I. PENDAHULUAN. ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Penggunaan amplas di Indonesia sudah lama dikenal oleh. masyarakat namun pada saat itu penggunaannya masih terbatas untuk

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

IDQAN FAHMI BUDI SUHARDJO

I. PENDAHULUAN. kualitas produk melalui usaha diversifikasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri di Indonesia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menonjol terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pada periode

Cakupan Paparan : Outlook industri pulp dan kertas (IPK) Gambaran luasan hutan di indonesia. menurunkan bahan baku IPK

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan kertas di Indonesia sendiri saat ini sudah mencapai 7,7 juta ton

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Industri pertekstilan merupakan industri yang cukup banyak. menghasilkan devisa bagi negara. Tahun 2003 devisa ekspor yang berhasil

I. PENDAHULUAN. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun

I.PENDAHULUAN Pada Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) yang sedang berjalan,

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang mengalami penurunan pada masa. krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, masih berlangsung hingga

RINGKASAN EKSEKUTIF AGUS RUSLI.

MEWUJUDKAN HUTAN TANAMAN DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat. penyimpanan dana, membantu pembiayaan dalam bentuk kredit, serta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam yang

Latar Belakang. Furnitur kayu Furnitur rotan dan bambu 220 Furnitur plastik 17 Furnitur logam 122 Furnitur lainnya 82 Sumber: Kemenperin 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di era otonomi daerah menghadapi berbagai

tambahan bagiperekonomian Indonesia (johanes widodo dan suadi 2006).

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

BAB I PENDAHULUAN. KAWASAN HUTAN/Forest Area (X Ha) APL TOTAL HUTAN TETAP PROPINSI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH SEPTEMBER 2008

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Kenaikan Rata-rata *) Produksi

I. PENDAHULUAN. Ekonomi merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan yang sangat

RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sektor kehutanan merupakan sektor yang memberikan kontribusi pang

PERAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DALAM MENDORONG INOVASI PRODUK DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Bila pada tahun 1969 pangsa sektor pertanian primer

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Neraca kebutuhan aluminium ingot (batangan) di dalam negeri hingga kini

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

PELUANG DAN PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai sumber mata pencaharian sementara penduduk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. saat ini masih dalam proses pembangunan disegala bidang baik dari sektor

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH NOPEMBER 2008

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

RINGKASAN EKSEKUTIF AS AT SUPRIYANTO.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting. dalam pembangunan ekonomi, baik untuk jangka panjang maupun jangka

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau juga diolah

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. melimpah, menjadikan negara ini sebagai penghasil produk-produk dari alam

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

Kemajuan teknologi informasi dan era globalisasi menuntut. lingkungan yang berubah secara dinamis, perusahaan harus dapat

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

I. PENDAHULUAN. mampu memberikan surplus perdagangan yang tinggi dibandingkan sektor

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditi perkebunan yang masuk dalam kategori komoditi

BAB I PENDAHULUAN. pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Menurut Green Building Council Indonesia (2010) menyebutkan

I. PENDAHULUAN. (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut

I. PENDAHULUAN. (DJR/DR) dan Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH/IHH). Penerimaan ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi di dalam memasok total kebutuhan konsumsi protein di Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Industri dikenal sebagai hutan tanaman kayu yang dikelola dan diusahakan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sektor rill dan sektor keuangan. Salah satu sektor yang cukup baik untuk dicermati

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

PENDAHULUAN. Peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan pembangunan. keterbatasan sumberdaya dalam melihat prospek usaha/proyek yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Organisasi

I. PENDAHULUAN. (UKM) dengan sistem home industry yang bekerjasama dengan industri-industri

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan bagian yang tak terpisahkan

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

Policy Brief Perbaikan Regulasi Lahan Gambut Dalam Mendukung Peran Sektor Industri Kelapa Sawit Indonesia 2017

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Salah satu subsektor agroindustri yang berkembang pesat di Indonesia pada saat ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi pentingnya sumbangan industri ini. Pertama produk pulp dan kertas harganya banyak ditentukan dalam nilai dollar, kedua komponen impor yang digunakan dalam proses produksi nilainya tidak lebih dari 30% dan terakhir produk pulp dan kertas cenderung banyak yang ditujukan untuk pasar luar negeri. Menurut Mansyur (Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia dalam Bisnis Indonesia, 21 Pebruari 2011) menjelaskan pemain industri pulp mengalami tekanan melalui penerbitan kebijakan yang bahkan meninjau ulang pemberian konsesi yang memiliki hutan primer dan gambut. Peninjauan ulang tersebut terkait dengan sumber bahan baku pulp yang berasal dari hutan alam yaitu kayu akasia, apabila tidak dikelola dan dikendalikan dengan baik maka akan dapat mengancam kelestarian sumber daya hutan dan lingkungan. Selain itu ketidakseimbangan antara ketersediaan bahan baku dengan kapasitas produksi pulp merupakan masalah yang berpengaruh sangat besar terhadap kelestarian sumberdaya alam jika tidak diantisipasi sejak dini, dimana kapasitas produksi pulp diatas kemampuan hutan menghasilkan kayu secara lestari. Konsensi hutan tanaman industri yang dimiliki pemain industri pulp dan kertas diperkirakan mencapai 4,3 juta ha. Hampir 70%-nya telah melakukan penanaman, sisanya yang 30% masih dikembangkan untuk ditanami. Target pengusaha industri pulp yang ingin mencapai tiga besar dunia pun semakin suram dengan adanya kebijakan LoI

dan tekanan LSM asing terhadap pemerintah. Sebagaimana diketahui sebelumnya Indonesia ditargetkan akan mencapai pemain ketiga terbesar setelah Amerika Serikat, Kanada dan Brazil yang berperan besar memasok kebutuhan 200 juta ton pulp dan kertas dunia. Padahal sebelumnya Indonesia dijagokan bisa menduduki peringkat tiga dunia dengan kapasitas produksi pulp dan kertas sebesar 80 juta ton per tahun. Saat ini produksi kertas Indonesia menduduki peringkat ke-12 dunia, dengan pangsa pasar 2,2% dari total produksi dunia yang mencapai 350 juta ton. Sedangkan produksi pulp Indonesia menduduki peringkat ke-9 dunia, dengan pangsa 2,5% dari total produksi dunia yakni 200 juta ton (Data Kemenperin, 2011). Selama 2004-2008, kapasitas produksi pulp nasional meningkat rata-rata 0,6% per tahun, yaitu dari 5,2 juta ton/ tahun menjadi 6,4 juta ton/ tahun. Pada tahun 2009, kapasitas terpasangnya naik lagi menjadi 6,9 juta ton/ tahun. Sementara itu, konsumsi kertas dunia naik 25-3% per tahun. Pertumbuhan konsumsi ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pabrik pulp dan kertas di Indonesia. Kapasitas produksi pulp nasional dan besarnya peningkatan produksi, terlihat pada tabel 1. Tabel 1. Kapasitas Produksi Pulp Nasional dan Besarnya Peningkatan Produksi No Tahun Kapasitas Produksi (ton) Peningkatan Produksi (ton) 1 2004 5.200.000 2 2005 5.500.000 300.000

3 2006 5.800.000 300.000 4 2007 6.100.000 300.000 5 2008 6.400.000 300.000 6 2009 6.900.000 500.000 7 2010 7.900.000 1.000.000 Sumber : Data Kementerian Perindustrian, 2011 PT. Kertas Nusantara merupakan salah satu pemain dalam industri pulp dan kertas yang memproduksi 100% pulp. Dari tahun 2004-2010 PT. Kertas Nusantara memproduksi pulp dengan jumlah hasil produksi di bawah kapasitas produksi terpasang. Hal ini ditunjukkan pada tabel 2. Kapasitas Produksi PT. Kertas Nusantara (2004-2010) Tabel 2. Kapasitas Produksi PT. Kertas Nusantara dari tahun 2004-2010 No Tahun Kapasitas Produksi (ton) Penurunan Produksi (%) 1 2004 300.000 43 2 2005 325.000 48 3 2006 350.000 33 4 2007 325.000 48 5 2008 300.000 43 6 2009 325.000 48 7 2010 300.000 43 Sumber : diolah dari Bagian Produksi PT. Kertas Nusantara Target ekspor pulp PT. Kertas Nusantara adalah 80-85% dari hasil produksi sedangkan dalam pencapaiannya PT. Kertas Nusantara bisa melakukan ekspor 50% dari hasil produksi. Hal ini ditunjukkan pada tabel 3. Tabel 3. Jumlah Ekspor PT. Kertas Nusantara No Tahun Kapasitas Produksi Jumlah Ekspor 1 2004 300.000 150.000 2 2005 325.000 162.500 3 2006 350.000 175.000 4 2007 325.000 162.500 5 2008 300.000 150.000

6 2009 325.000 162.500 7 2010 300.000 150.000 Sumber : diolah dari Agen Pemasaran PT. Kertas Nusantara Target perusahaan banyak yang belum tercapai maka dibutuhkan strategi untuk pencapaian tujuan perusahaan. Perusahaan bekerja dengan intregritas dan komitmen kepada pelanggan, karyawan dan para pemegang saham dalam waktu yang bersamaan dan mengoperasikan sebuah proses dan untuk menyediakan produk yang memenuhi standar baik standar dari indusri, pemerintah dan internasional. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan evaluasi, pembenahan dan perumusan strategi pengembangan PT. Kertas Nusantara yang telah dijalankan kearah yang lebih baik. 1. 2. Rumusan Masalah Setelah 20 tahun menjadi salah satu bagian dari industri pulp, PT. Kertas Nusantara bukanlah pemain baru. PT. Kertas Nusantara memiliki 1000 karyawan yang terdiri dari 200 orang untuk manajemen perusahaan dan 800 orang buruh. PT. Kertas Nusantara telah berkomitmen untuk menjadi seorang pemimpin lingkungan melalui kebijakan tidak menebang hutan perawan, mengelola lahan hutan sendiri untuk mencapai kehutanan yang berkelanjutan. Masalah utama yang dihadapi PT. Kertas Nusantara yaitu produksi masih dibawah kapasitas produksi terpasang dan pencapaian ekspor PT. Kertas Nusantara 50% dari total produksi sedangkan target ekspor pulp sebesar 80-85% dari total hasil produksinya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan bahan baku yang mempengaruhi kapasitas produksinya dibawah kapasitas produksi terpasang yang dimiliki PT. Kertas Nusantara. Selain itu masalah yang dihadapi oleh PT. Kertas Nusantara antara lain adalah kualitas produk yang dihasilkan dari kayu akasia belum dapat ditemukan bahan baku alternatif yang mempunyai kualitas yang sama yaitu pulp

grade A, kelemahan perusahaan mencari modal kerja dan investasi tambahan, kurangnya pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Perusahaan berkomitmen kepada pelanggan, karyawan dan para pemegang saham untuk mengoperasikan sebuah proses dan untuk menyediakan produk yang memenuhi standar internasional, pemerintah dan industri. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi, PT. Kertas Nusantara harus dapat menemukan strategi untuk mengembangkan PT. Kertas Nusantara. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka terdapat permasalahan yang akan dikaji pada penelitian ini, yakni sebagai berikut : 1. Faktor kekuatan dari dalam dan dari luar apa saja yang menghambat pengembangan PT. Kertas Nusantara? 2. Alternatif strategi apa saja yang tepat untuk pengembangan PT. Kertas Nusantara? 3. Strategi apa yang layak untuk diimpelemtasikan untuk pengembangan PT. Kertas Nusantara? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi faktor kekuatan dari dalam dan dari luar yang mempengaruhi pengembangan PT. Kertas Nusantara. 2. Mencari alternatif strategi yang tepat untuk pengembangan PT. Kertas Nusantara. 3. Memilih strategi yang paling layak diimplementasikan untuk pengembangan PT. Kertas Nusantara.

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB