PENERAPAN SILA PERSATUAN INDONESIA DI LINGKUNGAN PERUMAHAN BTN KOLHUA KUPANG-NTT DISUSUN OLEH DEASY WELMINSANDY ALHANS 11.11.5043 KELOMPOK D S1-TI UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011
PENERAPAN SILA PERSATUAN INDONESIA DI LINGKUNGAN PERUMAHAN BTN KOLHUA KUPANG-NTT Perbedaan suku dan agama menjadi latar belakang masalah di perumahan BTN Kolhua yang terletak di Indonesia bagian timur khususnya Nusa Tenggara Timur. Masyarakat di peumahan ini lebih memilih untuk hiduo tana peduli satu dengan yang lainnya. Mereka juga tidak menghargai antar umat beragama. Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya akhirnya masyarakat BTN Kolhua menyadari bahwa kelakuan mereka menyusahkan diri mereka sendiri, sekarang mereka hidup rukun, saling peduli satu sama lain dan menghargai antar umat beragama. Negara Indonesia adalah Negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dengan beragam suku, namun kita harus mengingat semboyan Negara kita BHINEKA TUNGGAL IKA yang mempunyai arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Jadi janganlah kita saling tercerai-berai saling bermusuhan satu dengan yang lainnya karena mempermasalahkan agama dan suku.
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas perkenaan- Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini mempunyai banyak kekurangan. oleh karena itu,kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian. semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Yogyakarta, 29 oktober 2011 Deasy Welminsandy Alhans
DAFTAR ISI Abstrak..i Kata pengantar..ii Daftar isi iii BAB I.1 BAB II...2 BAB III 6 Referensi.10
BAB I LATAR BELAKANG MASALAH dan RUMUSAN MASALAH A. Latar Belakang Masalah Perumahan BTN Kolhua terletak di Kupang Nusa Tenggara Timur,merupakan perumahan yang dihuni oleh penduduk Indonesia khususnya Indonesia bagian Timur dari berbagai suku dan agama. Hal inilah yang awalnya membuat masyarakat setempat sulit beradaptasi satu dengan yang lainnya, oleh karena budaya dari suku masing-masing masih melekat dalam tiap pribadi masyarakat yang tinggal di perumahan BTN Kolhua. Namun sebagai makhluk sosial yang membutuhan satu dengan yang lainnya, penduduk BTN Kolhua berhasil menerapkan sila ketiga pancasila persatuan Indonesia, dimana mereka hidup rukun,saling membutuhkan,saling menghargai satu sama lain. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang terjadi di perumahan BTN Kolhua? 2. Apa yang menyebabkan hal itu terjadi? 3. Adakah usaha masyarakat setempat untuk menyikapi hal tersebut? 4. Apakah usaha masyarakat setempat berhasil? 5. Bagaimana kehidupan masyarskat BTN Kolhua sekarang?
A. Pendekatan BAB II PENDEKATAN dan PEMBAHASAN Pendekatan nilai Sosiologis : Pendekatan nilai sosiologis dalam hal ini adalah pancasila yang mempunyai nilai sosiologis yaitu sebagai pengatur hidup kemasyarakatan pada umumnya. Artinya pancasila berperan penting dalam hidup masyarakat Indonesia, apapun yang dilakukan oleh masarakat Indonesia pada umumnya harus sesuai dengan pancasila. Disini saya lebih mengkhususkan pada sila ketiga pancasila yaitu sila persatuan Indonesa, dimana setiap warga negara wajib untuk saling menghargai, dan sebagai makhluk sosial yang membutuhkan satu dengan yang lainnya harus hidup rukun dan damai. seperti masalah yang akan saya bahas berikut ini, tentang kehidupan masyarakat BTN Kolhua Kupang NTT yang awalnya hidup tidak rukun, namun sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan, akhirnya mereka hidup damai dan saling menolong satu sama lain. Disini lah letak nilai sosiologisnya B. Pembahasan Perumahan BTN Kolhua terletak di Indonesia bagian timur yakni Kupang Nusa Tenggara Timur, berdiri sejak tahun 1987. Perumahan ini banyak ditempati oleh kalangan masyarakat dari berbagai suku seperti Sabu, Rote, Sumba, Flores, Alor, ada juga sebagian yang berasal dari Pulau Jawa. Selain berasal dari suku yang berbeda, penduduk Perumahan BTN Kolhua pun menganut agama yang berbeda-beda ada yang beragama Nasrani, beragama Muslim, dan sebagiannya lagi beragama hindu. Awalnya budaya dari suku masing-masing masih sangat melekat dalam tiap diri penduduk BTN Kolhua, apalagi terdiri dari agama yang berbeda, hal inilah yang membuat masyarakat BTN Kolhua sulit untuk beradaptasi satu dengan yang lainnya. Mereka cenderung untuk berdiam diri dirumah mereka masing-masing tanpa ada rasa ingin tahu sedikitpun tentang apa yang terjadi disekitar mereka, bagaimana lingkungan yang ada di sekitar mereka, sehingga perumahan inipun terasa seprti tak berpenghuni. Mereka juga tidak menghargai antar umat beragama. contohnya ketika kebaktian hari minggu sedang berlangsung di gereja sekitar
perumahan BTN Kolhua, ada warga yang non kristiani memutar lagu keras-keras. Ini menunjukkan bhwa warga ini tidak menghargai umat kristiani yang sedang beribadah. Namun sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lain untuk tetap dapat menjalani hidup, Lama-kelamaan penduduk BTN Kolhua menyadari dengan sendirinya bahwa mereka saling membutuhkan. Hal in berawal dari seorang ibu yang waktu itu akan segera melahirkan pada tengah malam. Suaminya kebingungan harus meminta tolong kepada siapa untuk membantunya membawa istrinya kerumah sakit, sedangkan merekapun tidak mempunyai mobil. Akhirnya dia mengetuk pintu salah seorang tetangganya untuk meminta tolong.tetangga itu bersedia menolongnya, bukan hanya itu dia juga meminta bantuan kepada tetangga lainnya. Berkat bantuan para tetangga akhirnya ibu ini berhasil dibawa kerumah sakit dan dapat bersalin dengan selamat. Dari sinilah mereka menyadari bahwa mereka saling membutuhkan, dan mulai menjalani hidup sesuai dengan pancasila khususnya sila ketiga. Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Marauke. Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar. Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan terdiri dari bermacam-macam kelompok suku bangsa, namun perbedaan tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi justru dijadikan persatuan Indonesia. Menurut Notonegoro (1974 : 44) Sebagai warga Negara Indonesia, memanglah kita harus mengamalkan Pancasila secara subyektif. Artinya pelaksanaan dalam pribadi perseorangan, setiap warga Negara, setiap induvidu, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa dan setiap orang Indonesia. Justru pengamalan pancasila yang subyektif ini lebih penting dibandingkan pengamalan pancasila secara obyektif, karena pengamalan yang subyektif ini merupakan persyaratan keberhasilan pengalaman yang obyektif.
Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara Indonesia mempunyai beberapa fungsi pokok, yaitu: Pancasila dasar negara sesuai dengan pembukaan UUD 1945 dan yang pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum. Hal ini tentang tertuang dalam ketetapan MRP No. XX/MPRS/1966 dan ketetapan MPR No. V/MP/1973 serta ketetapan No. IX/MPR/1978. merupakan pengertian yuridis ketatanegaraan Pancasila sebagai pengatur hidup kemasyarakatan pada umumnya (merupakan pengertian Pancasila yang bersifat sosiologi) Pancasila sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan cara-cara dalam mencari kebenaran (merupakan pengertian Pancasila yang bersifat etis dan filosofis) Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan dalam segala bidang. Hal ini berarti bahwa semua tingkah laku dan tindakn pembuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pencatatan dari semua sila Pancasila. Hal ini karena Pancasila Weltanschauung merupakan suatu kesatuan, tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain, keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan organis. Pancasila sebagai falsafah negara (philosohische gronslag) dari negara, ideologi negara, dan staatside. Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan atau penyelenggaraan negara. Hal ini sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945, yang dengan jelas menyatakan..maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada.. Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara Indonesia mempunyai beberapa fungsi pokok, yaitu: Pancasila dasar negara sesuai dengan pembukaan UUD 1945 dan yang pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum. Hal ini tentang tertuang dalam ketetapan MRP No. XX/MPRS/1966 dan ketetapan MPR No. V/MP/1973 serta ketetapan No. IX/MPR/1978. merupakan pengertian yuridis ketatanegaraan
Pancasila sebagai pengatur hidup kemasyarakatan pada umumnya (merupakan pengertian Pancasila yang bersifat sosiologi) Pancasila sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan cara-cara dalam mencari kebenaran (merupakan pengertian Pancasila yang bersifat etis dan filosofis Dan yang sekarang dilakukan penduduk BTN Kolhua, menjalani kehidupan bertetangga sesuai dengan pancasila, khususnya sila ketiga yaitu persatuan Indonesia. Dengan sila persatuan Indonesia, manusia Indonesia menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan. Persatuan dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa. Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Makna sila persatuan Indonesia adalah: Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rela berkorban demi bangsa dan negara. Cinta akan Tanah Air. Berbangga sebagai bagian dari Indonesia. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-bhinneka Tunggal Ika.
BAB III KESIMPULAN dan SARAN A. Kesimpulan Sebagai warga Indonesia yang baik, harus menerapkan pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini khususnya sila ketiga pesatuan Indonesia. Walaupun berasal dari beda-beda suku dan memiliki kebiasaan berbeda, walaupun terdiri dari agama yang berbeda kita harus tetap satu seperti yang tertuang pada butir-butir pancasila sila ketiga : Mampu menempatkan persatuan,kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau golongan Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara apabila diprlukan Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa B. Saran Kita harus menghargai antar umat beragama, karena Negara kita adalah Negara yang bukan hanya terdiri dari satu agama saja, begitu juga dengan suku yang berbeda-beda. hiduplah seperti BHINEKA TUNGGAL IKA.
REFERENSI Notonegoro, Prof. Dr., S.H.1975. Pancasila Secara Ilmiah Populer,Pancuran tujuh : Jakarta. Kaelan, DRS., M.S.1996. Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan,Paradigma : Yogyakarta.