LAMPIRAN 1 GAMBARAN UMUM TENTANG BADAN PERPUSTAKAAN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1.1 Sejarah Singkat Badan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Badan Perpustakaan Provinvi Nanggroe Aceh Darussalam sampai dengan saat ini telah berusia 37 tahun. Pertama didirikan tahun 1969 bernama Perpustakaan Negara yang beralokasi pada salah satu ruangan 12 m² di Kantor Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Istimewa Aceh dengan jumlah koleksi 80 eksemplar dan pegawai 2 orang. Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 8429/c/B.3/1979 tanggal 29 Oktober 1979 yang menyatakan bahwa Perpustakaan negara berubah menjadi Perpustakaan Wilayah. Pada tahun 1989 terbit Kepres No. 11/1989 secara otomatis Perpustakaan Wilayah yang bernaung di bawah Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan menjadi bagian dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, sebuah lembaga Non Departemen. Sejak itu pula Perpustakaan Wilayah berubah nama menjadi Perpustakaan Daerah. Terbitnya Kepres No. 50 tahun 1997 yang isinya adalah perubahan struktur organisasi Perpustakaan Nasional RI yang berdampak pula pada perubahan peran Perpustakaan Provinsi NAD. Kemudian pada tanggal 5 Oktober 2007 dikeluarkannya Kepres No. 5 Tahun 2007 yang isinya adalah perubahan struktur organisasi dan perubahan nama menjadi Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Gempa dan tsunami yang melanda NAD mengakibatkan aktivitas Badan Perpustakaan terhenti beberapa bulan. Gedung A Lantai I rusak 50 % dan Gedung B mengalami kerusakan 70%. Sedangkan koleksi, rak buku, meja, dan kursi baca serta jaringan LAN hancur total. Pasca gempa dan tsunami upaya untuk mengaktifkan kembali layanan perpustakaan selain bantuan dari Pemda Prov. NAD juga telah dilakukan kerjasama baik Pemerintah, Swasta dan LSM dalam dan luar negeri. Antara lain Peprustakaan Nasional RI, P.T.H.M. Sampoerna Tbk, Peprustakaan Nasional Australia, Goethe Institut Jakarta, Persatuan Pustakawan Malaysia, World Vision, Unesco Yayasan
Guruh Sukarno, Perpustakaan Nasional Singapore dan berbagai lembaga swadaya masyarakat lainnya. 1.2 Tugas dan Fungsi 1.2.1 Tugas Membantu Pemerintah Provinsi NAD di bidang pembinaan dan pengelolaan perpustakaan, dokumentasi dan informasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur. 1.2.2 Fungsi 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang perpustakaan 2. Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintah provinsi di bidang perpustakaan. 3. Pelaksnaan penyusunan bibliografi daerah, katalog induk daerah, bahan rujukan berupa indeks, Bibliografi subjek, abstrak dan literatur sekunder lainnya. 4. Pelaksanaan, pengadaan, pengumpulan, pengolahan dan penyimpanan, pelestarian dan pemberdayaan bahan pustaka baik karya cetak serta karya rekam; dan 5. Pelaksanaan urusan umum, kepegawaian dan keuangan. 1.3 Visi dan Misi 1.3.1 Visi Pemberdayaan sumber daya perpustakaan untuk menciptakan masyarakat cerdas dan berkualitas. 1.3.2 Misi Pembinaan dan pengembangan sumber daya semua jenis perpustakaan Meningkatkan pengelolaan dan pelestarian bahan perpustakaan Meningkatkan layanan perpustakaan dan informasi Mengembangkan minta baca dan sosialisasi akses informasi bagi masyarakat
1.4 Gedung Badan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Gedung Badan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam berlokasi di jalan T. Nyak Arief (Lamgugop) Banda Aceh. 1.5 Pengguna Perpustakaan Sesuai dengan pengertian Perpustakaan umum yaitu perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani masyarakat umum, maka pengguna Badan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah seluruh masyarakat umum mulai dari anak-anak, siswa, mahasiswa, PNS (Pegawai Negeri Sipil), Polri, TNI dan umum. 1.6 Layanan Perpustakaan Jenis layanan perpustakaan terdiri dari : 1. Layanan Stasioner yaitu layanan yang dilakukan di gedung perpustakaan meliputi: a. Sirkulasi atau peminjaman buku yang boleh dibawa pulang. b. Refensi atau buku/koleksi untuk dibaca ditempat 2. Layanan Ekstensi yaitu layanan jarak jauh untuk masyarakat yang tidak bisa mendatangi Badan Perpustakaan NAD, meliputi: a. Layanan unit mobil keliling pada tempat-tempat tertentu; b. Layanan paket bagi organisasi seperti sekolah, rumah sakit, panti asuhan dan perpustakaan mesjid. 1.7 Jam Buka Perpustakaan Senin Jumat : 08.00 s/d 16.45 WIB 1.8 Badan Organisasi dan Tata Kerja Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Fungsi struktur organisasi adalah untuk mengetahui secara jelas pembagian tugas, fungsi dan wewenang dari masing-masing pegawai yang ada pada organisasi yang bersangkutan. Pengelompokan kerja Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah :
LAMPIRAN 2 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan koleksi apa saja yang diadakan di Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada masa sebelum dan sesudah becana gempa dan tsunami? 2. Berapa jumlah bahan pustaka Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada: a. Masa sebelum bencana gempa dan tsunami (2003-2004) b. Massa sesudah bencana gempa dan tsunami (2005-2007) 3. Bagaimana sistematika pengadaan bahan perpustakaan Badan Arsip dan Perpustakaan? Apakah dilakukan pengadan untuk bahan perpustakaan yang lama? 4. Alat bantu yang digunakan oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada masa sebelum dan sesudah bencana gempa dan tsunami? 5. Apakah ada tambahan bantuan dana atau bahan perpustakaan baik dari Pemerintah, swasta atau Badan asing untuk pengadaan buku sehubungan dengan peristiwa tsunami? 6. Kendala seperti apakah yang ditemukan dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka pada masa sebelum dan sesudah bencana gempa dan tsunami pada Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam? 7. Darimanakah sumber anggaran Badan Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pasca bencana tsunami? 8. Bagaimana perbandingan anggaran Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada masa sebelum dan sesudah bencana tsunami
LAMPIRAN 3 Daftar Jawaban Wawancara 2. Koleksi Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam hanya terdiri buku saja. Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi NAD tidak memiliki koleksi layanan audio visual sehingga mereka tidak melakukan pengadaan bahan perpustakaan yang bersifat terekam. Akan tetapi sudah ada perencanaan untuk mendirikan layanan audiovisual, hanya tinggal menunggu waktu beberapa bulan mendatang untuk pelaksanaannya saja 3. Jumlah bahan pustaka Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebelum bencana tsunami (2003-2004) dan sesudah tsunami (2005-2007) Jumlah Tahun Judul Eksemplar 2003 37.130 185.651 2004 40.345 201.725 2005 6.337 24.565 2006 11.281 55.625 2007 27.697 138.483 4. Sistematika pengadaan bahan perpustakaan Badan Arsip dan Perpustakaan Pembelian Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam melakukan pembelian dengan 2 sistem yang sering dilakukan baik pada masa sebelum dan sesudah bencana tsunami yaitu sebagai berikut: a. Pembelian dengan mengadakan pelelangan Pembelian dengan cara pelelangan ini dilakukan menurut Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Pembelian dengan melalui pelelangan dapat dilakukan, jika anggaran pembelian bahan perpustakaan minimal mencapai Rp.100 juta ke atas. Pihak Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam akan menyebarkan selebaran di koran tentang pelelangan kepada berbagai pihak distributor buku atau yang dikenal dengan istilah rekanan, dengan memenuhi syarat yang telah
ditentukan Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kemudian pihak Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi NAD memilih rekanan mana yang memenuhi syarat. Setelah menentukan rekanan, pihak Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam akan memberikan daftar bukubuku yang harus dibeli oleh rekanan dengan uang yang telah ditentukan. Jika ada buku yang tidak dapat dibeli maka rekanan wajib memberitahukan kepada pihak Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi NAD sehingga mereka dapat menentukan penggantinya. Rekanan diberi waktu selama 3 bulan untuk membeli semua buku yang telah ditentukan dan langsung di periksa oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. b. Pembelian dengan cara biasa Pembelian dengan cara biasa dapat dilakukan, jika anggarannya tidak sampai Rp.100 juta. Pembelian dilakukan oleh pihak Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi NAD sendiri ke toko-toko, penerbit, atau distributor buku menurut daftar susunan buku-buku yang akan dibeli. Hadiah No Nama Penyumbang Jumlah Eksemplar 1 Perpustakaan Nasional RI 24.054 2 Perpustakaan Nasional Australia 4.764 3 Yayasan Gurun Sukarno 615 4 DPR RI 149 5 PT. Sampoerna 898 6 Dispora NAD 15 7 Lembaga Swadaya Masyarakat 10 8 Pemerintahan Singapura 373 9 Deputi Mentari Koperasi 204 10 World Vision 5.720 11 BRR 2006 16.000
Hadiah yang diberikan kepada Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tidak hanya berupa hanya koleksi buku-buku, akan tetapi banyak yang berupa barang-barang perlengkapan kantor, bantuan pembanguan gedung, serta 11 mobil untuk perpustakaan keliling. Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam juga turut menyumbangkan buku-buku kepada Perpustakaan umum di seluruh Kabupaten hingga ke desa-desa. Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi NAD tidak melakukan pengadaan untuk bahan perpustakaan yang lama, semuanya koleksi bahan perpustakaan baru. 4 Alat bantu pemilihan bahan perpustakaan yang bisa digunakan di Badan Perpustakaan Provinsi NAD baik pada saat masa sebelum dan sesudah bencana tsunami yaitu: Katalog penerbit Katalog online (internet ) Resensi buku dari koran Pengunjung 5 Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi kebanyakan sumbangan berbentuk materi seperti bahan perpustakaan, mobil perpustakaan keliling, inventaris kantor dan sebagainya. 6 Pada masa sebelum bencana tsunami kendala yang dialami oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah kurangnya perhatian baik dari pemerintah pusat maupun daerah tentang pentingnya perpustakaan umum di wilayah Provinsi NAD dan kurangnya sumbangan buku-buku dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta. Sehingga menyebabkan jumlah koleksi buku Badan Arsip dan pertumbuhan koleksi buku Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tidak banyak Pada masa sesudah bencana tsunami kendala yang dialami oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi NAD adalah tidak ada pengadaan bahan perpustakaan berjenis audio visual seperti CD, mikrofis, mikrofilm, VCD, DVD, peta, Slide serta bahan perpustakaan jenis non-book seperti majalah, jurnal, buletin, tabloid.
7 Sumber anggaran Badan Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pasca bencana tsunami berasal dari APBN dan APBD. 8 Perbandingan anggaran Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada masa sebelum dan sesudah bencana tsunami No. Priode Anggaran APBN (Rp) APBD 1 Sebelum bencana tsunami (2002-2004) 2 Sesudah bencana tsunami (2005-2007) 300 juta 5 Milyar 11,5 Milyar 7,5 Milyar Pada masa sebelum bencana tsunami anggaran pengadaan koleksi Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi NAD sumber anggaran perpustakaan berasal dari APBN sekitar Rp.300 juta dan dari APBD sekitar Rp 5 milyar untuk Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi NAD, perpustakaan kabupaten dan perpustakaan daerah setiap tahunnya. Pada masa sesudah bencana tsunami anggaran pengadaan koleksi Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi NAD terjadi penambahan dana seperti dari APBN memberikan hadiah sumbangan buku serta dana sebesar Rp.300 juta. Tahun 2007 Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi NAD mendapatkan anggaran sebesar Rp. 11,5 Milyar untuk 20 perpustakaan umum Kabupaten dan 500 perpustakaan desa. Anggaran dana berasal dari APBD tahun 2007 meningkat menjadi Rp. 7,5 Milyar dan ditambah dengan dana sumbangan baik dari instansi pemerintah baik daridalam maupun luar negeri, dan swasta