SEJARAH PERTUMBUHAN KONSEP GOVERNANCE Teori dan Praktek Governance Program S2 Politik Lokal & Otonomi Daerah UNIVERSITAS GADJAH MADA ASAL MUASAL Secara etimologi, berasal dari kata kerja bahasa Yunani kubernan (to pilot atau steer), dan Plato menyebutnya sebagai how to design a system of rule. Definisi juga berkembang dan sangat tergantung pada area teoritis tertentu. Misal: Studi-studi administrasi publik dan kebijakan publik Rhodes menyebutnya sebagai reformasi sektor publik Studi-studi hubungan internasional Rosenau mengkaitkannya dengan dengan munculnya masalah-masalah politik global,, sehingga membutuhkan penyelesaian global. Studi perbandingan politik internasional Goran Hyden mengkaitkannya dengan teori-teori pembangunan dan demokrasi di negara-negara Dunia Ketiga Studi-studi lainnya, misal antropologi bisa mengkaitkan dengan persoalan2 yang muncul dari kultur lokal, dsb.
Definisi Umum Asian Development Bank (1995) Governance (kepemerintahan) diartikan sebagai penyelenggaraan pemerintahan dengan mengartikulasikan akuntabilitas, partisipasi, transparansi dan prediksibilitas dapat diperkirakan dengan jelas). membangun demokrasi dan pemerintahan efektif melalui pendidikan, penelitian dan advokasi kebijakan Mengapa Governance Muncul? Konsep governance muncul sebagai turunan dari pelaksanaan demokrasi. United Nation Development Program (1997) Sebagai pelaksanaan kewenangan politik, ekonomi, dan administratif untuk mengelola urusan-urusan negara. Merupakan suatu mekanisme, proses, dan hubungan yang kompleks melalui warga negara (citizens) dan kelompok- kelompok yang mengartikulasikan kepentingannya, melaksanakan hak dan kewajibannya dan memfasilitasi perbedaan-perbedaan diantara mereka. Definisi demokrasi adalah mekanisme kepemerintahan dimana keputusan- keputusan pemerintahan didasarkan pada kesepakatan mayoritas. membangun demokrasi dan pemerintahan efektif melalui pendidikan, penelitian dan advokasi kebijakan
Mengapa Governance Muncul? Asumsi tata pemerintahan yang baik: jika terjadi kesepakatan yang menyangkut pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh elemen-elemen dalam suatu negara (pemerintah, masyarakat, dan swasta). Untuk mewujudkannya good governance perlu dibangun dialog antar pelaku penting, agar semua merasa memiliki tata pengaturan tersebut. Tanpa kesepakatan tsb, sulit kesejahteraan tercapai karena aspirasi politik maupun ekonomi rakyat tersumbat. Government and Governance Government Arti luas: Lembaga-lembaga yang bertanggungjawab membuat keputusan kolektif bagi masyarakat. Arti sempit: Pejabat politik paling tinggi dalam lembaga-lembaga itu, seperti presiden, menteri-menteri, menteri, bupati, kepala dinas, kepala kantor, kepala badan. Keputusan kolektif dalam masyarakat dibuat sendiri oleh seorang pemimpin atau oleh satu kelompok.
Governance Kegiatan, proses atau kualitas memerintah. Bukan tentang struktur pemerintahan, tetapi kebijakan yang dibuat dan efektifitas penerapan kebijakan itu. Kebijakan tidak dibuat oleh seorang pemimpin atau satu kelompok; kebijakan muncul dari proses konsultasi berbagai pihak yang terkena kebijakan itu. Sebagai fungsi pengelolaan masyarakat yang kompleks, governance melibatkan koordinasi banyak lembaga di sektor publik dan swasta. Pemerintah bukan satu-satunya satunya aktor dan tidak selalu menjadi pelopor. membangun demokrasi dan pemerintahan efektif melalui pendidikan, penelitian dan advokasi kebijakan Governance Dalam proses governance, pemerintah hanya merupakan salah satu aktor yang bekerjasama dengan aktor-aktor non pemerintah. Dalam economic governance pemerintah tidak berfungsi sebagai a a direct provider of growth tetapi sebagai a a partner, catalyst and facilitator.
Government and Governance Government (Format) Governance (Substansi) The Institution and Personnel The Activities and Process of Governing (Management). POLA RELASI ANTAR AKTOR STATE STATE CIVIL CIVIL SOCIETY PRIVATE SECTOR
POLA RELASI ANTAR AKTOR Negara bertugas menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif. Sektor Swasta menyediakan lapangan kerja dan penghasilan. Masyarakat Sipil memfasilitasi interaksi sosial politik dan memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam aktivitas sosial, politi11k, dan ekonomi.
Praktek Governance di Indonesia Nagari di Masyarakat Minang,, Sumatra Barat. Setiap desa atau Nagari bersifat otonom dan warganya berkuasa berhak mengatur berbagai persoalan dalam masyarakat mereka. Hak dan kewajiban warga Nagari diatur secara bersama-sama sama. Keputusan penting diambil dalam kerapatan adat yang melakukan musyawarah. Praktek Governance di Indonesia) Banjar di Bali. Setiap desa di Bali dibagi dalam beberapa banjar, batasan wilayah yang mengacu kepada kesatuan masyarakat yang dipimpin oleh seorang Kelian Banjar. Kelian Banjar dipilih dari beberapa warga yang secara sukarela sanggup dan dianggap layak oleh para kepala Tempek (ketua beberapa KK) dan harus mendapatkan suara bulat. Kelian Banjar bertanggungjawab terhadap warga banjar yang memilih, sekaligus juga dapat diminta melepakkan jabatannya jika melanggar mandat.
Praktek Governance di Indonesia) Governance sebenarnya bukan sesuatu yang berada jauh di luar jangkauan kita. Di luar kedua contoh tsb, di pedesaan2 Jawa mudah didapati tradisi rembug desa (rapat desa); gugur gunung (gotong royong-kerja bakti) dan banyak kegiatan2 komunal lainnya. Hampir semua daerah di Indonesia pun sampa saat ini masih memiliki berbagai bentuk kerjasama dan tata pengaturan bersama yang dibangun atas dasar kesepakatan masyarakat setempat,, yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Jargon-jargon New Governance Minimal State Corporate Governance New Public Management Good Governance Socio-cybernetic cybernetic system Self-organising network membangun demokrasi dan pemerintahan efektif melalui pendidikan, penelitian dan advokasi kebijakan
Minimal State Pro pasar ataupun quasi-market Skeptis terhadap efektifitas negara Anggaran pemerintah harus dipotong, dana dialokasikan untuk swasta Negara sebagai penjaga malam diperlukan hanya jika ada individu-individu secara kolektif tidak mampu mengatasinya. Corporate Governance Sasaran perubahan: Sistem manajemen dan pengendalian organisasi sektor publik (pemerintah) dilakukan sebagaimana terjadi dalam perusahaan swasta. Issue-issue kunci: Keterbukaan informasi Menjaga integritas dalam perjanjian Tuntas dalam menangani masalah Mengembangkan akuntabilitas Pembagian tanggungjawab dan peran secara jelas.
New Public Management (1) Versi Managerialis: Serahkan pekerjaan kepada tenaga-tenaga manajemen profesional. Ada standar kriteria kinerja yang tegas Managing by by result output dan outcome. Pola baru hubungan antara negara-rakyat rakyat (warga negara adalah customers). Lebih dekat dengan customers Customers merasa tidak sia-sia membayar jasa New Public Management (2) Versi Institutional Economics Premis: masyarakat berperilaku rasional Pilihan terbaik ditentukan oleh struktur pilihan- pilihan yang ada Issue kunci: menata ulang struktur insentif/disintentif dalam transaksi-transaksi public goods Mengembangkan kompetisi Bambang Purwoko Dosen, Peneliti, Konsultan bidang Politik dan Pemerintahan kontak: www.bpurwoko.staff.ugm.ac.id
New Public Management (3) Versi Mewirausahakan Birokrasi: Redefinisi peran pemerintah: rowing (service delivery) steering (pengambilan keputusan). Dorong: kompetisi, pemberdayaan masyarakat, fokus pada hasil bukan input, beri kebebasan pada customers, mencegah daripada mengatasi. Katalisasi penyelesaian masalah masyarakat. membangun demokrasi dan pemerintahan efektif melalui pendidikan, penelitian dan advokasi kebijakan Good Governance (1) Fokus: penggunaan kekuasaan suatu negara untuk mengatasi masalahnya sendiri. Ranah Perubahan: Sistemik: distribusi kekuasaan politis maupun ekonomis, secara internal maupun eksternal Politis: luasnya kewenangan dan legitimasi yang didapat dari proses politik yang demokratis Administratif: pelayanan publik yang efisien dan akuntabel oleh birokrasi yang kompeten untuk mendesain dan mengimplementasikan program, serta pengelolaan kepentingan publik. membangun demokrasi dan pemerintahan efektif melalui pendidikan, penelitian dan advokasi kebijakan
Good Governance (2) Issue-issue kunci: Efisiensi pelayanan publik Pengadilan yang independen Kerangka hukum untuk menegakkan kontrak Pengelolaan keuangan negara secara akuntabel Auditor yang independen Pewakilan rakyat yang akuntabel Hormati hukum dan HAM Tata kelembagaan yang pluralistik Pers yang bebas membangun demokrasi dan pemerintahan efektif melalui pendidikan, penelitian dan advokasi kebijakan Good Governance (3) Karakteristik: Akuntabilitas Kompetensi Partisipasi Transparansi Equity Rule of Law Bambang Purwoko Dosen, Peneliti, Konsultan bidang Politik dan Pemerintahan kontak: www.bpurwoko.staff.ugm.ac.id
Sistem Sosio-Sibernetik Sibernetik (1) Bidikan: para pelaku terkait dan pola interaksinya melibatkan berbagai negosiasi. Ranah Governance: Proses: keterarahan intervensi-intervensi yang dilakukan Keseluruhan efek dari intervensi yang dilakukan. Sistem Sosio-Sibernetik Sibernetik (2) Keluar dari pilihan negara vs pasar Bagaimana mendayagunakan struktur dan manajemen (Komplementarian( antara manajemen (Komplementarian antara pendayagunaan tatanan hirarkis dengan kemampuan mengatur diri sendiri) Tanggungjawab dan pertanggungjawaban dalam mengambil langkah tersebar luas (tidak hanya pada Pemerintah).
Sistem Sosio-Sibernetik Sibernetik (3) Model: self-regulation atau co-regulation, public-private partnership, co-operative management, enterpreneural verture Jangkauan: lokal, nasional maupun internasional. Mekanisme: formal maupun informal Sifat: interaktif. Interaksi (1) Masyarakat Sipil Negara Pasar
Interaksi State Pasar Civil Society Private Sector Self Organizing Network (1) Ada networking, baik di dalam pemerintah, di dalam masyarakat maupun antara pemerintah dengan masyarakat. Menghindari ada konflik dalam mengelola urusan publik Terjadi saling pertukaran sumber daya (uang, informasi, skill) dalam proses interaksinya.
Self-organizing network (2) Network social coordination, self organising Network alternatif terhadap negara dan pasar. Pilar: trust, reputasi, ketergantungan timbal balik. Governance: mengelola jaringan supaya tercipta sinergi Network yang terintegrasi mampu menciptakan resistensi dan menghindarkan semua pihak dari dominasi salah satu kekuatan. Bambang Purwoko Dosen, Peneliti, Konsultan bidang Politik dan Pemerintahan kontak: www.bpurwoko.staff.ugm.ac.id Refleksi: Cermati baik-baik keunggulan dan kelemahan masing-masing varian. Cermati mana saja yang relevan untuk menjadi acuan reformasi penyelenggaraan pemerintahan di di daerah Anda Apa saja tantangan yang kiranya Anda hadapi? Bagaimana antisipasi Anda untuk mengatasinya?