PENYUSUNAN PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN GUNUNG PULOSARI PEGUNUNGAN AKARSARI

dokumen-dokumen yang mirip
PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT. DUTA POLINDO CIPTA 1. M. Sugihono Hanggito, S.Hut. 2. Miftah Ayatussurur, S.Hut.

PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT. TODO CONSULT 1. Hendra Masrun, M.P. 2. Djarot Effendi, S.Hut.

PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT ECOSITROP 1. Dr. Yaya Rayadin 2. Adi Nugraha, SP.

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN

Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Pulosari Pegunungan Akarsari - Banten BAB II METODE

Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Aseupan Banten BAB II METODE

Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Karang Banten BAB II METODE

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN

Penyusunan Profil Keanekaragaman Hayati (KEHATI) Gunung Karang

STRUKTUR VEGETASI. Boy Andreas Marpaung / DKK-002

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

PANDUAN PENGELOLAAN RIPARIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG PARAKASAK

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis KPHL Batutegi terletak pada BT dan

:!,1G():5kr'W:5. JURnAl EKOlOGI DAn SAlns ISSN : ISSN : VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

I. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa

II. TINJAUAN PUSTAKA. fungsi pokok sebagai hutan konservasi yaitu kawasan pelestarian alam untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN,

II. METODOLOGI. A. Metode survei

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas,

3. Bagaimana cara mengukur karbon tersimpan?

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan yang mengancam eksistensi kawasan konservasi (khususnya

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Defenisi lahan kritis atau tanah kritis, adalah : fungsi hidrologis, sosial ekonomi, produksi pertanian ataupun bagi

BAB III METODE PENELITIAN

> MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK

Landasan Hukum : SK. Menhut No. SK. 60/Menhut-II/2005 tanggal 9 Maret 2005

Penelitian dilakukan di areal HPH PT. Kiani. penelitian selama dua bulan yaitu bulan Oktober - November 1994.

ANALISIS KERAPATAN TEGAKAN DI KAWASAN TAMAN NASIONAL BALURAN BERBASIS QUANTUM-GIS

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi

Pengelolaan Kawasan Perlindungan Setempat (KPS)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III. METODE PENELITIAN

alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan.

PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN AREAL STOK KARBON TINGGI UNTUK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan

IV. METODE PENELITIAN

STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI DALAM SISTEM AGROFORESTRI HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) MULTI STRATA DI TAMAN HUTAN RAYA WAN ABDUL RACHMAN LAMPUNG

V. INDIKATOR-INDIKATOR EKOSISTEM HUTAN MANGROVE

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

BAB I PENDAHULUAN. pulau-pulau tersebut memiliki pulau-pulau berukuran kecil, memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada tumbuhan lain yang lebih besar dan tinggi untuk mendapatkan cahaya

INVENTARISASI TEGAKAN TINGGAL WILAYAH HPH PT. INDEXIM UTAMA DI KABUPATEN BARITO UTARA KALIMANTAN TENGAH

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 5 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,

KATA PENGANTAR. Denpasar, Maret 2016 Kepala Balai, Ir. S y a f r i, MM NIP

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2015 di kanan

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Lokasi Taman Nasional Ujung Kulon.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL PEDOMAN INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS MANGROVE

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA SATWALIAR PADA HUTAN KONSERVASI (Kasus : SM. Barumun, Sumatera Utara)

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PENGENDALIAN LONGSOR Identifikasi dan Delineasi Daerah Rawan Longsor

III. METODE PENELTTIAN Tempat dan Waktu. Penelitian dilaksanakan di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu,

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

PENYUSUNAN PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN GUNUNG PULOSARI PEGUNUNGAN AKARSARI Dalam Rangka Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Alam Kabupaten Pandegalang dan Serang Propinsi Banten BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROPINSI BANTEN i

DAFTAR ISI Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... I.1 B. Tujuan... I.2 C. Output... I.2 BAB II METODE A. Waktu Pelaksanaan... II.1 B. Lokasi Pelaksanaan... II.1 C. Alat dan Bahan... II.3 D. Metode Inventarisasi dan Identifikasi Flora... II.5 D.1. Inventarisasi Flora... II.5 D.2. Identifikasi Jenis... II.7 D.3. Analisis Data... II.7 E. Metode Inventarisasi dan Identifikasi Fauna Kelompok Mamalia... II.9 E.1. Pengamatan Langsung dan Tidak Langsung... II.9 E.2. Pemasangan Camera Trap... II.10 F. Metode Inventarisasi dan Identifikasi Fauna Kelompok Burung... II.11 F.1. Pengamatan Langsung... II.11 F.2. Pemasangan Jala Kabut (Miss Neting)... II.12 G. Metode Penyusunan Profil Tutupan Lahan... II.13 BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI KAJIAN A. Letak, Luas, dan Batas... III.1 B. Aksesibilitas... III.1 C. Gambaran Umum Gunung Pulosari... III.2 ii

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PULOSARI A. Struktur dan Komposisi Jenis Kategori Pohon (DBH 10 cm)... IV.1 B. Struktur dan Komposisi Jenis Pancang (Sapling)... IV.4 C. Struktur dan Komposisi Jenis Semai (Seedling)... IV.6 D. Kehadiran dan Keragaman Jenis Pohon... IV.8 E. Kehadiran dan Keragaman Vegetasi Pendukung... IV.11 F. Kehadiran dan Keragaman Jenis Tanaman MPTS... IV.14 BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG PULOSARI A. Kehadiran Satwaliar Kelompok Mamalia... V.1 B. Kehadiran Satwaliar Kelompok Burung... V.9 BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN A. Kondisi Kekinian dan Status Kawasan Gunung Pulosari... VI.1 B. Tata Guna Lahan dan Fungsi Kawasan... VI.4 BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan... VII.1 B. Rekomendasi... VII.2 iii

DAFTAR TABEL Tabel II-1. Tabel II-2. Tabel II-3. Tata waktu pekasanaan kegiatan survei di Gunung Pulosari Kabupaten Pandeglang, Banten... II.1 Alat yang digunakan beserta kegunaanya... II.3 Kategori pohon dalam kegiatan survei dan identifikasi vegetasi... II.6 Tabel IV-1. Nilai dominansi untuk kategori pohon (DBH 10 cm) di lokasi Hutan alam Gunung Pulosari berdasarkan frekuensi, basal area pohon perhektar dan kerapatan pohon perhektar masing-masing jenis pohon... IV.2 Tabel IV-2. Nilai dominansi untuk kategori pancang (sapling, tinggi 2 m, DBH 10 cm) di lokasi Hutan Alam Gunung Pulosari berdasarkan frekuensi, dan kerapatan pohon perhektar masing-masing jenis pohon... IV.5 Tabel IV-3. Distribusi Nilai dominansi untuk kategori Semai (seedling, tinggi 2 m) di lokasi Hutan alam gunung Pulosari berdasarkan frekuensi, dan kerapatan pohon perhektar masing-masing jenis pohon... IV.7 Tabel IV.4. Kehadiran dan keragaman jenis tegakan di lokasi studi hutan alam Gunung Pulosari... IV.9 Tabel IV-5. Kehadiran dan keragaman jenis vegetasi pendukung (herba, liana, epifit dan palm) pada lokasi studi hutan alam Gunung Pulosari... IV.11 Tabel IV-6. Kehadiran dan keragaman jenis tanaman MPTS (Multi Puropse Trees Species) pada lokasi studi hutan alam Gunung Pulosari... IV.15 Tabel V-1. Tabel V-2. Tabel V-3. Kehadiran satwaliar kelompok mamalia di kawasan Gunung Pulosari... V.1 Klasifikasi jenis mamalia berdasarkan perilaku kelas makan, waktu aktif dan stratifikasi ekologi... V.4 Kehadiran satwaliar kelompok burung di kawasan Gunung Pulosari... V.1 iv

Tabel VI-1. Status kawasan dan luas kawasan Gunung Pulosari serta wilayah administarinya berdasarkan SK Menhut No.195/Kpts-II/2003... VI.2 Tabel VI-2. Tata guna lahan dan fungsi kawasan Gunung Pulosari berdasarkan analisis citra Landsat... VI.4 v

DAFTAR GAMBAR Gambar II.1. Gambar II.2. Gambar II.3. Lokasi kajaian penyusunan profil keanekaragaman hayati dan perubahan tutupan lahan di kawasan Gunung Pulosari (skala peta untuk format A3)... II.2 Peralatan dan bahan yang digunakan dalam melakukan kajian keanekaragaman hayati dan perubahan tutupan lahan di Gunung Pulosari, Pegunungan Akarsari Banten... II.4 Desain pembuatan plot vegetasi dengan ukuran 20x100 m; petak ukur inventarisasi untuk kelas pohon 20x20 m, pancang 5x5 m, dan semai 2x2 m... II.5 Gambar II.4. Desain metode inventarisasi jenis vegetasi menggunakan metode eksplorasi. Kegiatan eksplorasi dilakukan pada kanan dan kiri dari jalur pengamatan... II.6 Gambar II.5. Gambaran kategori pohon; a) Semai, b) Pancang, dan c) Pohon... II.7 Gambar II.6. Gambar II.7. Gambar II.8. Gambar II.9. Sarang berupa lubang pada bagian akar pohon yang menandakan adanya kehadiran satwa pada wilayah kajian... II.9 Teknik pemasangan Camera Trap pada batang pohon di sekitar jalur lintasan satwa... II.10 Tim melakukan pengamatan burung secara langsung menggunakan teropong (monocular)... II.11 Pemasangan jala kabut (miss net) yang dibentangkan pada jalur lintasan burung di Gunung Pulosari... II.12 Gambar II.10. Bagan alir pemetaan landuse dan tutupan lahan kawasan Gunung Pulosari, Banten... II.14 Gambar III.1. Kondisi tutupan hutan pegunungan Gunung Pulosari yang masih relatif rapat... III.2 Gambar III.2. a) Gunung Pulosari dan b) Penunjuk arah menuju Gn. Pulosari yang dipasang di pinggir jalan raya Pandeglang Labuan... III.3 vi

Gambar III.3. a) Kondisi umum Kampung Cilentung, perkampungan di kaki Gn. Pulosari, dan b) Aksessibilitas dan pintu masuk menuju lokasi Gn. Pulosari... III.4 Gambar III.4. a) Area persawahan yang ada di bawah Gn. Pulosari dan b) Tanaman pertanian (jenis mentimun) yang ditanam warga Kampung Cilentung di bawah Gn. Pulosari... III.5 Gambar III.5 a) Tim dalam pendakian menuju lokasi kajian di Gn. Pulosari dan b) Wawancara dan foto bersama ketua RW (Rukun Warga) di Kampung Pamengker (520 mdpl)... III.6 Gambar III.6. a) Kebun coklat yang banyak dijumpai di sepanjang jalur menuju kawasan hutan alam Gn. Pulosari dan b) Area persawahan masyarakat di lereng Gn. Pulosari... III.7 Gambar III.7. a) Pohon sengon yang banyak ditanam oleh masyarakat di sekitar Gn. Pulosari dan b) Kebun campuran milik warga yang di tanami buah-buahan seperti melinjo, coklat, cengkeh, dan mangga yang dapat berproduksi terus menerus... III.8 Gambar III.8. a) Vegetasi jenis Bambu yang banyak dijumpai di sekitar jalur menuju puncak Gn. Pulosari dan b) Masyarakat setempat mengambil Bambu dari Gn. Pulosari untuk keperluan atau dijual... III.9 Gambar III.9. a) Kondisi Hutan Tanaman Rakyat (HTR) kerja sama antara Perhutani dan masyarakat sekitar Gn. Pulosari dan b) Pal Perhutani yang ada di Gn. Pulosari... III.10 Gambar III.10. a) Kawasan hutan alam yang dibersihkan masyarakat untuk bekebun (± 890 mdpl) dan b) Pembakaran menjadi salah satu cara untuk melakukan pembukaan hutan untuk kebun... III.10 Gambar III.11. a) Gambaran tutupan hutan alam Gn. Pulosari dan b) Struktur tegakan hutan alam Gn. Pulosari... III.12 Gambar III.12. a) Struktur tutupan tajuk hutan alam di Gn. Pulosari dan b) Struktur lantai hutan alam di Gn. Pulosari... III.13 Gambar III.13. a) Kegiatan Analisis vegetasi di Gn. Pulosari dan b) Pengambilan sampel daun serta ranting vegetasi yang selanjutnya akan diidentifikasi... III.14 vii

Gambar III.14. Beberapa jenis pohon buah hutan yang teridentifikasi di hutan alam Gn. Pulosari dan merupakan pakan, a) Pohon buah jenis Ficus sp. dan b) Buah hutan jenis Antidesma sp.... III.15 Gambar III.15. a) Kegiatan pengukuran diameter pohon dan b) Tim memeluk pohon untuk menggambarkan ukuran diameter pohon di hutan alam Gn. Pulosari... III.16 Gambar III.16. a) Tim mendokumentasikan gambaran umum kondisi lokasi kajian dan b) Tim mengambil titik koordinat lokasi studi mengunakan GPS... III.17 Gambar III.17. a) Efipit, sejenis Anggrek yang dijumpai di Gn. Pulosari dan b) Tim kajian tutupan lahan melakukan identiikasi lokasi studi di Gn. Pulosari... III.18 Gambar III.18. a) Kegiatan pemasangan camera trap oleh tim dan b) Camera trap yang dipasang di Gn. Pulosari, pada setiap kamera diberikan label (tagging)... III.19 Gambar III.19. a) Tim melakukan pengamatan burung secara langsung mengunakan binocular dan b) Jejak satwa yang ditemukan di Gunung Pulosari... III.20 Gambar III.20. a) Papan penunjuk arah menuju kawah Gn. Pulosari dan b) Tim beristirahat di jalur menuju kawah Gn. Pulosari... III.21 Gambar III.21. a) Kawah Gunung Pulosari (± 1.085 mdpl) dan b) Struktur vegetasi di sekitar kawah Gunung Pulosari... III.22 Gambar III.22. a) Tenda pada lokasi Camping di sekitar kawah Gn. Pulosari dan b) Mata air yang ada di sekitar kawah Gn. Pulosari... III.23 Gambar III.23. a) Gambaran tutupan vegetasi di puncak Gn. Pulosari (± 1.300 mdpl) dan b) Aliran air Curug Sawer (± 905 mdpl) dengan tinggi air terjun lebih dari 50 meter... III.24 Gambar III.24. a) Foto tim di pondok yang ada di kawah Gn. Pulosari dan b) Foto tim di jalan menuju Kampung Cilentung dengan backround Gn. Pulosari... III.25 Gambar IV.1. Distribusi Nilai Dominansi (NPJ %) untuk Kategori Pohon (DBH 10 cm) di Kawasan Hutan Alam Gunung Pulosari... IV.4 viii

Gambar IV.2. Nilai Dominansi (SDR %) untuk Kategori Pohon tingkat pancang (sapling, tinggi 2 m, DBH 10 cm) di Kawasan Hutan Alam Gunung Pulosari... IV.6 Gambar IV.3. Nilai Dominansi (SDR %) untuk Kategori Pohon tingkat semai (seddling, tinggi 2 m)) di Kawasan Hutan Alam Gunung Pulosari... IV.8 Gambar IV.4. Perbandingan Jumlah jenis pohon pada masing-masing Famili... IV.10 Gambar IV.5. Perbandingan Jumlah jenis herba, liana, epifit dan palm di lokasi studi hutan alam Gunung Pulosari. Jenis-jenis tersebut merupakan jenis vegetasi pendukung yang dijumpai di sepanjang transek survei... IV.13 Gambar V.1. Gambar V.2. Gambar V.3. Gambar V.4. Gambar V.5. Gambar V.6. Gambar V.7. Keragaman satwaliar kelompok mamalia berdasarkan pengelompokkan famili di kawasan Gunung Pulosari... V.3 (a) Kehadiran satwa berdasarkan kelas makan, (b) Kehadiran satwa berdasarkan waktu aktif, dan (c) Kehadiran satwa berdasarkan stratifikasi ekologi... V.5 Jenis Paguma larvata ditemukan di kawasan Gunung Pulosari... V.6 Jenis Macaca fascicularis ditemukan di kawasan Gunung Pulosari... V.7 Jenis Raja udang kalung biru (Alcedo euryzona) yang berhasil teridentifikasi kehadirannya dengan menggunakan kamera jarak jauh... V.12 Jenis burung madu belukar (Anthreptes singalensis) yang berhasil teridentifikasi kehadirannya dengan menggunakan jala kabut... V.13 Jenis Merbah cerukcuk (Pycnonotus goavier) yang berhasil teridentifikasi kehadirannya dengan menggunakan kamera jarak jauh... V.14 Gambar VI.1. Kondisi tutupan lahan Gunung Pulosari berupa areal terbuka seperti lahan pertanian, kebun campuran, dan hutan lindung... VI.1 Gambar VI.2. Peta status kawasan Gunung Pulosari berdasarkan SK Menhut No.195/Kpts-II/2003... VI.3 ix

Gambar VI.3. Lahan pertanian masyarakat dan tanaman kayu yang berada di sekitar Gunung Pulosari... VI.6 Gambar VI.4. Pal batas yang menandakan kawasan Gunung Pulosari berada di bawah pengelolaan Perum Perhutani... VI.7 Gambar VI.5. a) Sawah masyarakat yang terdapat di wilayah utara Gunung Pulosari dan b) Sumber air yang mengalir menuju air terjun Curug Sawer dan digunakan sebagai sumber air masyarakat... VI.8 Gambar VI.6. Salah satu area di sekitar Gunung Pulosari yang ditanami jenis tanaman kayu pertukangan jenis Sengon (Paraseriarenthes falcataria)... VI.9 Gambar VI.7. a) Coklat/kakao merupakan jenis tanaman perkebunan yang dibudidayakan masyarakat dan b) Kawasan budidaya tanaman kopi di sekitar jalur menuju ke arah puncak Gunung Pulosari... VI.10 Gambar VI.8. a) Pohon Nangka yang ditanam pada kawasan kebun campuran di sekitar Gunung Pulosari dan b) Jenis tanaman Mangga yang merupakan tanaman buah pada kebun campuran... VI.11 Gambar VI.9. Salah satu kawasan kebun campuran yang terdiri dari berbagai jenis tanamn seperti Sengon, Mahoni, Kayu Afrika, Durian, Cengkeh, Melinjo, dan tanaman musiman lainnya... VI.12 Gambar VI.10. Pemanfaatan bambu oleh masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan Gunung Pulosari... VI.13 Gambar VI.11. a) Kondisi tutupan hutan Gunung Pulosari, b) Lantai hutan yang ditumbuhi berbagai tumbuhan dan tipe tanah berbatu, dan c) Kondisi lantai hutan Gunung Pulosari... VI.14 Gambar VI.12. a) Area berkemah di sekitar kawah Gunung Pulosari dan b) kondisi vegetasi di sekitar kawah dengan struktur vegetasi berupa pandan, belukar, hingga pohon... VI.15 Gambar VI.13. Pembukaan lahan pada kawasan hutan Gunung Pulosari dengan cara membersihkan belukar dan menebang pepohonan kemudian membakarnya setalah kering... VI. x

Gambar VI.14. Kondisi tutupan lahan Gunung Pulosari menurut citra Landsat liputan tahun... VI. Gambar VI.15. Hasil analisis tutupan dan tata guna lahan Gunung Pulosari berdasarkan citra Landsat liputan tahun... VI. xi