BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB II PROFIL DESA KASIMPAR DAN KEADAAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA KASIMPAR

BAB I PENDAHULUAN. wawancara, curah pendapat, serta mengacu buku profil desa dan profil Dusun

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

BAB II PROFIL WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Banguncipto dan Dusun Ploso serta mengacu buku profil desa dan profil

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Kelurahan/Desa. Desa Giripanggung merupakan salah satu desa yang

BAB I PENDAHULUAN. Kranggan, Galur, Kulon Progo. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata telah

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KECAMATAN CIAWI KANTOR KEPALA DESA CILEUNGSI Alamat : Jalan Raya Veteran III No. 27 Tapos Kec. Ciawi Kab.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

BAB IV KEADAAN UMUM DESA KEMANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Buana Sakti terletak di Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur,

BAB I LATAR BELAKANG

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

BAB I PROFIL WILAYAH

BAB IV KEADAAN UMUM DESA BANJARSARI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dahlan 2016/ 2017 untuk Divisi 1 B 2 berlokasi di Dusun Miri, Desa/Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah Dusun Bunder (Padukuhan III), secara geografis merupakan bagian

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah 1. Profil Dusun Bruno 1 a. Deskripsi Wilayah. Hasil survey ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kembang dari Desa Nglegi. Hasil surveinya adalah sebagai berikut: Sebelah Selatan : Desa Bandung, Kecamatan Playen

NO KATALOG :

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

BAB II GAMBARAN UMUM

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KONDISI MASYARAKAT DESA GEDANGAN. Arteri Sekunder (jalan provinsi) yang cukup startegis membujur arah Utara-

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul dengan luas wilayah. 2209,53 hektar. Berdasarkan data monografi, Desa Giripanggung

IV. GAMBARAN UMUM. namun berkat ketekunan dan kemauan keras dari penduduk yang datang dari Jawa ke

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. menjadi 5 wilayah Binaan Penyuluhan Pertanian. Letak Kecamatan

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Dataran Tinggi Dieng kurang lebih berada di ketinggian 2093 meter dari permukaan laut dan dikelilingi oleh perbukitan. Wilayah Dieng masuk ke dalam dua kabupaten yaitu Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara. Pada siang hari, suhunya bisa berkisar antara 10 0 hingga 20 0 Celsius. Salah satu desa yang terdapat di dataran tinggi Dieng adalah Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, dan desa ini masuk ke dalam wilayah Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi desa jauh dari pusat-pusat pemerintahan, jarak dari desa ke kota kecamatan sekitar 11 km, ke kota kabupaten sekitar 60 km, ke pusat provinsi sekitar 130 km, dan ke ibu kota Jakarta sekitar 600 km. Desa dengan luas 488.811 ha ini berada pada ketinggian 2002 mdpl dan berbatasan dengan wilayah-wilayah sebagai berikut: Sebelah utara : Desa Pranten (Kabupaten Batang) Sebelah Timur : Desa Dieng Kulon Sebelah Selatan : Desa Bakal Sebelah Barat : Desa Kepakisan Adapun topografi desa Karangtengah sekitar 15 persen berupa tanah yang datar hingga berombak, 50 persen berombak hingga berbukit, dan 70 persen berbukit hingga bergunung. Peruntukan tanah di desa tersebut tersaji pada Tabel 2. Kondisi topografi desa yang berbukit dengan udara yang sejuk merupakan kekayaan yang dapat dimanfaatkan oleh rumahtangga petani sebagai sumberdaya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup minimal untuk memenuhi kebutuhan subsistensi pangan. Wilayah desa yang sebagian besar merupakan lahan pertanian dimanfaatkan oleh rumahtangga petani untuk menanam berbagai jenis komoditas hortikultur terutama kentang, serta beberapa tanaman lainnya seperti kubis, koncang (bawang daun), dan kacang dieng. Hasil dari kegiatan pertanian ini merupakan sumber pendapatan utama dari rumahtangga petani yang tinggal di Desa Karangtengah.

27 Tabel 1. Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Desa Karangtengah No Peruntukan Lahan Luasan (ha) 1 Tanah bengkok 6 bidang 3 ha 2 Sawah dan lading 340,83 ha 3 Pemukiman/perumahan 50,711 ha 4 Pekuburan 0,8 ha 5 Hutan 89 ha 5 Industri 20 ha 6 Pertokoan 1,5 ha 7 Pasar desa 0,85 ha 8 Tempat rekreasi 2 ha Sumber: Data Monografi Desa Karangtengah, 2010 4.2 Kondisi Demografi 4.2.1 Penduduk dan Mata Pencaharian Desa Karangtengah terdiri dari tiga dusun yaitu Karangtengah (Krajan), Simpangan, dan Pawuhan. Masing-masing dusun tersebut merupakan Rukun Warga (RW) yang terdiri dari beberapa Rukun Tetangga (RT). Karangtengah, sebagai pusat pemerintahan desa terdiri dari dua RW dengan jumlah RT sebanyak sepuluh. Simpangan dan Pawuhan masing-masing terdiri dari lima RT. Berdasarkan data Monografi desa tahun 2010, penduduk Desa Karangtengah adalah masyarakat asli dimana tercatat sejumlah 4266 jiwa, dengan proporsi lakilaki 2132 jiwa dan perempuan 2134 jiwa. Total jiwa tersebut terbagi dalam 1200 Kepala Keluarga. Berdasarkan umur, jumlah penduduk dibagi dalam beberapa kategori seperti tercantum dalam Tabel 3. Hal yang dapat diamati dari kondisi penduduk di desa Karangtengah dengan membaca tabel tersebut adalah jumlah usia produktif (usia kerja) lebih banyak dari pada usia nonproduktif. Berdasarkan Rusli (1995), usia kerja disebutkan antara usia 10-64 tahun, dan di desa lokasi penelitian bisa dikatakan jumlahnya mendominasi dari jumlah penduduk yang ada. Namun sebagaimana umumnya, tidak semua penduduk yang termasuk dalam usia kerja tergolong dalam angkatan kerja yang aktif secara ekonomi.

28 Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Karangtengah No Kelompok Umur (tahun) Jumlah jiwa 0-1 85 2 1-5 254 3 5-6 136 4 7-15 601 5 16-59 2.911 6 60 ke atas 279 Total 4.266 Sumber: Data Monografi Desa Karangtengah, 2010 Dengan kondisi topografi berupa daerah pegunungan dan ketersediaan lahan pertanian yang luas, maka sebagian besar mata pencaharian penduduk Desa Karangtengah adalah sebagai petani dan buruh tani. Sekitar 50 persen bermata pencaharian sebagai petani, 20 persen buruh tani, 10 persen pedagang serta 20 persen lainnya berprofesi sebagai wiraswasta, Pegawai Negeri Sipil, tukang dan pengusaha bengkel. Sumber: Data Monografi Desa Karangtengah, 2010 Gambar 3. Persentase Jenis Mata Pencaharian Penduduk di Desa Karangtengah Bekerja pada sektor pertanian merupakan pekerjaan utama dari sebagian besar penduduk Karangtengah. Lahan pertanian yang dimiliki diusahakan secara terus menerus sepanjang tahun oleh petani dengan pola monokultur. Biasanya pilihan penduduk menjadi petani disebabkan keturunan dari pendahulunya, jika

29 orang tua bermata pencaharian sebagai petani maka anak cenderung akan mengikutinya. 4.2.2 Pendidikan Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan menggambarkan tingkat kemajuan suatu wilayah dalam pembangunan terutama terkait dengan kualitas sumberdaya manusia. Adapun dari 4.266 jumlah penduduk yang tercatat, sebanyak 79,73 persen penduduk tidak tamat Sekolah Dasar, 10,67 persen berijazah Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, 7,50 persen tamat Sekolah Menengah Pertama, 1,38 persen tamat sekolah Menengah Atas, dan 0,91 persen mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi. Dengan kondisi pendidikan masyarakat yang tergolong rendah tersebut mengakibatkan rendahnya kualitas sumberdaya manusia yang tinggal di Desa Karangtengah. Meskipun pada saat sekarang kondisi sudah semakin berkembang, namun yang bisa menikmati pendidikan hingga jenjang menengah dan tinggi adalah penduduk yang berasal dari strata atas. Sumber : Data Monografi Desa Karangtengah, 2010 Gambar 4. Presentase Tingkat Pendidikan Penduduk di Desa Karangtengah Tingkat pendidkan yang masih rendah tersebut mengantarkan penduduk Desa Karangtengah untuk meneruskan profesi petani sebagai mata pencaharian

30 utama dari leluhur mereka. Bagi mereka, tanpa memiliki ijazah siapa pun bisa menjadi petani kentang dengan hasil yang menjanjikan. Filosofi sing penting bisa nyekeli pacul 1 menjadi landasan mereka untuk berprofesi sebagai petani. Kondisi ini memunculkan pandangan di masyarakat bahwa sekolah (pendidikan) bukanlah hal yang krusial, karena menjadi petani bukan membutuhkan ijazah tapi membutuhkan keterampilan. 4.3 Sarana dan Prasarana Desa Secara umum sarana dan prasaran penunjang kegiatan sehari-hari masyarakat yang terdapat di Desa Karangtengah bisa dikatakan cukup memadai walaupun masih terbatas. Jalan yang menghubungkan antara desa dengan kota kecamatan adalah jalan aspal yang sebagian sudah rusak kondisinya. Sedangkan jalan yang menghubungkan antar dusun berupa jalan aspal kecil yang terhubung dengan jalan raya. Sarana transportasi yang digunakan oleh warga untuk menjangkau kota kecamatan adalah mikro bus yang biasanya beroperasi sejak pagi hingga sore hari. Warga memanfaatkan fasilitas transportasi tersebut untuk bepergian ke kota kecamatan maupun ke kabupaten Wonosobo untuk berbelanja keperluan sehari-hari. Sarana pendidikan formal di Desa Karangtengah adalah dua bangunan Sekolah Dasar yang terletak di dusun Karangtengah (Krajan) dan dukuh Pawuhan. Untuk pendidikan non formal terdiri dari Madrasah Diniyah dan Taman pendidikan Al-Qur an. Sedangkan untuk sarana keagamaan terdiri dari masjid yang ada di masing-masing dusun serta mushola yang berada di setiap RW. Sarana kesehatan yang terdapat di Desa Karangtengah terdapat satu puskesmas pembantu, satu bidan desa, dan beberapa posyandu di tiap dusun. Dalam bidang pemerintahan, sarana yang ada adalah sebuah Balai Desa yang tempatnya terhubung langsung dengan fasilitas olahraga (lapangan badminton) serta bersebelahan dengan lapangan sepak bola. Fasilitas olahraga tersebut bisa dimanfaatkan oleh warga secara bebas. Untuk sarana pengairan dan air bersih, rumahtangga di desa Karangtengah memanfaatkan air hujan maupun sumber air yag berasal dari pegunungan yang disalurkan ke rumah-rumah melalui pipa. Saat 1 Yang penting bisa memegang cangkul

31 ini sudah ditambah dengan sarana air bersih dari program PAMSIMAS. Sedangkan untuk sarana penerangan seluruh wilayah desa Karangtengah dialiri dari sumber listrik PLN. 4.4 Kondisi Sosial Penduduk Desa Karangtengah merupakan penduduk dataran tinggi yang mayoritas bekerja di sektor pertanian. Mereka tinggal dalam rumah-rumah yang lokasinya berdekatan dengan tetangga sehingga sering terjadi interaksi. Derajat saling mengenal antara satu penduduk dengan penduduk yang lain relatif tinggi. Kebanyakan dari mereka masih kerabat meskipun terhitung jauh dalam keturunan, namun jika dirunut dari leluhur mereka, maka bisa dikatakan mereka masih mambu sedulur 2. Selaras dengan Hefner (1999) yang menyebutkan bahwa menjadi masyarakat dataran tinggi diidentikkan dengan istilah wong tani 3 maka mayoritas penduduk di Desa Karangtengah pun bermatapencaharian sebagai petani. Pilihan kegiatan nafkah ini turun-temurun dari leluhur dan memang sumberdaya yang ada di Desa Karangtengah memungkinkan untuk melakukan aktivitas tersebut. Selain itu, rendahnya pendidikan yang dialami oleh penduduk desa menyebabkan mereka pasrah menjadi petani. Untuk penduduk golongan umur tua rata-rata tidak bersekolah, kemudian keturunannya sudah mulai mengenyam pendidikan sekolah dasar. Saat ini, kesadaran akan pendidikan sudah muncul dalam kalangan penduduk, meskipun masih sedikit yang melanjutkan hingga jenjang lanjutan atas. Ditinjau dari sistem kepercayaan, penduduk desa Karangtengah menganut agama Islam. Aktivitas keagamaan disana cukup maju terlihat dari dari minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di pesanteren maupun berbagai kegiatan agama yang dimunculkan di desa. Seperti pengajian yasinan untuk lakilaki, Taman Pendidikan Al-Qur an bagi anak-anak, serta terdapatnya fasilitas keagamaan yang memadai. Masing-masing dusun memiliki masjid besar dan beberapa mushola, bahkan masjid-masjid yang ada dibangun semewah mungkin sebagai bentuk penghormatan pada Tuhan (rumah Allah). 2 Mambu sedulur artinya masih bersaudara meskipun dalam garis keturunan terhitung saudara jauh. 3 Petani, bermatapencaharian sebagai petani.

32 Berdasarkan kepemilikan lahan di Desa Karangtengah, penduduk desa terstrata menjadi tiga lapisan yaitu lapisan atas, menengah, dan bawah. Lahan pertanian merupakan asset berharga yang menjadi simbol kekayaan. Semakin luas lahan pertanian yang dimiliki, maka seseorang dikatakan sebagai orang kaya dan makmur. Mereka yang masuk dalam golongan atas adalah para pemilik lahan (tanah pertanian) yang luasnya lebih dari 1 ha atau sering disebut tani gedhe 4 atau juragan. Biasanya mereka dianggap golongan elit karena memiliki kehidupan yang mapan secara materi serta telah melakukan ibadah haji. Kehidupan mapan yang dicapai berasal dari hasil pertanian yang diproduksi di atas lahan milik mereka sendiri. Mereka mampu pergi ke Mekah dan mendapatkan prestise yang terhormat di lingkungan Desa. Orang yang telah melakukan ibadah haji dipanggil dengan sebutan Kaji. Tani gedhe ini menjadi majikan bagi petani tidak bertanah yang menjadi buruh di lahan garapan mereka. Masyarakat yang termasuk golongan menengah adalah mereka yang memiliki tanah kurang dari 1 ha. Golongan menengah ini juga sebagian dianggap elit sebab dari mereka ada yang menjabat sebagai pamong desa atau pun tokoh masyarakat yang dihormati. Strata paling bawah di masyarakat adalah mereka yang tidak bertanah, menjadi buruh di tanah milik orang lain dan biasanya masih mendapat jatah program bantuan pemerintah seperti BLT (Bantuan Langsung Tunai) dan RasKin (Beras Miskin). 4 Petani besar