BAB I PENDAHULUAN. Page 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN. dan objek penelitian terdapat sub bab perumusan masalah, tujuan masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan merupakan industri yang sangat berkembang cepat

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB II PROSES BISNIS. 11 Sumber: Dendawijaya, 2005: 55.

BAB I PROFIL PERUSAHAAN. Bank pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibiayai, perbankan lebih memilih mengucurkan dana untuk kredit ritel dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha. panjang di industri perbankan di Indonesia. Bank BTN telah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan memiliki peranan yang strategis dalam

BAB 3 OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO

BAB III APLIKASI DANAREKSA OBLIGASI REPO RITEL (DORR) DI PT. DANAREKSA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha. sejak tahun 1897 dengan nama Postspaarbank. Di era kemerdekaan,

9

RANCANGAN KRITERIA PENILAIAN DEBITUR KREDIT MIKRO UNTUK MEMINIMASI KREDIT MACET DI BANK X

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung

14,87% 17,43% 17,97% 13,69%

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT SKALA MIKRO PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A20110 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan baru. Persaingan dan perkembangan yang cukup pesat pada

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BABI PENDAHULUAN. Banyak tuntutan dari para pelaku bisnis (pengusaha) dan juga pakar ekonomi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara

PT. : : : ABSTRAK

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha Pemerintah Republik Indonesia mengubah nama Postspaarbank

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu

PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL BANK MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

Laporan Direktur Utama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penerapan Business Intelligence (BI) pada perusahaan perbankan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah salah satu perusahaan perbankan swasta yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam berbagai kegiatan, berbagai macam kebutuhan selalu

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak dimana 99,7% atau

Maintaining Performance in a Year of Challenges

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian mempunyai peranan penting bagi pergerakan roda perekonomian

II. PT. BANK GANESHA

BAB II. PROFIL PERUSAHAAN PT. BTPN Tbk Medan. dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada tahun 1958 di

Press Release. BNI Layani 1,4 Juta Nasabah Prudential

luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional.

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, politik dan krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Krisis

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/25/PBI/2004 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu

I. PENDAHULUAN. menggerakan roda perekonomian (Undang-Undang No.7 tahun 1992 pasal 1).

I. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia berdasarkan data statistik tahun 2004, dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun

I PENDAHULUAN. 1 Jumlah bank di Indonesia.21 Maret inibank.wordpress.com [3 Juni 2010]

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kecamatan Blambangan Umpu. wilayah administratif Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. (lack of fund) menjadi pilar penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat

Menuju UKM Mandiri. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

BAB 2 PROSES BISNIS PT DANAREKSA (PERSERO)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nasabah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Diskusi dan Analisis Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. dana dalam bentuk simpanan seperti tabungan, deposito, giro, dan lain-lain dari

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Profil Perusahaan I.2.1 Sejarah Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. modal dasar pada saat itu berjumlah Rp ,- (dua ratus lima

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan No. C HT tahun 1992 serta

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI) PT.Bank DBS Indonesia adalah bagian dari DBS Group yang berkantor pusat

KERANGKA PEMIKIRAN III.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III GAMBARAN UMUM PT BANK MEGA TBK. didirikan pada tahun 1969 dan berkedudukan di Surabaya, selanjutnya pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTITUSI. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) pada awalnya bernama Bank

Sambutan Komisaris Utama

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Bank Agroniaga pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari

BAB I PENDAHULUAN. global yang terjadi di kawasan Amerika dan Eropa dalam beberapa tahun terakhir,

PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 7/25/PBI/2005 TENTANG SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO BAGI PENGURUS DAN PEJABAT BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang menetapkan kemudahan bagi

Bab 3. Analisis Sistem yang Berjalan

STIE DEWANTARA Manajemen Bank

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

BAB I PENDAHULUAN. oleh bank dalam bentuk kredit ataupun dalam bentuk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. jasa lalu lintas pembayaran dan sebagai sarana dalam kebijakan moneter.

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) sekarang dapat dilihat dari gambar di bawah ini: Pendirian Bank Mayapada Internasional

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. kemampuan kerja dan kemampuan-kemampuan lainnya. Pesatnya pertumbuhan perbankan di Indonesia menyebabkan diperlukannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk menanamkan dananya adalah deposito berjangka. Menurut Ismail

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, industri perbankan terus berkembang dengan pesat mengingat pentingnya industri ini dalam pembangunan ekonomi nasional. Kehadiran industri perbankan ini sangat dirasakan manfaatnya dalam menghimpun dana masyarakat (dalam bentuk tabungan, deposito, giro dan lain-lain) dan menyalurkannya dalam bentuk kredit kepada masyarakat maupun badan usaha yang membutuhkannya. Dewasa ini sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) semakin menjadi perhatian perbankan nasional di tengah sisa bayang-bayang krisis ekonomi. Selama krisis ekonomi tahun 1997-1999, sektor UMKM terbukti lebih mampu bertahan menghadapi badai krisis. Selain itu, peran strategis UMKM dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dari besarnya kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja dan besarnya pelaku UMKM. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik bulan Maret 2007, jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 48.929.696 dan kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja mencapai lebih dari 85%. Sedangkan dari perspektif bisnis perbankan, UMKM memiliki daya tarik karena pertimbangan profitabilitas, potensi pasar, diversifikasi pendapatan, diversifikasi risiko, loyalitas debitur dan sensitifitas suku bunga yang rendah. Dengan demikian suatu fenomena yang logis apabila pasca rekapitalisasi semua bank-bank nasional yang pada periode sebelumnya tidak tertarik dengan UMKM seperti Bank BNI, Bank Danamon, Bank Mandiri kini berlomba-lomba menyiapkan strategi penetrasi untuk memperebutkan pasar UMKM yang sangat menjanjikan. Oleh karena itu bank X sebagai salah satu bank BUMN harus meningkatkan keunggulan bersaingnya agar mampu bersaing dengan bank atau lembaga perkreditan lainnya sehingga memperoleh keuntungan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pendapatan bank X sebagian besar berasal dari bunga kredit disamping pendapatan lainnya seperti komisi, Page 1

transfer, inkaso dan sebagainya. Dengan demikian penyaluran kredit Yang tepat akan membawa keuntungan yang besar bagi bank. Oleh karenanya bank X harus berhati-hati dalam menyalurkan kreditnya. Sebelum menyalurkan kredit kepada seorang calon debitur, bank X harus menilai dulu kelayakan proposal kreditnya. 1.2. Sejarah Perusahaan Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status Bank X berubah menjadi Persero yang kepemilikannya masih 100% ditangan Pemerintah. PT. Bank X (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 didasarkan pelayanan pada masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus pemberian fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada perkembangan penyaluran KUK pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September sebesar Rp. 20.466 milyar. Dalam kondisi persaingan di industri perbankan pasca rekapitalisasi, Bank X tetap teguh dengan komitmen pembangunan UMKM, melakukan investasi terus-menerus untuk memperkuat infrastruktur pelayanan di sektor UKM, baik infrastruktur sumber daya manusia, teknologi informasi dan penguatan infrastruktur bidang social responsibility secara luas, untuk mendukung visi bisnis yang tetap berpihak kepada sektor UMKM dengan target kuantitatif penyaluran kredit minimal sebesar 80% dari total portfolio kredit. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka sampai bulan Maret 2008, bank X mempunyai Unit Kerja yang berjumlah 5.072 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BANK X, 14 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi/SPI, 348 Kantor Cabang (Dalam Negeri), 237 Kantor Cabang Pembantu (KCP), 89 Pos Pelayanan Desa, 36 Kantor Kas, 27 Kantor Cabang Syariah, 18 Kantor Cabang Pembantu Syariah dan 4.302 bank X Unit Mikro. Sampai pada kuartal I/2008, Kantor Pusat, seluruh Kantor Wilayah, Kantor Page 2

Cabang, KCP serta lebih dari 2.500 bank X Unit Mikro telah terhubung secara real time on line. Proses real time on line akan terus dilanjutkan sejalan dengan perkembangan bisnis dan kebutuhan nasabah. 1.3. Bidang Usaha 1.3.1 Visi dan Misi Visi Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Misi Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek good corporate governance Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan 1.3.2 Award Sepanjang pengelolaannya, bank X telah mendapat berbagai macam penghargaan, beberapa diantaranya adalah : Tabel 1.1 Penghargaan yang diperoleh BANK X TAHUN PENGHARGAAN 2006 Bisnis Indonesia Award SWA Best Brand Award Infor Bank Kinerja Keuangan Finance Bank Best Investor Relation Asia Banker Retail Finance Service Euro Money Best Brand Indonesia 2005 Indonesia Customer Loyalty Award Page 3

2004 The Best BUMN Superbrand Indonesia Wajib Pajak Patuh Padma Award Bank Terbaik Indonesia Best Brand Award (IBBA) Bisnis Indonesia Award Bank terbaik versi majalah Investor Entrepreneur Agribisnis Award Annual Report Award 2003 Bank Terbaik National Customer Award Indonesia Best Brand Award (IBBA) The Best Public Bank Based on EVA Concept 2002 Indonesia Best Brand Award (IBBA) Bank Terbaik Others Penghargaan Rating Tertinggi Infobank Award Perusahaan pendukung e-government ICT Award Penghargaan e-company Gatra Customer Servis Award FAO Award BANK X ISO 9001 Bidang Risk Based Audit 1.4. Unit Analisis Dalam pengelolaan organisasinya, bank X memiliki sebuah Dewan Komisaris yang terdiri dari 1(satu) orang ketua dan 6(enam) orang anggota serta sebuah Dewan Direksi yang beranggota 1(satu) orang Direktur Utama dan 9(Sembilan) orang anggota Dewan Direksi lainnya yang memiliki fungsi dan tanggung jawab yang berbeda. Sedangkan susunan organisasi bank X adalah sebagai berikut : Page 4

AGM Board of Commissioners Audit Committe Sharia Supervision Board Board of Directors Commitees**) Commitees*) President Director (CEO) MSME Consumer Banking Corporate Business Finance Credit Administration & Credit Risk Analysis Operations Compliance Business Planner Micro Business Desk IVP Retail Business Regional Offices Consumer Fund & Service Credit Card Consumer Loan Sales & Marketing Support Business Planner Agribusiness Corporate Loan Program Loan Special Branch Office Planner Staff Treasury Accounting & Financial Management s International Business Overseas Branch Offices Credit Risk Analysis Restructuring & Recovery Loan Credit Administration Planner Staff Operations s Technology & Information System Logistic Education & Training Desk of Compliance Risk Management Strategic Planning & Business Development Legal Internal Audit Corporate Secretary Human Resources Management Branch Offices Sharia Unit Business Sharia Branch Offices * Committess in Commisioner : Nomination & Remuneration ; Risk Management Monitoring ** Committees to assists BOD : Risk Management Committee, Credit Committee, ALCO, IT Committee, PMO Committee Gambar 1.1 Struktur Organisasi BANK X Page 5

Bank X membagi pelaksanaan kegiatan operasionalnya dalam beberapa divisi atau unit. Beberapa divisi tersebut diantaranya : a. Divisi Administrasi Kredit dan Analisis Resiko Kredit Yang bertugas membuat kebijakan mengenai kredit dan bertanggungjawab terhadap recovery kredit-kredit bermasalah. b. Divisi Operasional yang menangani teknologi informasi yang digunakan bank X dan mengadakan training berkala untuk para karyawan. c. Divisi Pengembangan Bisnis yang bertugas membuat rencana strategi jangka panjang dan mengembangkan ide-ide baru untuk memenuhi keinginan nasabah. d. Divisi Finance, termasuk di dalamnya divisi Internasional, yang menangani kegiatan operasional yang berhubungan dengan transaksi dan hubungan luar negeri seperti membawahi cabang-cabang di luar negeri yang dimiliki oleh bank X, transaksi valuta asing dan sebagainya. e. Divisi Bisnis Corporate, yang menangani pinjaman skala besar diatas Rp 50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah) untuk konsumen perusahaan atau industri. f. Divisi Consumer Banking, yang menangani kegiatan operasional tabungan dan deposito konsumen, kartu kredit serta kredit konsumen g. Divisi MSME (Micro, Small, Medium Enterprises), yang menangani masalah perkreditan untuk usaha mikro, kecil dan menengah dengan plafond kredit maksimal Rp.5.000.000.000 (lima milyar rupiah). Termasuk didalamnya adalah divisi unit syariah. Dalam bab-bab selanjutnya, pembahasan hanya akan difokuskan kepada kegiatan perkreditan, terutama di divisi MSME. Divisi ini menangani perkreditan di tingkat usaha mikro, kecil dan menengah. Namun pembahasan hanya difokuskan pada kredit mikro bank X yaitu kredit Y dengan plafond kredit maksimal Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah). Page 6

1.5. Isu Bisnis Salah satu ukuran keberhasilan operasional sebuah bank adalah keberhasilan dalam mengelola pinjaman (kredit) yang diberikan kepada debitur, karena penempatan dana bank yang terbesar adalah di bidang pemberian pinjaman. Sampai saat ini, pendapatan terbesar dari kegiatan operasional sebuah bank di Indonesia masih didominasi oleh pendapatan bunga pinjaman (kredit). Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa peran strategis UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dari besarnya kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja yang mencapai lebih dari 85%. UMKM telah terbukti dapat bertahan pada krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada akhir tahun 1990-an. Bagi perbankan nasional, salah satu masalah yang setidaknya masih menjadi pekerjaan rumah di dalam pembiayaan UMKM, yaitu masih adanya kesenjangan antara sudut pandang perbankan dengan kacamata pelaku bisnis UMKM. Salah satu indikator adalah adanya UMKM yang sebenarnya profitable tetapi dari kacamata perbankan tidak bankable. Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan UMKM yang profitable dan bankable, diperlukan suatu analisis kredit yang menyeluruh. Berdasarkan analisis kredit ini dapat dihasilkan keputusan kredit yang baik. Sedangkan tujuan dari analisis kredit dalam putusan pemberian kredit yaitu untuk menilai tingkat kelayakan usaha/debitur dan untuk menentukan tingkat resiko calon debitur Hal lain yang harus diperhitungkan adalah bagaimana cara menentukan pendekatan dasar yang akan digunakan dalam analisis dan evaluasi kredit. Secara garis besar, terdapat 2 macam pendekatan dasar dalam analisis kredit, yaitu pendekatan judgement dan pendekatan obyektif. Pendekatan judgement menggunakan beberapa informasi kredit, antara lain pengetahuan khusus dan pengalaman sebagai dasar pengambilan keputusan. Sedangkan pendekatan obyektif menggunakan analisa 5C (character, capital, capacity, collateral dan Page 7

condition of economy) serta statistical analysis sebagai dasar pengambilan keputusan. Selama ini proses pengambilan keputusan pemberian kredit untuk usaha mikro di bank X dilakukan dengan pendekatan judgement dengan berdasarkan nilai RPC (Repayment Capacity atau kemampuan membayar) dan nilai agunan. Sesuai dengan batasan risiko oleh Basel II, pinjaman untuk usaha mikro dikenakan bobot risiko sebesar 75%. Oleh karena itu, nilai RPC diperoleh dari penghasilan bersih per bulan dikalikan 75%. Ketentuan yang selama ini diterapkan adalah bahwa angsuran pokok per bulan + bunga yang dibayarkan oleh debitur tidak boleh lebih besar (>) daripada RPC. Jika angsuran pokok per bulan + bunga > daripada RPC, maka pemberian kredit akan ditolak. Permasalahan yang timbul adalah proses pengambilan keputusan kredit mikro tersebut hanya memperhatikan 2(dua) faktor yaitu nilai RPC dan agunan, namun tidak memperhatikan variabel-variabel lain yang mungkin juga menentukan kredit macet misalnya variabel usia, lama usaha, status perkawinan, jangka waktu pemberian kredit dan tujuan penggunaan kredit. Oleh karena itu bank X membutuhkan pendekatan lain yang memperhitungkan dan memperhatikan variabel-variabel yang akan menentukan kredit macet sehingga proses pengambilan keputusan kredit dapat lebih dipertanggungjawabkan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan obyektif dengan menggunakan konsep 5C dan statistical analysis sebagai dasar pengambilan keputusan. Dengan menggunakan pendekatan ini, dapat dilihat variabel-variabel apa saja yang akan menentukan kredit macet atau lancar. Berdasarkan variabel-variabel tersebut dapat dibuat suatu profil debitur yang kemungkinan akan mengalami kredit macet. Flowchart penelitian dapat digambarkan di bawah ini sebagai berikut : Page 8

Obyek penelitian Kredit mikro Bank X Identifikasi Masalah - variabel apa yang menentukan kredit macet Tujuan Penelitian Memberikan analisis variabel apa yang menentukan kredit macet serta memberikan gambaran mengenai profil debitur kredit macet Studi Pustaka Uji Signifikansi Uji Korelasi Uji proporsi dengan jml sampel berbeda Pengumpulan Data Jumlah data debitur sebesar 5900 buah diambil dari pengumpulan data yang telah dilakukan sebelumnya oleh divisi MSME Analisa 5C Character, Capital, Capacity, Collateral, Condition of economy Analisa Statistik Uji signifikansi chi-square Uji korelasi spearman Uji proporsi kredit macet Profil debitur Kupedes Implementasi Kesimpulan & Saran Gambar 1.2 Flowchart penelitian Page 9