manusia mengalami banyak perubahan dari segi fisik dan mental. Penuaan adalah salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Demensia. DEMENTIA / Indonesian Copyright 2016 Hospital Authority. All rights reserved 1

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NARASI KEGIATAN PENYULUHAN DEMENSIA PADA PERTEMUAN KELOMPOK LANSIA (LANJUT USIA) RUMAH SAKIT CONDONG CATUR YOGYAKARTA TAHUN 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf juga bertanggung jawab sebagai sietem persepsi, perilaku dan daya

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Usia Harapan Hidup Indonesia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses penuaan mengakibatkan kerja otak melambat dan fungsi organ-organ

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. makin meningkat. Peningkatan jumlah lansia yang meningkat ini akan

Gangguan Mental Organik (GMO) Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien, keluarga, maupun tenaga kesehatan yang merawat, karena tidak menonjol

BAB 1 PENDAHULUAN. mendadak, didahului gejala prodromal, terjadi waktu istirahat atau bangun pagi

BAB I Pendahuluan. Tabel 1.1 Situasi dan Analisis Lanjut Usia di Dunia (Dalam satuan milyar) jumlah penduduk dunia

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat

Mampu mengenal dan mengetahui tanda, gejala dan pemeriksaan status mental yang menunjang dalam mendiagnosa pasien dengan gangguan mental organik

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN DIMENSIA. OLEH: Ns. SATRIA GOBEL, M.Kep, Sp. Kom

tahun 2005 adalah orang, diprediksi pada tahun 2020 menjadi orang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. sedih bagi individu maupun anggota keluarga yang dapat menimbulkan. depresi. Depresi merupakan penyakit atau gangguan mental yang

BAB I PENDAHULUAN. suram, pesimistis, ragu-ragu, gangguan memori, dan konsentrasi buruk. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB 1 PENDAHULUAN. Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup (AHH). Namun, dalam bidang kesehatan karena meningkatnya jumlah penduduk lanjut

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dari 72 tahun di tahun 2000 (Papalia et al., 2005). Menurut data Biro Pusat Statistik

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat hingga dua kali lipat pada tahun 2025 (Depkes, 2013). Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. mencapai di atas 7% dari keseluruhan penduduk Indonesia. 3

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2010, dengan masalah kesehatan). Menurut Sumiati Ahmad Mohammad, masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang secara menyeluruh. Termasuk pembangunan di bidang kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua. Seseorang yang melewati fase dewasa usia 60 tahun ke atas dalam kehidupannya dikatakan sebagai lanjut usia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. usia lanjut di Indonesia diperkirakan antara tahun sebesar 414 %

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke, yang juga dikenal dengan istilah cerebrovascular

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam hidupnya mengalami perkembangan dalam serangkaian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

Gangguan Mood/Suasana Perasaan

Perkembangan Fisik Dewasa Akhir

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB I PENDAHULUAN. dapat memngganggu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari (Stanley and

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB I PENDAHULUAN. yaitu lanjut usia yang berusia antara tahun, danfase senium yaitu lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penuaan adalah suatu proses yang mengubah seorang dewasa sehat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker. Terhitung 1

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. biasanya disebabkan oleh usia yang semakin menua (Arking dalam Berk, 2011). Dari masa

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Depkes RI,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal. U1n. U2n

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang timbul secara cepat, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Penurunan Daya Ingat pada Lansia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan memori adalah keluhan yang sering dijumpai pada. masyarakat umum, dan prevalensinya cenderung meningkat dengan

BAB I PENDAHULUAN. selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya

Transkripsi:

Demensia Oleh : Anglia Febrina Manusia pada dasarnya selalu berkembang. Perkembangan setiap manusia memiliki proses dan tahap-tahap yang harus dihadapinya. Setiap manusia akan melalui tahap bayi, anakanak, remaja, dewasa awal, dewasa akhir hingga berusia lanjut (lansia). Pada tahap usia lanjut manusia mengalami banyak perubahan dari segi fisik dan mental. Penuaan adalah salah satu perubahan dari segi fisik ketika manusia berusia lanjut seperti rambut yang mulai memutih, kulit keriput, kondisi fisik yang mulai menurun dan menurunnya daya ingat (pikun). Demensia yang oleh orang awam dikenal dengan kepikunan merupakan istilah deskriptif umum bagi kemunduran intelektual hingga ke titik yang fungsi sosial dan perkerjaan. Demensia terjadi secara sangat perlahan, selama bertahun-tahun, kelemahan kognitif dan behavioral yang hampir tidak terlihat dapat dideteksi jauh sebelum orang yang bersangkutan menunjukkan ketidakmampuan yang tampak jelas. Kesulitan dalam mengingat banyak hal, terutama berbagai peristiwa baru-baru ini, merupakan gejala utama demensia. Perjalanan demensia dapat progresif, statis, atau melambat, tergantung pada penyebabnya. Banyak orang yang mengalami demensia progresif akhirnya menarik diri dan menjadi apatetis. Pada fase akhir penyakit ini, orang yang bersangkutan kehilangan kecemerlangan dan integritasnya. Pada kerabat dan teman mengatakan bahwa orang yang bersangkutan bukan dirinya lagi. Keterlibatan sosial dengan orang-orang semakin berkurang. Akhirnya, orang tersebut kehilangan kesadaran terhadap sekelilingnya. Pravalensi demensia meningkat seiring bertambahnya usia. Sebuah studi menemukan prevalensi sebesar 1 persen

pada orang-orang yang berumur 65 hingga 74,4 persen pada mereka yang berusia 75 hingga 84 tahun, dan 10 persen pada mereka yang berusia lebih dari 84 tahun. Penyebab Demensia Demensia pada umumnya diklasifikasikan menjadi empat tipe yaitu : 1. Penyakit Alzheimer 2. Demensia Frontal 3. Demensia Frontal Subkortikal 4. Demensia Vaskular 1. Penyakit Alzheimer Dalam penyakit Alzheimer, yang ditemukan oleh seorang neurology asal Jerman Alois Alzheimer pada tahun 1906, jaringan otak mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki, dan kematian biasanya terjadi 10 atau 12 tahun setelah onset simtom-simtom. Sekitar 100.000 orang Amerika meninggal setiap tahunnya karena penyakit ini. Penderita pada awalnya hanya mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi dan dalam mengingat materi yang baru dipelajari, dan dapat terlihat seolah pikirannya kosong dan mudah tersinggung, kekurangan yang mungkin diabaikan selama beberapa tahun, namun pada akhirnya mengganggu kehidupan sehari-hari. Riwayat cedera kepala merupakan salah satu faktor risiko menderita penyakit Alzheimer (Gallo & Lebowitz, 1999; Rasmassen dkk., 1995). Berbagai studi longitudinal juga menunjukkan bahwa depresi meningkatkan risiko menderita penyakit Alzheimer, namun tampaknya hanya pada orang-orang yang menunjukkan ketidakmampuan kognitif ringan pada saat studi tersebut dimulai (Bassuk dkk., 1998; Gallo & Lebowitz, 1999). Beberapa faktor lingkungan tampaknya memberikan perlindungan terhadap perkembangan penyakit Alzheimer. Obat-obatan nonsteroid antiperadangan seperti ibuprofen

tampaknya mengurangi resiko penyakit Alzheimer (Bassuk dkk., 1998; Gallo & Lebowitz, 1999; Stewart dkk., 1997), seperti halnya nikotin (Whitehouse, 1997). Kelompok obat-obatan yang disebut sebagai statin dan digunakan untuk mengendalikan kolesterol tampaknya juga bersifat protektif (Rockwood dkk., 2002). Sayangnya, faktor-faktor protektif tersebut dapat memiliki efek yang tidak diinginkan, efek merokok yang sangat terkenal pada sistem kardiovaskular dan masalah gastrointestinal serta hati yang disebabkan oleh obat-obatan antiperadangan dan statin. 2. Demensia Frontal-Temporal Tipe demensia ini mencakup 10 persen dari seluruh kasus. Penyakit ini biasanya timbul pada akhir usia 50-an. Selain ketidakmampuan kognitif yang umum terjadi pada demensia, demensia frontal temporal ditandai oleh perubahan perilaku dan kepribadian yang ekstrem. Kadang pasien menjadi sangat apatetik dan tidak responsive terhadap lingkungan mereka; pada waktu lain mereka menunjukkan pola yang berlawanan seperti euphoria, aktivitas yang berlebihan, dan impulsivitas (Levy dkk., 1996). Tidak seperti penyakit Alzheimer, demensia frontal temporal tidak berkaitan erat dengan hilangnya neuron kolinergik; neuron serotonin adalah yang paling berpengaruh. Terjadi pengurangan neuron yang menyebar luas pada frontal dan lobus temporalis. Penyakit Pick adalah salah satu penyebab demensia frontal temporal. Seperti halnya penyakit Alzheimer, penyakit Pick adalah gangguan degenerative di mana neuron-neuron dalam otak yang hilang. Penyakit ini juga ditandai oleh adanya kumpulan Pick, yaitu sisipan berbentuk bulat di dalam neuron. Demensia frontal temporal memiliki komponen genetik yang kuat meskipun spesifikasi genetic tidak diketahui sebaik dalam penyakit Alzheimer (Usman, 1997).

3. Demensia Frontal Subkortikal Demensia tipe ini memengaruhi sirkuit dalam otak yang menjulur dari subkortikal ke korteks. Karena daerah otak subkortikal berperan dalam pengendalian gerakan motorik, kognisi dan aktivitas motorik terpengaruh. 4. Demensia Vaskular Demensia tipe ini merupakan tipe paling umum kedua setelah penyakit Alzheimer. Tipe ini didiagnosis bila seorang pasien yang menderita demensia menunjukkan gejala-gejala neurologis seperti kelemahan pada satu lengan atau refleks-refleks abnormal atau bila pemindaian otak membuktikan adanya penyakit serebrovaskular. Yang paling sering terjadi, pasien mengalami serangkaian stroke di mana terjadi suatu penebalan, yang melemahkan sirkulasi dan menyebabkan kematian sel. Penanganan Demensia Jika penyebab demensia dapat dicegah, penanganan medis yang tepat (seperti mengembalikan keseimbangan hormonal) dapat memberikan manfaat. Terlepas dari banyaknya penelitian, belum ditemukan penanganan yang secara klinis signifikan untuk menghambat atau menyembuhkan penyakit Alzheimer meskipun beberapa jenis obat-obatan. 1. Penanganan Biologis untuk Penyakit Alzheimer Karena penyakit Alzheimer terkait dengan kematian sel-sel otak yang menghasilkan asetilkolin, berbagai studi berupaya untuk meningkatkan kadar neurotransmitter tersebut. Penelitian menggunakan kolin (suatu bentuk awal enzim tersebut yang mengatalisasi reaksi yang menghasilkan asetilkolin) dan fisostigmin (obat yang mencegah tidak berkerjanya asetilkolin) memberikan hasil yang mengecewakan. Tetrahidroaminoakridin (takrin, nama dagang Cognex), yang menghambat enzim yang

menghentikan kerja asetilkolin, menghasilkan sedikit perbaikan atau memperlambat laju penurunan kognitif (Qizilbash dkk., 1998). Meskipun demikian, takrin tidak dapat diberikan dalam dosis tinggi karena memiliki efek samping serius; contohnya, dapat meracuni hati. Donepezil (Aricept) memiliki cara kerja dan efek yang sama dengan takrin, namun memiliki efek samping yang lebih sedikit (Rogers dkk., 1998). Hidergin adalah obat lainnya yang disetujui untuk penyakit Alzheimer oleh Food and Drag Administration; namun tampaknya hanya memberikan efek yang sangat kecil (Schneider Olin, 1994). 2. Penanganan Psikososial Penyakit Alzheimer bagi Pasien dan Keluarganya Meskipun penanganan medis yang efektif untuk Alzheimer belum tersedia, pasien dan keluarganya dibantu untuk menghadapi berbagai efek tersebut. Pendekatan psikologis yang diberikan secara umum bersifat suportif, dengan tujuan utamanya untuk meminimalkan gangguan yang ditimbulkan oleh perubahan behavioral pasien. Tujuan ini dicapai dengan memberikan pasien dan keluarganya untuk membahas penyakit tersebut dan berbagai konsekuensinya, menyediakan informasi yang akurat tentang penyakit itu, membantu keluarga merawat pasien tersebut dirumah, dan mendorong dikembangkannya sikap realistic dan bukan katastrofik dalam menghadapi berbagai isu dan tantangan spesifik yang ditimbulkan oleh penyakit otak ini (Knight, 1996; Zarit, 1980). Pertambahan usia adalah hal yang pasti terjadi pada manusia, oleh sebab itu kita sebaiknya menjaga kesehatan fisik dan mental kita di usia muda sehingga pada saat usia kita menua kita dapat meminimalisir pertumbuhan penyakit pada tubuh kita.

Referensi Davidson G.C., Neale J.M., Kring A.M. (2010) Psikologi Abnormal Edisi 9. RajaGrafindo Persada: Jakarta.