BAB I PENDAHULUAN. ada sehingga setiap manusia diharapkan mampu menghadapi tantangan sesuai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional di Indonesia dilaksanakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. darah Indonesia. Dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I. Dalam kehidupan bernegara yang semakin komplek baik mengenai. masalah ekonomi, budaya, politik, keamanan dan terlebih lagi masalah

BAB III PENUTUP. Yogyakarta dalam perwujudan dan pelaksanaan Undang-undang Nomor Implementasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guna mencapai tujuan pembangunan nasional maka dalam

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai tanggung jawab. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ini, yakni: pertama, memberikan layanan civil (Civil Service); kedua,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah dinyatakan tujuan nasional

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas kekuasaan belaka, maka segala kekuasaan negara harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUHAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang semakin meningkat mengandung resiko pencemaran dan. yang menjadi pendukung kehidupan manusia telah rusak.

BAB I PENDAHULUAN. berkompetensi dan memiliki dedikasi tinggi pada Pancasila dan Undang. Negara. Pegawai Negeri merupakan tulang punggung Pemerintahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal ini dapat dibuktikan dalam Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bernegara bagi bangsa Indonesia terdapat dalam Pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kepastian hukum bagi jalannya kehidupan organisasi pemerintahan di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

2 sumber daya manusia, peran masyarakat, dan dukungan pendanaan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan adanya upaya terarah, terpadu, dan

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yaitu kesejahteraan, adil dan makmur yang tercantum dalam. Pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Negara yang berlandaskan atas dasar hukum ( Recht Staat ), maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini rasanya cukup relevan untuk membicarakan masalah polisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang jabatannya atau profesinya disebut dengan nama officium nobile

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan tanpa kecuali. Hukum merupakan kaidah yang berupa perintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu elemen penting dalam dunia usaha adalah masalah. dalam ketenagakerjaan, dan hal tersebut harus dapat diatasi secara

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan memiliki fungsi perlindungan kepada masyarakat (protective function).

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki derajat yang sama dengan yang lain. untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran. Dalam Pasal 2 Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belakangan ini banyak sekali ditemukan kasus-kasus tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan genersi penerus bangsa di masa yang akan datang,

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4, yaitu melindungi. perdamaian abadi dan keadilan sosial. 2

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. profesi sebagai acuan, sama seperti hakim dan jaksa. karena hal seperti itu tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi pemerintah dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permasalahan kesejahteraan sosial di Kota cenderung meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini diuraikan dalam Penjelasan Umum Undang-undang Nomor 5 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa akal budi dan nurani

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan tersebut selain melanggar dan menyimpang dari hukum juga

BAB I PENDAHULUAN. mengatur yang disebut pemerintah (government). Konsep, ajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN. empat dunia setelah China, India dan Amerika Serikat, jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Peran dinas perhubungan dalam mendukung peningkatan pendapatan asli daerah di Kabupaten Magelang

BAB I PENDAHULUAN pada alinea keempat yang berbunyi Kemudian dari pada itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan empat pokok pikran tersebut maka, Pembukaan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting untuk meningkatkan upaya pembaharuan hukum. nasional dalam Negara Republik Indonesia sebagai Negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

BAB I PENDAHULUAN. maupun nonlitigasi. Sejak dulu keberadaan advokat selalu ada semacam. penguasa, pejabat bahkan rakyat miskin sekalipun.

BAB I PENDAHULUAN. maupun anak. Penangannanya melalui kepolisian kejaksaan Pengadilan

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan Pegawai Negeri Sipil. Maka dari itu dikatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. dinikmati oleh segelintir anak-anak yang berada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara merupakan salah satu asas pokok. pembentukan pemerintah Negara Kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN. negara hukum. Negara hukum merupakan dasar Negara dan pandangan. semua tertib hukum yang berlaku di Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mahluk sosial dan sebagai mahluk individu. Dalam kehidupan sehari-harinya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan atau yang sering disamakan dengan cita-cita bangsa Indonesia

BAHAN TAYANG MODUL 5

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hukum berkembang mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dirumuskan demikian:

BAB I PENDAHULUAN. 1945), di dalam Pembukaan alinea pertama menyatakan bahwa sesungguhnya

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pelaksanaan dan penerapan ketentuan hukum pidana materiil,

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai extraordinary crime atau kejahatan luar biasa. penerapannya dilakukan secara kumulatif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara dapat dipandang sebagai persekutuan manusia yang hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Pembangunan tersebut sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara berdasarkan UUD 1945 sebagai konstitusi

BAB I PENDAHULUAN. kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik sesuai dengan minat dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang. dalam mendukung pembangunan nasional. Berhasilnya perekonomian

Oleh: Retno Arifingtyas NIM. E BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

ABSTRAK. Kata kunci : perpustakaan, undang-undang, pengembangan koleksi PENDAHULUAN

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

BAB I PENDAHULUAN. maupun dewasa bahkan orangtua sekalipun masih memandang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah merupakan bagian yang paling penting dan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diantaranya adalah persaingan antara siswa sebagai peserta didik yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha setiap bangsa untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga membantu memperlancar pelaksanaan pembangunan nasional Indonesia. Usaha pendidikan ini ditujukan untuk mengembangkan cipta, rasa, dan karsa yang ada sehingga setiap manusia diharapkan mampu menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, maupun kehidupan global. mengatakan: Sejalan dengan hal tersebut, Prof. MR. Kuntjoro Purbopranoto Pendidikan adalah proses atau usaha setiap bangsa yang tak terputus-putus sifatnya di dalam segala tingkat kehidupan manusia, sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan yang bertujuan untuk mencapai kesempurnaan dan kedewasaan pada manusia, agar dengan kesadaran dan tanggung jawab dapat menghadapi pelbagai persoalan hidup 1 Di sisi yang lain, Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan menjelaskan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, 1. Prof. DR. Kuntjoro Purbopranoto, 1976, Hak-Hak Azasi Manusia dan Pancasila, Pradnya Paramita, Jakarta, hlm. 147 1

2 kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan juga merupakan suatu amanat dari Pembukaan Undang- Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945 alinea keempat yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Di tinjau dari Pasal 1 ayat (2) Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa salah satu tujuan pembentukan Pemerintah Negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan harus dipahami sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pembentukan Negara Indonesia. Pendidikan merupakan elemen dasar dari pembangunan nasional yang mampu menghantarkan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Pendidikan adalah kata kunci untuk meningkatkan kesejahteraan dan martabat bangsa. Tak salah jika kita sebut pendidikan sebagai pilar pokok

3 dalam pembangunan bangsa. Tinggi-rendah derajat suatu bangsa bisa dilihat dari mutu pendidikan yang diterapkannya. Merujuk pada Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran. Pendidikan juga merupakan pengamalan terhadap Hak Asasi dari seluruh warga Negara Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut, Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga menegaskan bahwa setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Dewasa ini banyak sekali warga Negara Indonesia yang tidak dapat mengenyam pendidikan, walaupun pendidikan adalah hak setiap warga negara. Sebagian besar warga Negara Indonesia yang tidak dapat memperoleh pendidikan adalah anak-anak. Menurut data resmi yang dihimpun dari 33 Kantor Komnas Perlindungan Anak (PA) di 33 provinsi, jumlah anak putus sekolah pada tahun 2009 sudah mencapai 11,7 juta jiwa. Khusus di Daerah Istimewa Yogyakarta, jumlah anak yang putus sekolah menurut Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009 berkisar sekitar 1.563 anak. 2 Berikut adalah tabel yang menunjukan data anak putus sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta 2 Sumber Data: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Propinsi Daerah Istimewa

4 Data Keseluruhan Anak Putus Sekolah di Provinsi DIY No Kabupaten/ Kota Putus Sekolah 1 2 3 4 5 Bantul Sleman Gunung Kidul Kulon Progo Yogyakarta 584 179 327 330 143 Jumlah Total 1.565 Ini adalah hal yang cukup ironis, dimana anak-anak merupakan generasi penerus bangsa yang seharusnya memperoleh pendidikan dasar yang terbaik sehingga masa depan bangsa dapat terjamin dengan baik. Pendidikan dasar yang seharusnya diperoleh anak-anak yaitu program pemerintah Wajib Belajar 12 tahun. Program Wajib Belajar 12 tahun ini berjenjang mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau yang sederajat. Faktor yang menyebabkan anak-anak tidak dapat mengenyam pendidikan antara lain kemiskinan, biaya pendidikan yang semakin mahal, kemalasan, dan keadaan anak yang sudah merasa nyaman dengan pekerjaan mereka sehingga mereka lebih mengutamakan bekerja dari pada belajar. Anak yang bekerja ini biasanya untuk membantu perekonomian keluarga mereka, dengan keadaan mereka yang sudah merasa nyaman karena mendapat penghasilan maka mereka pun meninggalkan kewajibannya untuk belajar. Pekerjaan yang dilakukan anak-anak usia sekolah untuk membantu

5 keluarga mereka antara lain menjadi penjual koran, pengamen jalanan bahkan menjadi buruh bangunan. Faktor lain yang menyebabkan anak putus sekolah yaitu tidak lulus Ujian Akhir Nasional dan paradigm masyarakat yang mengatakan bahwa pendidikan itu kurang penting. Kewajiban pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan dasar pun hingga saat ini masih sangat jauh dari yang diharapkan. Masih terlalu banyak penduduk Indonesia yang belum tersentuh pendidikan. Selain itu, layanan pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan bermutu pun masih hanya di dalam angan. Hal ini seharusnya menjadi perhatian penting dari pemerintah Negara Indonesia khususnya pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta karena pendidikan bukan hanya sebagai pengamalan terhadap hak asasi manusia tapi juga sebagai pelaksanaan dari kewajiban asasi manusia. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk menulis tentang: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BAGI ANAK PUTUS SEKOLAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah implementasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pemenuhan hak anak untuk memperoleh pendidikan bagi anak putus sekolah ditinjau dari Undang-

6 undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta? 2. Kendala apa saja yang dihadapi oleh pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dan upaya apa saja yang dilakukan oleh pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam melaksanakan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bagi anak putus sekolah? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui implementasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pemenuhan hak anak untuk memperoleh pendidikan bagi anak putus sekolah ditinjau dari Undangundang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak khususnya di Daerah Istimewa YogyakartaUntuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan hak anak dalam memperoleh pendidikan ditinjau dari Undang- undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta 2. Untuk Kendala apa saja yang dihadapi oleh pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dan upaya apa saja yang dilakukan oleh pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam melaksanakan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bagi anak putus sekolah

7 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Penulisan hukum ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti serta menambah pengetahuan peneliti dalam kaitannya dengan hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan undang-undang khususnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Bagi Masyarakat Penelitian hukum ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi masyarakat agar mengetahui tentang pelaksanaan pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga masyarakat mengerti arti penting dari pendidikan 3. Bagi Ilmu Pengetahuan Penelitian hukum ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam upaya penegakan Peraturan Perundang-undangan. E. Keaslian Penelitian Menurut sepengetahuan penulis, Penulisan Hukum/Skripsi tentang Implementasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bagi Anak di Daerah Istimewa Yogyakarta belum pernah ada. Penulisan Hukum/Skripsi ini merupakan hasil karya penulis, bukan merupakan duplikasi ataupun plagiasi dari hasil karya penulis lain. Jika

8 Penulisan Hukum/Skripsi ini terbukti merupakan duplikasi ataupu plagiasi dari hasil karya penulis lain, maka penulis bersedia menerima sanksi akademik dan/atau sanksi hukum yang berlaku. F. Batasan Konsep Dalam penulisan hukum ini digunakan batasan konsep atau pengertian istilah, agar substansi atau kajian dari penulisan hukum ini tidak melebar atau menyimpang. Berikut adalah batasan konsep dari Implementasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bagi Anak di Daerah Istimewa Yogyakarta : 1. Implementasi adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan, dsb). 3 2. Pendidikan Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 3. Sistem Pendidikan Nasional menurut Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah seluruh komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 3 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III, balai Pustaka, Jakarta, 2002, hlm. 488.

9 4. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang di dalam kandungan. G. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian hukum. Menurut F. Sugeng Istanto, penelitian hukum adalah penelitian yang membantu pengembangan ilmu hukum dalam mengungkapkan suatu kebenaran hukum. 4 Ilmu hukum dalam uraian ini adalah ilmu yang mengkaji hukum positif. Kajian tentang hukum positif perundangundangan ini meliputi tiga bidang kajian, yakni: 1. Kajian tentang isi ketentuan hukum positif 2. Kajian tentang penerapan ketentuan hukum positif 3. Kajian tentang pembentukan hukum positif. 5 Penelitian yang berjudul Implementasi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bagi Anak di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah penelitian hukum yang termasuk dalam bidang kajian tentang isi ketentuan hukum positif yang berkaitan dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 4 F. Sugeng Istanto, 2007, Penelitian Hukum, CV Ganda, Yogyakarta, hlm.29 5 Ibid, hal.30, 31

10 Penelitian hukum ini difokuskan pada data sekunder, sedangkan data primer digunakan sebagai data penunjang. Data sekunder dalam penelitian ini mencakup bahan hukum primer, bahan hukum sekunder. 2. Bahan hukum Adapun bahan hukum yang akan digunakan dalam penelitian hukum ini terdiri atas: a. Bahan hukum primer Bahan hukum primer dalam penelitian ini meliputi peraturan perundang-undangan yang terdiri dari: 1. UUD 1945 2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak b. Bahan hukum sekunder Bahan hukum sekunder dalam penelitian ini adalah bahan yang diperoleh melalui studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti baik dari bahan-bahan literatur, maupun pendapat hukum dengan cara mewawancarai pejabat pemerintahan yang berkopetensi di bidang pendidikan. c. Bahan hukum tersier Bahan hukum tersier dalam penelitian hukum ini berupa: 1. Black Law Dictionary

11 2. The Contemporary English-Indonesia Dictionary dan 3. Kamus Inggris-Indonesia. 3. Metode pengumpulan bahan Metode yang akan digunakan dalam pengumpulan data yang relevan dalam penelitian hukum normatif ini adalah: a). Studi pustaka Yaitu suatu cara pengumpulan data yang relevan dengan mempelajari undang-undang yang terkait serta menggunakan literaturliteratur yang sesuai dan berkaitan dengan obyek penelitian. b). Wawancara Wawancara yaitu pengumpulan data yang berupa pendapat dari pejabat pemerintahan di bidang pendidikan yang dilakukan yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pejabat pemerintahan di bidang pendidikan sebagai aparat penegak hukum yang diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai permasalahan hukum yang diteliti. 4. Metode analisis Data sekunder yang diperoleh baik melalui studi pustaka maupun pendapat pejabat pemerintah di bidang pendidikan yang diperoleh melalui wawancara akan di susun secara sistematis dan dianalisis dengan menggunakan metode penafsiran. Menurut F. Sugeng Istanto, metode penafsiran adalah suatu cara mengungkapkan kebenaran dengan mengukur kesesuaian isi ketentuan

12 hukum berdasarkan prinsip gramatikal, prinsip obyektif, prinsip konsistensi, dan prinsip efektivitas. 6 Penafsiran yang digunakan dalam mengungkapkan kebenaran dalam penelitian ini didasarkan pada prinsip obyektif, di mana penafsiran dengan prinsip obyektif menurut F. Sugeng Istanto adalah suatu kegiatan mencari kebenaran isi ketentuan hukum dengan mengukur isi ketentuan hukum itu dengan tujuan umum dari pembuatan peraturan yang mencakup ketentuan hukum tersebut. H. Kerangka Isi Penulisan Hukum BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, keaslian penelitian, tinjauan pustaka, serta batasan konsep. Disamping itu dalam bab ini juga akan menguraikan metode penelitian. Dalam metode penelitian akan diuraikan tentang jenis penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, lokasi penelitian, narasumber, serta metode analisis data. Selanjutnya pada akhir dari bab ini akan disajikan tentang sistematika penulisan hukum. BAB II : Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Bagi Anak di Daerah Istimewa Yogyakarta Pada bab ini akan menguraikan mengenai tinjauan umum tentang sistem pendidikan nasional yang di dalamnya menguraikan tentang pengertian 6 Ibid, hlm.32

13 pendidikan nasional, pendidikan nasional sebagai suatu sistem, dasar, tujuan dan fungsi pendidikan nasional, asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional, jenis, jalur, dan jenjang pendidikan serta wajib belajar 12 tahun. Dalam bab ini juga menguraikan tentang tinjauan umum hak asasi manusia, tinjauan umum tentang hak anak dalam pendidikan, pelaksanaan pendidikan bagi anak di Daerah Istimewa Yogyakarta, kendala dan upaya Pemerintah kota Yogyakarta dalam melaksanakan Pendidikan bagi anak. BAB III : PENUTUP Dalam bab ini akan disajikan kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap permasalahan dalam penulisan skripsi ini. Disamping itu juga akan ada saran-saran yang merupakan sumbangan pemikiran dari penulis terhadap masalah mengenai Implementasi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bagi Anak di Daerah Istimewa Yogyakarta.