MIKROTEKNIK TIM HISTOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
METODE DASAR MIKROTEKNIK DAN PEWARNAAN HISTOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi

Laporan Praktikum Histotehnik. Oleh: Lucia Aktalina. Jum at, 14 September WIB

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan

Lampiran 1. Penghitungan Dosis Pemberian Kepel.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci. Tanggal Pemberian obat ,750 1, ,650 1,500

PEMBUATAN PREPARAT MELINTANG DENGAN METODE PARAFIN

Lampiran 1. Pembuatan Media Bakteri (SWC dan TCBS).

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Usus Halus Ayam Broiler. Menggunakan Metode Paraffin

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design.

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji.

BAB I PENDAHULUAN. sediaan mikroteknik atau yang juga dikenal sebagai sediaan Histologi.

LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM HISTOTEKNIK TISSUE PROCESSING DAN PEWARNAAN

BAB III METODE PENELITIAN. pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana) terhadap

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

BAB III METODOLOGI. untuk Microsoft Windows.

PEMBUATAN PREPARAT IRISAN MELALUI METODE PARAFIN

Lampiran 1. Ilustrasi ligasi antara GP25 dan pt-easy

TUJUAN : Latihan membuat preparat histologi jaringan masing-masing yang dapat dianalisa lanjut dengan mikroskop

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

BAB III METODE PENELITIAN

Jaringan Tubuh. 1. Jaringan Epitel. 2. Jaringan Otot. 3. Jaringan ikat/penghubung. 4. Jaringan Saraf

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Analisis probit uji LC50-96 jam minyak sereh. Pengamatan Jumlah Respon

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Kandang Hewan Coba Laboratorium Histopatologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah, selama 8 minggu.

Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

PRAKTIKUM HISTOTEKNIK

BAB 4 MATERI DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Diagram alir pembuatan sediaan (preparat) histopatologi organ usus halus mencit percobaan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen satu faktor dengan pola acak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian inidilaksanakan di laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

BAB III METODE PENELITIAN. ekstrak biji pepaya (Carica papaya, L.) terhadap ketebalan lapisan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE 2. 1 Rancangan penelitian 2.2 Persiapan wadah 2.3 Penyediaan larva ikan patin

Lampiran 1 Skema Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Skema langkah-langkah pengujian histologi secara garis besar adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Jenis Data Data Primer

TEKNIK PEMBUATAN PREPARAT HISTOPATOLOGI DARI JARINGAN HEWAN DENGAN PEWARNAAN HEMATOKSILIN DAN EOSIN (H&E)

THE TOUR CYTOL CYT OGY OGY T : he Study of Cells V sualisasi sualisasi sel sel : :mikroskop meningkatkan n resolusi (jarak (jarak an tar obyek

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

BAB IV METODE PENELITIAN Waktu, Lokasi dan Ruang Lingkup Ilmu Penelitian

1. Melakukan isolasi jaringan (usus halus bagian ileum) kemudian dibilas dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOLOGI DAN EMBRIOLOGI HEWAN PREPARAT SAYATAN ORGAN HEWAN. Disusun Oleh : Yulia F

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Mikro Ileum Itik Cihateup Menggunakan Metode Paraffin Haemotoksilin Eosin

KLASIFIKASI KROMATOGRAFI

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan Cangkang Kapsul Alginat. Alat pencetak kapsul (batang besi) Alat pencetak kapsul yang dilapisi natrium alginat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang

LAPORAN PENGUKURAN MIKROMETRI DIAMETER BATANG Jatropa sp

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Bandeng

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.

MIKROSKOP A. PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan

No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat. Jelo Tech Mengeringkan daun pare Perkembangan inkubator Hewan. Pyrex Iwaki. - Menyaring ekstrak.

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

I. NAMA PERCOBAAN Nama percobaan : C4 Mikroskop

ACARA I MINERALOGI OPTIK PENGENALAN MIKROSKOP DAN PREPARASI SAYATAN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PLASMOLISIS

Transkripsi:

MIKROTEKNIK TIM HISTOLOGI

MIKROTEKNIK Definisi: cara pembuatan sediaan histologik yg dpt diamati di bawah mikroskop Macam sediaan histologik: sediaan segar & sediaan permanen

Sediaan Segar Sediaan hidup yg langsung diamati di bawah mikroskop Tujuan: mengamati keadaan alamiah sediaan warna, bentuk, jml komponen jaringan, adanya gerakan. Kerugian: mudah rusak, kontras antara bagian-bagian sediaan tidak nyata

Sediaan Permanen Macam: sediaan utuh, sediaan apus, sediaan irisan Tujuan pembuatan sediaan irisan: diperoleh irisan yg tipis sekali & rata dpt diamati di bawah mikroskop; struktur jaringan mirip dg aslinya; kontras antara bagian-bagiannya jelas Cara pembuatan sediaan irisan: cara parafin, cara celloidin, & irisan beku (frozen section).

Tahapan pembuatan sediaan histologis ( cara parafin) Pengambilan contoh jaringan Fiksasi Dehidrasi Penjernihan Pemancangan (embedding) Pemotongan Penempelan Pewarnaan

1. Pengambilan contoh jaringan Jaringan diambil sekecil mungkin, tetapi mewakili struktur keseluruhan Tebal jaringan < 5 mm

2. Fiksasi Tujuan: membuat unsur-unsur jaringan stabil, tahan terhadap perlakuan berikutnya 2 macam fiksatif: sederhana (1 macam zat: formalin, etanol) & campuran (> 1 zat: larutan Helly, larutan Zenker). Volume cairan fiksatif: minimal 20x volume jaringan. Waktu fiksasi tergantung pd tebal jaringan, macam fiksatif, & konsistensi jaringan

3. Dehidrasi Tujuan: mengambil semua air dlm jaringan, membersihkan sisa-sisa fiksatif Bahan: etanol (dr konsentrasi 70%-100%) Waktu: tergantung pd volume jaringan (6-24 jam)

4. Penjernihan Tujuan: mengambil etanol sesudah dehidrasi Bahan: zat yg dpt bercampur dg bahan dehidrasi mis: xylol, toluol

5. Pemancangan (embedding) Tujuan: mengganti bahan penjernih dlm jaringan dg parafin cair disertai pengerasan shg jaringan mudah dipotong mjd irisan tipis Tahap pemancangan: impregnasi (peresapan) parafin masuk ke sela-sela jaringan; embedding membentuk balok parafin di sekeliling jaringan

6. Pemotongan Jaringan dlm balok parafin dipotong dg mikrotom (alat pemotong mekanis) Tebal irisan: 5-12 µm

7. Penempelan Irisan ditempelkan pd kaca objek yg sudah diolesi albumin-gliserin Kmd dikeringkan pd suhu 2-5 C di bawah titik lebur parafin ( sekitar 40 C)

8. Pewarnaan Deparafinisasi (membersihkan sisa parafin) Tujuan pewarnaan: spy unsur-unsur jaringan tampak jelas & dpt dibedakan bagian-bagiannya di bawah mikroskop Yg sering digunakan: hemaktosilin-eosin (HE) Setelah pewarna: dehidrasi, penjernihan, penutupan sediaan dg balsem kanada & kaca penutup, dikeringkan

MIKROSKOP CAHAYA Bagian mikroskop: bagian mekanik & bagian optik Bagian optik: 3 sistem lensa, yaitu Lensa kondensor: menampung & mengarahkan cahaya shg menerangi objek yg diamati Lensa objektif: memperbesar & meneruskan bayangan objek ke arah lensa okuler Lensa okuler: memperbesar bayangan & diarahkan ke retina

MIKROSKOP CAHAYA Resolusi: jarak terkecil antara 2 partikel shg kedua partikel tampak sebagai 2 objek yg terpisah. Untuk mikroskop cahaya: objek < 0,1 mm tidak dapat dibedakan bagian-bagiannya. Pengamatan dg mikroskop: mulai dg perbesaran kecil utk mengamati objek secara keseluruhan, kmd dg perbesaran lebih besar utk mengamati struktur yg lebih detail.

Sediaan histologi Tujuan pembuatan sediaan irisan: struktur jaringan sedapat mungkin dipertahankan sesuai keadaan aslinya, diperoleh irisan tipis & rata, diperoleh kontras yg baik. Yg diamati: bentuk & ukuran sel, sitoplasma, nukleus, membran sel, bagian khusus misal silia, mikrovilli.

GINJAL Gambaran khas ginjal: tubulus sel epitel Perhatikan: bentuk sel, letak nukleus, sitoplasma

Trakhea & Esofagus Identifikasi sel goblet & silia. Gambaran khas permukaan apikal (berbatasan dg lumen)sel epitel trakhea: silia; Sel goblet: oval, mengandung mukus

JEJENUM (USUS HALUS) Plica circularis villi microvilli (striated border) Bentuk sel : kolumnar

SEL OTOT POLOS: Irisan longitudinal Perhatikan: bentuk sel dan posisi nukleus.