KEHILANGAN & BERDUKA Oleh Mfm
Pengertian Kehilangan adalah perubahan dari sesuatu yang ada menjadi tidak ada atau situasi yang diharapkan terjadi tidak tercapai. Kehilangan dapat diartikan juga sebagai suatu kondisi dimana seseorang mengalami kekurangan akan sesuatu yang sebelumnya ada, misalnya kematian orang yang dicintai, PHK. Berduka merupakan respon individu terhadap kehilangan.
Berduka Disfungsional Berduka disfungsional adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami berduka yang berkepanjangan dan terlibat dalam aktivitas yang menyimpang (Carpenito Carpenito, 1999/2000).
Respon kehilangan Respon adaptif Respon maladaptif Penyangkalan Marah Tawar depresi penerimaan (anger) menawar (acceptance) (bargaining)
Tahap berduka akibat kehilangan Fase Penyangkalan Rx pertama kehilangan syok, tdk percaya atau menyangkal kenyataan bahwa kehilangan itu memang terjadi. Rx sering dg perkataan Ini tidak mungkin Saya tidak percaya itu terjadi Biasa kematian orang yg dicintai, tetap merasa orang itu masih hidup Perubahan fisik: letih, lemah, pucat, mual, diare, gg pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah
Fase marah Tahap berduka.. Indiv mulai sadar akan kenyataan terjadi kehilangan menunjukkan rasa marah yg meningkat yg diproyeksikan pd orang yg berada dilingkungannya atau orang tertentu Rx fisik : muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal. Mis: kematian anak di RS : mungkin bicara kasar, menuduh dokter, perawat tidak mampu merawat.
Tahap berduka Fase Tawar menawar Indiv telah mampu mengungkapkan rasa marah. Rx (dg kata-kata) kata) : Kenapa harus terjadi dengan keluarga saya Kalau saja yg sakit bukan anakku Seandainya saya hati-hati. hati. Fase depresi Menunjukkan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa. Gej fisik : menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun.
Fase Penerimaan Tahap berduka.. Perhatian indiv beralih pd objek baru. Pikiran pada objek atau orang yg hilang mulai berkurang atau hilang. Dinyatakan dg kata-kata: kata: Apa yg dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh ; Yach akhirnya saya harus operasi Bila indiv dpt mll fase-fase sampai fase penerimaan proses berduka dan mengatasi perasaan berduka dg tuntas. Bila indiv tidak sampai fase penerimaan penerimaan jk kehilangan lagi tetap pada fase depresi. sulit masuk fase indiv mungkin berada
Tanda dan Gejala adanya ungkapan kehilangan menangis gangguan tidur kehilangan nafsu makan susah konsentrasi karakteristik berduka yang berkepanjangan Waktu mengingkari kenyataan kehilangan yang lama sedih berkepanjangan adanya gejala fisik yang berat keinginan untuk bunuh diri
Tanda berduka disfungsional Adaptasi terhadap kehilangan yang tidak berhasil Depresi, menyangkal yang berkepanjangan Reaksi emosional yang lambat Tidak mampu menerima pola kehidupan yang normal
Pengkajian Faktor Predisposisi 1. Genetik Indv yg dibesarkan dlm kelg yg mempunyai riwayat depresi sulit mengembangkan sikap optimis dlm menghadapi masalah. 2. Kesehatan Jasmani Indiv yg keadaan fisik sehat, pola hidup teratur cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress lebih tinggi dari yg mengalami gg fisik
3. Keadaan mental Pengkajian Indiv yg mengalami gg jw terutama ada riwayat depresi yg ditandai perasaan tidak berdaya, pesimis, telah dibayangi perasaan yg suram biasa sangat peka dlm menghadapi situasi kehilangan 4. Pengalaman kehilangan dimasa lalu Indiv yg trauma mengalami kehilangan masa lalu, sulit mencapai fase penerimaan.
Fc Presipitasi Pengkajian.. Berupa : stress nyata, imajinasi indiv spt: kehilangan kes, kehilangan fs seksual, kehilangan harga diri, kehilangan pekerjaaan, kehilangan peran, kehilangan posisi di masy Perilaku Indiv yg mengalami kehilangan cenderung menggunakan mekanisme koping : denail, regresi, disosiasi, supresi, proyeksi
Masalah Keperawatan Kehilangan Berduka disfungsional
Rencana Tindakan Tahapan 1. Mengingkari (Denial) Tindakan keperawatan: Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaannya: a. Secara verbal mendukung pasien tetapi tidak mendukung denialnya b. Tidak membantah denial pasien, tetapi menyampaikan fakta- fakta, seperti pemakaman dilakukan jam lima sore c. duduk disamping pasien d. teknik komunikasi diam dan sentuhan e. perhatikan kebutuhan dasar pasien
Tahapan. 2. Marah (Anger) Tindakan Keperawatan: Mendorong dan memberi waktu pada pasein untuk mengungkapkan kemarahan secara verbal tanpa melawan dengan kemarahan: a. Bantu pasien/ keluarga untuk mengerti bahwa marah adalah suatu respon yang normal untuk merasakan kehilangan dan ketidak berdayaan. b. fasilitasi ungkapan kemarahan pasien dan keluarga c. hindari menarik diri dan dendam karena pasien/keluarga bukan sedang marah pada perawat d. tangani kebutuhannya pada segala reaksi kemarahan
Tahapan.. 3. Tawar-menawar (Bergaining) Tindakan Keperawatan: Membantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah dan perasaan takutnya: a. dengarkan dengan penuh perhatian b. ajak pasien bicara untuk mengurangi rasa bersalah dan ketakutan yang tidak rasional c. berikan dukungan spiritual
Tahapan.. 4. Depresi Tindakan Keperawatan: a. mengidentifikasi tingkat depresi dan membantu mengurangi rasa bersalah b. Memberikan kesempatan pasien untuk mengkspresikan kesedihannya c. memberi dukungan non verbal dengan cara duduk disamping pasien dan memegang tangan pasien d. Hargai perasaan pasien e. Bersama pasien membahas pikiran negative yang sering muncul f. Latih mengidentifikasi hal positif yang masih dimiliki
Tahapan.. 5. Penerimaan (Acceptance) Tindakan Keperawatan: a. Membantu pasien mengidentifikasi rencana kegiatan yang akan dilakukan b. Bantu keluarga dan pasien untuk bias mengerti penyebab kematian c. jika keluarga mengikuti proses penguburan maka dapat dilakukan : - Ziarah (menerima kematian) - Melihatt photo-photo proses pemakaman d. mengurus surat-surat yang diperlukan: - pensiun - menutup rekening (buku bank)
Intervensi Berduka Disfungsional Individu Membina hubungan saling percaya dengan klien Berdiskusi mengenai kondisi klien saat ini (kondisi pikiran, perasaan, fisik, sosial, dan spiritual sebelum/ sesudah mengalami peristiwa kehilangan dan hubungan antara kondisi saat ini dengan peristiwa kehilangan yang terjadi).
Berdiskusi cara mengatasi berduka yang dialami Cara verbal (mengungkapkan perasaan) Cara fisik (memberi kesempatan aktivitas fisik) Cara sosial (sharing melalui self help group) Cara spiritual (berdoa, berserah diri) Memberi informasi tentang sumber-sumber komunitas yang tersedia untuk saling memberikan pengalaman dengan seksama. Membantu klien memasukkan kegiatan dalam jadual harian. Kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa di Puskesmas
Intervensi Berduka Disfungsional Keluarga Berdiskusi dengan keluarga tentang masalah kehilangan dan berduka dan dampaknya pada klien. Berdiskusi dengan keluarga cara-cara mengatasi berduka yang dialami oleh klien Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien dengan berduka disfungsional Berdiskusi dengan keluarga sumber-sumber bantuan yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga untuk mengatasi kehilangan yang dialami oleh klien