Penyediaan fasilitas parkir untuk sepeda

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

GREEN TRANSPORTATION

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 24/IT3/LK/2015 TENTANG PEMBATASAN PENGGUNAAN KENDARAAN, JALAN, DAN AREA PARKIR DI LINGKUNGAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil survei, perhitungan dan pembahasan dapat diperoleh

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL

ENERGY AND CLIMATE CHANGE 2016

1. BAB 1 PENDAHULUAN

JALAN TOL BAGI KENDARAAN TIDAK BERMOTOR

Terdapat 3 (tiga) metode dalam memarkir kendaraan, diantaranya adalah:

BAB I PENDAHULUAN. berjalan beriringan, terlebih di Daerah Istimewa Yogyakarta. Arus perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN GREEN CITY

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun

Upaya Penghematan Konsumsi BBM Sektor Transportasi


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi dan mobilitas penduduk menjadi dua hal yang tidak dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian dan jumlah penduduk di suatu daerah. fasilitas transportasi yang cukup memadai untuk membantu kelancaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Yogyakarta terletak di Propinsi D. I. Yogyakrta mempunyai lokasi yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raden Roby Maulidan, 2014 Kesiapan Warga Kampus UPI Menuju ECO-Campus

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tranportasi yang melalui jalan-jalan di Yogyakarta.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2012 NOMOR : 16 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Dari serangkaian analisis yang telah dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan :

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. Nomor: 2 Tahun 2006 Seri: B PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL PENUMPANG

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Perkembangan jumlah kendaraan bermotor dirinci menurut jenisnya

BAB I PENDAHULUAN. dan pemukiman. Sebagaimana kota menurut pengertian Bintarto (1977:9)

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pengembangan sarana pendidikan berupa gedung baru di Universitas Atma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahan fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SUBDIT PEMBINAAN LINGKUNGAN KAMPUS (PLK)

Subdit Pembinaan Lingkungan Kampus (PLK)

Perencanaan Park and Ride Mayjend Sungkono Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi barang kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia yang semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kebutuhan Terhadap Pedoman Pejalan Kaki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Universitas Gadjah Mada merupakan salah perguruan tinggi negeri tertua

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

KEBIJAKAN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN

Transportasi Masa Depan Straddling Bus. Solusi untuk Mengatasi Kemacetan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

BAB IV ANALISIS TINGKAT PELAYANAN TERMINAL LEUWIPANJANG BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SEBAGAI PENGGUNA

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kereta api, angkutan air, dan angkutan udara (Warpani,1990). ke tahun 2014 yaitu hingga 10 juta unit dengan rata-rata rata-rata

TUGAS AKHIR KAJIAN PENGELOLAAN DAN PENGATURAN PERPARKIRAN DI KOMPLEK PERKANTORAN BANK INDONESIA JAKARTA

BAB V PEMBAHASAN. Kota Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai

polusi udara kendaraan bermotor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk menjawab tujuan dari penelitian tugas akhir ini. berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh di lapangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 STRATEGI DASAR MANAJEMEN LALU LINTAS

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Transportasi juga diharapkan memiliki fungsi untuk memindahkan obyek sampai tujuan dengan

Transkripsi:

TRANSPORTASI I. KEBIJAKAN PEJALAN KAKI DAN SEPEDA Penyediaan fasilitas parkir untuk sepeda Meskipun saat ini di beberapa unit di UNS sudah banyak yang menyediakan tempat parkir sepeda, tahun 2016 ini UNS mengadakan unit parkir sepeda dengan design seperti pada gambar di bawah ini. 1

2

Saat ini sudah dibangun sebanyak 14 unit shelter sepeda dengan masingmasing shelter berkapasitas 5 sepeda dialokasikan untuk Kompleks Gedung Rektorat, Gedung LPPM dan Fakultas. Karena design dibuat modular sehingga bisa diadakan secara modular. Diharapkan denan adanya shelter sepeda ini akan bisa mendorong lagi civitas academica untuk menggunakan sepeda ke kampus. Penggunaan sepeda listrik Satuan Pengamanan (Security) di lingkungan kampus Penggunaan sepeda listrik untuk operasional tenaga satuan pengamanan (security) akan menggurangi jumlah kendaraan bermotor di kampus, selain itu akan menggurangi konsumsi bahan bakar fosil. Pengurangan konsumsi bahan bakar fosil di lingkungan kampus akan mengurangi polusi udara. 3

Fasilitas kamar mandi shower bagi pengguna sepeda Fasilitas kamar mandi shower sangat perlu untuk membersihkan diri pengguna sepeda agar tetap segar sebelum beraktivitas di kampus. Fasilitas kamar mandi shower dalam gambar adalah yang tersedia di Fakultas Hukum. 4

Pembangunan jalur pedestrian yang mengakomodir kebutuhan difable Jalur pedestrian dibangun mengelilingi kampus UNS. Fasilitas untuk pejalan kaki ini juga dilengkapi ram untuk penyandang difabel dan fasilitas tempat sampah. Gambar Fasilitas ram pada jalur pedestrian UNS Tempat sampah sebagai kelengkapan fasilitas pedestrian/pejalan ka Pembangunan dan pengembangan bangunan selasar antar gedung Keberadaan selasar antar gedung yang terlindung dari cuaca (panas dan hujan) menjadikan pejalan kaki nyaman dan akan lebih memilih moda berjalan kaki untuk mencapai gedung/lokasi yang dituju. 5

Gambar Pembuatan selasar antar gedung, untuk memudahkan akses dan Pembuatan pedestrian ke rth untuk memudahkan kegiatan di ruang publik II. KEBIJAKAN PEMBATASAN KENDARAAN BERMOTOR DALAM KAMPUS Pembatasan penggunaan kendaraan bermotor bagi mahasiswa dengan prioritas parkir dosen/karyawan Terdapat pembatasan penggunaan kendaraan terutama mobilbagi mahasiswa di lingkungan kampus dengan membatasi ketersediaan parkir. Pembatasan parkir tersebut diantaranya dalam bentuk prioritas fasilitas parkir untuk dosen/karyawan baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat. 6

II. KEBIJAKAN PEMBATASAN LAHAN PARKIR Sistem Parkir Penjadwalan Penggunaan Lahan Parkir oleh Fakultas MIPA Sistem parkir F MIPA merupakan salah satu bentuk usaha dalam mengurangi penggunaan kendaraan bermotor di lingkungan kampus dengan membatasi penggunaan lahan parkir sepeda motor mahasiswa. Pembatasan tersebut berupa penjadwalan penggunaan lahan parkir yang dibagi berdasarkan hari dan program studi mahasiswa. Misalkan pada Hari 1 maka yang diperkenankan parkir dari Prodi A, Hari 2 untuk Prodi B, hari 3 untuk Prodi C, dan seterusnya. Pengaturan diwujudkan dalam bentuk stiker di kendaraan dan pemberian sanksi bagi yang melakukan pelanggaran. Pengelolaan dilakukan oleh BEM. 7

Pembatasan fasilitas parkir dengan smart card Gerakan pengurangan penggunaan kendaraan bermotor di lingkungan kampus dengan membatasi penggunaan lahan parkir sepeda motor mahasiswa. Pembatasan tersebut berupa pemberian kartu pintar (smart card) parkir dari ICT Fakultas Teknik dengan menggunakan system RFID. Kendaraan yang diperkenankan menggunakan fasilitas parkir hanya memperbolehkan parkir bagi kendaraan yang tercatat di data ICT. Pembangunan Gedung Baru berorienasi high rise building dengan fasilitas parkir di basement Pembangunan gedung sudah berorientasi high building dengan 8 lantai, sehingga dapat tetap mempertahankan ruang terbuka hijau di lingkungan kampus dilaksanakan di Fakultas Kedokteran. Penyediaan tempat parkir di 8

basement, untuk mengurangi ruang terbuka hijau yang dimanfaatkan untuk parkir. Mahasiswa kedokteran ketika melakukan kegiatan KOAS tidak diperkenankan membawa kendaraan pribadi 9

III. KEBIJAKAN BUS KAMPUS Gerakan Go To Campus by Bus Pencanangan gerakan Go to Campus by Bus pada even Civil Week, 2015 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik. Salah satu usaha untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor di lingkungan kampus UNS. Penggunaan Bus Kampus Bus kampus telah dioperasionalkan oleh UNS sejak tahun 2011 pilihan moda yang direkomendasikan sebagai salah satu moda tranportasi hijau di dalam kampus karena mempunyai kapasitas angkut relatif besar dibandingkan dengan motor maupun mobil pribadi, sehingga dapat mengurangi kemacetan lalu lintas, mengurangi emisi gas buang dan dampak kebisingan jika diakumulasikan dengan penggunaan motor maupun mobil pribadi. Para civitas akademika UNS dapat menggunakan fasilitas bis kampus ini dengan tanpa dipungut biaya (gratis). Penggunaan bus kampus juga akan mengurangi pemakaian energi transportasi dunia yang masih tergantung menggunakan bahan bakar 10

minyak dari fosil yang keberadaannya semakin sedikit. Kapasitas angkut yang relatif besar jika dibandingkangkan dengan motor atau mobil pribadi, dalam penggunaan bahan bakar minyak fosil akan lebih sedikit, sehingga secara akumulasi bisa mengurangi penggunaan bahan bakar tersebut. Penggunaan bus kampus sebagai moda transportasi umum dalam kampus akan mengefisienkan penggunaan lahan di kampus, karena akan mengurangi lahan kampus yang digunakan untuk areal parkir motor maupun mobil pribadi, dan mengurangi infrastruktur jalan yang digunakan untuk motor dan mobil pribadi. Pengalihan penggunaan motor dan mobil pribadi ke transportasi bus kampus, secara bertahap akan dapat mengurangi lahan parkir untuk motor dan mobil pribadi yang sudah ada dan tidak memikirkan lagi pengembangan lahan parkir lagi. Hal ini berdampak pada kondisi mempertahankan luas Ruang Terbuka Hijau sekitar 30 % dari luas lahan kampus yang disyaratkan sebagai kriteria green campus Gambar Bus Campus UNS GambarPeta Rute Bus Kampus Tim Green Campus, 2016) 11