PT. SANJI WANATIRTA INDONESIA. Jalan Anggrek No. 09, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp: Fax:

dokumen-dokumen yang mirip
Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PT. SANJI WANATIRTA INDONESIA. Jalan Anggrek No. 09, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp: Fax:

PT. SANJI WANATIRTA INDONESIA. Jalan Anggrek No. 09, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp: Fax:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ervianto (2005), suatu proyek konstruksi merupakan suatu

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

SISTEM INFORMASI PELAPORAN PELAKSANAAN IZIN LINGKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION SUMATERA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERUBAHAN IZIN LINGKUNGAN. Dikutip dari materi Pedoman penyusunan Amdal oleh Erik Teguh Primiatoro Kabid pengembangan sistem KDL

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 99 TAHUN TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

WALIKOTA KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

KEBIJAKAN PENYUSUNAN LAPORAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

PENDAHULUAN. Persoalan lingkungan hidup disebabkan berbagai hal, salah satunya pertumbuhan penduduk.

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR. Penyusunan ANDAL, RKL dan RPL kegiatan ini mengacu Peraturan Menteri Negara Lingkungan

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

BUPATI PAMEKASAN PERATURAN B UPATI PAMEKASAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

3. Kedalaman rencana pemantauan lingkungan hidup

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

KA atau Andal dan RKL-RPL

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Re

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009

BIRO HUKUM DAN HUMAS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW)

WALIKOTA BANDUNG PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 257 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PROSEDUR PELAYANAN DOKUMEN LINGKUNGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PB 4. AMDAL, UKL dan UPL. AMDAL, UKL dan UPL

Pendahuluan. PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Imam Hendargo Abu Ismoyo Deputi Bidang Tata Lingkungan

RPP Izin Lingkungan. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Deputi I Bidang Tata Lingkungan Asdep Kajian Dampak Lingkungan

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN DAN PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 47 Tahun : 2014

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG JUAL BELI TENAGA LISTRIK LINTAS NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

-1- BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 26 TAHUN 2015 SERI E.21 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR.. TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN LINGKUNGAN DI KABUPATEN SUKOHARJO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2017 NOMOR : 27

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP

PENGAWASAN DAN PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI

AMDAL vs UKL/UPL. Pengajar : Salmani, ST., MS., MT.

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

- 1 - BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

SOP PENILAIAN AMDAL, PEMERIKSAAN DOKUMEN UKL-UPL DAN IZIN LINGKUNGAN

BUPATI PEMALANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

PROSES IZIN LINGKUNGAN

2012, No.73 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Izin usaha penyediaan tenaga listrik adalah izin un

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 42 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

TAHAPAN PENILAIAN AMDAL

Prosedur dan mekanisme AMDAL

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan) merupakan

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 5 TAHUN 2003

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Magister Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ) Eko Sugiharto PSLH UGM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA AMDAL dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

ANALISIS MENGENAI DAMPAK INGKUNGAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP

TATA LAKSANA PENYUSUNAN DOKUMEN EVALUASI LINGKUNGAN HIDUP (DELH) DAN DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2010

Kebijakan BLHD Kota Tangerang Selatan dalam Pengelolaan Limbah. Oleh : DR. RAHMAT SALAM, M.Si

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SULAWESI BARAT

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

PT. SANJI WANATIRTA INDONESIA Jalan Anggrek No. 09, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta 55282 Telp: 0274 4332389 Fax: 0274 488476 0

Proposal Pelaporan Pemantauan Lingkungan Hidup 1. Latar Belakang Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya (Undangundang No. 32 Tahun 2009). Lingkungan hidup sering disebut dengan lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di bumi atau bagian dari bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan. Setiap usaha dan/atau kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup yang perlu dianalisis sejak awal perencanaannya, sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat dipersiapkan sedini mungkin. Laporan pelaksanaan Pemantauan Lingkungan Hidup merupakan dokumen yang dibuat oleh pemrakarsa dengan kewajiban yang tertuang dalam dokumen RKL dan RPL yang telah disahkan bersamaan dengan dokumen ANDAL. Berdasarkan pasal 53 (ayat 1a) Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, menyatakan bahwa pemegang izin lingkungan wajib membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan terhadap persyaratan dan kewajiban dalam Izin Lingkungan kepada Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota. 1

Selanjutnya, berdasarkan (ayat 2), pasal yang sama dinyatakan bahwa pelaporan tersebut wajib disampaikan secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali. Pemantauan pelaksanaan RKL dan RPL merupakan salah satu bentuk pengawasan yang dilakukan untuk memverifikasi pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan apakah sudah sesuai dengan yang tertulis dalam dokumen RKL dan RPL. Selain itu juga sebagai alat untuk mengidentifikasi kebenaran dampak penting hipotetik yang tertulis dalam dokumen Amdal dengan dampak nyata yang terjadi. Hal tersebut di atas dipertegas dalam pasa 71 (ayat 1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan yang menyatakan bahwa Pemegang Izin Lingkungan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 dikenakan sanksi administratif yang meliputi teguran tertulis, paksaan pemerintah, pembekuan Izin Lingkungan; atau pencabutan Izin Lingkungan. 2. Maksud, Tujuan, dan Kegunaan 2.1. Maksud Mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan lingkungan untuk mewujudkan kegiatan yang berwawasan lingkungan. 2.2. Tujuan Kegiatan RKL RPL ini bertujuan untuk: 2

1. Mengevaluasi hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen RKL. 2. Mengetahui perubahan rona lingkungan, baik lingkungan dari aspek Geo-Fisika-Kimia, Biologi, Sosial Ekonomi dan Budaya, maupun kesehatan masyarakat, sehingga dapat dikembangkan sistem isyarat secara dini bagi terjadinya perubahan tersebut. 3. Melakukan penyempurnaan upaya pengelolaan lingkungan/ rencana pengelolaan yang tercantum dalam dokumen terdahulu, berdasarkan efektifitas hasil evaluasi pengelolaan dampak lingkungan sehingga terjadi perbaikan secara terus menerus (continual improvement) dalam hal melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan akibat adanya usaha/kegiatan. 2.3. Kegunaan lain: Kegunaan dilaksanakannya Pemantauan Lingkungan Hidup antara 1. Bagi Pelaksana Proyek/ Pemrakarsa Manfaat pelaksanaan pelaporan pemantauan lingkungan bagi pemrakarsa disamping untuk memenuhi kewajibannya sebagai pemegang izin lingkungan, juga untuk mengetahui tingkat efektifitas dari pengelolaan lingkungan yang telah berjalan. Dengan demikian, diharapkan dapat meminimalisir dampak turunan yang mungkin terjadi akibat tidak terkelolanya dengan baik kesepakatan-kesepakatan yang tertuang dalam dokumen RKL-RPL. Dengan demikian diharapkan dengan dilaksakanan 3

pemantauan dan pelaporan pengelolaan lingkungan akan dapat membantu keberlangsungan bisnis yang dilakukan oleh pemrakarsa kegiatan. 2. Bagi Pemerintah Digunakan sebagai bahan evaluasi atas ketaatan/ketidaktaatan pemegang izin lingkungan terhadap kewajibannya. Dengan demikian maka dokumen pelaporan pengelolaan lingkungan ini nantinya akan dapat berfungsi sebagai media bagi intansi terkait sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen RKL-RPL/UKL- UPL dalam pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pelestarian lingkungan atas usaha/kegiatan yang dilakukan oleh pemegang izin lingkungan. 3. Bagi Masyarakat Adapun fungsi dokumen pelaporan pengelolaan lingkungan bagi masyarakat adalah sebagai media kontrol terhadap dampak lingkungan yang diterima oleh masyarakat yang termasuk dalam batas wilayah studi guna memastikan bahwa pemrakarsa melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan atas usaha dan/atau kegiatannya sesuai dengan kesepakatan yang tercantum dalam dokumen UKL-UPL/RKL-RPL. 3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pembuatan dokumen Pemantauan Lingkungan Hidup yaitu metode pengumpulan data secara langsung (Data Primer) dan tidak langsung (Data Sekunder). 4

Metode langsung dilakukan dengan observasi langsung di lapangan gunanya untuk mengetahui dan menentukan titik lokasi penelitian berdasarkan dengan titik kelola dan titik pantau yang tercantum dalam dokumen UKL-UPL/RKL-RPL. Sedangkan metode tidak langsung dilakukan dengan menganalisis data sekunder yang diperoleh dari perusahaan, intansi terkait, dan juga masyarakat sekitar. Dalam data sekunder lebih dominan berkaitan dengan manfaat yang dapat diperoleh dari usaha baik dari aspek sosial, ekonomi dan budaya. 3.1. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung di lapangan. Beberapa data primer yang di perlukan antara lain: a. Data kondisi eksisting lokasi usaha dan/atau kegiatan. b. Data kondisi kualitas lingkungan meliputi aspek Geo-Fisika-Kimia (Kualitas udara, Kualitas Air, Kebisingan dll) di sekitar lokasi usaha dan/atau kegiatan. c. Data Kondisi lalu lintas sekitar tempat usaha dan/atau kegiatan. d. Data kondisi dan keanekaragaman makhluk hidup disekitar tempat usaha (flora, fauna, biota air, dll). e. Data Sosial Ekonomi dan Budaya serta kesehatan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan usaha, dan lain-lain. 3.2. Data Sekunder Data Sekunder merupakan data yang tidak diperoleh langsung di lapangan. Data sekunder berfungsi sebagai data penunjang/pelengkap yang ada relevansinya dengan keperluan penelitian. Beberapa data sekunder yang diperlukan antara lain: 5

a. Identitas Pemrakarsa. b. Surat-surat perijinan. c. Data kegiatan yang sudah beroperasi. d. Data pelaporan pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan. 4. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam studi ini adalah metode analisis secara kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui berapa besaran dampak yang ditimbulkan dari proyek. Selain itu metode kuantitatif juga diperlukan dalam menganalisis data. Sedangkan metode analisis secara kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat sekitar proyek. 5. Pelaksanaan Penelitian 5.1. Hasil Penelitian Beberapa laporan penelitian, berupa: a. Laporan Pendahuluan b. Laporan Draft/Konsep c. Laporan Akhir 5.2. Waktu Studi Pelaksanaan studi ini disesuaikan dengan waktu dan frekuensi pelaporan yang tertulis dalam dokumen UKL-UPL/RKL-RPL. Setiap kegiatan mempunyai waktu studi yang berbeda dan akan dibicarakan lebih lanjut disesuaikan dengan jenis usaha dan/atau kegiatannya. 6

5.3. Peneliti Dalam penelitian ini akan dilaksanakan oleh: a. Ahli Geo-Fisika-Kimia b. Ahli Biotis/Biologi c. Ahli Sosial Ekonomi Budaya d. Ahli Kesehatan Masyarakat e. Ahli Lingkungan Tenaga Ahli peneliti akan disesuaikan dengan bidang dan jenis usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan pengelolaan. 6. Rencana Anggaran Rencana Anggaran Biaya Kegiatan Pemantauan Lingkungan Hidup ini akan dibicarakan lebih lanjut dan disesuaikan dengan besaran proyeknya. 7. Penutup Proposal Pemantauan Lingkungan Hidup ini kami sampaikan dengan harapan terjalin kerjasama dan saling berkontribusi dalam pengelolaan lingkungan hidup. 7