Meina Noriyana Guru SMPN 3 Paringin, Kabupaten Tabalong

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

Harini SMPN 17 Surakarta

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAM GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH NGADIPURO I DUKUN MAGELANG

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 1 KOKOP

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

Oleh :Agusminarti D 1), Elfis 1} 1} Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Rosdiani SMA Negeri I Sigli Jl. Banda Aceh-Medan, Tijue Kabupaten Pidie Abstrak

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Putri Wahyu Kinanti 7, Joko Waluyo 8, Slamet Hariyadi 9

COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAME TOURNAMENTS (TGT) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

Lazim. N, Zulkifli & Rima Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau, Pekanbaru

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 1 BENDO

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM-GAME-TOURNAMENTS)

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS BERBANTUKAN DOMINO TRIGONOMETRI

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS V SDN 07 SUMBERPUCUNG MALANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES BTN IKIP II MAKASSAR

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT PADA PELAJARAN PKN 1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

PELAKSANAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN PERAGA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

Citra Kasmili SMK Negeri 2 Kota Bengkulu, Jl Batanghari No 2 Padang Harapan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DENGAN MODEL GUIDED TEACHING DI SD NEGERI 23 TAMPUNIK PESISIR SELATAN

Penerapan Mind Mapping pada Pembelajaran Biologi Konsep Sistem Pernapasan Manusia terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki

Menyetujui : Dosen Pembimbing Skripsi. Drs. M. Yusuf Nasution, M. Si NIP Mengetahui :

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

Key words: STAD, learning outcomes

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI KELAS IV SDN PARAKSARI ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAB II KAJIAN TEORI. didik, sehingga terjadi proses belajar. 1 Sedangkan Belajar adalah: suatu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Model Pembelajaran Koperatif Tipe Listening Team dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ekologi Hewan

Anggy Giri Prawiyogi

Charlina Ribut Dwi Anggraini

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI PUJI DADI


PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nora Efmawati Syahrilfuddin, Hendri Marhadi,

Oleh ABSTRAK. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, snowball throwing, hasil belajar, respon siswa

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

Kata Kunci: cooperative learning of jigsaw type, student activities and learning outcomes

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT

Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament untuk Meningkatkan Respon dan Hasil Belajar PKn Siswa

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol V, No. 10, Oktober 2014 ISSN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

MAKALAH SIMPOSIUM GURU 2015

PENERAPAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI TEAMS GAMES TOURNAMENTS

Oleh: Naftalia Palimbong Alumni Prodi PPKn FKIP Universitas Tadulako Palu. Kata kunci: Model Pembelajaran, TGT, Hasil Belajar

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V SD NEGERI NO

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

Transkripsi:

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.4, No.1, April 2013, hlm. 79-84 79 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII A SMPN 3 PARINGIN Meina Noriyana Guru SMPN 3 Paringin, Kabupaten Tabalong Abstrak. Telah dilakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament pada pembelajaran materi segi empat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar Matematika melalui model pembelajaran kooperatif dengan tipe TGT. Penelitian Tinakan ini berlangsung dua siklus dengan tiga kali pertemuan dimana siklus 2 merupakan siklus 1. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII A SMPN 3 Paringin yang terdiri dari 15 siswa. Hasil penelitian menyatakan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament dapat (1) Meningkatkan aktivitas siswa dengan kategori sangat baik (2) Meningkatkan hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 dengan ketuntasan iondividual dari 9 siswa menjadi 13 siswa dan ketuntasan klasikal dari 60% menjadi 87%. Hal ini berarti dengan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament dapat meningkatkan aktivas dan hasil belajar siswa. Kata Kunci: model pembelajaran TGT, aktivitas dan hasil belajar siswa, materi segi empat Absract. It has conducted research about the implementation of cooperative learning model with team game tournament (TGT) type on Rectangular material. The purpose of this study was to determine students learning activity and enhancing mathematics learning outcomes through cooperative learning model with TGT type. This research was conducted in two cycles with three meetings. The subjects were students of class VII A 3 Paringin SMP consisting of 15 students. The study states that the cooperative learning model with TGT type could (1 )increase students activity with excellent category (2) improving student learning outcomes from the first to the second cycle thoroughness iondividual of 9 students to 13 students and classical completeness of 60 % to 87%. This means that the cooperative learning of TGT type can improve students activity and aktivas and learning outcomes. Key words: team game tournament, activities and learning outcomes, rectangular. PENDAHULUAN Setiap guru menginginkan proses pembelajaran yang dilaksanakannya berhasil membelajarkan siswa. Hal ini karena dalam pembelajaran guru selalu berupaya melibatkan aktivitas siswa dalam berfikir maupun bekerja. Upaya melibatkan aktivitas siswa menjadi tantangan bagi guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan faktor utama menentukan kualitas hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi melalui pengalaman langsung sebagai guru di kelas VII A SMPN 3 Paringin ditemukan bahwa guru cenderung masih melakukan banyak intervensi terhadap siswa, sehingga siswa tidak banyak mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasikan kemampuan berfikirnya. Akibatnya banyak siswa yang kurang aktif selama pembelajaran. Indikasi kurangnya aktivitas siswa dapat dilihat: (1) siswa kurang memperhatikan guru, (2) siswa kurang mampu menyampaikan pendapat, (3) siswa malas mengerjakan LKS yang diberikan guru (4) siswa sulit memahami persoalan yang berbeda dengan contoh dari guru, (5) siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran (6) siswa tidak mau berdiskusi dalam kelompok untuk menjawab soal. Keadaan ini ternyata berdampak pada hasil belajar siswa. Sehubungan hal tersebut, berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya khususnya hasil ulangan, salah satu materi yang masih kurang dipahami siswa adalah segi empat hal ini dapat dilihat banyaknya siswa yang salah menjawab soal pada materi tersebut. Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara pada beberapa siswa ditemukan bahwa salah satu materi yang kurang difahami dengan baik adalah materi segi empat katena materi ini cakupanya luas sekali.

Noriyana, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament.. 80 Dari hasil analisis observasi awal dan wawancara menunjukan bahwa permasalahan yang muncul adalah masalah aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa. Masalah aktivitas belajar siswa adalah masalah yang perlu segera diatasi karena berkaitan dengan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Bila masalah kualitas pembelajaran ini tidak segera di atasi akan berdampak pada penurunan kualitas hasil. Salah satu cara yang tepat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses terkait aktivitas belajar siswa dan kualitas hasil belajar sesuai dengan kondisi siswa di kelas VII A SMPN 3 Paringin adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran yang dianggap tepat dalam hal ini adalah model kooperatif tipe team game tournament (TGT). Pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) tidak hanya mengakomodasi usaha-usaha setiap individu anggota kelompok, tapi juga tetap memberikan penilaian terhadap usahausaha kerja kelompok. Tipe TGT ini juga mempunyai kelebihan karena pembelajaran disusun dalam bentuk permainan (games) yang dikemas dalam sebuah turnamen (tournament), sehingga menjadi sebuah pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa lebih tertarik dan lebih menyenangkan. Dalam Implementasinya secara teknis Slavin (1995) mengemukakan empat langkah utama dalam pembelajaran dengan teknik TGT yang merupakan siklus regular dari aktivitas pembelajaran, yaitu (1) Tahap 1: Pengajaran, pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran, (2) Tahap 2: Belajar Tim, para siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi, (3) Tahap 3: Turnamen, para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan yang homogen, dengan meja turnamen tiga peserta (kompetisi dengan tiga peserta), (4) Tahap 4: Rekognisi Tim, skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim, dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Pelaksanaan games dalam bentuk turnamen dilakukan dengan prosedur, sebagai berikut: 1. Guru menentukan nomor urut siswa dan menempatkan siswa pada meja turnamen (3 orang, kemampuan setara). Setiap meja terdapat 1 lembar permainan, 1 lembar jawaban, 1 kotak kartu nomor, 1 lembar skor permainan. 2. Siswa mencabut kartu untuk menentukan pembaca I (nomor tertinggi) dan yang lain menjadi penantang I dan II. 3. Pembaca I mengocok kartu dan mengambil kartu yang teratas. 4. Pembaca I membaca soal sesuai nomor pada kartu dan mencoba menjawabnya. Jika jawaban salah, tidak ada sanksi dan kartu dikembalikan. Jika benar kartu disimpan sebagai bukti skor. 5. Jika penantang I dan II memiliki jawaban berbeda, mereka dapat mengajukan jawaban secara bergantian. 6. Jika jawaban penantang salah, dia dikenakan denda mengembalikan kartu jawaban yang benar (jika ada). 7. Selanjutnya siswa berganti posisi (sesuai urutan) dengan prosedur yang sama. 8. Setelah selesai, siswa menghitung kartu dan skor mereka dan diakumulasi dengan semua tim. Untuk memilih rerata skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing masing anggota kelompok dibagi dengan dibagi dengan banyaknya anggota kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata rata poin yang didapat oleh kelompok tersebut. Dimana penentuan poin yang diperoleh oleh masing masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh oleh seperti ditunjukkan pada Tabel berikut. Tabel 1. Perhitungan Poin Permainan Untuk Tiga Pemain Pemain dengan Poin Bila Jumlah Kartu Yang Diperoleh Top Scorer 60 Middle scorer 40 Low scorer 20 ( Sumber : Slavin, 1995) Keterangan: Top Scorer (skor tertinggi), Middle scorer ( skor sedang), Low Scorer ( skor terendah). 9. Penghargaan sertifikat, Pemberian penghargaan (rewards) berdasarkan pada rerata poin yang diperoleh oleh kelompok dari permainan. Lembar penghargaan dicetak dalam kertas HVS, dimana penghargaan ini akan diberikan kepada tim yang memenuhi kategori rerata poin sebagai berikut.

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.4, No.1, April 2013, hlm. 79-84 81 Tabel 2. Kriteria Penghargaan Kelompok Kriteria (Rerata Kelompok) Predikat 30 sampai 39 Tim Kurang Baik 40 sampai 44 Tim Baik 45 sampai 49 Tim Baik Sekali 50 ke atas Tim Istimewa (Sumber Slavin,1995) 10. Untuk melanjutkan turnamen, guru dapat melakukan pergeseran tempat siswa berdasarkan prestasi pada meja turnamen. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk :(1) Meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT, (2) Meningkatkan hasil belajar siswa melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT. Melalui penerpan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat membuat siswa lebih terlibat dalam proses pembelajaran dan aktivitas siswa lebih meningkat dan melatih siswa lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, dengan subyek siswa kelas VII A SMPN 3 Paringin Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan Tahun Pelajaran 2011/2012. Desain penelitian terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi yang diikuti perencanaan ulang. Penelitian ini berlangsung 2 siklus dengan 3 kali pertemuan. Berdasarkan uraian materi segi empat maka penilaiaan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan dan pada siklus II terdiri atas 1 kali pertemuan. Instrumen pengumpulan data berupa (1) tes hasil belajar (2) lembar aktivitas siswa. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif dalam bentuk persentase untuk melihat kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, aktivitas belajar siswa, dan angket respon siswa. Sedangkan tes hasil belajar dianalisis memberi skor setiap jawaban, menentukan ketuntasan belajar siswa secara individual dan klasikal. Tindakan kelas dikatakan berhasil jika aktivitas belajar siswa aktif minimal 85%, hasil kerja kelompok TGT minimal mendapat poin 40, penguasaan materi mencapai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 60 dengan ketuntasan klasikal 85% dan pada siklus kedua mengalami peningkatan nilai dibanding siklus 1. HASIL Kegiatan pembelajaran baik pada siklus 1 maupun siklus 2 menerapkan metode kooperatif tipe team game tournament(tgt). Aspek-aspek yang diobservasi pada siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Skor aktivitas siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 3. Analisis Aktivitas Belajar Siswa Aspek SKOR Pertemuan 1 Pertemuan 2 1. Siswa yang memperhatikan guru 3 3 2. Siswa menjawab pertanyaaan guru 3 3 3. Siswa yang mengerjakan LKS 3 3 4. Siswa yang mengerjakan soal yang berbeda dari contoh 2 3 5. Siswa antusias mengikuti pelajaran 4 4 6. Siswa yang berdiskusi dengan teman sekelompok 4 4 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik, 4 = sangat baik

Noriyana, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament.. 82 Kelemahan aktivitas belajar siswa pada siklus pertama terletak pada 4 aspek yaitu perhatian siswa pada guru, menjawab pertanyaaan guru, mengerjakan LKS, mengerjakan soal yang berbeda dari contoh. Kenyataan ini perlu diadakan perbaikan untuk meningkatkan kualitas keempat aspek tersebut. Diharapkan pada siklus 2 aktivitas belajar siswa dapat meningkat. Hasil belajar siswa pada siklus 1 yang dilaksanakan pada pertemuan ketiga, yang diikuti oleh 15 siswa adalah sebagai berikut. Tabel 2. Hasil Belajar Siswa No Skor Frekuensi Persentase Keterangan 1. < 60 6 40 % Tidak Tuntas 2. 60 9 60% Tuntas Ditemukan bahwa secara klasikal siswa belum tuntas dalam belajar. Hal ini disebabkan pencapaian ketuntasan individual masih banyak dibawah KKM. Untuk mencapai ketuntasan secara klasikal maka diupayakan untuk meningkatkan kualitas aktivitas belajar siswa. Sehubungan dengan belum optimumnya kualitas aktivitas dan hasil belajar siswa, beberapa faktor penyebabnya adalah 1) Siswa sering menggunakan kesempatan diskusi untuk bercanda dengan teman, sehingga mereka tidak dapat menyelesaikan LKS tepat waktu. 2) Adanya kata-kata atau kalimat yang sulit dipahami oleh siswa dalam LKS yang diberikan. 3) Siswa kurang memahami materi maupun soal yang diberikan. Pada siklus 2, aspek-aspek yang diobservasi pada siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Skor aktivitas siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Analisis Aktivitas Belajar Siswa Aspek SKOR Pertemuan 1 1. Siswa yang memperhatikan guru 4 2. Siswa menjawab pertanyaaan guru 4 3. Siswa yang mengerjakan LKS 4 4. Siswa yang mengerjakan soal yang berbeda dari contoh 4 5. Siswa antusias mengikuti pelajaran 4 6. Siswa yang berdiskusi dengan teman sekelompok 4 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik, 4 = sangat baik Pada siklus 2 terjadi peningkatan pada 4 aspek yaitu perhatian siswa pada guru, menjawab pertanyaaan guru, mengerjakan LKS, mengerjakan soal yang berbeda dari contoh. Hal ini disebabkan pemahaman siswa dalam kerja kelompok dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode TGT yang sesuai arahan sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Hasil belajar siswa pada siklus 2 yang dilaksanakan pada pertemuan kelima, yang diikuti oleh 15 siswa adalah sebagai berikut. Tabel 4. Hasil Belajar Siswa No Skor Frekuensi Persentase Keterangan 1. < 60 2 13 % Tidak Tuntas 2. 60 13 87% Tuntas

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.4, No.1, April 2013, hlm. 79-84 83 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa secara klasikal siswa tuntas dalam belajar. PEMBAHASAN Gambaran hasil tes belajar siswa, memperlihatkan bahwa pada siklus 1 ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 60%. Pada siklus 2 mengalami kenaikan menjadi 87%. Dengan melihat ketuntasan klasikal pada siklus 2 sudah memenuhi indikator keberhasilan. Pada pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat pula meningkatkan kualitas proses berupa aktivitas siswa dari kategori baik pada siklus I menjadi sangat baik pada siklus II. Siswa untuk lebih focus dalam menjawab pertanyaan guru, mengerjakan LKS, berdiskusi, kaarena muncul rasa percaya diri dan menghargai setiap keberhasilan walau sekecil apapun. Juga melatih anak untuk selalu bersikap sabar menghadapi adanya perbedaan dari tiap anggota kelompoknya. Pembelajaran Kooperatif tipe TGTdalam kegiatan inindirancang agar siswa bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah, permainan dengan memberikan pertanyaan pada setiap kelompok, dan kompetisi antara kelompok. Laporan hasil kerja kelompok dilaporkan ke semua anggota kelas (diskusi kelas). Setelah diskusi kelas diadakan permainan, dan hasilnya berupa rata-rata skor tiap kelompok yang diumumkan kepada seluruh siswa. Fungsi kelompok belajar dalam hal ini adalah agar dapat memberikan dukungan bagi siswa dalam hal saling tukar menukar ide, memecahkan masalah, berpikir alternatif, serta untuk meningkatkan kecakapan berbahasa. Yang paling penting, siswa akan lebih terbuka dalam bertanya kepada temannya dibandingkan kepada gurunya. Terbuktinya hipotesis tindakan dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran model kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam belajar. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode belajar di mana siswa belajar dalam kelompok kecil yang mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda. Melalui pembelajaran kooperatif, siswa akan belajar bersama, saling menyumbangkan pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok. Menurut Trianto, 2007, pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ibrahim, dkk (2000) dalam Trianto, 2007, yaitu tujuan pembelajaran kooperatif mencakup tiga jenis tujuan penting, salah satunya adalah pengembangan keterampilan sosial. Keterampilan sosial yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah keterampilan kerjasama dimana siswa dilatih bekerjasama dalam timnya untuk mendapatkan predikat yang baik dalam kelompoknya. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut. 1. Peningkatan aktivitas belajar siswa kelas VII SMPN 3 Paringin melalui Pembelajaran model TGT (Team Game Tournament) pada siklus I ke siklus II sangat bagus. 2. Peningkatan hasil belajar kelas VII SMPN 3 Paringin melalui Pembelajaran model TGT (Team Game Tournament) pada siklus I ke siklus II sangat bagus. Ketuntasan belajar pada siklus 1 adalah 60%, sedangkan Ketuntasan belajar pada siklus 2 adalah 87%. DAFTAR PUSTAKA Arinkunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineke Cipta, Jakarta. Haryono, Moh.. (2007). Penggunaan Variasi Metode Belajar untuk Membangkitkan Motivasi Belajar Matematika. Widyatama, Vol. 4. Ibrahim,M., Rahmadiarti,F., Nur,M.,&Ismono.2000.Pembelajaran Kooperatif.Surabaya:Pusat Sains dan Matematika sekolah Universitas Negeri Surabaya. Suhadi. (2006). Meningkatkan Minat dan Motivasi Belajar Siswa Kelas II SMPN 4 Danau Panggang melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments). http://suhadinet.wordpress.com. Diakses pada tanggal 15 April 2012.

Noriyana, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament.. 84 Suhadi. (2008). Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments). http://suhadinet.wordpress.com. Diakses pada tanggal 15 April 2012. Sutikno, S.. (2007). Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna. Bandung. NTP Press. Slavin, R.E. 1995.Cooperative Learning, Second Edition. Massachusetts. Allyn and Bacon Publising. Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Prestasi Pustaka. Wardono. (2005). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dan TGT (Teams Games Tournaments) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa SMP. (Laporan PTK). Semarang..