V. PRODUKSI DAN PERAN SUB SEKTOR PETERNAKAN KABUPATEN BENGKALlS. adalah ternak sapi, kerbau, kambing, babi, ayarn buras, ayarn pedaging,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan

Peran dan fungsi pemerintah pada era otonomi daerah adalah. berupa pelayanan dan pengaturan (fasilitator, regulator dan dinamisator)

Ketahanan Pangan yaitu pencegahan dan penanganan kerawanan pangan dan gizi. Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk rnengernbangkan daerah yang. bersangkutan. Tujuan dari pernbangunan daerah adalah untuk

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

I. PENDAHULUAN. Rata-rata konsumsi daging ayam ras perkapita penduduk lndonesia. dibandingkan dengan negara Malaysia yang sudah mencapai 25,8 kg dan

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

Dalarn rnengantisipasi rneningkatnya perrnintaan konsurnen

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

I. PENDAHULUAN Kebijakan otonomi daerah yang bersifat desentralisasi telah merubah

Statistik (1999) menunjukkan bahwa Standar Nasional kebutuhan protein. hewani belum terpenuhi, dan status gizi masyarakat yang masih

Kesimpulan. Beberapa kesimpulan yang menjadi perhatian dari penelitian ini disusun

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLlKASl KEBIJAKAN. memiliki struktur yang searah dengan pola yang terjadi secara nasional,

Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara. terus menerus ke arah yang lebih baik dari keadaan semula. Dalam kurun

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Dalarn rangka pernbangunan bidang ekonomi, sektor pertanian sangat

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

I. PENDAHULUAN. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BAB l PENDAHULUAN. Pasar Farrnasi lndonesia rnerupakan salah satu sektor yang

Bab 4 P E T E R N A K A N

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Pembangunan ekonomi pada dasarnya merupakan upaya untuk. merupakan perjuangan yang harus dilakukan secara besar-besaran dan

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGUMPUL AYAM POTONG DI KOTA MAKASSAR

PENDAHULUAN. krisis ekonorni di Indonesia yang berkepanjangan, diperlukan suatu usaha

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN JUMLAH PEMBELIAN AYAM PEDAGING DI KOTA MAKASSAR

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

penelitian ini. Data yang tersedia di Biro Pusat statistik yaitu tabel I-O tahun 1971, 1975, 1980 dan

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

I. PENDAHULUAN. Disisi lain, wisata juga dapat rnerusak suatu daerah jika tidak

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

KATA PENGANTAR. Dukungan Data yang akurat dan tepat waktu sangat diperlukan. dan telah dilaksanakan serta merupakan indikator kinerja pembangunan

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014

menjadi peubah-peubah eksogen, yaitu persamaan harga irnpor dan persarnaan harga dunia. Adanya kecenderungan volume impor daging sapi yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

I. PENDAHULUAN. industri dan sektor pertanian saling berkaitan sebab bahan baku dalam proses

I. PENDAHULUAN. belurn sepenuhnya pulih. Perturnbuhan rnulai rnenunjukkan trend yang. cukup rnenggernbirakan, khususnya pada sektor usaha jasa,

PENDAHULUAN. Populasi ternak sapi di Sumatera Barat sebesar 252

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian integral dari

I. PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. sektor perekonomian yang sangat berkembang di propinsi Sumatera Utara.

Pengolahan dan Analisis Data

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tersebut belum diimbangi dengan penambahan produksi yang memadai.

VIII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN PETERNAKAN

Kelapa sawit termasuk salah satu komoditi andalan lndonesia di. sektor lndustri Agribisnis, karena kelapa sawit merupakan bahan baku

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

V. POLA PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGANlGlZl

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

ANALISA HUBUNGAN TINGKAT HASlL DAN KETERSEDIAAN TENAGADALAM PRODUKSIPANGAN Dl KOTAMADYA BOGOR - JAWA BARAT. Oleh SAFlTRl NUR TAQWANINGTYAS F 31.

Gambar 5. Peta Kolonial Belanda Kota Sintang (Surnber:

I. PENDAHULUAN. Permintaan dunia terhadap pangan hewani (daging, telur dan susu serta produk

ditunjukkan oleh kenaikan RGDP, disebabkan karena biaya produksi yang relatif lebih murah mampu mendorong kenaikan produksi barang-barang

I. PENDAHULUAN. mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut (Putra et. al., 2015). Usaha

Dilihat dan asal-usulnya, kelapa sawit bukanlah tanarnan asli lndonesia,

ANALISA HUBUNGAN TINGKAT HASlL DAN KETERSEDIAAN TENAGADALAM PRODUKSIPANGAN Dl KOTAMADYA BOGOR - JAWA BARAT. Oleh SAFlTRl NUR TAQWANINGTYAS F 31.

PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan nasional Indonesia semenjak awal tahun 1968 hingga

MASYARAUAT KE LAS ATAS

RINGKASAN. ICHWAN HASANUDIN. Latar Belakang dan Dampak Keberadaan Anak Jalanan di

Terjadinya krisis ekonorni yang rnultidirnensi berdarnpak terhadap. tingkat kesehatan rnasyarakat di wilayah pedesaan, perkotaan maupun

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

MASYARAUAT KE LAS ATAS

I. PENDAHULUAN. serta dalam menunjang pembangunan nasional. Salah satu tujuan pembangunan

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah telah ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Undang-undang

PENDAHULUAN. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama secara aktif yang dilakukan. luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan

I. PENDAHULUAN. Pertanian telah terbukti sebagai sektor yang mampu bertahan dalam

A. Luas potensi lahan sumber pakan ternak (Ha) Luas Potensi Hijauan (Ha) No Kabupaten/Kota Tanaman Padang. Pangan Rumput

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Secara konstitusional koperasi telah mendapat posisi politis

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai ternpat penyirnpanan

I.PENDAHULUAN kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia

PENDAHULUAN. Latar Belakang. subsektor peternakan. Suatu negara dapat dikatakan sistem

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEMENTERlAN KOORDlNATOR BlDANG PEREKONOMlAN. Kerangka Acuan Kerja. PEGAWAI TIDAK TETAP (Sl)DAN PEGAWAI TIDAK TETAP LAINNYA (SLTA) BIDANG PANGAN

Oleh : YANTl ANGGRAlNl A

Hubungi Kami : Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama Industri PETERNAKAN di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

POLA PERDAGANGAN MASUKAN DAN KELUARAN USAHA TERNAK AYAM RAS"

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

V. PRODUKSI DAN PERAN SUB SEKTOR PETERNAKAN KABUPATEN BENGKALlS 5.1. Produksi dan Kebutuhan Ternak 5.1.1 Jenis dan Populasi Ternak Secara urnum jenisjenis ternak yang dikernbangkan rnasyarakat adalah ternak sapi, kerbau, kambing, babi, ayarn buras, ayarn pedaging, ayarn petelur dan itik. Karena masyarakat Kabupaten Bengkalis rnayoritas beragarna Islam, ternak babi hanya dikernbangkan oleh sebagian kecil rnasyarakat dari etnis tionghoa, sebagian suku batak dan suku asli (akit). Perkernbangan populasi ternak di Kabupaten Bengkalis dari tahun ke tahun terus rneningkat selama kurun waktu lirna tahun terakhir. Tabel 7 rnernperlihatkan populasi seluruh jenis ternak rnengalami peningkatan. Peningkatan populasi ternak tertinggi di Kabupaten Bengkalis dicapai pada tahun 2004 sebesar 4,73%, peningkatan tersebut terutarna didorong oleh populasi ternak ayarn buras, sapi potong dan karnbing. Tabel 7. Populasi Ternak di Kabupaten 3engkalis Tahun 2001 2005 (Satuan Ternak ST). Jenis Ternak Populasi (S Sapi Potong Kerbau Karnbing Babi Ayarn Buras Ayarn Pedaging Ayarn Petelur ltik 7.127,20 3.206,24 6.671,81 4.850,22 8.297,81 121,651 38,42 455.99 127,49 39,47 Jurnlah 32.770,34 133.529,38 (33.993,22 135.602,57 136.655,31 Peningkatan 2,32% 1 1,38% 1 4,73% 2,96% Surnber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkalis (2006, diolah).

Populasi ternak tahun 2005 adalah sebanyak 36.655,31 Satuan Ternak (ST) dengan populasi ternak terbesar adalah ternak ayam buras sebanyak 9.338,22 ST. Tingginya populasi ternak ayam buras dapat difahami karena jenis ternak ini sudah umurn dipelihara oleh masyarakat dan untuk pengembangan usaha tersebut tidak mernerlukan modal yang terlalu besar Tabel 8. Kepadatan Ekonomi Ternak per kecarnatan di Kabupaten Bengkalis Tahun 2005 (ST11000 penduduk). I Kepadatan (ST11000 penduduk) 1 1. Mandau 2. Merbau 3. Pinggir 4. Rangsang Barat 5. Tebing Tinggi 6. Bengkalis 7. Rangsang 8. Bukit Batu 9. Rupat 10. Bantan Kecarnatan 11. Tebing Tinggi Barat 12. Siak Kecil 13. Rupat Utara Kabupaten Bengkalis Sapi 0,53 10.84 7.13 17,41 6,29 11.53 1560 18.47 27.45 29.16 26,63 43,58 57,42 10,93 Kehau Karnbing 1.24 0.94 6,76 2,37 4,55 0.72 2.59 18,47 11,93 0,54 20,32 14,16 28.94 4,43 1.68 4,88 9.26 11,58 5,51 15,95 9.27 20.61 18.53 37.33 20,78 42,82 45,72 10,77 Babi 2.56 3.73 5.21 1.82 17.35 10.19 4.66 9.64 13.96 9,37 26.58 8,49 2437 7.40 Surnber : Dinas Pertanian ian Peternakan I. lbupaten Bengka / Buras I Pedaqinq / t i / Total iiolah). Kepadatan ekonomi ternak di ~abu~aten Bengkalis tahun 2005 secara keseluruhan sebesar 50,19 ST11000 penduduk, seperti disajikan pada Tabel 8. Kecamatan Rupat Utara, Siak Kecil, Tebing Tinggi Barat, Bantan, dan Rupat, rnerupakan kecarnatan yang memiliki kepadatan tinggi (100300 ST11000 penduduk). Kecamatan yang memiliki kepadatan sedang (50100 ST11000 penduduk) adalah Kecarnatan Bukit Batu, Rangsang,

Bengkalis dan Tebing Tinggi, sedangkan kecarnatan yang rnerniliki kepadatan rendah (40 ST11000 penduduk) adalah Rangsang Barat, Pinggir, Merbau dan Mandau Kepadatan ekonorni rnenggarnbarkan darnpak dari keberadaan ternak terhadap konsurnsi dan peningkatan pendapatan asal ternak pada daerah tersebut, sernakin tinggi kepadatan ekonorni ternak pada suatu daerah rnenunjukkan bahwa di wilayah tersebut usaha peternakan rnerupakan salah satu bagian sandaran kehidupan dari sebagian besar rnasyarakat daerah tersebut (Ashari dkk dalarn BPTP Riau. 2001). 5.1.2. Produksi Ternak Kabupaten Bengkalis Tabel 9 rnernperlihatkan perkernbangan produksi daging ternak di Kabupaten Bengkalis. Produksi daging ternak di Kabupaten Bengkalis pada Tahun 2005 rneningkat sebesar 34,39% dari Tahun 2004 dan rnerupakan peningkatan tertinggi selarna lirna tahun tkrakhir. Hal ini dapat terjadi karena produksi daging berkaitan erat dengan tingkat konsurnsi baik dikarenakan perkernbangan jurnlah penduduk rnaupun peningkatan No. konsurnsi daging perkapita akibat rneningkatnya pendapatan rnasyarakat. Tabel 9. Produksi Daging di Kabupaten Bengkalis Tahun 2001 sarnpai dengan 2005. Jenis Ternak Produksi Daging (Kg) 2001 1 2002 2003 1 2004 1 2005 186.615 ] 196.185 1 201.I36 1 449.460 1 453.915 1. Sapi Potong 2. Kerbau 3. Karnbing 4. Babi 155.542 96.310 632.000 158.696 102.020 659.700 160.423 105.035 670.675 151.890 133.920 684.200 5. Ayarn Buras 1.688.397 1.739.049 1.764.375 1.963.445 6. Ayarn Ras 7. ltik 124.382 70.055 127.344 70.754 128.833 71.203 592.989 71.262 Jurnlah 2.953.301 3.053.748 3.101.6804.047.166 Peningkatan 3,40% 1,57% 30,48% ;umber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkalis (2006). 143.756 136.590 718.300 2.012.488 1.962.991 10.885 5.438.925 34,39%

32 Tabel 10 memperlihatkan produksi telur di Kabupaten Bengkalis dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005. Dari Tabel 10 tersebut terlihat produksi telur pada tahun 2005 merosot tajam sebesar 57,50% dari sebanyak 2.683.232 Kg menjadi 1.140.270 Kg. Hal ini mungkin tejadi akibat adanya isu flu burung yang rnenyebabkan sebahagian rnasyarakat peternak enggan bersentuhan langsung dengan ternak unggasnya, dengan demikian kebutuhan ternak untuk berproduksi menjadi terabaikan. Kontribusi terbesar terhadap produksi telur di Kabupaten Bengkalis setiap tahunnya diperoleh dari telur ayarn buras. Hal ini disebabkan karena secara keseluruhan populasi tenak ayam buras di kabupaten ini cukup besar dibanding ternak unggas lainnya. C Tabel 10. Produksi Telur di Kabupaten Bengkalis Tahun 20012005. Produksi Telur (Kg) Jenis Ternak 2001 2002 2003 2004 2005 Ayam Buras 1.591.340 1.639.080 1.672.950 2.360.469 795.941 Ayam Petelur 116.054 52.295 65.781 I ltik 344.448 456.384 487.341 I Jurnlah )2.051.842 12.147.759 12.226.072 12,683,232 )1.140.270 322.763 344.329 Peningkatan 4.67% 3,65% 20,54% 57,50% Sumber : Dinas Pertanian dan Petemakan Kabupaten Bengkalis (2006). 5.1.3. Konsumsi dan Kebutuhan Standar Gizi Konsurnsi daging masyarakat Kabupaten Bengkalis pada tahun 2004 sebesar 6,14 Kglkapitaltahun meningkat pada Tahun 2005 menjadi 7,89 Kgkapitaltahun. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan konsumsi daging walaupun masih di bawah standar gizi nasional (10,3 Kglkapitaltahun).

Garnbaran tingkat konsurnsi daging di Kabupaten Bengkalis lima tahun terakhir rnenunjukkan angka yang fluktuatif. Tabel 11 rnenggarnbarkan tingkat konsumsi daging di Kabupaten Bengkalis. terlihat bahwa konsurnsi daging setiap tahunnya sudah rnendekati standar gizi nasional. Ratarata konsumsi daging setiap tahunnya adalah sebesar 6,34 Kg/kapitalTahun, dengan demikian setiap tahun ratarata kekurangan konsumsi daging di Kabupaten Bengkalis adalah sebesar 3,96 Kglkapitaltahun, Tabel 11. Tingkat Konsurnsi Daging di Kabupaten Bengkalis Tahun 2001 2005. 33 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Sapi Potong Kerbau Karnbing Babi Ayarn Buras Ayarn Ras ltik Jurnlah ;umber : Dinas Pertanian n Petemakan Kabupaten Bengkalis (2006). Konsurnsi daging berkaitan erat dengan tingkat produksi. Pada tab4 12, terlihat bahwa produksi daging pada tahun 2005 di tiap kecarnatan rnasih rnengalarni kekurangan produksi untuk rnernenuhi kebutuhannya, kecuali Kecamatan Mandau dan Kecarnatan Bengkalis yang sedikit rnengalarni surplus produksi untuk mernenuhi kebutuhannya rnasingrnasing sebanyak 34.402 Kg dan 54.829 Kg.. Secara keseluruhan produksi

daging di Kabupaten Bengkalis pada Tahun 2005 telah dapat rnernenuhi 76,49% dari total kebutuhan standar konsumsi. Tabel 12. Produksi dan Kebutuhan Daging di Kabupaten Bengkalis Tahun 2005. Kecamatan 1. Mandau 2. Pinggir 3. Bukit Batu 4. Siak Kecil 5. Bantan 6. Bengkalis 7. Merbau 8. Rupat 9. Rupat Utara 10. Rangsang 11. Rangsang Barat 12. Tebing Tinggi Produksi (Kg) 2.494.1 56 Kebutuhan (Kg) 2.459.753 Perirnbangan (Kg) 34.402 Kabupaten 5.438.925 1 7.110.780 1 1.671.855 Sumber : Dinas Pertanian dan Petemakan Kabupaten Bengkalis (2006, diolah). Kabupaten Bengkalis pada tahun 2005 dengan jurnlah penduduk 690.367 jiwa bila dikaitkan dengan angka kebutuhan standar gizi konsurnsi telur sebesar 6,5 KglKapltahun membutuhkan sebanyak 4.487.385,50 Kg telur, sedangkan pada tahun 2005 tersebut tercatat produksi telur sebesar 1.140.270,14 Kg. Dengan rnelihat angka produksi dan kebutuhan telur pertahun, tarnpak bahwa produksi telur yang ada di Kabupaten Bengkalis hanya marnpu rnenyuplai 25,41% dari kebutuhan standar gizi konsurnsi telur. Dengan dernikian daerah ini rnasih rnengalarni kekurangan sebesar 3.347.115,36 Kg. Tabel 13 memperlihatkan perimbangan antara produksi dan kebutuhan standar gizi konsumsi telur pada masingmasing kecarnatan. Kebutuhan untuk rnernenuhi standar gizi konsurnsi telur tertinggi adalah di Kecarnatan Mandau yakni sebesar 1.552.271,50 Kg. Dari kebutuhan

tesebut baru sebagian kecil yang mampu disuplai dari produksi telur yang ada di kecamatan tersebut yakni hanya 55.528,17 Kg telur Tabel 13. Produksi dan Kebutuhan Telur di Kabupaten Bengkalis Tahun 2005. I Kecamatan Produksi Kebutuhan Perimbangan (Kg) 1. Mandau 2. Pinggir 3. Bukit Batu 1.496.743,33 366.934,99 102.431,89 4. Siak Kecil 40.045,89 5. Bantan 1 27.949,05 6. Bengkalis 329.758,98 7. Merbau 232.301.91 8. Rupat 9. Rupat Utara 10. Rangsang 1 1. Rangsang Barat 12. Tebing Tinggi 13. Tebing Tinggi Barat Kabupaten Surnber : Dinas Pertanian dan 1.140.270,14 4.487.385,50 'etelnakan Kabupsten Bengkalis (2006, dio Dari Tabel 13 terlihat bahwa tidak ada satu kecamatan yang mengalami surplus produksi telur, dengan demikian dapat dikatakan bahwa telur yang beredar di masyarakat Kabupten Bengkalis merupakan telur yang dating dari luar daerah. 5.1.4. Kebutuhan Ternak Di Kabupaten Bengkalis Dengan meningkat konsumsi produk peternakan sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kesejahteraan masyarakat, rnaka akan meningkatkan kebutuhan ketersediaan ternak yang rnerupakan salah satu unsur dari sernbilan kebutuhan pokok rnanusia. Dilihat dari kebutuhan sesuai standar konsumsi di Kabupaten Bengkalis yang setiap

tahunnya terus mengalami kekurangan, dengan demikian terdapat peluang untuk pengembangan ternak. Tabel 14. Kebutuhan Ternak di Kabupaten Bengkalis Tahun 2005. No Kecarnatan I 1 1 Mandau 283.140 2 Pinggir 18.315 I I 3 Bukii Batu 7.260 4 Siak Kecil 5.610 I 1 5 Bantan 10.230 6 Bengkalis 30.69? 7 Merbau 17.325 8 Rupat 9 Rupat Utara 7.920 10 Rangsang 7.095 11 Rangsang Barat 7.095 12 Tebing Tinggi 40.755 413 Tebing Tinggi Barat 6.600 Jurnlah 453.915 Produksi Oaging Sapi I Kerbau I Kambing I Babi I 2; I I Ras Kontribusi 1 8.35% 1 2.64% 1 2.51% 1 13.21% 1 37.00% 1 36.09% 1 KebutuhanSesuaiStandar 593.443 187.945 178.576 939.096 2.631.101 2.566.389 ltik Kekurangan daging (Kg) 139.528 44.189 41.986 220.796 618.613 43.398 Kekurangan ternak (ekor) 846 266 4.199 4.416 687.348 402.265 ;umber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkalis (2006, diolah). Pada tabel 14 terlihat bahwa kontribusi terbesar dalam produksi daging di Kabupaten Bengkalis adalah ternak ayam buras, dengan tingkat produksi sebesar 2.012.488 Kg pada tahun 2005 menyumbang 37,00% dari produksi daging keseluruhan. Tempat kedua sebagai penyumbang produksi daging adalah ayam ras sebesar 1.962.991 Kg (36,0g0h), diikuti ternak babi sebesar 718.300 Kg (13,21%), ternak sapi sebesar 453.915 Kg (8,35%), ternak kerbau sebesar 143.756 Kg (2,64%), ternak kambing sebesar 136.590 Kg (2,51%), dan ternak itik sebesar 10.885 Kg (0.20%). Berdasarkan kontribusi produksi daging dari masingmasing jenis ternak dan dibandingkan dengan kebutuhan sesuai standar gizi pada tahun

37 2005, rnaka Kabupaten Bengkalis masih kekurangan sebanyak 687.348 ekor ternak ayam buras, 402.265 ekor ternak ayam ras, 4.416 ekor ternak babi. 846 ekor ternak sapi, 266 ekor ternak kerbau, 4.199 ekor ternak kambing, dan 3.042 ekor ternak itik. Dengan melihat kondisi ini berarti ada peluang untuk rnengernbangkan usaha peternakan di Kabupaten Bengkalis. 5.2. Kontribusi Sub sektor Peternakan Surnbangan sub sektor peternakan dalam PDRB pertanian di Kabupaten Bengkalis belum begitu rnenonjol jika dibandingkan dengan sub sektor lainnya. Pada tabel 15, terlihat ratarata kontribusi sub sektor ini terhadap PDRB pertanian dari rentang tahun 2000 sampai 2004 hanya sebesar 5,28%. Kontribusi tertinggi dicapai pada Tahun 2000 dengan sumbangan sebesar 7,28%. Tabel 15. Kontribusi MasingMasing Sub Sektor Terhadap PDRB Pertanian di Kabupaten Bengkalis.Tahun 20002004 (%). SUB SEKTOR 1. Tanarnan Bahan Makanan 2. Tanarnan Perkebunan 3. Peternakan 4. Kehutanan 5. Perikanan ;umber : Badan Pusat Statistik Kabupaten 2000 2001 2002 2003 2004 Rata rats Jika dibandingkan dengan sub sektor lainnya dalarn sektor pertanian di Kabupaten Bengkalis, kontribusi sub sektor peternakan terhadap sektor pertanian adalah yang paling kecil. Sub sektor yang memberikan kontribusi yang tinggi adalah sub sektor kehutanan dengan nilai kontribusi ratarata sebesar 49,47%, diikuti oleh sub sektor tanaman perkebunan sebesar 16,51%, sub sektor tanarnan bahan rnakanan sebesar 15,3956, dan sub sektor perikanan sebesar

13,35%. Hal ini rnenunjukkan bahwa rnasih lernahnya peranan sub sektor peternakan dalarn perekonornian di Kabupaten Bengkalis. Bila dilihat dari laju perturnbuhan setiap tahunnya seperti pada Tabel 16, perturnbuhan sub sektor peternakan cenderung terus meningkat, dan perturnbuhan tertinggi dicapai pada tahun 2004 sebesar 7,18% dari Tahun 2003. Gambaran ini rnenunjukkan bahwa sub sektor ini terus turnbuh dan berkernbang dengan laju perturnbuhan ratarata 5,16% per tahun. Tabel 16. Laju Pertumbuhan masingmasing Sub Sektor dalarn Sektor Pertanian di Kabupaten Bengkalis Tahun 20002004 (%). SUB SEKTOR I 2001 1 2002 I 2003 1. Tanarnan Bahan Makanan 1 2.85 / 2.23 1 2.34 2. Tanarnan Perkebunan 3. Peternakan 4. Kehutanan / 8.80 / 7.02 1 5.67 5. Perikanan 7,48 6,68 6,17 PERTANIAN 6,86 5,57 5,09 ;umber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis (2W6). 5.3. Program Pembangunan Peternakan di Kabupten Bengkalis Tujuan pernbangunan sub sektor peternakan di Kabupaten Bengkalis adalah sesuai Rencana Operasional Pernbangunan Sub sektor Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkalis 20012005 adalah untuk: 1. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, 2. Meningkatkan rnutu gizi rnasyarakat, 3. Menciptakan kesernpatan berusaha agribisnis di bidang peternakan. Dalarn upaya pencapaian tujuan tersebut Dinas Peternkan rnelaksanakan pernbangunan peternakan rnelalui Program Pengembangan Usaha Peternakan

Rakyat yang merupakan kegiatan penyebaran dan pengembangan ternak yang dilaksanakan dengan cara bergulir. Tabel 17. Jumlah Penyebaran dan Pengembangan Ternak di Kabupaten Bengkalis Tahun 20002004. No. Jenis Ternak 2001 Tahun Penyebaran 2002 2003 2004 1. Sapi Bali 252ekorl 336ekorl Pola Pemerataan 210 KK 280 KK 210 ekor I 140 ekor 1 150 ekor 1 Pola Agribisnis 60 KK 40 KK 30 KK 600 ekor I 2. Kambing 600 ekor 1 120 KK 120 KK 3.000 ekor 1 3.500 ekor 1 3. ltik 60 KK 70 KK 4. Ayam Buras 1500 ekor I 60 KK Sumber : Dinas Pertanian dan Petemakan Kabupaten Bengkalis (2005). 420 ekor I 350 KK 3.000 ekor 1 60 KK Pada Tabel 9 terlihat bahwa program penyebaran ternak di Kabupaten Bengkalis terfokus pada penyebaran ternak sapi Bali. Penyebaran ternak sapi terbagi atas dua pola yakni pola pemerataan dan pola agribisnis. Pola pernerataan adalah pola penyebaran ternak sapi yang ditujukan kepada kelompok petani yang belum pernah menerima bantuan ternak sapi. Sedangkan pola agribisnis ditujukan untuk petani yang sudah dianggap berhasil dalam memelihara ternak bantuan beberapa tahun sebelumnya. Berdasarkan ha1 tersebut, terlihat bahwa jumlah bantuan ternak yang diberikan belum mernenuhi skala usaha minimal, sehingga tujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat tidak tercapai. 5.4. lkhtisar Secara umum jenisjenis ternak yang dikembangkan masyarakat di Kabupaten Bengkalis adalah ternak sapi, kerbau, kambing, babi, ayam buras, ayam pedaging, ayam petelur dan itik, dengan populasi ternak pada Tahun 2005 adalah sebanyak 36.655,31 ST. Kepadatan ekonomi ternak di Kabupaten