RETORIKA. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

dokumen-dokumen yang mirip
Modul ke: Public Speaking. Ruang Lingkup Public Speaking. Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat

Retorika? Encyclopedia Americana, 1995: Rhetoric: The art of using language effectively, whether in speaking or in writing.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Perkembangan Ilmu Komunikasi

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

RETORIKA Dwi Budiyanto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu retorika mempunyai hubungan yang erat dengan dialektika yang

PUBLIC SPEAKING (BERBICARA DI DEPAN UMUM)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PIDATO. Bentuk, Tujuan,dan Metode. TOTO HARYADI, M.Ds

PSIKOLOGI KOMUNIKATOR. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan pencitraan menjadi point penting dalam penunjang karir perpolitikan.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

Konsep Politik Menurut Pemikiran Filsuf Barat. By : Amaliatulwalidain, MA

Modul ke: Public Speaking. Output / Hasil dari Pidato. Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat

METODE PIDATO. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan

OLEH ENCEP SUPRIATNA

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai daya tarik fisik dan mempunyai ikatan psikologis dengan audiens.

Filsafat Pemerintahan (Sebuah Gambaran Umum) Oleh: Erwin Musdah

M.S. Hidajat Daftar Isi iii

Neneng Kuswati NPM Program Studi PBS Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dan mempromosikan ide politik dalam tulisan-tulisan etika dan politik. Dia yakin

MATERI KULIAH ILMU NEGARA MATCH DAY 2 PERKEMBANGAN ILMU NEGARA DARI MASA KE MASA

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SEJARAH SINGKAT PSΨKOLOGI

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan

KERANGKA PIDATO. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

filsafat meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Adapun filsafat hukum merupakan kajian terhadap hukum secara menyeluruh hingga pada tataran

I. PENDAHULUAN. suatu gejala manusiawi umum, tidak ada manusia tanpa bahasa, dan tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kebudayaan masyarakat. Implikasinya, jika tuntutan zaman. harus diarahkan pada pencapaian kompetensi tersebut.

PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN

BAB III LANDASAN TEORI

Sejarah Perkembangan Ilmu

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI (ERA KOMUNIKASI TULISAN)

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Filsafat Umum. Filsafat Barat MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 05

BAB I PENDAHULUAN. Masalah mendasar dalam dunia pendidikan ini di samping masalah. peningkatan kualitas untuk memenuhi kebutuhan akan

FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF SEJARAH. Permulaan-Permulaan Filsafat Pendidikan. Humanisme Relativistik

P I D A T O B E N T U K, T U J U A N, K E R A N G K A, M E T O D E T E K N I K P R E S E N T A S I

makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis

Sejarah Perkembangan Ilmu

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME

Modul ke: ETIKA PROFESI. Etika Deskriptif dan Etika Normatif. 02Fakultas KOMUNIKASI. Triasiholan A.D.S.Nababan. Program Studi Hubungan Masyrakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan yang bermutu. Berkat pendidikan, orang terbebaskan dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku mulia. Begitulah kutipan filsuf Yunani, Plato, SM (dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mentransfer nilai-nilai moral. Maka dalam pelaksanaannya, ketiga kegiatan tadi

Public Speaking. Berbicara di depan umum. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan MAsyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menghabiskan waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan kini tidak

Berpikir Kritis (Critical Thinking)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

PENDIDIKAN PANCASILA

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

I. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara

PENGANTAR ILMU SEJARAH

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan nantinya dapat menjadi salah satu jembatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Paradigma inilah

DASAR-DASAR LOGIKA. Ruang Lingkup Logika. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan

konvensi sastra Balai Pustaka BP (Nurgiantoro, 2000:54).

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya

BAB I PENDAHULUAN. Logika merupakan ilmu yang mempelajari metode-metode dan hukumhukum

DAFTAR PUSTAKA. Alwasilah, A. Chaedar. (2011). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan terjun ke masyarakat. keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran dalam dunia pendidikan merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

Transkripsi:

RETORIKA Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

Sejarah menunjukkan bahwa public speaking yang kita kenal dewasa ini berakar dari tradisi politik peradaban Yunani Kuno. Asal mula public speaking tidak pernah terlepas dari aspek politik yang menjadi akarnya, yaitu seni berbicara di depan publik yang disebut sebagai Retorika.

Pengertian Etimologi Retorika berasal dari Bahasa Yunani. Kata ητορικός (rhētorikos) yang berarti pidato, kata tersebut berasal dari kata ῥήτωρ (rhḗtōr) yang berarti pembicara publik. Retorika juga berkaitan dengan kata ῥημα (rhêma), artinya yang dikatakan serta dari kata kerja ἐρῶ (erô), artinya berkata, berucap.

Pengertian Sederhana Retorika adalah seni sekaligus ilmu yang mempelajari penggunaan bahasa dengan tujuan menghasilkan efek persuasif. Selain logika dan tata bahasa, retorika adalah ilmu wacana yang tertua yang dimulai sejak zaman Yunani Kuno. Hingga saat ini, retorika adalah bagian sentral dalam pendidikan di Dunia Barat.

Tradisi Retorika Teori dalam tradisi ini melihat komunikasi sebagai seni praktis (Littlejohn dan Foss, 2010). Seni tersebut berkaitan dengan bagaimana masyarakat menciptakan tindakan yang strategis yang melibatkan logika, emosi dan serangkaian metode. Dalam tradisi ini kata-kata memiliki peran yang kuat dalam melakukan komunikasi. Karena hal tersebut praktek komunikasi berbasis tradisi ini tidak terlalu membutuhkan skill. Dengan kata lain practice make perfect, itu kuncinya.

Buku berjudul Retorika Modern karya Jalaludin Rakhmat merupakan terobosan dalam mendefinisikan retorika masa kini. Konsep klasik retorika dipahami sebagai hanya teori dan secara aksiologi bernilai pada konteks-konteks tertentu saja. Misalnya untuk memenangkan sidang di pengadilan, membela diri, atau mempengaruhi publik. Padahal di zaman sekarang ini perkembangan retorika tidak sekadar teori namun telah sampai pada pelibatan unsur teknologi di dalamnya.

Tokoh Retorika Yunani Kuno Gorgias Plato Aristoteles

Gorgias (485 SM 380 SM) Gorgias adalah seorang sofis dan ahli retorika yang hidup sebelum era Socrates sebagai salah satu tokoh retorika yang paling menonjol pada masa itu. Lahir di Leontini, Sicilia, dan di kemudian hari menetap di Atena. Gorgias dapat dikatakan sebagai salah public speaker profesional, sekaligus komersil, yang pertama dalam sejarah. Gorgias sering mengadakan pidato di tempat-tempat umum ternama seperti Olympia dan Delphi. Ia juga menarik bayaran atas pengajaran yang diberikan lewat pidatopidatonya. Keunggulan penampilan Gorgias adalah, dalam pidatonya, ia selalu menerima pertanyaan-pertanyaan dari audiens secara acak dan ia mampu memberikan jawaban secara impromptu atau tanpa persiapan. Menurut Gorgias, seorang ahli retorika yang baik dapat berbicara dengan cara yang meyakinkan dalam topik apapun, sekalipun ia tidak berpengalaman di bidang tersebut. Pendapatnya ini menunjukkan bahwa retorika, sebagai sebuah seni dan teknik berkomunikasi, dapat dimanfaatkan untuk mengkomunikasikan apapun, tidak hanya pidato politik.

Plato Plato membuat tulisan paling berpengaruh pada Abad 4 SM tentang retorika dengan judul Gorgias sebagai tokoh yang mewakili tradisi retorika yang dikritiknya. Ketika itu, retorika adalah praktek yang sangat populer di Athena. Tulisan tersebut ditulis Plato untuk merespon kekaguman berbagai pihak pada masa itu terhadap retorika sebagai seni berbicara yang dianggap sangat berguna. Karena kekuatan retorika untuk mempersuasi audiensnya, tulisan ini pun dipandang secara negatif. Dalam tulisan Plato diceritakan pandangan Socrates yang mengatakan bahwa retorika tidak lebih dari cara orang-orang pandai untuk membujuk pendengar-pendengar yang polos untuk setuju dengan mereka. Plato sendiri sempat menyebut retorika sebagai perbuatan yang licik dan buruk (foul and ugly).

Plato mengkritik retorika sofistik seperti yang diajarkan Gorgias karena menurutnya kaum sofis menggunakan retorika hanya untuk menampilkan pidato persuasif yang mementingkan kepentingan pribadi, bukan didasarkan pada keadilan. Retorika seperti ini berbahaya bila terus dipraktekkan, apalagi diajarkan pada generasi muda, karena dapat membentuk masyarakat yang tidak adil. Tidak dapat dipungkiri bahwa Plato sendiri dalam tulisannya dan dari caranya mengemukakan argumen, menunjukkan keahlian menggunakan kata-kata secara persuasif. Hal ini notabene identik dengan seni retorika. Seorang orator ulung Romawi, Cicero, membaca tulisan berjudul Gorgias tersebut ketika berkunjung ke Athena dan berpendapat bahwa tulisan Plato, alih-alih mendiskreditkan para ahli retorika, malahan menunjukkan keahlian Plato sendiri dalam ber-retorika.

Aristoteles Aristoteles dapat dikatakan sebagai kontributor terbesar dalam perkembangan retorika di Dunia Barat. Tiba di Athena pada 367 SM, tepat satu abad setelah sejarah mencatat masa di mana tradisi retorika dimulai. Pada usia 17 tahun, ia mengikuti Akademi yang didirikan Plato. Pada awalnya, Aristoteles mengambil posisi yang kritis terhadap retorika, seperti halnya yang dilakukan oleh Plato. Namun pada akhirnya Aristoteles mempelajari lebih dalam tentang seni retorika dan menulis sebuah karya yang hingga kini masih sangat berpengaruh dalam tradisi intelektual berjudul Retorika. Dalam tulisannya tersebut, Aristoteles menyusun sebuah pelajaran retorika yang sistematis untuk murid-muridnya. Ini juga sekaligus merupakan usahanya untuk melegitimasikan pembelajaran tentang retorika dalam sekolahnya, Lyceum.

Bila pendekatan Plato lebih mengarah ke pendekatan moral, Aristoteles memilih pendekatan yang lebih pragmatis dan ilmiah. Tujuan Aristoteles adalah untuk memperdalam tradisi retorika yang pada saat itu masih berkutat pada cara berpidato seperti di pengadilan. Hal tersebut menurutnya kurang canggih. Aristoteles meminjam beberapa ide dari para sofis dan dari Plato. Namun, banyak pula argumen-argumen dalam tulisannya yang berseberangan dengan apa yang dikemukakan dalam tulisan Plato berjudul Gorgias. Tulisan Aristotles Retorika dibagi menjadi tiga buku. Buku pertama mendefinisikan retorika, menetapkan ruang lingkup retorika, serta membagi retorika menjadi tiga jenis oratori (pidato). Buku kedua membahas tentang strategi-strategi retoris yang terdiri dari karakter dan emosi. Buku ketiga berbicara tentang gaya berbicara dan pengaturan argumen dan kata-kata.

Retorika adalah kemampuan (kapasitas atau kekuatan) untuk mempraktekkan, pada berbagai kondisi, cara-cara persuasi yang tersedia. Dengan mengemukakan definisi ini, Aristoteles mengubah posisi retorika dari semata-mata sebuah praktek berpidato atau berorasi menjadi sebuah proses kreatif.