), random forest menghasilkan nilai mean decrease gini (MDG) untuk setiap peubah penjelas. Driver analysis dilakukan dengan memeringkatkan peubah penjelas berdasarkan MDG. Oleh karena itu, kestabilan MDG sangat menentukan kestabilan hasil driver analysis. Hasil simulasi berupa diagram kotak garis MDG disajikan dalam Gambar 5. Tampak bahwa semakin besar m maka semakin besar nilai MDG. Akan tetapi, hal tersebut tidak mengubah panjang diagram kotak garis. Hasil ini menunjukkan bahwa keragaman MDG selalu sama besar pada m 38

MDG (m = 8) MDG (m = 4) MDG (m = 2) Penerapan Metode Random Forest dalam Driver Analysis berapapun, yang berarti m tidak mempengaruhi kestabilan MDG sehingga m tidak mengubah hasil driver analysis. Dengan demikian, diketahui bahwa m tidak mempengaruhi kestabilan hasil driver analysis. Mengenai pengaruh k terhadap MDG, peningkatan k menyebabkan diagram kotak garis semakin pendek, yang berarti semakin besar k maka semakin stabil MDG. Berbeda dengan susunan diagram kotak garis pada Gambar 4, Gambar 5 memperlihatkan bahwa memendeknya diagram kotak garis tidak disertai dengan perubahan letak pemusatan MDG. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kestabilan MDG sangat bergantung pada k, namun k tidak mempengaruhi besar perolehan MDG. MDG memiliki kestabilan yang baik saat k bernilai lebih dari 500, sehingga hasil driver analysis stabil pada k tersebut. Telah diketahui bahwa m tidak mengubah hasil driver analysis, namun random forest memiliki akurasi tertinggi saat m = 4. Oleh karena itu, pengamatan hasil driver analysis selanjutnya dilakukan pada driver analysis saat m = 4. Hal tersebut dilakukan dengan menyusun driver analysis berdasarkan rataan MDG dari 1000 random forest. Hasilnya ditampilkan dalam Gambar 6. Seperti hasil sebelumnya, Gambar 6 juga memperlihatkan bahwa perubahan k tidak menyebabkan perubahan letak pemusatan, sehingga berapapun k yang digunakan tidak mempengaruhi rataan MDG peubah penjelas. Oleh sebab itu, penyusunan driver analysis berdasarkan rataan MDG menghasilkan driver analysis yang stabil. Berdasarkan nilai rataaan MDG pada Gambar 6, terlihat bahwa hasil driver analysis pada k = 25 dan k = 50 sedikit berbeda dengan hasil driver analysis pada k lainnya (k = 100, 500, 1000). Pada k = 25, hal tersebut terjadi saat urutan X6-X14, yaitu dengan masing-masing nilai rataan MDG sebesar 31.319 dan 31.328. Sementara itu, pada k = 50, hal tersebut terjadi saat urutan X 1 -X 13, dengan masing-masing nilai rataan MDG sebesar 28.651 dan 28.668. Karena nilai-nilai tersebut tidak terlalu berbeda jauh, maka hasil driver analysis berdasarkan rataan MDG tetap dapat dikatakan stabil meskipun menggunakan k yang bernilai kecil. 30 25 20 15 50 45 k = 25 k = 50 k = 100 k = 500 k = 1000 DG.1 G.1_1 G.1_2 G.1_3 G.1_4 DG.2 G.2_1 G.2_2 G.2_3 G.2_4 DG.3 G.3_1 G.3_2 G.3_3 G.3_4 DG.4 G.4_1 G.4_2 G.4_3 G.4_4 DG.5 G.5_1 G.5_2 G.5_3 G.5_4 DG.6 G.6_1 G.6_2 G.6_3 G.6_4 DG.7 G.7_1 G.7_2 G.7_3 G.7_4 DG.8 G.8_1 G.8_2 G.8_3 G.8_4 DG.9 G.9_1 G.9_2 G.9_3 G.9_4 G.10.10_1.10_2.10_3.10_4 G.11.11_1.11_2.11_3.11_4 G.12.12_1.12_2.12_3.12_4 G.13.13_1.13_2.13_3.13_4 G.14.14_1.14_2.14_3.14_4 G.15.15_1.15_2.15_3.15_4 G.16.16_1.16_2.16_3.16_4 G.17.17_1.17_2.17_3.17_4 G.18.18_1.18_2.18_3.18_4 G.19.19_1.19_2.19_3.19_4 G.20.20_1.20_2.20_3.20_4 30 25 20 55 50 45 30 25 20 X1 X2 X3 G.1_5 G.1_6 G.1_7 G.1_8 G.1_9 G.2_5 G.2_6 G.2_7 G.2_8 G.2_9 G.3_5 G.3_6 G.3_7 G.3_8 G.3_9 G.4_5 G.4_6 G.4_7 G.4_8 G.4_9 G.5_5 G.5_6 G.5_7 G.5_8 G.5_9 G.6_5 G.6_6 G.6_7 G.6_8 G.6_9 G.7_5 G.7_6 G.7_7 G.7_8 G.7_9 G.8_5 G.8_6 G.8_7 G.8_8 G.8_9 G.9_5 G.9_6 G.9_7 G.9_8 G.9_9.10_5.10_6.10_7.10_8.10_9.11_5.11_6.11_7.11_8.11_9.12_5.12_6.12_7.12_8.12_9.13_5.13_6.13_7.13_8.13_9.14_5.14_6.14_7.14_8.14_9.15_5.15_6.15_7.15_8.15_9.16_5.16_6.16_7.16_8.16_9.17_5.17_6.17_7.17_8.17_9.18_5.18_6.18_7.18_8.18_9.19_5.19_6.19_7.19_8.19_9.20_5.20_6.20_7.20_8.20_9 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 Gambar 5 Diagram kotak garis mean decrease gini (MDG) pada random forest (m = 2, 4, 8; k = 25, 50,100, 500, 1000). 39

Rataan MDG Penerapan Metode Random Forest dalam Driver Analysis Dalam Gambar 6 diperlihatkan bahwa rataan MDG tertinggi dimiliki oleh X 2. Penurunan rataan MDG yang cukup drastis hanya terjadi pada peubah penjelas peringkat 1 dan 2, yaitu X 2 dan X 6. Pada peringkat selanjutnya, rataan MDG menurun secara lambat. Hal tersebut menunjukkan bahwa X 2 teridentifikasi sebagai atribut yang paling penting dalam mempengaruhi kesediaan membeli produk Z, serta memiliki pengaruh yang jauh lebih besar daripada pengaruh atribut lainnya. Ini menunjukkan bahwa memperbaiki atribut X 2 jauh lebih berpengaruh terhadap perbaikan kesediaan membeli dibandingkan dengan jika memperbaiki atribut lainnya. Oleh karena itu, untuk memperbaiki hal kesediaan seseorang dalam membeli produk Z, sangat diprioritaskan untuk memperbaiki atribut X 2. Prioritas berikutnya disesuaikan dengan hasil driver analysis. Urutan prioritas atribut berdasarkan hasil driver analysis adalah X 2 -X 6 -X 14 -X 8 -X 15 -X 1 -X 13 -X 7 -X 12 -X 5 -X 19 - X 17 -X 18 -X 3 -X 10 -X 20 -X 9 -X 16 -X 4 -X 11. Nilai koefisien korelasi Spearman antara kesediaan membeli produk Z dan atribut produk Z disajikan dalam Tabel 3. Arah koefisien korelasi Spearman menggambarkan bentuk hubungan antara suatu atribut dengan kesediaan seseorang membeli produk Z. Saat koefisien korelasi Spearman bernilai positif, maka diindikasikan bahwa terdapatnya suatu atribut di dalam produk Z mampu menggerakkan seseorang untuk bersedia membeli produk Z. Sebaliknya, koefisien korelasi Spearman yang bernilai negatif mengindikasikan bahwa tidak terdapatnya suatu atribut di dalam produk Z akan menggerakkan seseorang untuk bersedia membeli produk Z. Untuk atribut X 2, koefisien korelasi Spearman antara atribut X 2 dengan kesediaan membeli produk Z bernilai positif dan nyata pada taraf nyata 5%. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapatnya atribut X 2 di dalam produk Z dapat menggerakkan seseorang untuk bersedia membeli produk Z. Jika frekuensi terpilihnya suatu peubah penjelas untuk menjadi pemilah simpul dalam sebuah random forest diamati, maka terlihat bahwa atribut X 2 merupakan peubah penjelas yang paling sering terpilih sebagai pemilah simpul. Hal tersebut sejalan dengan hasil driver analysis berdasarkan rataan MDG. Akan tetapi, saat m = 8, hal tersebut tampak tidak sejalan dengan hasil driver analysis. Saat m = 8, atribut X 6 menjadi peubah penjelas yang paling sering terpilih sebagai pemilah simpul. Ini dapat terjadi karena untuk menghasilkan nilai MDG suatu peubah penjelas, nilai penurunan impurity peubah penjelas tersebut juga turut diperhitungkan. Nilai modus mengenai frekuensi terpilihnya suatu peubah penjelas untuk menjadi pemilah dalam sebuah random forest pada masingmasing m dan k yang dicobakan dapat dilihat pada Lampiran 1, Lampiran 2, dan Lampiran 3. Tabel 3 Koefisien korelasi Spearman antara peubah penjelas dan peubah respons Peubah Penjelas Korelasi Nilai-p X 1 0.091 0.002 X 2 0.229 0.000 X 3 0.159 0.000 X 4 0.129 0.000 X 5 0.138 0.000 X 6 0.147 0.000 X 7 0.224 0.000 X 8 0.191 0.000 X 9 0.143 0.000 X 10 0.114 0.000 X 11 0.146 0.000 X 12 0.071 0.013 X 13 0.149 0.000 X 14 0.0 0.161 X 15-0.013 0.659 X 16 0.061 0.034 X 17 0.071 0.014 X 18 0.205 0.000 X 19 0.237 0.000 X 20 0.223 0.000 44 41 38 32 29 26 23 20 k = 25 k = 50 k = 100 k = 500 k = 1000 X2 X6 X14 X8 X15 X1 X13 X7 X12 X5 X19 X17 X18 X3 X10 X20 X9 X16 X4 X11 k = 25 42,1087 31,3198 31,3283 31,2153 29,19 28,6503 28,67 28,5424 28,3929 27,2999 26,9468 25,9586 25,8636 25,7497 24,5586 24,4433 24,3374 22,9305 21,9748 21,4493 k = 50 42,114 31,3757 31,3259 31,1881 29,397 28,6513 28,6687 28,5171 28,4142 27,2426 27,0334 25,9778 25,8366 25,7931 24,6021 24,3947 24,33 22,9169 21,9915 21,49 k = 100 42,1447 31,93 31,78 31,1595 29,4375 28,6784 28,6599 28,521 28,3712 27,1972 27,0455 25,9617 25,8739 25,7791 24,5906 24,36 24,3383 22,9256 21,9839 21,4524 k = 500 42,1128 31,08 31,336 31,1377 29,4556 28,6847 28,6707 28,5146 28,3733 27,1981 27,0853 25,9477 25,8904 25,8021 24,5879 24,3938 24,15 22,9146 21,9883 21,4574 k = 1000 42,1036 31,3492 31,3343 31,1294 29,4484 28,6845 28,6707 28,5216 28,3754 27,2199 27,086 25,9473 25,8885 25,8062 24,5915 24,3841 24,3468 22,921 21,9909 21,4444 Peubah penjelas Gambar 6 Urutan rataan mean decrease gini (MDG) pada random forest (m = 4; k = 25, 50,100, 500, 1000).

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Random forest berukuran contoh peubah penjelas sebesar 4 dan ukuran random forest lebih dari 500 memberikan akurasi prediksi yang tinggi dan stabil, yaitu dengan tingkat misklasifikasi berkisar antara 33% dan.5% dengan nilai rataannya sebesar 34.5%. Pada penerapan random forest, penyusunan driver analysis berdasarkan MDG menghasilkan driver analysis yang stabil jika ukuran random forest lebih dari 500. Untuk penyusunan driver analysis berdasarkan rataan MDG dari 1000 random forest, driver analysis tetap stabil meskipun menggunakan ukuran random forest cukup kecil. Hasil driver analysis pun stabil pada berbagai ukuran contoh peubah penjelas. Saran Penelitian ini dilakukan pada ukuran bootstrap yang sama besar dengan ukuran data, yaitu sebesar 1200. Selain itu, juga dilakukan pada ukuran iterasi simulasi (banyaknya random forest dalam satu iterasi simulasi) sebesar 1000. Berkenaan dengan hal tersebut, saran untuk penelitian selanjutnya adalah: 1. Mengurangi ukuran bootstrap untuk melihat bagaimana pengaruhnya terhadap akurasi random forest dan hasil driver analysis. Salah satu keunggulan metode random forest adalah mampu menganalisis data yang ukuran datanya jauh lebih sedikit dibandingkan ukuran peubah penjelas dalam data (Breiman & Cutler 2001; Díaz-Uriarte & Andrés 2006). 2. Mengurangi ukuran iterasi simulasi untuk mengetahui ukuran iterasi yang efisien dalam menghasilkan driver analysis yang stabil. DAFTAR PUSTAKA Brieman L, Friedman JH, Olshen RA, Stone CJ. 1984. Classification and Regression Trees. New York: Chapman & Hall. Breiman L. 1996. Bagging Predictors. Machine Learning 24:123-1. Breiman L. 2001. Random Forests. Machine Learning 45:5-32. Breiman L, Cutler A. 2001. Random Forest. [terhubung berkala]. http://www.stat.berk eley.edu/~breiman/randomforests/cc_home.ht m#intro [8 Jul 2010]. Breiman L, Cutler A. 2003. Manual on Setting Up, Using, and Understanding Random Forest V4.0. [terhubung berkala]. http://oz.berkeley.edu/users/bre iman/using_random_forests_v4.0.pdf [8 Jul 2010]. Díaz-Uriarte R, Andrés SA de. 2006. Gene Selection and Classification of Microarray Data Using Random Forest. BMC Bioinformatics 7:3. Liaw A, Wiener M. Des 2002. Classification and Regression by randomforest. RNews Vol. 2/3:18-22. Sambandam R. 2001. Survey of analysis methods - Part I: key driver analysis. [terhubung berkala]. http://www.trchome.com/white-paper-lib rary/wpl-all-white-papers/206 [30 Nop 2009]. Sandri M, Zuccolotto P. 2006. Variable Selection Using Random Forest. Di dalam: Zani S, Cerioli A, Riani M, Vichi M, editor. Data Analysis, Classification and the Forward Search; University of Parma, 6-8 Jun 2005. New York: Springer. hlm 263-270. Sartono B, Syafitri UD. 2010. Ensemble Tree: an Alternative toward Simple Classification & Regression Tree. Forum Statistika dan Komputasi 15(1):1-7. Sutton CD. 2005. Classification and Regression Trees, Bagging, and Boosting. Handbook of Statistics 24:303-329. Wiener JL, Tang J. 2005. Multicollinearity in Customer Satisfaction Research. Ipsos Loyalty. 41

Komputasi Forum Statistika dan Lampiran 1 Modus frekuensi terpilihnya peubah penjelas sebagai pemilah (split) simpul dalam sebuah random forest dengan ukuran contoh peubah penjelas (m) sebesar 2 dan ukuran random forest (k) sebesar 25, 50, 100, 500, dan 1000 Peubah Ukuran Random Forest (k) Penjelas 25 50 100 500 1000 X 1 388 789 1564 7817 15523 X 2 421 856 1731 8700 17380 X 3 0 712 1446 7215 14289 X 4 342 715 15 6972 13985 X 5 374 778 1523 7480 14908 X 6 424 834 1646 8310 16624 X 7 6 691 1415 70 179 X 8 389 786 1568 7790 15598 X 9 7 719 1434 7076 14106 X 10 376 730 1493 7482 14894 X 11 320 682 1334 6678 13095 X 12 376 763 1549 7781 15596 X 13 372 748 1517 7657 15201 X 14 411 829 1606 8155 16271 X 15 394 768 1555 7749 15486 X 16 7 716 14 7163 14456 X 17 371 758 1527 7681 15341 X 18 322 679 14 6604 13344 X 19 315 642 1303 6398 13016 X 20 292 571 1136 5778 11461 Lampiran 2 Modus frekuensi terpilihnya peubah penjelas sebagai pemilah (split) simpul dalam sebuah random forest dengan ukuran contoh peubah penjelas (m) sebesar 4 Peubah Ukuran Random Forest (k) Penjelas 25 50 100 500 1000 X 1 437 858 1768 8881 17677 X 2 493 995 1994 10041 19990 X 3 368 742 1493 7494 15041 X 4 384 783 1566 7780 15479 X 5 438 885 1720 8692 17337 X 6 482 983 1976 9804 19671 X 7 373 716 1443 7442 14828 X 8 450 876 1819 8984 17914 X 9 382 784 1550 7710 15411 X 10 414 836 1669 8322 16771 X 11 7 722 1455 7268 14383 X 12 444 887 1789 8927 17846 X 13 431 871 1749 8742 17476 X 14 457 941 1838 9231 18315 X 15 418 841 1681 8414 16899 X 16 392 750 1526 7570 15180 X 17 411 838 1691 87 16826 X 18 5 685 17 7136 14139 X 19 322 644 1309 65 12866 X 20 264 558 1083 5421 10888 42

Komputasi Forum Statistika dan Lampiran 3 Modus frekuensi terpilihnya peubah penjelas sebagai pemilah (split) simpul dalam sebuah random forest dengan ukuran contoh peubah penjelas (m) sebesar 8 Peubah Ukuran Random Forest (k) Penjelas 25 50 100 500 1000 X 1 420 839 1663 81 16707 X 2 488 946 19 9418 19072 X 3 317 649 1296 6465 12987 X 4 349 711 1437 7136 14306 X 5 421 842 1662 8386 16751 X 6 490 980 1954 9756 19578 X 7 326 677 1327 6743 13439 X 8 415 867 1739 8584 17150 X 9 347 688 1388 6934 13879 X 10 389 773 1556 7739 15546 X 11 326 652 1316 6620 13260 X 12 417 820 1641 8245 16590 X 13 419 839 1703 8379 16885 X 14 430 850 1712 8478 16870 X 15 386 764 1529 7666 15272 X 16 323 660 1314 6570 13130 X 17 387 760 1530 7654 15425 X 18 334 648 1315 6504 13071 X 19 276 555 1074 5442 10982 X 20 227 443 938 4630 9260 43