BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

PENINGKATAN SIKAP SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN PUZZLE BUAH DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH 1 BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Suyadi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. PAUD merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awalawal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui. yang lebih lanjut.(yamin & Jamilah, 2012: 1)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang dalam mencapai tujuan kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi

BAB I PENDAHULUAN. yang paling awal atau pra sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB I PENDAHULUAN. dicanangkan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renni Rohaeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah membentuk pribadi anak menjadi seorang dewasa yang. berdiri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. belum dewasa sehingga perlu diberi pendidikan (Samino, 2011:19). membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Pada usia ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Zaman sudah berubah, perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang dijelaskan dalam Undang Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usia Taman Kanak-kanak memiliki karakteristik yaitu rasa ingin tahu dan antusias

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pendidikan yang dilakukan pada anak sejak lahir hingga usia

JURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mengharapkan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan pada anak pun harus disusun secara bertingkat, dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

KTSP TK Dra. Masitoh, M.Pd

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN TEBAK NAMA DI TK AISYIYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan

PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBAHASA LISAN DI KELOMPOK B1 TK TUNAS BANGSA DESA SIDERA KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat bagi perkembangan buah hatinya. Dengan demikian anak akan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tertulis dalam pasal 1 butir 14 Undang-undang RI Nomor 20. tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wiwih,2013

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

* Mike Permila, Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masa anak usia dini disebut juga masa awal kanak-kanak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana yang efektif untuk menjalin komunikasi sosial. Tanpa bahasa,

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 butir 14). Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu lembaga pendidikan prasekolah yang diharapkan menjadi fasilitator bagi perkembangan anak. PAUD merupakan investasi bangsa yang sangat berharga dan sekaligus bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh bagi pendidikan selanjutnya. Usia dini merupakan usia yang sangat berharga dalam mempengaruhi perkembangan anak. Garis-garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak (Depdikbud, 1994) tujuan program kegiatan belajar anak: Untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Pembelajaran yang menyenangkan dengan media yang tepat, selain dapat membantu anak dalam memahami suatu pesan, dianggap dapat merangsang kemampuan berbahasa anak. Dengan penyajian yang menarik dan langsung akan memberikan stimulus yang positif sehingga anak dapat mengungkapkan kembali dengan sistematis sesuai dengan apa yang didengar, dilihat dan dirasakan. Dalam pemilihan media diintegrasikan pada kegiatan pembelajarannya yang sesuai dengan karakteristik anak. Menurut (Eliyawati, 2005: 2) terdapat karakteristik anak usia dini: (1) unik, (2) egosentris, (3) memiliki rasa ingin tahu yang kuat, (4)

2 antusias, (5) eksploratif, (6) kaya dengan fantasi / daya khayal, (7) berjiwa petualang, (8) aktif, (9) enerjik, (10) sosial. Bahasa menjadi lebih penting pada usia TK karena pada masa ini kosa kata anak sangat meningkat. Fungsi bahasa adalah untuk pemahaman anak dan pengenalan anak serta keterampilan anak dalam berbahasa Indonesia akan dapat bermanfaat dalam proses pendidikan secara formal (Chaer, 2006: 2). Oleh sebab itu, keterampilan berbahasa Indonesia secara dini harus ditanamkan sehingga mereka memiliki bekal yang cukup dalam berbahasa Indonesia. Fungsi bahasa Indonesia itu sendiri adalah sebagai alat komunikasi. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian (Hurlock, 1978: 113) bahwa kosa kata anak meningkat pesat ketika ia belajar kata-kata baru dan arti-arti baru untuk kata-kata lama. Kosakata sangat penting bagi anak sebagai dasar kemampuan berbahasa anak untuk pendidikan yang lebih lanjut. Kemampuan kosa kata Bahasa Indonesia yang dimiliki anak merupakan salah satu cara yang utama untuk mengekspresikan pikiran dan pengetahuan bila anak mengadakan hubungan dengan orang lain. Anak yang sedang tumbuh kembang mengkomunikasikan kebutuhannya, pikirannya dan perasaannya melalui bahasa dengan kata-kata yang mempunyai makna unik (Welton dan Mallon, 1981: 118). William Stern dan Clara Stern (Yusuf, 2001) bahwa anak usia 5-6 tahun lebih banyak menggunakan kata kerja dari pada kata benda dan kalimat anak sudah terdiri dari 6-8 kata. Mereka juga sudah dapat menjelaskan arti kata-kata yang sederhana dan juga mengetahui lawan kata, sehingga pada akhir usia prasekolah anak umumnya sudah mampu berkata-kata sederhana, cara bicara yang telah lancar, dapat dimengerti dan cukup mengikuti tata bahasa walaupun masih melakukan kesalahan berbahasa. Rendahnya penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia ditunjukkan oleh anakanak kelas B TK Ihsaniyah 2 dalam menyebutkan kosa kata umum dan khusus seperti kata benda dan kata sifat. Pada saat bercerita (berbagi pengalaman) anak masih belum mampu membedakan kata yang termasuk ke dalam kata benda, kata sifat dan kata kerja. Terdapat seorang anak yang masih belum jelas dalam menyebutkan kata-kata. Lokasi TK Ihsaniyah 2 kota Tegal yang terletak dekat

3 dengan pantai, sehingga bahasa yang sering digunakan sehari-hari oleh anak adalah bahasa Tegalan sehingga membuat kosa kata khususnya bahasa Indonesia anak rendah. Serta kurangnya pengetahuan guru dalam mengembangkan suatu media atau aktivitas bermain untuk meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Indonesia anak di TK. Menurut Frank dan Theresa Caplan (Hildebrand, 1986: 55-56) nilai bermain dalam kehidupan anak merupakan syarat mutlak yang sama sekali tidak bisa diabaikan. Selain karena terbatasnya waktu dalam pembelajaran dengan metode bercerita, guru juga mengalami kesulitan memotivasi anak dalam kegiatan bercerita. Masalah ini akan diatasi dengan metode yang sesuai dengan karakteristik anak usia TK yaitu bercerita. Gordon & Browne, 1985: 325 (Moeslichatoen, 1999) bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Salah satu alasan melalui bercerita adalah dengan bercerita, anak mampu mendeskripsikan dan melatih kemampuan berbahasa serta memberikan pengalaman belajar yang unik dan menarik bagi anak. Penggunaan media yang tepat merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi rendahnya kemampuan kosa kata anak khususnya bahasa Indonesia. Media yang digunakan adalah media wayang jawa dengan tokoh punakawan yang dipadukan dengan gambar wayang Punakawan. Alasan memilih media wayang dalam pembelajaran bahasa Indonesia karena anak lebih cenderung mengenal tokoh-tokoh kartun yang ada di televisi seperti Doraemon, Upin Ipin, Donald Bebek dari pada dengan tokoh-tokoh wayang, sehingga dapat dikenal oleh anak sejak dini dan bisa menjadi idola mereka. Selain itu, wayang memiliki kemungkinan sebagai salah satu media pembelajaran budi pekerti yang dapat mengoptimalkan kemampuan kosa kata bahasa anak. Keunggulan dari media wayang: (1) memperkenalkan kembali salah satu produk budaya bangsa Indonesia. (2) Wayang mengandung ajaran moral, religi, dan sosial. (3) Wayang bersifat timeless yang berarti tak lekang oleh waktu sehingga jika digunakan sebagai media belajar, maka akan menghasilkan pembelajaran yang menarik dan melekat bagi anak. Alasan memilih tokoh Punakawan karena di dalamnya terdapat tokoh-tokoh yang lucu dan

4 menghibur serta memiliki sifat-sifat yang baik. Kelemahan dari media wayang antara lain: (1) Ketersediaan alat-alat dan bahan pendukung yang menunjang dalam kegiatan belajar. (2) Memilih bahan-bahan yang aman dan sesuai dengan karakteristik anak. (3) Kemampuan anak untuk fokus terhadap kegiatan sampai akhir masih belum tuntas. Menurut T. Musfiroh (Cerita untuk Anak Usia Dini, 2008) manfaat penggunaan wayang bagi kemampuan berbahasa anak dengan metode bercerita: Menambah penguasaan bahasa, mengembangkan daya fantasi, mengembangkan berbagai aspek dan potensi anak yaitu kemampuan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca), kognitif, sosial, emosional, moral dan nilai-nilai agama serta imajinasi anak yang berkembang melalui cerita. Hasil penelitian jurnal Peningkatan Penguasaan Kosa kata Bahasa Indonesia Menggunakan Media Permainan Teka-Teki Silang Siswa Kelas I SD Negeri Soditan I Lasem Kabupaten Rembang. Penelitian ini dilakukan oleh Wardhani, 2012 bahwa setelah menggunakan media teka-teki silang, penguasaan kosa kata bahasa Indonesia siswa mengalami peningkatan, menumbuhkan semangat dan antusiasme siswa dalam proses pembelajaran. Peningkatan penguasaan kosa kata bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari kondisi awal ke siklus I sebanyak 17 siswa dan dari siklus II sebanyak 34 siswa. Hasil penelitian jurnal Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia pada Anak Usia Prasekolah, Universitas Negeri Malang. Penelitian ini dilakukan oleh Rahmawati, D et al, 2011 menyatakan kuantitas ragam kosakata bahasa Indonesia pada setiap anak berbeda antara satu dengan yang lain, nomina adalah kelas kata yang paling banyak dikuasai anak, dan ruang lingkup kosakata anak sebagian besar masih berada pada tataran benda, aktivitas, keadaan, dan hal-hal lain yang bersifat konkret. Berdasarkan permasalahan yang berkembang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian pada anak Kelompok B TK Ihsaniyah 2 Mintaragen kota Tegal yang berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan memfokuskan

5 kajian pada Penggunaan Media Wayang Jawa Dengan Tokoh Punakawan Dalam Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Indonesia Anak Usia Dini. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah kondisi objektif penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak di TK Ihsaniyah 2? 2. Bagaimana penggunaan media Wayang Jawa untuk meningkatkan penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak TK Ihsaniyah 2? 3. Bagaimanakah peningkatan penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak TK Ihsaniyah 2 setelah penggunaan media Wayang Jawa? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kondisi objektif penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak TK Ihsaniyah 2. 2. Mengetahui penggunaan media Wayang Jawa dengan tokoh Punakawan untuk meningkatkan penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak TK Ihsaniyah 2. 3. Mengetahui peningkatan penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak setelah penggunaan media Wayang Jawa dengan tokoh Punakawan. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan landasan bagi para peneliti lain untuk mengadakan penelitian sejenis dalam rangka meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa anak khususnya bahasa Indonesia. 2. Secara Praktis

6 1) Bagi Anak a. Anak dapat menguasai penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia. b. Menambah wawasan dan pengalaman belajar anak melalui media Wayang Jawa dengan tokoh Punakawan. c. Mengenalkan superhero bangsa sendiri, seperti Semar, Gareng, Petruk, Bagong. d. Menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia. 2) Bagi Guru a. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk memasukan media tradisonal menjadi materi dalam pembelajaran di TK, agar dapat meningkatkan penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia terhadap pembelajaran disekolah. b. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi guru tentang manfaat dari penggunaan media Wayang Jawa dengan tokoh Punakawan untuk meningkatkan penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia terhadap pembelajaran di TK. c. Menumbuhkan kembali rasa nasionalisme, melalui penggunaan media Wayang Jawa dengan tokoh Punakawan sehingga timbul rasa cinta terhadap kebudayaan bangsa Indonesia. 3) Bagi Peneliti Sebagai penambah wawasan dan pengalaman tentang cara meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Indonesia melalui media wayang jawa dengan tokoh Punakawan di Taman Kanak-kanak. E. Penjelasan Istilah Penjelasan istilah dari variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penguasaan kosa kata adalah kemampuan anak akan pengetahuan dan pemahaman dalam menggunakan kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan ide/gagasan dan mudah dipahami oleh orang lain. Aspek yang harus dikembangkan pada anak TK adalah kemampuan

7 menyimak/mendengarkan, kemampuan berbicara, kemampuan menulis dan kemampuan membaca. Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas tentang kemampuan berbicara anak dalam penguasaan kosa kata bahasa Indonesia menggunakan media Wayang Jawa dengan tokoh Punakawan pada anak kelompok B TK Ihsaniyah 2 kota Tegal. 2. Media Wayang Jawa adalah alat permainan edukatif berupa gambaran manusia yang berasal dari Jawa yang dapat membantu proses pembelajaran dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Indonesia yang terbuat dari karet yang telah dipotong dan dicat menyerupai gambar Wayang Jawa tokoh Punakawan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 3. Tokoh Punakawan adalah empat tokoh gambaran manusia yang memiliki sifat dan ciri-ciri fisik tertentu. Menurut Notopertomo, Margono dan Warih Jatirahayu (2009) tokoh tokoh dalam wayang punakawan, antara lain : a. Semar Semar memiliki watak yang sabar, jujur, baik, tidak suka marah dan suka bercanda/humoris serta sebagai penasihat yang arif dan bijaksana. Ciri fisik Semar : badan yang gemuk, pendek, dan ekspresi (berwajah) lucu b. Gareng Ciri fisik dari Gareng : Matanya juling artinya tidak mau melihat halhal yang mengundang kejahatan/tidak baik, tangan yang melengkung (patah) artinya tidak suka mengambil/merampas hak orang lain, kaki yang pincang artinya selalu berhati-hati dalam segala perilaku. Watak Gareng itu suka bercanda/humoris, setia kepada temannya dan suka menolong. c. Petruk Petruk dapat bersikap dalam segala situasi atau menyesuaikan diri, pandai bergaul kepada siapa saja. Kalau melaksanakan tugas sangat

8 cekatan sehingga berhasil, suka menolong, jujur, bijaksana. Ciri fisik dari Petruk : tinggi, badan kurus, dan berhidung panjang. d. Bagong Ciri Bagong itu berbadan gemuk, pendek seperti Semar tetapi mata dan mulutnya lebar. Bagong memiliki watak suka bercanda/humoris, bahkan terkadang saking lucunya menjengkelkan dan kurang mengerti sopan santun (kasar), tetapi jujur. F. Struktur Organisasi Penulisan Skripsi Struktur organisasi dalam penulisan skripsi pada penelitian ini terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Penjelasan Istilah F. Struktur Organisasi Penulisan Skripsi BAB II PENGGUNAAN MEDIA WAYANG DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA ANAK USIA DINI A. Perkembangan Bahasa dan Penguasaan Kosa Kata Anak Usia Dini B. Media Pembelajaran Kosa kata Bahasa Indonesia Anak Usia TK C. Media Wayang Jawa dengan Tokoh Punakawan Sebagai Media Penguasaan Kosa kata Bahasa Indonesia Anak TK

9 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian B. Desain Penelitian C. Lokasi dan Subjek Penelitian D. Instrumen Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Analisis Data G. Jadwal Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN B. REKOMENDASI

10

11

12

Kata Bahasa Indonesia Anak Usia Dini (PenelitianTindakanKelas di TK Ihsaniyah 2 Kelompok B jl.cimanuk No. 8 Mintaragen Kota Tegal) 13