Seleksi Galur Kentang dari Progeni Hasil Persilangan

dokumen-dokumen yang mirip
Karakterisasi dan Seleksi 139 Galur Kentang

Varietas Unggul Baru (VUB) Kentang Menjawab Kebutuhan Bahan Baku Olahan

No. 03 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010

SELEKSI KLON HARAPAN KENTANG DI DATARAN TINGGI PADA MUSIM KERING

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

Daya Hasil Beberapa Klon Kentang di Garut dan Banjarnegara

Seleksi Beberapa Klon Kentang (Solanum tuberosum L.) dari Hasil Persilangan untuk Karakter Daya Hasil Tinggi pada Ekosistem Dataran Tinggi di Ciwidey

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit

Kentang Varietas Ping 06

KARAKTERISASI KENTANG VARIETAS GRANOLA, ATLANTIC, DAN BALSA DENGAN METODE UPOV

PEMULIAAN TANAMAN. Kuswanto, 2012

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

Uji Adaptasi Klon Kentang Hasil Persilangan Varietas Atlantik sebagai Bahan Baku Keripik Kentang di Dataran Tinggi Pangalengan

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

Pertumbuhan dan Hasil 20 Progeni Kentang Asal Biji Botani di Dataran Tinggi Pangalengan, Jawa Barat

Evaluasi Daya Hasil 7 Genotip Kentang pada Lahan Kering Bekas Sawah Dataran Tinggi Ciwidey

Suplemen Majalah SAINS Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi

Kentang (Solanum tuberosum) merupakan sumber kalori

Karakterisasi Kentang Varietas Granola, Atlantic, dan Balsa dengan Metode UPOV

Kusandriani, Y : Uji Daya Hasil dan Kualitas Delapan Genotip

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang

Pokok Bahasan: Pemuliaan untuk Tanaman Menyerbuk Sendiri. Arya Widura R., SP., MSI PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi

Persilangan untuk Merakit Varietas Unggul Baru Kentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

USULAN PELEPASAN VARIETAS KENTANG

IDENTIFIKASI PEMBEDA VARIETAS KENTANG MENGGUNAKAN PENANDA MORFOLOGI

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang

TEKNIK PERBANYAKAN CEPAT TANAMAN KENTANG (Solanum tubeosum L)

Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,

No. 02 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010

I. PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2007), benih padi hibrida secara

MANFAAT MATA KULIAH. 2.Merancang program perbaikan sifat tanaman. 1.Menilai sifat dan kemampuan tanaman

ADAPTASI KLON-KLON BAWANG MERAH (Allium ascollonicum L.) DI PABEDILAN LOSARI CIREBON ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas penting dalam

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Permintaan akan tanaman hias di Indonesia semakin berkembang sejalan

Uji Stabilitas Hasil Umbi 7 Genotip Kentang di Dataran Tinggi Pulau Jawa

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Botani Tanaman Kacang Panjang. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2011), susunan klasifikasi kacang panjang

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45

PENDAHULUAN. Latar Belakang

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

BAHAN DAN METODE. Galur Cabai Besar. Pembentukan Populasi F1, F1R, F2, BCP1 dan BCP2 (Hibridisasi / Persilangan Biparental) Analisis Data

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

WAKTU PANEN DAN PENYIMPANAN PASCA PANEN UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU UMBI KENTANG OLAHAN

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

Karakterisasi dan Deskripsi Plasma Nutfah Tomat

DAYA WARIS DAN HARAPAN KEMAJUAN SELEKSI KARAKTER AGRONOMI KEDELAI GENERASI F 2

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI GALUR-GALUR PADI GOGO TOLERAN TERHADAP KERACUNAN ALUMINIUM

PENGEMBANGAN BENIH DAN VARIETAS UNGGUL PADI SAWAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

BAB I PENDAHULUAN. beras, jagung dan gandum (Samadi, 1997). Mengacu pada program pemerintah akan

Karakterisasi Koleksi Plasma Nutfah Tomat Lokal dan Introduksi

Komoditas Kentang Sumber Karbohidart Bergizi dan Ramah Lingkungan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

DESKRIPSI VARIETAS BARU

PERAKITAN VARIETAS SALAK :

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Sumatera Utara, karena mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif

KERAGAMAN KARAKTER TANAMAN

PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, produksi kentang sebanding dengan produksi gandum,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

PREFERENSI PANELIS PADA TIGA KLON KENTANG TERHADAP KULTIVAR GRANOLA DAN ATLANTIK

PELAKSANAAN PENELITIAN

Blok I Blok II Blok III 30 cm

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

I. PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman pangan utama keempat dunia setelah

SKRIPSI OLEH : MARIA MASELA S. SITANGGANG/ AGROEKOTEKNOLOGI

Suplemen Majalah SAINS Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. melimpah dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan sumber daya alam. tersebut salah satunya adalah keanekaragaman tumbuhan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Karo) sejak sebelum perang dunia kedua yang disebut eigenheimer, kentang ini

Peluang Investasi Agribisnis Kentang

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya

SKRIPSI OLEH : MUTIA RAHMAH AET-PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH DI DATARAN MEDIUM KABUPATEN REJANG LEBONG BENGKULU PENDAHULUAN

Transkripsi:

Seleksi Galur Kentang dari Progeni Hasil Persilangan Kusmana dan Eri Sofiari Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang 6 ABSTRACT Selection of progenies and lines of potato. Selection was performed at Indonesian Vegetable Research Institute (IVEGRI), Lembang ( asl) in 6. Seven F progenies resulted from previous crossing were grown with population ranging from to seedlings. From the tuber yield had been selected 8 accessions. Out of these selected accessions, 7 accessions were planted with population ranging from to tubers. There were lines showed promising as selected based on tuber yield that more than g/plant, shallow to medium depth of tuber eyes, medium to large tuber size and good taste. There were four lines showed good quality for potato chips. Key words: Solanum tuberosum L., selection, progeny, line. ABSTRAK Seleksi dilakukan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang ( m dpl) pada tahun 6. Tujuh progeni F hasil persilangan ditanam dengan populasi - tanaman. Hasil seleksi pertama terpilih 8 aksesi, kemudian yang berhasil ditanam kembali sebanyak 7 aksesi. Tiap aksesi ditanam - umbi. Hasil seleksi kedua terpilih galur dengan hasil lebih tinggi dari g/tanaman, mata umbi dangkal dan medium, ukuran umbi relatif besar, dan rasa enak. Empat galur di antaranya sangat cocok untuk dijadikan bahan baku kripik kentang. Kata kunci: Solanum tuberosum L., seleksi, progeni, galur. PENDAHULUAN Granola dan Atlantic merupakan dua varietas kentang introduksi yang sudah cukup lama dibudidayakan di Indonesia. Granola mempunyai spesifikasi sebagai kentang sayur, sedangkan Atlantic merupakan bahan baku industri kripik kentang. Kecenderungan untuk tetap menggunakan varietas lama tidak hanya terjadi di Indonesia, di negara maju pun juga demikian. Di Amerika Serikat, misalnya kentang varietas Russet Burbank sudah berkembang sejak 89. Varietas King Edward berkembang di Inggris sejak 9, dan varietas Bintje yang dilepas pada tahun 9 di Belanda (Landeo 98). Petani kentang umumnya enggan mengganti varietas lama dengan yang baru karena sudah terbiasa dan sesuai dengan selera konsumen. Kendati varietas-varietas favorit sulit digantikan namun ada kecenderungan pasar menghendaki varietas yang ramah lingkungan dengan biaya produksi rendah. Terjadinya peralihan penggunaan produk, misalnya dari kentang sayur ke fast food, menstimulasi perakitan varietas yang cocok untuk bahan baku olahan (Struik dan Wiersema 999). Keadaan tersebut memberikan peluang bagi pemulia tanaman kentang untuk merakit varietas yang berorientasi masa depan. Penerimaan varietas baru hanya akan terlaksana apabila varietas tersebut memiliki keunggulan yang signifikan dari varietas sebelumnya. Pendekatan pemuliaan untuk mendapatkan varietas yang disenangai konsumen adalah dengan cara melakukan seleksi terhadap karakter-karakter yang mirip dengan varietas yang sedang berkembang. Bahkan yang terbaik adalah memperbaiki kualitas varietas yang telah ada dari segi ketahanan hama dan penyakit atau dari segi kualitas olahan. Namun kegiatan tersebut tidak mudah, karena proses pemuliaaan kentang dihadapkan kepada beberapa kendala, seperti perbedaan jumlah kromosom, sterilitas, inkompatibilitas, dan kemampuan berbunga karena tidak semua varietas kentang dapat berbunga (Landeo 98). Kentang termasuk autotetraploid yang memiliki empat genom dan kromosom yang identik. Tanaman yang autotetraploid memiliki sifat segregasi yang sangat komplek dan toleran terhadap persilangan antar ploidi (Mendoza 97, Mok ). Metode persilangan tanaman kentang hampir sama dengan tanaman menyerbuk silang lainnya, namun setelah ketemu hasil kombinasi silangan yang diinginkan, perbanyakan berikutnya adalah dengan cara vegetatif. Metode yang sering digunakan adalah backcross, pedigree, seleksi Buletin Plasma Nutfah Vol. No. Th.7

recurrent, dan uji progeni (Landeo 98). Metode yang dipilih bergantung pada tujuan penyilangan itu sendiri. Untuk penurunan sifat yang sederhana seperti ketahanan hama dan penyakit, misalnya metode yang digunakan adalah backcross dan pedigree. Untuk penurunan sifat yang kuantitatif, metode yang dianjurkan adalah uji progeni. Melalui persilangan pada tahun - (menggunakan metode uji progeni) telah didapatkan progeni kentang, untuk karakter kentang olahan, tahan busuk daun, dan berdaya hasil tinggi. Pada tahap seleksi lebih lanjut, dari progeni yang ada hanya tujuh progeni yang dapat diteruskan. Sisa progeni lainnya tidak lolos seleksi, di antaranya karena daya berkecambah dan vigor tanaman sangat buruk, umbi yang dihasilkan berukuran sangat kecil, dan warna kulit umbi bervariasi. Tujuh progeni yang terpilih ditindaklanjuti dengan seleksi untuk mendapatkan klon-klon kentang unggul dan stabil, baik dari hasil, kualitas, maupun ketahanan terhadap penyakit busuk daun. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan galur-galur baru kentang yang memiliki karakteristik bentuk umbi, kulit umbi, dan daging umbi yang baik, rasa enak, dan hasil tinggi. BAHAN DAN METODE Seleksi Turunan F (Tujuh Progeni Kentang) Sebanyak tujuh progeni yang digunakan dihasilkan melalui persilangan pada tahun. Tetua yang digunakan untuk mendapatkan tujuh progeni tersebut berasal dari klon tahan penyakit busuk daun populasi B (memiliki resistensi horizontal) yang diintroduksi dari CIP. Selain tahan penyakit busuk daun, ketujuh progeni juga memiliki kualitas olahan yang baik. Progeni kentang yang diuji pada tahun 6 disajikan pada Tabel. Progeni disemai secara terpisah pada baki persemaian. Setelah kecambah (seedling) tumbuh, bibit dipindah ke lapang, pada umur - minggu sejak mulai sebar. Media tumbuh di persemaian adalah pupuk kandang dan tanah yang telah disterilkan dengan perbandingan :. Di lapang, masingmasing progeni ditanam dalam baris yang terpisah. Tanaman diamati pada awal pertumbuhan, waktu Tabel. Progeni kentang yang diuji pada tahun 6. Progeni Pedigree (PK.) 8.9 x 969. (PK.) 98. x 8.9 (PK.) 977. x 9.7 (PK.) 9.7 x 8.9 (PK.) 9.7 x 98. 6 (PK.6) 977. x 98. 7 (PK.7) 86. x 8.9 berbunga, dan panen. Panen dilakukan per individu karena tanaman yang berasal dari biji botani masing-masing berbeda secara genetik. Seleksi dilakukan pada saat panen dan hanya umbi tanaman terpilih yang disimpan untuk ditanam pada musim berikutnya. Calon galur yang terpilih disimpan di gudang selama - bulan, kemudian setelah bertunas ditanam di lapang. Seleksi Galur Umbi yang dihasilkan dari kegiatan seleksi dan telah melewati masa dormansi ditanam di lapang. Aksesi sebanyak 7 nomor, ditanam secara terpisah. Populasi tanaman untuk masing-masing nomor bervariasi antara - umbi. Umbi ditanam secara berbaris tanpa ulangan, jarak tanam 7 x cm. Tanaman dipelihara secara intensif untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang optimal. Seleksi dilakukan pada saat panen, kriteria seleksi dilakukan terhadap penampilan umbi, yang meliputi jumlah tanaman yang dipanen, bentuk umbi, warna kulit umbi, kedalaman mata umbi, ukuran umbi, hasil umbi, dan tes kripik dan kukus. HASIL DAN PEMBAHASAN Seleksi Turunan F Jumlah tanaman tumbuh di persemaian sangat bervariasi antara 6- kecambah (seedling). Beberapa progeni tidak dapat berkecambah, mungkin karena benih sudah terlalu lama disimpan pada suhu ruang. Benih yang disebar merupakan benih-benih yang dihasilkan dari persilangan yang dilakukan pada tahun, jadi umur benih yang disimpan sudah lebih dari satu tahun. Namun demikian, dihasilkan beberapa progeni yang masih menampilkan da- Buletin Plasma Nutfah Vol. No. Th.7 7

ya berkecambah yang baik, seperti progeni nomor (PK.) dan 6 (PK.6) dengan jumlah seedling yang hidup mencapai buah. Benih yang ditanam di lapang untuk progeni yang memiliki populasi lebih dari dan hanya seedling saja. Untuk progeni dengan daya berkecambah kurang dari seedling ditanam semuanya. Keadaan tanaman di lapang umumnya cukup baik, karena dipelihara secara intensif. Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), termasuk penyakit busuk daun, relatif kecil dan hampir tidak ada. Vigor tanaman yang ditampilkan oleh masingmasing progeni tergolong baik (nilai 7), kecuali progeni silangan (PK.) menampilkan vigor yang cukup (medium) dengan nilai (Tabel ). Tanaman yang vigor identik dengan pertumbuhan daun yang subur, batang besar dan kekar. Pertumbuhan daun dan batang dipengaruhi oleh suhu, di mana suhu optimum untuk pertumbuhan daun adalah o C, sementara untuk pertumbuhan batang adalah o C (Moorby 978). Kendati hampir semua tanaman menghasilkan umbi, namun tidak semuanya yang dapat diambil, karena sebagian besar dari tanaman tersebut tidak memenuhi kriteria seleksi. Seleksi awal hanya dilakukan untuk karakter kualitatif, namun untuk umbi yang berukuran terlalu kecil tidak diambil. Kriteria tersebut antara lain adalah warna dan kehalusan kulit umbi, daging umbi, bentuk umbi, dan kedalaman mata umbi. Berdasarkan kriteria tersebut maka terpilih 8 aksesi (calon galur harapan). Aksesi tersebut masing-masing dihasilkan dari persilangan PK. ( aksesi), PK. (7 aksesi), PK. (7 aksesi), PK. ( aksesi), PK.7 ( aksesi), PK., dan PK.7 (masing-masing aksesi) (Tabel ). Seleksi Galur Jumlah aksesi yang terseleksi pada kegiatan seleksi turunan F adalah 8 nomor. Namun yang berhasil ditanam 7 nomor, ditanam pada bulan Juni 6 dan panen pada bulan September 6. Seleksi dilakukan pada saat panen, namun pengamatan juga dilakukan pada parameter pertumbuhan seperti vigor tanaman dan serangan OPT penting, termasuk gejala kerusakan tanaman oleh virus. Penampilan vigor yang buruk dan gejala virus berpengaruh terhadap hasil umbi. Dengan cara menye- Tabel. Jumlah tanaman tumbuh di pesemaian dan di lapang serta vigor tanaman tujuh progeni kentang hasil persilangan pada tahun. Progeni Pedigree Persemaian Tanaman yang tumbuh Lapang Vigor tanaman (-9) (PK.) 8.9 x 969. 7 (PK.) 98. x 8.9 6 7 (PK.) 977. x 9.7 7 (PK.) 9.7 x 8.9 7 (PK.) 9.7 x 98. 7 7 6 (PK.6) 977. x 98. 7 7 (PK.7) 86. x 8.9 6 7 Vigor: = sangat buruk, 9 = sangat vigor. Tabel. Jumlah tanaman terpilih, bobot progeni, dan hasil tujuh progeni kentang. Lembang, 6. Progeni Pedigree Jumlah aksesi terpilih Hasil/progeni Hasil aksesi Jumlah Bobot (g) Jumlah Bobot/tanaman (g) (PK.) 8.9 x 969. 7 6.7, -(PK.) 98. x 8.9 7 7 8.8, 87 -(PK.) 977. x 9.7 6., 6 -(PK.) 9.7 x 8.9 8.7 7,6 -(PK.) 9.7 x 98. 8.8 8, 8 6-(PK.6) 977. x 98. 79. 7,9 7-(PK.7) 86. x 8.9 67.,9 Total 8.8 7.6 8 Buletin Plasma Nutfah Vol. No. Th.7

leksi umbi-umbi yang berukuran besar dan medium otomatis juga menyeleksi vigor dan ketahanan tanaman terhadap virus. Tanaman yang terjangkit virus pada umumnya memiliki vigor yang kurang baik dan menghasilkan umbi yang berukuran kecil. Seleksi pada saat panen dilakukan terhadap karakter warna kulit umbi, bentuk umbi, kedalaman mata umbi, ukuran umbi, hasil umbi mulai g/tanaman ke atas (Tabel dan ). Sebagian besar karakter yang diinginkan adalah bersifat kuantitatif atau dipengaruhi oleh lingkungan atau dikendalikan oleh gen poligenik. Walaupun demikian ada beberapa karakter yang diwariskan yang hanya dikendalikan oleh sedikit gen (oligogenic) karakter tersebut, yaitu ketahanan virus, warna kulit umbi, dan ketahanan terhadap penyakit Wart (Mendoza 97). Pemuliaan untuk penurunan sifat oligogenik lebih sederhana dibandingkan dengan yang penurunan sifat poligenik. Keunggulan suatu varietas akan ditentukan oleh daya hasil, kualitas umbi, adaptasi, dan ketahanan terhadap OPT penting. Hasil umbi dan bobot kering kentang sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sehingga suatu klon Tabel. Pengelompokan karakter 7 galur kentang hasil seleksi di Lembang, 6. Karakter Jumlah Persentase Penggolongan galur S (terpilih) R (tidak terpilih) Warna kulit umbi Kuning Krem Kuning mata merah Kuning mata pink Merah Pink Bentuk umbi Bulat Bulat panjang Panjang Oval Oval panjang Kedalaman mata umbi Dangkal Dalam Ukuran umbi Besar Sedang Kecil 8 9 6 7 8 7 9 87 6 6 6 9 atau varietas akan lebih dipengaruhi oleh perubahan lingkungan daripada faktor genetik. Interaksi klon/ varietas dengan lokasi dan tahun lebih tinggi dibandingkan dengan kontribusi genotip. Nilai heritabilitas mencapai % dan nilai maksimum akan diperoleh apabila penelitian dilakukan selama dua tahun pada empat lokasi, menggunakan varietas atau klon (Plaisted 966). Menurut Cuningham dan Stevenson (96), perkiraan heritabilitasnya luas warna kripik adalah 77,% sedangkan untuk berat jenis (spesifik gravity) adalah,%, namun nilai tersebut kurang reliable karena hanya dilakukan selama dua tahun dan satu lokasi. Sekioka dan Lauer (97) menemukan bahwa heritabitas luas hasil umbi sangat rendah. Seleksi terhadap penampilan umbi, yaitu bentuk dan kedalaman mata umbi sangat penting karena karakter tersebut akan menentukan penerimaan konsumen. Konsumen rumah tangga maupun industri tidak menyukai kentang yang memiliki mata dalam, karena menghasilkan produk yang banyak terbuang serta untuk konsumen rumah tangga akan menyulitkan pada saat pengupasan. Industri french fries (kentang goreng) menghendaki bentuk umbi yang panjang sementara industri kripik menghendaki bentuk yang bulat atau oval, tentunya ditambah dengan persyaratan lain, seperti kadar gula, spesifik gravity, dan hasil olahannya baik warna maupun rasa. Jumlah galur yang dihasilkan dari seleksi galur adalah galur, masing-masing berasal dari PK. (6 galur), PK. ( galur), PK. ( galur), PK. ( galur), PK. ( galur), PK.6 ( galur), dan PK.7 ( galur). Kriteria seleksi adalah umbi rata-rata berukuran sedang (> g) sampai besar, hasil > g/tanaman, mata umbi dangkal sampai medium, dan rasa tidak getir (Tabel ). KESIMPULAN. Jumlah aksesi sebanyak 8 nomor yang dihasilkan dari tujuh progeni hasil persilangan. Jumlah galur yang dihasilkan galur, galur di antaranya berpotensi hasil sangat tinggi (> g/tanaman). Untuk bahan baku kripik dihasilkan empat galur yang menampilkan hasil gorengan yang baik. Buletin Plasma Nutfah Vol. No. Th.7 9

Tabel. Galur-galur kentang terseleksi, komponen hasil, dan hasil olahan kripik dan rasa umbi kukus. Lembang, 6. Progeni Galur Tanaman dipanen Jumlah umbi Jumlah umbi/tanaman Bobot umbi Hasil olahan Per plot Per tanaman Warna kripik Kecoklatan Kukus rasa PK.. 6 9, 7 66 K PK.. 8 9, 9 88 K PK.. 8,8 88 P PK.. 6 7, P PK.. 9 6, P PK..6 7 9,9 9 9 P PK.. 7,7 P PK.. 6 9, 89 nd nd nd PK.. 6 6,8 7 P PK.. 6 8 8 7, 6 6 nd nd nd PK.. 7 7, 9 98 K PK.. 7 9 8, 7 P PK.. 7 8 8 7, 688 K PK.. 76 8 8,8 8 8 P PK.. 77 8,6 K PK..6 79 8, 6 6 P PK..7 8 8, 7 K PK..8 8, P PK..9 8 9 9, 7 P PK.. 87 6 6,7 8 8 P PK.. 89 6, 8 6 P PK.. 9 6, K PK.. 9 7 6,8 6 K PK.. 9 8,8 P PK.. 96, P PK..6 97, P PK..7 98 6, 8 6 P PK..8, K PK..9 6, 9 7 P PK.. 8 8,8 K PK.. 7 6 6, 8 67 P PK.. 8 6, P PK.., K PK.. 6, P PK.. 7 8, 7 P PK.. 7, 67 K PK.. 8 8 8, P PK.. 8, 8 P PK.. 7, K PK.. 6 8 9,7 7 67 P PK..6 6 8 9,6 P PK..7 8 6, 8 8 K PK..8 6, 67 K PK..9 7, 8 6 P PK.. 7 6,8 6 K PK.. 6 6,8 8 P PK.., 6 K PK.. 6, 7 P PK.. 6 6,7 77 K PK.6. 9 8 76 9, 8 P PK.6. 6 6 9, nd nd PK.7. 68 6 7, 6 P PK.7. 7 6,7 9 K nd PK.7. 7 7 6,8 6 K PK.7. 7 9,7 9 P Atlantic P Granola K K = kuning, P = putih; kecoklatan: = terang, = gelap; kukus rasa = enak, = getir; nd = tidak diamati. 6 Buletin Plasma Nutfah Vol. No. Th.7

Tabel 6. Karakteristik galur kentang terpilih di Lembang tahun 6. Karakter Jumlah galur terpilih Persentase Hasil/tanaman (g) g atau lebih -9 g -99 g Kualitas kripik (warna -) Terang Gelap (browning) Nd (tidak ada data) Kualitas kukus (rasa -) Enak Agak getir Nd (tidak ada data) Warna kulit umbi Kuning Krem Kuning mata merah Kuning mata pink Merah Pink Bentuk umbi Bulat Bulat panjang Panjang Oval Oval panjang Kedalaman mata Dangkal Dalam Penampilan umbi Besar Sedang Kecil 6 9 8 9 6 6 9 6 8 6 7 66 8 8 7 7 87 9 DAFTAR PUSTAKA Cuningham, C.E. and F.J. Stevenson. 96. Inheritance of factors affecting potato chip color and their association with specific gravity. Am. Pot. J. :- 6. Landeo, J.A. 98. Basic concept of potato breeding. International Potato Center. Lima-Peru. p. Mendoza, H.A. 97. Inheritance quantitative characters in cultivated potato (Solanum tuberosum L). Dept. of Genetics-NCSU. p. -. Mok, I.G.. Potato breeding and genetic. Paper in Potato Seed Production Workshop. Beijing-China, - June. p. -. Moorby, J. 978. The physiology of growth and tuber yield.-9. In Haris, P.M. (Ed.). The Potato Crop the Scientific Basis for Improvement. London Chapman and Hall. p. -9. Plaisted, R.L. 966. Method of breeding potato for factors affecting processing quality. Plant Sci. Symp. Cambell Inst. For Agric. Res. p. -. Sekioka, T.T and F.L. Lauer. 97. Some estimates of genotypes by environments interactions in potato varieties test. Am. Pot. J. 7.-. Struik, P.C. and S.G. Wiersema. 999. Seed potato technology. Wageningen Pers. The Netherland. 79 p. Buletin Plasma Nutfah Vol. No. Th.7 6