BAB I PENDAHULUAN. Tema yang diangkat ini sebenarnya terinspirasi dari buku karangan Lewwis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Raymond Williams dalam Komarudin (2007: 1).

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, maupun lingkungan kehidupan masyarakat. Alam dapat dikatakan. terpisahkan antara manusia dengan lingkungan alam.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan

BAB III METODE PENCIPTAAN

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN...

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

BAB III METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

I. PENDAHULUAN. pengalaman dan pengamatan penulis dalam melihat peristiwa yang terjadi

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III METODE PENCIPTAAN. keluar dari kegelisahan tersebut. Ide/gagasan itu muncul didorong oleh keinginan

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB III. METODE PENCIPTAAN

2015 LANGIT SENJA PALAGAN BUBAT SAKSI BELA PATI CITRARESMI SEBAGAI IDE BERKARYA SENI LUKIS DENGAN TEKNIK LAYER PADA MEDIUM AKRILIK

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS

III. PROSES PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan melukis realis merupakan bentuk ekspresi jiwa seseorang dalam

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

BAB III GAGASAN BERKARYA

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah suatu keterampilan yang diwariskan secara turun temurun dari

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA HALAMAN PENGESAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga

Lampiran INSTRUMEN PENELITIAN PEDOMAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kecil perupa hingga dewasa banyak terinspirasi oleh informasi yang di

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Theodor & Hanns Eisler. Composing For The Films (New York: Oxford University Press, 1947), 40.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. datang dari dalam maupun luar individu itu sendiri. Sebagai contoh, ketika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

TOKOH LEGENDA ENDANG DHARMA AYU SEBAGAI GAGASAN BERKARYA DRAWING

MENGGAPAI CITA-CITAKU Oleh : Eva Imania Eliasa, S.Pd. Pertanyaan pertanyaan diatas sering ditanyakan oleh anak-anak, juga orang tua pada

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

PENGUNGKAPAN : MANTRA UNTUKKU

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. penampilan serta identitas. Wajah merupakan salah satu bagian terpenting pada

BAB I PENDAHULUAN. inspirasi untuk berkarya. Lahirnya suatu karya seni tidak hanya dilandasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan yang utama adalah memiliki akal budi. psikis. Perbedaan yang paling terlihat antara perempuan dan laki-laki terutama

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri.

BAB IV DESKRIPSI KARYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar (SD) terdapat dalam mata

BAB IV TINJAUAN KARYA

BAB I PENDAHULUAN. yang paling sempurna. Manusia bisa berpikir dan mempunyai kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana ia memperoleh pendidikan, perlakuan, dan. kepengasuhan pada awal-awal tahun kehidupannya (Santoso, 2002)

BAB III METODE PENCIPTAAN

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

IV. ANALISIS KARYA. suasana pertunjukan sirkus. Gajah yang seakan-akan muncul dari dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

MAKALAH. Oleh IWAN HERAWAN

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual. Menurut Jessica Helfand dalam situs

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS

BAB I PENDAHULUAN. M. Tresidder, The Handbook Of Love (Yogyakarta: Lotus, 2003), 03. 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berkarya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tema yang diangkat ini sebenarnya terinspirasi dari buku karangan Lewwis Carol: Alice in wonderland. Buku ini memiliki kesan yang mendalam dalam memori saya, sebagai salah satu dongeng anak yang amat saya gemari. Secara garis besarnya buku ini menceritakan seorang anak yang masuk ke dalam alam lain dan mengalami berbagai perjalanan, dan yang mengejutkan dalam akhir cerita dikatakan bahwa apa yang dialaminya itu hanyalah mimpi (bunga tidur). Buku ini adalah respon dari perang dunia tetapi dengan cara bertutur lain dari kenyataan yang ada. Dengan mengadaptasi cara bertutur tadi, dalam karya ini saya ingin menyampaikan harapan yang ideal yang telah dan diharapkan terjadi. Gambar I.1 Alice in Wonderland sumber: www.alltheweb.com

Perjalanan adalah suatu aktivitas yang sering dilakukan oleh manusia termasuk didalamnya perjalananan kehidupan. Perjalanan hidup ialah kegiatan yang dilakukan oleh setiap manusia. Pada masa kecil saya cukup banyak melakukan perjalanan, baik ke luar kota maupun di dalam kota. Hal tersebut membekas dan tersimpan sebagai suatu pengalaman visual yang tak terlupakan. Pengalaman ini tidak sepenuhnya tersimpan dalam ingatan, sering menjadi tidak kronologis lagi, dan terlupakan kapan waktu terjadinya. Setiap kejadian tadi memberi suatu respon dalam pikiran yang dituangkan ke dalam karya, meskipun semuanya itu dapat dituangkan tidak dengan alam yang nyata, sama seperti pikiran itu sendiri. Kehidupan itu memiliki persamaan dengan mimpi yang terkadang tidak berjalan mulus, namun selalu memiliki harapan. Harapan itu sendiri menarik bagi saya untuk diceritakan ulang. Waktu di masa kecil saya pernah berharap menjadi dokter hewan, lalu dokter anak, ketika beranjak remaja menjadi seorang komikus namun jalan hidup memberikan arah bahwa saya harus menempuh pendidikan sebagai seorang dokter umum. Perenungan akan menjadi apakah saya ini dimasa yang akan datang dimulai disana. Hal diatas membawa saya untuk mengambil keputusan yang sangat penting, yaitu memutuskan untuk meninggalkan kedokteran dan menuju dunia seni rupa, yang sama sekali berbeda dalam cara berpikirnya. Manusia hanya dapat berencana namun yang Kuasalah yang menentukan jalan hidup seseorang. Masa kecil saya suka memperhatikan obyek berbentuk lingkaran. Dari orang-orang yang sehari-hari saya temui, lingkaran sebagai objek yang memiliki 2 kriteria yang menjadikannya menarik untuk diungkap dalam bentuk visual. Dua kriteria tersebut yaitu:

dinamis dan dianggap sempurna. Seperti itulah saya menempatkan diri dalam mimpi. Tidak berlebihan bahwa lingkaran itu bisa dianggap mewakili mimpi saya dimana keinginan untuk menjadi lebih dinamis dan sempurna dalam menempuh perjalanan hidup. Maka tidak terlalu berlebihan bila mengatakan lingkaran itu ialah harapan saya atas kehidupan yang ideal. Dalam hal ini kehidupan ideal adalah kehidupan di dalam Dia (Tuhan) seperti yang tertulis dalam ajaran-nya, menjadi sempurna di dalam Dia. Dalam kehidupan banyak sekali terjadi chaos, namun dalam alam mimpi hal itu menjadi sangat normal dan dipandang sah-sah saja. Dalam perjalanan hidup saya, terdapat banyak pilihan yang diambil; entah itu benar ataupun salah. Pilihan tersebut selalu menyisakan mimpi yang ideal. Kegagalan menjadi suatu warna yang biasa bagi manusia, namun harapan memberi kemampuan bagi kita untuk kembali memperjuangkan hal yang diimpikan. Mimpi bagi saya adalah yang hal yang memacu untuk menggapai harapan yang lebih baik. Dalam mimpi, kehidupan mejadi lebih dinamis. Hal ini mendorong saya untuk memberi ruang kontemplasi antara ekspresi dan penuangan dalam karya. 1.2 Batasan Masalah Dalam memberi visual objek, memori masa kecil menjadi salah satu hal penting. Hal ini muncul dalam karya terinspirasi dari alam lingkungan baik warna maupun bentuknya. Bentuk lingkaran, warna pelangi, nuansa kabut (awan) dan warna kayu terutama menjadi dijewantahkan. Dalam hal ini warna dianggap sebagai pengganti bahasa, dianggap seperti pada kata-kata yang membentuk puisi. Lebih jauh lagi perjalanan ini bersifat perpindahan dari satu waktu ke waktu yang lain. Dalam hidup saya dari saya bisa memahami

(menyadari) keberadaan diri hingga saya membuat karya ini; menjadi momen yang tertuang dalam karya saya ini 1.3 Rumusan Masalah Ada dua hal yang menjadi masalah penciptaan karya ini: a. Bagaimana pencitraan yang tepat yang bisa mewakili keadaan yang saya alami? b. Sepenting apakah perjalanan ini untuk diceritakan? 1.4 Tujuan Penciptaan a. Penciptaan ini sebagai suatu perenungan hidup saya. b. Dialog antara saya dengan masyarakat sebagai pemerhati. c. Menuangkan mimpi saya untuk dinikmati orang lain. 1.5 Manfaat Penciptaan Untuk pengeksplorasian tehnik dan menggali pengertian yang lebih dalam, atas karya saya yang pernah ada atau dibuat. Penggalian ini berguna untuk lebih mengerti perasaan, keberadaan, dan jati diri saya. Lebih jauh melalui karya ini, saya ingin menggugah orang lain untuk memiliki mimpi tentang hari esok.

1.6 Metode penciptaan a. Cara/tehnik Saya bukan orang yang dapat membayangkan karya apa yang akan dibuat, tetapi bergerak menurut dorongan motorik yang terjadi, hampir seperti automatic drawing; cara yang umumnya dipakai oleh para pelukis surrealis. Sketsa dibuat sebagai bahan pertimbangan. Perpindahan kanvas ialah cara untuk memaksimalkan karya. Setelah karya yang di buat dianggap/dipandang cukup mewakili tema yang telah ditentukan sebelumnya, maka proses selanjutnya adalah mendeskripsikan karya tersebut ke dalam tulisan penghantar karya. b. Alat dan bahan Karya ini dibuat dalam cat minyak dan aklirik diatas kanvas dalam kebutuhan antara kontemplasi maupun ekspresi, lebih dapat dicapai dengan 2 media ini. Ukuran kanvas disesuaikan dengan kebutuhan ekspresi.