BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial

IMPLEMENTASI SJSN. Rapat Pakar tentang Jaminan Sosial dan Landasan Perlindungan Sosial: Belajar dari Pengalaman Regional

PH-5/BPJS TK/2015 PENDAPAT HUKUM

Hubungan Industrial Mengenal BPJS Tujuan dan Manfaat BPJS Mekanisme BPJS Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. berikut tuntutan penanganan berbagai persoalan yang belum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada saat ini dunia pemasaran berkembang begitu pesat. Setiap perusahaan

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MAKNA TRANSFORMASI BPJS A.A OKA MAHENDRA ASIH EKA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan kesehatan merupakan hak Konstitusional setiap warga negara. Dengan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea ke IV yaitu

Dr.. Chazali H. Situmorang, Apt, Msc.PH Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional. Jakarta, 7 Nopember 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian

PERATURAN PELAKSANAAN (R)UU BPJS: Apa Yang Harus Dikawal? Sistem Jaminan Sosial Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan sosial sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam pelaksanaan pekerjaannya, seorang praktisi humas akan

Peran Parlemen dalam Implementasi SJSN- BPJS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan

ESENSI DAN UPDATE RENCANA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN 1 JANUARI 2014

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

Pengalihan JPK ke BPJS Kesehatan. Agus Supriyadi Direktur Renbang dan Informasi

Transformasi BPJS 2. September 2011

BAB I PENDAHULUAN. Setelah rancangan undang-undang (RUU BPJS) disahkan oleh DPR-RI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Perluasan cakupan peserta dan peningkatan kolektabilitas Iuran Jamsos Bid. Ketenagakerjaan

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

Harmonisasi Peraturan Per-UUan Jaminan Pensiun Menyongsong Pelaksanaan Jaminan Pensiun SJSN

BAB I PENDAHULUAN. baik (good governance). Menurut Thoha dalam Jurnal Pendayagunaan Aparatur

BAB I PENDAHULUAN. adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan

PENUNJUK BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi setiap individu, hal ini dinyatakan dalam organisasi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan (protection), pemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan merupakan bagian dari usaha

EKONOMI KESEHATAN (HEALTH ECONOMICS) )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Paham BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara-negara yang sedang berkembang khususnya di Indonesia,

PENGELOLAAN, MONITORING DAN EVALUASI ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN PADA BPJS KESEHATAN. bpjs-kesehatan.go.id

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru

ISU STRATEGIS, TANTANGAN DAN KENDALA PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN. Dewan Jaminan Sosial Nasional

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT. jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang berbeda-beda, karena berpengaruh terhadap tingkat

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 8/PUU-IX/2011 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Oleh BPJS Jamsostek (UU Jamsostek)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. 6

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan. Dalam Undang Undang 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan meningkatkan usaha dapat tercapai. menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan

KONSEP PENGAWASAN OJK TERHADAP BPJS Disampaikan dalam Workshop Penelitian Kebijakan Kesehatan dan Kebijakan Medik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya. yang tidak mampu untuk memelihara kesehatannya maka pemerintah mengambil

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Semakin majunya zaman maka semakin banyak pula produk-produk yang

2016 ANALISIS KINERJA RUMAH SAKIT RUJUKAN BPJS KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD

Disampaikan untuk Peserta Seminar POKSI IX FPKS DPR RI MENCARI BENTUK IDEAL BPJS: TUNGGAL ATAU MULTI?

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesehatan dan dalam Pasal 28 H Ayat (3) Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem jaminan sosial nasional merupakan sistem perlindungan sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Yuridis Filosofis Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, masyarakat kita telah memasuki era masyarakat informasi.

Kata Kunci : BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan Jaminan Sosial

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memperoleh Gelar sarjana Strata I (S1) Ilmu Komunikasi. Disusun oleh : Holidah

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 98/PUU-XV/2017 Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi Aparatur Sipil Negara

Presentasi Rapat Kerja RUU BPJS. 7 September 2011

BAB II FORMULASI ATURAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI DALAM UNDANG-UNDANG NO. 24 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya teknologi informasi sekarang ini membuat

BAB III PROGRAM JAMINAN HARI TUA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena

BAB II GAMBARAN UMUM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI INDONESIA. bisa datang ketika kita masih produktif, berpenghasilan cukup,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. juga tak lepas dari pertimbangan dari hasil pekerjaan yang didapat. Tabungan

BAB I PENDAHULUAN. Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib (mandatory) dan dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. penjamin masyarakat Indonesia untuk memperoleh manfaat pemeliharaan

HAK PEKERJA ATAS JAMINAN SOSIAL PASCA TRANSFORMASI EMPAT LEMBAGA JAMINAN SOSIAL. Oleh : Ida Ayu Putu Widhiantini Desak Putu Dewi Kasih

16 MASALAH POKOK Daftar Inventaris Masalah (DIM) dari Pemerintah, 9 Mei 2011 Terhadap RUU BPJS Sistem Jaminan Sosial Nasional

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. peneliti lakukan dalam pelaksanaan program kampanye Tanya Saya oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2004 sebagai bagian dari kewajiban pemerintah yang

OPTIMALISASI PENGELOLAAN ASET DAN LIABILITAS UNTUK SUSTAINABILITAS BPJS KESEHATAN

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 /DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi fungsi public relations sangatlah berguna untuk

Sambutan Presiden RI Pd Peresmian BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, Tgl 31 Des 2013, Bogor Selasa, 31 Desember 2013

BAB I PENDAHULUAN. disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dalam membentuk citra positiif dan mencapai tujuan yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Paska perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban Negara serta tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat dalam memberikan perlindungan sosial ekonomi. Indonesia mengembangkan program jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal. PT Jamsostek (Persero) sebagai perusahaan penyelenggara jaminan sosial dan tenaga kerja yang bernaung di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah melakukan transformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenegakerjaan pada 1 Januari 2014. Berdasarkan UU No. 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), program jaminan sosial akan memberikan Jaminan Kesehatan (JK), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun (JP), dan Jaminan Kematian (JKM). Sedangkan UU No. 24/2011 tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) sebagai peraturan pelaksanaan program jaminan sosial. Didalam UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN). Penjelasan Umum Alinea Kesepuluh UU SJSN menjelaskan bahwa, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang dibentuk oleh UU SJSN adalah transformasi dan badan penyelenggara jaminan sosial yang tengah berjalan dan dimungkinkan membentuk badan penyelenggara baru. Transformasi badan 1

2 penyelenggara diatur lebih rinci dalam UU No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS). UU BPJS adalah pelaksanaan Putusan Mahkamah Konstitusi atas Perkara No.007/PUU-III/2005. Penjelasan Umum UU BPJS alinea keempat mengemukakan bahwa UU BPJS merupakan pelaksanaan Pasal 5 Ayat (1) dan Pasal 52 UU SJSN pasca Putusan Mahkamah Konstitusi. Kedua pasal ini mengamanatkan pembentukan BPJS dan transformasi kelembagaan PT ASKES (Persero), PT ASABRI (Persero), PT Jamsostek (Persero), PT TASPEN (Persero) menjadi BPJS. Transformasi kelembagaan diikuti adanya pengalihan peserta, program, asset dan liabilitas serta hak dan kewajiban. 1 Berdasarkan Undang-undang tersebut PT Jamsostek (Persero) akan berubah menjadi badan hukum publik. Sesuai amanat UU Nomor 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), pemerintah akan memberikan pelaksanaan jaminan sosial secara menyeluruh. SJSN diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, manfaat dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia serta memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak. Menurut UU Nomor 24/2011 tentang BPJS, kedudukan lembaga BPJS langsung di bawah Presiden, artinya setingkat kementerian. Sebelum bertransformasi, PT Jamsostek (Persero) memberikan empat (4) program, yaitu Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan 1 Transformasi BPJS www.jamsosindonesia.com, (2014, 13 Februari), Jamsos Indonesia (Online), diakses tanggal 13 Februari 2014, Pukul 11.30 WIB dari http://www.jamsosindonesia.com/sjsn/bpjs

3 Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi tenaga kerja dan keluarganya. Setelah bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan pada 1 Januari 2014, program Jaminan Sosial yang akan diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan meliputi JKK, JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun (JP) mulai 1 Juli 2015. Sedangkan, program Jaminan Kesehatan (JK) akan dikelola oleh PT Askes yang juga akan bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan pada 1 Januari 2014. Seiring perubahan yang akan dihadapi oleh BPJS Ketenagakerjaan, banyak hal yang harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Transformasi artinya merubah berbagai macam, seperti merubah bentuk badan usaha, merubah karakter, merubah penampilan dan lain sebagainya. Dengan perubahan dari PT (Persero) menjadi lembaga publik tentunya bentuk badan hukum BPJS Ketenagakerjaan akan berubah menjadi badan hukum publik, yang berimplikasi pada perubahan komposisi pengurus, kegiatan dan lain sebagainya. PT Jamsostek (Persero) harus bertransformasi menuju BPJS karena Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merepresentasikan Negara dalam mewujudkan hak konstitusional warga Negara atas jaminan sosial dan hak atas penghidupan yang layak. Penyelenggaraan jaminan sosial berbasis kepada hak konstitusional setiap orang dan sebagai wujud tanggung jawab Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 28 H Ayat (3) dan Pasal 34 ayat (2). Penyelenggaraan sistem jaminan sosial berdasarkan asas antara lain asas kemanusiaan yang berkaitan dengan martabat manusia. BPJS mengemban misi perlindungan finansial untuk terpenuhinya kehidupan dasar warga Negara dengan layak. Yang dimaksud dengan kebutuhan dasar hidup

4 adalah kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup layak, demi terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Transformasi BUMN Persero menjadi BPJS bertujuan untuk memenuhi prinsip dana amanat dan prinsip nirlaba SJSN, dimana dana yang dikumpulkan oleh BPJS adalah dana amanat peserta yang dikelola oleh BPJS untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi peserta. Dengan adanya program pemerintah tersebut, setiap perusahaan wajib mendaftarkan tenaga kerjanya sebagai anggota BPJS. Setiap peserta BPJS akan ditarik iuran, sedangkan bagi masyarakat miskin iuran BPJS ditanggung oleh pemerintah melalui Program Bantuan Iuran (PBI). Menjadi peserta BPJS tidak hanya wajib pada pekerja di sektor formal, tetapi juga pekerja informal. Para pekerja wajib mendaftarkan dirinya dan membayar iuran sesuai dengan tingkatan manfaat yang diinginkan. BPJS Ketenagakerjaan dipersiapkan tidak hanya dari segi internal akan tetapi transformasi ini memicu media melakukan pemberitaan, karena terkait dengan masyarakat khususnya para tenaga kerja. Dukungan serta kerjasama yang baik antara publik manajemen dengan publik internal dan eksternal organisasi tidak akan dapat tercipta dengan sendirinya. Diperlukan adanya usaha-usaha khusus pihak manajemen untuk mencapainya. Public Relations di dalam perusahaan dapat melakukan riset. Riset merupakan fungsi penting di dalam proses Public Relations. Riset memberikan informasi awal yang dibutuhkan dalam merencanakan aksi Public Relations dan berperan penting dalam mengevaluasi efektivitas perencanaan tersebut.

5 Salah satu kegunaan utama yang spesifik dari riset Public Relations adalah menganalisis isu-isu yang kemungkinan memiliki dampak paling besar, memerlukan berbagai metode riset yang dirancang untuk menentukan kekuatan opini tentang sebuah isu serta perkiraan sentralitasnya kepada organisasi dan publiknya. Selama ini profesional Public Relations secara tradisional lebih banyak menjadi pekerja daripada meneliti isu-isu yang sedang muncul dimasyarakat. Dengan melakukan riset, Public Relations dapat membuktikan arti penting sesungguhnya mengenai Public Relations. Profesional Public Relations harus menjaga hubungan baik dengan media, membuat publikasi aktivitas, merilis informasi perusahaan serta mengadakan program yang berhubungan dengan komunitas. Hal tersebut dilakukan karena saling bergantung dan berkaitan, segala isi dan peristiwa yang sedang terjadi menjadi sumber informasi bagi media massa, dan Public Relations membutuhkan media massa sebagai penyebar informasi secara luas. Kepentingan media massa beragam, ada media massa yang memiliki kepentingan politik, karena didanai oleh kekuatan politik tertentu, ada juga yang bermotifkan ekonomi, dimana keuntungan seara materil adalah target utama dari media tersebut, ada juga media yang bermotifkan pendidikan, agama dan lainnya. Kepentingan-kepentingan dari media massa tersebut dapat mempengaruhi berita yang disampaikan. Hubungan dengan media berguna bagi perusahaan atau organisasi untuk menjalin pengertian dan hubungan baik dengan media massa untuk pencapaian publikasi organisasi yang maksimal serta berimbang. Hubungan media banyak dikaitkan dengan konteks pemberitaan yang tidak berbayar atau publisitas. Salah satu kegiatan Public Relations adalah media monitoring. Media

6 monitoring yang terdapat dalam perusahaan biasanya dalam bentuk kliping. Media monitoring berkaitan dengan menelaah, menganalisa kemudian mengevaluasi perkembangan perusahaan baik bersifat komersial maupun non komersial yang telah dimuat atau dipublikasikan di media massa atau non media massa. Melakukan media monitoring terhadap pemberitaan dalam media sangat diperlukan oleh praktisi Public Relations. Hal tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dasar yang diperlukan para praktisi Public Relations yang selanjutnya akan dilakukan pengamatan, analisa dan evaluasi yang kemudian akan dijadikan rujukan penting untuk membuat rencana program kerja humas/pr berikutnya. Akan tetapi, sebagai Public Relations Officer yang handal tidak hanya diharuskan dapat menguasasi metode media monitoring secara tradisional, akan tetapi diharapkan dapat menguasai salah satu metode dalam Public Relation Research yakni Analisis isi (Content Analysis). Analisis isi menyajikan penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis dalam media massa. Analisis isi juga dipakai untuk mempelajari isi semua konteks komunikasi, baik komunikasi antar pribadi, kelompok, ataupun organisasi. Asalkan terdapat dokumen atau data-data yang tersedia, analisis isi dapat diterapkan. Analisis isi adalah metode ilmiah untuk mempelajari dan menarik kesimpulan atas suatu fenomena dengan memanfaatkan dokumen (teks). 2 2 Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: KENCANA, 2011, Hal 10

7 Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun dokumentasi yang lain. Sebagai Public Relations, sudah tentu bersentuhan dengan segala bentuk dan aktivitas komunikasi, proses terjadinya sebuah komunikasi pastinya akan melalui media. Dalam hubungannya dengan Public Relations, analisis isi atau content analysis bisa dipahami sebagai penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis dalam media massa. Atau dapat dikatakan bahwa analisis isi adalah suatu metode untuk menganalisis isi sebuah teks, yang dimaksud dengan teks bukan hanya tulisan dan kata yang terkandung di dalam media massa, akan tetapi bisa lebih dari itu. Teks yang dimaksud adalah dapat berupa kata-kata, gambar, simbol, gagasan, tema dan bermacam bentuk pesan yang dapat dikomunikasikan. Public Relations dapat mengetahui berapa hasil yang berkaitan dengan brand atau jasa perusahaan pada media massa dalam kurun waktu tertentu melalui analisis isi. Hasil tersebut berupa intensitas pemberitaan, tata letak berita, teknik penulisan berita, kecenderungan isi berita apakah mengarah ke berita positif, negatif atau netral, narasumber serta isu yang dimunculkan. Selain itu, dengan metode analisis isi, Public Relations dapat mengetahui kecenderungan isi pemberitaan di media massa. Adapun analisis isi berita yang akan peneliti lakukan adalah mengenai transformasi PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan di Harian

8 Pelita periode bulan Juli dan Agustus 2013. Analisis isi berita tersebut karena berkaitan dengan program pemerintah yang diatur dalam UU BPJS dan UU SJSN agar perusahaan jaminan sosial dibawah naungan BUMN akan melakukan perubahan atau transformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) atau setingkat dengan kementeriaan. Perubahan tersebut akan berdampak besar bagi kehidupan masyarakat nasional karena terkait jaminan sosial sebagai jaminan dasar kehidupan yang layak bagi masyarakat. Pemilihan analisis isi berita pada media massa cetak seperti surat kabar karena mampu menjangkau daerahdaerah sesuai dengan cakupan wilayahnya serta aktualitas pemberitaanya. Pemilihan Harian Pelita sebagai media massa cetak yang akan peneliti analisis karena Harian Pelita merupakan media cetak nasional yang sudah berdiri cukup lama di Indonesia yaitu sejak 1 April 1974 yang dipimpin oleh Sulastomo yang juga adalah mantan ketua tim Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan memperjuangkan agar UU SJSN dapat diterapkan oleh pemerintah baik melalui forum seminar ataupun tulisan-tulisan di media massa. Pemilihan Harian Pelita sebagai media cetak yang akan diteliti, karena berdasarkan media monitoring yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan, intensitas pemberitaan mengenai transformasi PT Jamsostek (Persero) relatif lebih banyak dibandingkan dengan surat kabar lainnya. Pemberitaan yang lebih banyak di Harian Pelita dibandingkan surat kabar lainnya menimbulkan pertanyaan apakah berhubungan dengan Media Relations yang BPJS Ketenagakerjaan lakukan terhadap media-media tertentu. Selain itu, pemilihan Harian Pelita juga adalah karena media tersebut merupakan media yang diperuntukkan oleh seluruh masyarakat Indonesia untuk menyampaikan informasi yang berkaitan dengan hal-hal umum. Maka, pemilihan

9 Harian Pelita ini dirasa tepat, karena hal-hal yang berkaitan dengan banyak orang seperti jaminan sosial perlu diketahui agar seluruh masyarakat tidak hanya sekedar mengetahui tetapi juga mengerti mengenai transformasi PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Pimpinan Harian Pelita, Sulastomo, pun dijadikan bahan pertimbangan pemilihan Harian Pelita sebagai media yang diteliti, karena ia merupakan salah seorang yang berpengaruh dalam terwujudnya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Pengaruhnya dalam transformasi menjadi BPJS dapat menimbulkan suatu keingintahuan apakah di dalam pemberitaan pengaruhnya berdampak terhadap persepsi masyarakat mengenai jaminan sosial. Dalam kutipannya yang dihimpun di pelitaonline.com, Sulastomo mengungkapkan dihadapan para pemimpin redaksi media massa untuk mendukung sosialisasi jaminan sosial, karena pengaruh media sangat besar untuk mendorong percepatan proses terwujudnya jaminan sosial yang juga akan mempercepat terwujudnya kesejahteraan rakyat. Membangun jaminan sosial di Indonesia memang tidak mudah. Media massa berkewajiban untuk mendukung sosialisasi jaminan sosial. Kata Sulastomo 3. Oleh karena itu, gencarnya Sulastomo memperjuangkan penerapan UU SJSN pada media massa, maka Harian Pelita yang berada dibawah pimpinannya sering mempublikasikan mengenai jaminan sosial di Indonesia. 3 Sulastomo: Jaminan Sosial di Indonesia Lamban (2012, 24 Oktober). Pelita (Online). Diakses pada tanggal 24 Februari 2014. Pukul 13.30 WIB dari http://harianpelita.pelitaonline.com/cetak/2012/10/24/sulastomo-jaminan-sosial-di-indonesia-lamban#.uwqg8ukdai

10 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka perumusan masalah yang akan dikaji, yaitu : Bagaimana kecenderungan isi berita tentang transformasi PT Jamsostek (Persero) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan (Analisis isi berita pada surat kabar Harian Pelita periode Juli Agustus 2013)? 1.3.Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai terkait dengan permasalahan tersebut adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan kecenderungan isi berita tentang transformasi PT Jamsostek (Persero) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan (Analisis isi berita pada surat kabar Harian Pelita periode Juli Agustus 2013). 1.3.2. Kegunaan Penelitian 1.3.2.1. Kegunaan Akademis Penelitian ini dapat berguna bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi khususnya bidang Public Relations Universitas Mercu Buana mengenai kecenderungan isi berita tentang transformasi PT Jamsostek (Persero) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan (Analisis isi berita pada surat kabar Harian Pelita periode Juli Agustus 2013).

11 1.3.2.2. Kegunaan Praktis Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan hasil mengenai kecenderungan isi berita tentang transformasi PT Jamsostek (Persero) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan (Analisis isi berita pada surat kabar Harian Pelita periode Juli Agustus 2013).