Studi Karateristik Motor DC Penguat Luar Terhadap Posisi Sikat

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MOTOR DC PENGUAT LUAR TERHADAP POSISI SIKAT

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 1, Maret 2002: 22-26

ANALISIS EFISIENSI MOTOR DC SERI AKIBAT PERGESERAN SIKAT

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

Kata Kunci: motor DC, rugi-rugi. 1. Pendahuluan. 2. Rugi-Rugi Pada Motor Arus Searah Penguatan Seri Dan Shunt ABSTRAK

PENGARUH PEGATURAN KECEPATAN MENGGUNAKAN METODE PENGATURAN FLUKSI TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

TUGAS PERTANYAAN SOAL

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi l

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

Universitas Medan Area

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

BAB II LANDASAN TEORI

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi

PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST) DALAM MENENTUKAN RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH

Klasifikasi Motor Listrik

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

3/4/2010. Kelompok 2

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

STUDI PENGARUH PEMBEBANAN PADA MOTOR DC PENGUATAN SHUNT TERHADAP ARUS STATOR ABSTRAK

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

Studi Penggunaan Permanen Magnet Servo Motor Tegangan 460 V DC, 1850 Rpm Pada Mesin Potong Karton

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS ELECTRICAL MACHINE SEMESTER 6

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

STUDI TENTANG PENGARUH PEMBEBANAN STATIS DAN PERUBAHAN TEGANGAN INPUT MOTOR DC PENGUATAN SHUNT TERHADAP ARUS JANGKAR

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

Soal Soal Latihan Elektronika & Tenaga Listrik

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II GENERATOR ARUS SEARAH. arus searah. Energi mekanik di pergunakan untuk memutar kumparan kawat

GENERATOR SINKRON Gambar 1

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN RHEOSTAT DAN AUTO-TRANSFORMATOR UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SERI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB I PENDAHULUAN. maupun perindustrian yang kecil. Sejalan dengan perkembangan tersebut,

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC

Mesin Arus Searah. Karakteristik Generator Arus Searah

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB VIII MOTOR DC 8.1 PENDAHULUAN 8.2 PENYAJIAN

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

HANDOUT MESIN-2 LISTRIK

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

KONSTRUKSI GENERATOR DC

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN ARUS EKSITASI TERHADAP ARUS JANGKAR DAN FAKTOR DAYA MOTOR SINKRON TIGA FASA. Elfizon. Abstract

63 JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 1, JANUARI 2017

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

BAB II DASAR TEORI. arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus

ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN TERMINAL, REGULASI, DAN EFISIENSI GENERATOR SINKRON 3 FASA ROTOR SALIENT POLE DENGAN METODE BLONDEL (TWO REACTION THEORY)

SIMULASI PENGENDALI KECEPATAN MOTOR DC DENGAN PENYEARAH TERKENDALI SEMI KONVERTER BERBASIS MATLAB/SIMULINK

Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun

MODUL III SCD U-Telkom. Generator DC & AC

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

5.5. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ

JENIS-JENIS GENERATOR ARUS SEARAH

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK (MESIN SEREMPAK)

9/10/2015. Motor Induksi

ANALISIS PERBANDINGAN EFEK PEMBEBANAN TERHADAP GGL BALIK DAN EFISIENSI PADA MOTOR DC PENGUATAN KOMPON PANJANG DAN MOTOR INDUKSI

Penentuan Parameter dan Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Mekatronika Modul 7 Aktuator

Yanti Kumala Dewi, Rancang Bangun Kumparan Stator Motor Induksi 1 Fasa 4 Kutub dengan Metode Kumparan Jerat

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

Transformator (trafo)

BAB II GENERATOR ARUS SEARAH. energi mekanis menjadi energi listrik berupa arus searah (DC). Dimana energi listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK MESIN DC MOTOR DC PENGUATAN TERPISAH

BAB II GENERATOR SINKRON

Created By Achmad Gunawan Adhitya Iskandar P Adi Wijayanto Arief Kurniawan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Studi Karakteristik Motor DC Penguat Luar Terhadap Posisi Sikat [Stephanus A. Ananda, et al.] Studi Karateristik Motor DC Penguat Luar Terhadap Posisi Sikat Stephanus Antonius Ananda, Edhi Tanaka Soewangsa Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro - Universitas Kristen Petra e-mail : ananda@petra.ac.id Abstrak Masalah yang sering timbul dalam motor dc adalah peletakan dari posisi sikat. Adanya reaksi medan magnit pada jangkar membuat posisi sikat pada komutator motor dc berubah. Ada motor dc yang posisi sikatnya dapat diatur sesuai kondisi yang diinginkan. Pada makalah ini akan diteliti hubungan antara posisi sikat dengan karateristik putaran, torsi dan mekanis dari motor dc jenis penguat luar. Dari hasil pengujian baik pada beban nol dan berbeban sudut sikat sebesar 24 disebelah kiri dari posisi tengah memiliki karateristik paling baik dibandingkan dengan posisi yang lain. Efisiensi motor tertinggi sebesar 73,64% Kata kunci : Motor DC Penguat Luar. Abstract One of the dc motor problem is how to positioning the brush of the commutator. Armature reaction on dc motor makes the position of the brush to be changed from its normal position. Commonly in many dc motor, the brush is set permanently from factory. This paper, it will use special dc motor that has a brush changer and discuss the relation between the brush position and motor characteristic i.e. motor speed, torque and mechanical charateristics. From the experiment result, it can be concluded that the best charateristic is found when the brush is positioned on 24 in the left side of the central position. The best motor effeciency is 73,64 %. Keywords : Separately Excited DC Motor. Pendahuluan Motor listrik merupakan bagian terbesar dalam kehidupan manusia di abad modern ini. Pemakaian motor listrik telah meliputi segala bidang mulai dari peralatan rumah tangga, peralatan industri, robot, pesawat ruang angkasa, komputer, sarana transportasi bahkan peralatan audio video pun memerlukan motor listrik untuk beroperasi. Dewasa ini dengan semakin berkembangnya teknologi tentang motor diharapkan dapat diperoleh motor yang memiliki karateristik yang baik serta efisiensi yang tinggi. Hal itu dapat dicapai dengan melakukan pengaturan-pengaturan pada bagian-bagian motor sehingga didapatkan unjuk kerja yang terbaik. Pada motor dc, pengaturan letak sikat dalam mengantisipasi reaksi jangkar ternyata berpengaruh pada unjuk kerja serta efisiensi dari motor tersebut. Maka dengan mengatur letak sikat-sikat pada komutator akan dapat meningkatkan performansi dari motor dc tersebut sehingga motor dc dapat bekerja lebih baik. Catatan: Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1 Juni 2003. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada Jurnal Teknik Elektro volume 3, nomor 2, September 2003. Prinsip Kerja Motor DC Prinsip kerja motor dc didasarkan pada prinsip bahwa jika sebuah konduktor yang dialiri arus listrik diletakkan dalam medan magnit, maka tercipta gaya pada konduktor tersebut yang cenderung membuat konduktor berotasi (lihat gambar 1). Gambar 1. Gaya Medan Magnet Pada Konduktor Yang Dialiri Arus Listrik [2] Dalam gambar terlihat sebuah kumparan yang dialiri arus listrik diletakkan dalam medan magnet tetap. Akibatnya tercipta gaya pada kumparan baik pada sisi A maupun pada sisi B. Dengan aturan tangan kiri Fleming dapat ditentukan bahwa kumparan berputar berlawanan 51

Jurnal Teknik Elektro Vol. 3, No. 1, Maret 2003: 51-56 arah jarum jam. Gaya ini akan berlangsung terus sampai konduktor meninggalkan medan magnet. Karena itu untuk mendapatkan putaran yang terus menerus maka digunakan banyak konduktor, sehingga jika sebuah konduktor meninggalkan medan magnet pada saat itu juga terdapat konduktor lain yang memasuki medan magnet. Setelah kumparan berputar 180 derajat, maka arah arus listrik pada sisi A dan B akan berubah arah. Untuk itu digunakan sebuah komutator yang berfungsi untuk membalik arah arus dalam kumparan. Motor DC Penguat Terpisah Motor jenis ini mempunyai kumparan medan yang disupplai oleh sumber lain yang bebas dan tidak bergantung pada beban atau tegangan drop didalam jangkar, kecepatan praktis tetap pada seluruh range beban. Pada jangkar motor timbul EMF lawan sebesar Eb yang melawan tegangan masuk V. Pemakaian misalnya untuk mixer dan motor traksi. Rangkaian Ekivalen dari motor jenis ini dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Rangkaian Ekivalen Motor DC Penguat Luar [1] Dari gambar tersebut maka persmaan yang menyatakan hubungan besaran, tegangan arus, daya dan resistans dapat ditulis sebagi berikut [1]: PΦN Z Eb = --------- x ---- = CΦN (1) 60 a V = Eb + IaRa + Rugi Sikat (2) Im = (Vm)/(R + Rm) (3) I = Daya Input / V (4) Pout = T 2 π N (5) Pin = V I (6) Efisiensi (η) = (Pout / Pin) x 100% (7) Eb N = -------- (8) CΦ dimana : P = Jumlah Kutub Φ = Fluks Magnet (Weber) N = Putaran Motor (rpm) Z = Jumlah Lilitan Konduktor a = P (untuk Lap Winding) atau a = 2 (untuk Wave Winding) V = Tegangan terminal (V) Eb = EMF lawan (tegangan balik) (V) I = Arus jala-jala (A) Ia = Arus jangkar (A) Im = Arus Medan (A) Vm = Tegangan Medan (V) Rm = Tahanan Medan (Ω) Ra = Tahanan Jangkar (Ω) R = Tahanan Pemutus Arus Medan (Ω) T = Torsi (Kg-m) atau (N-m) Pout = Daya output (watt) Pin = Daya input (watt) Besar Φ medan akan sebanding dengan arus medan yang melalui kumparan medan. Pengumpulan Data Untuk menganalisa hubungan antara posisi sikat dan karateristik motor maka ditentukan beberapa titik percobaan. Untuk memudahkan analisa dalam paper ini diambil 5 titik percobaan yaitu titik diposisi tengah atau 0 diikuti dengan 2 titik disebelah kiri (-12 dan -24 dari posisi tengah) dan 2 titik disebelah kanan (+12 dan +24 dari posisi tengah) seperti tampak pada gambar 4. Data diambil dari Motor DC penguat luar dengan spesifikasi sebagai berikut : Daya = 0,2 KW Vm = 24 Vdc V = 24 V Im = 1,3 A I = 8 A N = 2700 rpm Rm = 16 Ω Sumber listrik diambil dari IVR (induction voltage regulator) yang disearahkan. Arus medan diambil dari DC Regulator. Dengan rangkaian pengujian seperti tampak pada gambar 3. Dan posisi sikat diukur dengan busur derajat pada 5 posisi seperti tampak pada gambar 4. Gambar 3. Rangkaian Percobaan Motor DC Jenis Penguat Luar 52

Studi Karakteristik Motor DC Penguat Luar Terhadap Posisi Sikat [Stephanus A. Ananda, et al.] -12 0 +12-24 +24 2900 2800 2700 Karateristik Fungsi n=f(im) 2600 2500 2400 2300 2200 2100 Gambar 4. Posisi Sikat A. Karateristik Tanpa Beban 1. Karateristik Arus Medan Beban Nol Terhadap Tegangan [Im=f(V)] Pada putaran (n) konstan 2700 rpm. Tabel 1. Karateristik Arus Medan Beban Nol Terhadap Tegangan No. a=-24 a=-12 a=0 a=+12 a=+24 V Im V Im V Im V Im V Im 1 24,20 1,00 24,20 0,95 24,20 0,95 24,20 0,90 24,20 0,95 2 24,00 1,00 24,00 0,95 24,00 0,95 24,00 0,90 24,00 0,90 3 23,80 0,95 23,80 0,90 23,80 0,90 23,80 0,85 23,80 0,90 4 23,60 0,95 23,60 0,90 23,60 0,85 23,60 0,85 23,60 0,90 5 23,40 0,95 23,40 0,85 23,40 0,85 23,40 0,85 23,40 0,85 6 23,20 0,90 23,20 0,85 23,20 0,80 23,20 0,85 23,20 0,85 7 23,00 0,90 23,00 0,85 23,00 0,80 23,00 0,80 23,00 0,80 8 22,80 0,90 22,80 0,85 22,80 0,80 22,80 0,80 22,80 0,80 9 22,60 0,85 22,60 0,80 22,60 0,80 22,60 0,75 22,60 0,80 1.05 1.00 Karateristik Fungsi Im=f(V) 2000 0.90 1.10 1.30 1.50 1.70 1.90 Im(A) Gambar 6. Karateristik Putaran Terhadap Arus Medan Beban Nol B. Karateristik Berbeban 1. Karateristik Torsi Berbeban[I=f(T)] Pada Tegangan (V) = 23,00 V & arus medan (Im) = 1,85 A konstan. No Tabel 3. Karateristik Torsi Berbeban a=-24 0 a=-12 0 a=0 0 a=+12 0 a=+24 0 T I T I T I T I T I (Kg-m) (A) (Kg-m) (A) (Kg-m) (A) (Kg-m) (A) (Kg-m) (A) 1 0,080 9,50 0,080 9,50 0,080 9,75 0,080 9,50 0,080 9,75 2 0,085 10,50 0,085 10,00 0,085 10,25 0,085 10,25 0,085 10,50 3 0,090 11,00 0,090 10,75 0,090 10,75 0,090 11,25 0,090 11,50 4 0,095 11,75 0,095 11,25 0,095 11,50 0,095 11,75 0,095 11,75 5 0,100 12,25 0,100 12,00 0,100 11,75 0,100 12,25 0,100 12,50 6 0,105 12,75 0,105 12,50 0,105 12,50 0,105 12,75 0,105 13,00 7 0,110 13,00 0,110 13,25 0,110 13,25 0,110 13,50 0,110 13,75 0.95 Im(A) 0.90 0.85 14.00 Karateristik Fungsi I=f(T) 13.50 0.80 13.00 0.75 12.50 12.00 0.70 22.40 22.60 22.80 23.00 23.20 23.40 23.60 23.80 24.00 24.20 24.40 V(V) 11.50 11.00 10.50 10.00 9.50 9.00 0.075 0.080 0.085 0.090 0.095 0.100 0.105 0.110 0.115 Gambar 5. Karateristik Tegangan Terhadap Arus Medan Beban Nol 2. Karateristik Putaran Terhadap Arus Medan Beban Nol [n=f(im)] Pada tegangan (V) konstan 24.10 Volt. Tabel 2. Karateristik Putaran Terhadap Arus Medan Beban Nol No. a=-24 0 a=-12 0 a=0 0 a=+12 0 a=+24 0 Im n Im n Im n Im n Im n (A) (rpm) (A) (rpm) (A) (rpm) (A) (rpm) (A) (rpm) 1 1,80 2204 1,80 2120 1,80 2065 1,80 2064 1,80 2060 2 1,70 2232 1,70 2137 1,70 2112 1,70 2112 1,70 2099 3 1,60 2280 1,60 2188 1,60 2156 1,60 2144 1,60 2139 4 1,50 2344 1,50 2242 1,50 2201 1,50 2218 1,50 2182 5 1,40 2395 1,40 2295 1,40 2259 1,40 2260 1,40 2225 6 1,30 2473 1,30 2368 1,30 2322 1,30 2325 1,30 2281 7 1,20 2555 1,20 2442 1,20 2390 1,20 2396 1,20 2344 8 1,10 2670 1,10 2523 1,10 2490 1,10 2469 1,10 2408 9 1,00 2779 1,00 2628 1,00 2605 1,00 2596 1,00 2493 T(Kgm) Gambar 7. Karateristik Torsi Berbeban 2. Karateristik Mekanik Berbeban [n=f(t)] Pada Tegangan (V) = 23,00 V arus medan (Im) = 1,85 A konstan. No Tabel 4. Karateristik Mekanik Berbeban a=-24 0 a=-12 0 a=0 0 a=+12 0 a=+24 0 T n T n T n T n T n (Kg-m) (rpm) (Kg-m) (rpm) (Kg-m) (rpm) (Kg-m) (rpm) (Kg-m) (rpm) 1 0,080 1845 0,080 1800 0,080 1755 0,080 1752 0,080 1751 2 0,085 1818 0,085 1749 0,085 1723 0,085 1746 0,085 1741 3 0,090 1793 0,090 1739 0,090 1715 0,090 1713 0,090 1719 4 0,095 1767 0,095 1733 0,095 1694 0,095 1703 0,095 1706 5 0,100 1755 0,100 1716 0,100 1689 0,100 1694 0,100 1702 6 0,105 1744 0,105 1706 0,105 1676 0,105 1676 0,105 1685 7 0,110 1724 0,110 1680 0,110 1666 0,110 1660 0,110 1647 53

Jurnal Teknik Elektro Vol. 3, No. 1, Maret 2003: 51-56 Karateristik Fungsi n=f(t) Karateristik Fungsi V=f(Im) 1875 1850 1825 1800 1775 1750 1725 1700 1675 1650 1625 0.075 0.080 0.085 0.090 0.095 0.100 0.105 0.110 0.115 T(Kgm) 23.20 23.00 22.80 22.60 22.40 22.20 22.00 21.80 21.60 21.40 1.30 1.40 1.50 1.60 1.70 1.80 1.90 2.00 2.10 Im(A) Gambar 8. Karateristik Mekanik Berbeban 3. Karateristik Putaran Berbeban [n=f(i)] Pada Tegangan (V) = 23,00 V konstan. No. Tabel 5. Karateristik Torsi Berbeban a=-24 0 a=-12 0 a=0 0 a=+12 0 a=+24 0 I n I n I n I n I n (A) (rpm) (A) (rpm) (A) (rpm) (A) (rpm) (A) (rpm) 1 10,00 1862 10,00 1868 10,00 1869 10,00 1935 10,00 1948 2 10,50 2021 10,50 1911 10,50 1895 10,50 2085 10,50 2028 3 11,00 2065 11,00 2031 11,00 1997 11,00 2223 11,00 2357 4 11,50 2157 11,50 2132 11,50 2122 11,50 2419 11,50 2517 5 12,00 2249 12,00 2259 12,00 2233 12,00 2574 12,00 2641 6 12,50 2325 12,50 2346 12,50 2384 12,50 2630 12,50 2712 7 13,00 2363 13,00 2386 13,00 2513 13,00 2717 13,00 2791 Karateristik Fungsi n=f(i) Gambar 10. Karateristik Tegangan Terhadap Arus Medan Torsi Konstan 5. Efisiensi Motor Pada Pout = 164,28 Watt, putaran (n) = 2000 Rpm dan Torsi (T) = 0,080 Kg-m konstan. Tabel 7. Efisiensi Motor Posisi Sikat Pin Efisiensi (Watt) (%) a=-24 0 247,10 66,49 a=-12 0 240,10 68,42 a=+0 0 237,00 69,32 a=+12 0 232,20 70,75 a=+24 0 223,10 73,64 2900 2700 2500 2300 2100 1900 1700 1500 9.50 10.00 10.50 11.00 11.50 12.00 12.50 13.00 13.50 I(A) Gambar 9. Karateristik Torsi Berbeban 4. Karateristik Tegangan Terhadap Arus Medan Torsi Konstan [V=f(Im)] Pada Torsi (T) = 0,1Kg-m konstan. No. Tabel 6. Karateristik Putaran Terhadap Arus Medan Torsi Konstan a=-24 0 a=-12 0 a=0 0 a=+12 0 a=+24 0 Im Va Im Va Im Va Im Va Im Va (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) 1 2,00 23,07 2,00 23,03 2,00 23,02 2,00 22,97 2,00 22,61 2 1,90 23,01 1,90 22,93 1,90 22,99 1,90 22,84 1,90 22,40 3 1,80 22,99 1,80 22,96 1,80 22,90 1,80 22,73 1,80 22,36 4 1,70 22,93 1,70 22,85 1,70 22,79 1,70 22,55 1,70 22,24 5 1,60 22,69 1,60 22,60 1,60 22,51 1,60 22,34 1,60 22,16 6 1,50 22,34 1,50 22,34 1,50 22,19 1,50 22,11 1,50 21,93 7 1,40 21,92 1,40 21,90 1,40 21,89 1,40 21,79 1,40 21,54 Analisa Data 1. Karateristik Tanpa Beban Pada kondisi tanpa beban, untuk mendapatkan rugi-rugi motor yang paling rendah seharusnya akan tercapai bila posisi sikat pada motor adalah ditengah atau pada titik 0. Dari hasil percobaan didapatkan hasil bahwa posisi yang terbaik bukanlah diposisi 0, ini terbukti pada kurva Im=f(V) pada gambar 5. Arus medan terkecil terjadi pada posisi sikat +12. Sedangkan dari kurva n=f(im) pada gambar 6, putaran tertinggi dicapai pada posisi sikat -24. Hal ini mungkin terjadi karena adanya rugi-rugi yang menghambat putaran motor seperti rugi gesek bearing, rugi angin, dan lain-lain yang membuat arus medan jangkar naik dan mengganggu serta menggeser letak dari fluks medan utama. Posisi sikat harus diatur sehingga didapatkan posisi sikat baru yang tegak lurus terhadap medan utama yang baru. Dari 2 karateristik motor tanpa beban (pada gambar 5 dan 6) dapat kita lihat bahwa arus medan akan naik seiring dengan kenaikan 54

Studi Karakteristik Motor DC Penguat Luar Terhadap Posisi Sikat [Stephanus A. Ananda, et al.] tegangan, dimana kenaikan arus medan yang terjadi akan menyebabkan kecepatan motor turun sesuai dengan rumus 8 diatas dengan asumsi besar Φ akan naik seiring dengan kenaikan arus medan. 2. Karateristik Berbeban Pada waktu motor dibebani, arus jangkar akan meningkat seiring dengan kenaikan beban. Kenaikan arus jangkar akan menyebabkan gangguan medan jangkar pada medan utama ikut membesar pula, sehingga titik netral medan utama makin bergeser. Bergesernya medan utama akan menaikan rugi-rugi pada sikat jika posisi sikat tidak ikut disesuaikan. Dari hasil percobaan didapatkan hasil bahwa posisi sikat terbaik adalah di -24. Hal ini dapat dilihat pada tiga karateristik utama motor yaitu: Karateristik Torsi pada gambar 7, karateristik Mekanik pada gambar 8 dan pada karateristik putaran pada gambar 9. Pada karateristik Torsi [I=f(T)] gambar 7 tampak bahwa arus jangkar naik seiring dengan kenaikan torsi secara linier sesuai dengan rumus 5 dan arus jangkar terendah dicapai pada posisi sikat -24. Pada karateristik Mekanik [n=f(t)] gambar 8 terlihat putaran turun secara linier seiring naiknya torsi motor sesuai dengan rumus 5 dan putaran tertinggi didapatkan pada posisi sikat -24. Sedangkan pada karateristik Putaran [n=f(i)] gambar 9 kurva putaran meningkat secara linier seiring naiknya arus medan sesuai dengan rumus 8 dengan asumsi Φ akan naik seiring naiknya arus medan dan posisi putaran tertinggi dicapai pada posisi sikat -24. 3. Karateristik Tegangan Terhadap Arus Medan Tegangan motor naik secara eksponensial bersamaan dengan kenaikan arus medan terlihat pada karateristik tegangan terhadap arus medan, baik pada kondisi tanpa beban seperti tampak pada grafik Im=f(V) di gambar 5 maupun pada kondisi berbeban seperti terlihat pada grafik di gambar 10. Rugi-rugi terkecil didapatkan pada posisi sikat yang saling berlawanan pada kondisi tanpa beban dan kondisi berbeban. Hal ini terlihat pada kondisi tanpa beban, rugi-rugi terkecil ditunjukkan pada kurva yang menyerap arus medan terkecil yang terjadi pada sudut +12 sedangkan pada waktu berbeban rugi-rugi terkecil ditunjukkan pada kurva tegangan yang tertinggi yang terjadi pada sudut -24. Ini memperlihatkan bahwa pada kondisi tanpa beban dan berbeban posisi garis netral sikat bergeser. Jadi untuk mendapatkan rugi-rugi terkecil, posisi sikat harus diubah sesuai dengan perubahan beban. 4. Efisiensi Efisiensi pada kondisi beban tetap terlihat meningkat seiring dengan bergesernya posisi sikat ke arah kanan. Efisiensi terendah pada tabel 7 adalah 66,49% dan tertinggi adalah 73,64%. Angka ini masih tergolong sangat rendah untuk efisien suatu motor. Kesimpulan Untuk karateristik beban nol atau tanpa beban didapatkan rugi-rugi terendah bukan pada posisi 0, hal ini karena adanya rugi-rugi yang menghambat putaran motor. Dari kurva I=f(V) tanpa beban didapat posisi sikat untuk arus medan terendah di +12 dan pada kurva n=f(im) tanpa beban didapat posisi sikat untuk putaran tertinggi di -24. Dari kurva berbeban seperti pada kurva Torsi, Mekanik dan Putaran didapatkan kondisi rugi=rugi terendah adalah pada posisi sikat - 24. Untuk kurva tegangan terhadap arus medan antara kondisi berbeban dan tanpa beban berbeda, bahkan berseberangan, ini menunjukkan untuk mendapatkan rugi-rugi terendah posisi sikat harus diubah sesuai beban motor. Efisiensi meningkat seiring dengan berpindahnya posisi sikat kearah kanan +24. Dan Efisiensi tertinggi didapat 73,64%. Daftar Pustaka [1] Berahim, Hamzah., Teknik Tenaga Listrik. Yogyakarta: Andi Offset, 1991 [2] Dhogal, P.S., Basic Electrical Engineering Volume I., McGraw-Hill, 1985 [3] Lister, Eugene C., Mesin dan Rangkaian Listrik Edisi Keenam, Jakarta:Erlangga, 1984 [4] Nasar, S.A., Electromechanics and Electric Machines Second Edition. John Willey & Sons, 1983 [5] Richardson, Donald V., Rotating Electric Machenary and Transformer Technology, Prentice-Hall, 1987 55

Jurnal Teknik Elektro Vol. 3, No. 1, Maret 2003: 51-56 [6] Siskind, Charle S., Electrical Machines Second Edition, McGraw-Hill, 1966 [7] Sumanto, Mesin Arus Searah, Yogyakarta: Andi Offset, 1984 [8] Tumbelaka, Hanny, Praktikum Tenaga Listrik, UK. Petra 56