BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi tantangan era globalisasi, diperlukan sumber daya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peran guru mulai dari persiapan, proses sampai tindak lanjut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Richard Suchman (dalam Widdiharto: 2004) mencoba mengalihkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. agar memiliki kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan sikap terbuka. melahirkan generasi-generasi bangsa yang berintelektual.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi kelangsungan

I. PENDAHULUAN. yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rata-rata UN SMP/Sederajat

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dalam pengembangan kemampuan berfikir kreatif, kritis, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini diperlukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelas, merupakan inti dari setiap lembaga pendidikan formal. Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang wajib diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. terampil, dan pengetahuan yang sesuai dengan user need (dunia usaha dan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen yang berperan dalam upaya peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa : Pendidikan Nasional befungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hingga saat ini. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup yang terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

II. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini banyak tersebar berbagai media pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya menyelenggarakan pendidikan saja, tapi juga turut serta memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyiapkan tenaga ahli tingkat pemula dan terampil, harus tanggap terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, maka diperoleh kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menyiapkan sumber daya manusia yang produktif. Hal ini berarti bahwa berhasil

BAB I PENDAHULAUN. Dunia pendidikan sekarang ini dihadapkan pada tantangan-tantangan

REVITALISASI COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA. Oleh: N U R D I N

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) merupakan salah satu model

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menuntun siswa agar mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan pendidikan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rangkaian penguat merupakan sistem yang tidak dapat ditinggalkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk berargumentasi atau mengemukakan ide-ide.pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

I. PENDAHULUAN. kesejahteraan hidup. Pentingnya pendidikan di Indonesia tercermin dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk menghadapi tantangan era globalisasi, diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan berpikir dan intelektual tinggi, yaitu mencakup kemampuan penalaran logis, berpikir sistematis, kritis, cermat, kreatif serta mampu mengkomunikasikan gagasan terutama dalam memecahkan masalah. Kemampuan-kemampuan tersebut seyogianya dikembangkan melalui proses pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan secara sengaja agar hal-hal ini dapat muncul sebagai hasil yang diinginkan pada diri manusia. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berfungsi untuk membimbing siswa untuk memiliki keterampilan dan pengetahuan serta membentuk sikap positif dan kepribadian siswa. Materi yang diberikan serta aktivitas pembelajaran hendaknya ditata sedemikian rupa dalam bentuk program-program pembelajaran yang kondusif untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ditentukan sekolah. Pelaksanaan program pendidikan tersebut dimaksudkan untuk membantu siswa mengembangkan kepribadiannya sehingga diharapkan lebih mampu menghadapi tantangan hidup, baik pada masa sekarang maupun untuk masa-masa mendatang. Hal ini menunjukkan bahwa peranan lembaga pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya menumbuhkan dan mengembangkan siswa menjadi warga masyarakat yang berkualitas. 1

2 Berdasarkan hasil observasi awal peneliti pada salah satu kelas XI SMK di Balai Pengembangan Teknologi dan Pendidikan (BPTP) Bandung, kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan cara guru menerapkan metode pembelajaran modul, yaitu siswa dituntut memiliki kemandirian sendiri untuk mempelajari materi dalam modul dan penyelesaian materi pelajaran tergantung pada kecepatan pemahaman setiap siswa. Dalam proses belajar di kelas, siswa ditugaskan merangkum isi materi di dalam modul yang diberikan guru kemudian siswa diperintahkan mempelajari isi modul secara mandiri. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila siswa tidak paham setelah mempelajari materi di dalam modul. Namun dalam pelaksanaanya keaktifan siswa tidak terlihat dalam proses belajar di kelas. Siswa kurang memberikan keberanian dalam menyampaikan pertanyaan atau pendapat kepada guru, sehingga siswa sudah dianggap memahami isi materi di dalam modul. Pada akhir pembelajaran guru memberikan soal tes harian untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. Hasilnya siswa masih belum memahami isi materi yang telah dipelajari secara mandiri. Hal ini terlihat dari hasil tes harian pada salah satu kelas yang telah diobservasi. Dari jumlah siswa 37 orang, ditemukan bahwa rata-rata hitung tes berupa nilai ulangan harian pada pokok bahasan catu daya di kelas tersebut yaitu 52,5 dengan nilai tertinggi 65 dan nilai terendah 35 (pada skala 100). Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa keaktifan siswa di kelas dalam mengikuti materi pelajaran belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Guru telah menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada siswa, namun dalam pembelajaran atau kegiatan belajar di kelas dijumpai gejala yang tidak seimbang

3 dimana seorang guru sekedar menyampaikan bahan ajar yang tidak dilandasi kesadaran ingin memahamkan siswa sehingga siswa kurang respek dan tidak merespon dengan baik. Dalam prosesnya siswa hanya menghapal materi pelajaran yang hanya terdapat di dalam modul tanpa adanya kesadaran untuk memahami isi materi. Pada intinya diperlukan pendekatan untuk mengaktifkan siswa, sehingga diharapkan siswa memiliki pemahaman dan keterampilan yang baik dan yang pastinya berimbas terhadap hasil belajar siswa yang baik pula. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau disebut juga model pembelajaran berbasis masalah. Model Problem Based Learning (PBL) merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Siswa diberikan permasalahan pada awal pelaksanaan pembelajaran oleh guru, selanjutnya selama pelaksanaan pembelajaran siswa memecahkannya yang akhirnya mengintegrasikan pengetahuan kedalam bentuk laporan. Model Problem Based Learning (PBL) yang melibatkan siswa untuk mencari pengatahuannya sendiri serta dapat meningkatkan hasil belajar pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor. adapun kelebihan dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) diantaranya: Siswa dapat mengembangkan - Kemampuan atau keterampilan berfikir - kemampuan pemecahan masalah - kemampuan intelektual Siswa sebagai pembelajaran yang otonom dan mandiri

4 Siswa diberikan kebebasan dalam menentukan idenya Siswa dapat mengungkapkan konsep yang sesuai dengan pengalamannya Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share merupakan partisipasi siswa untuk mengeluarkan pendapatnya, dan meningkatkan pembentukkan pengetahuan oleh siswa. Selain itu teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir (Think), yaitu bekerja sendiri sebelum bekerjasama atau berpasangan (Pair) dengan kelompoknya dan berbagi (Share) ide, yaitu setiap siswa saling memberikan ide atau informasi dari mata pelajaran yang sedang di bahas, sehingga dapat menarik kesimpulan secara bersama. Dengan demikian, kesimpulan yang diambil menjadi setingkat lebih tinggi, karena merupakan hasil diskusi dan memberikan pemahaman yang lebih tinggi kepada siswa. Pada pembelajaran TPS ini, suasana kelas dirancang sedemikian rupa, siswa diberi waktu untuk berpikir sendiri, berpasangan dengan pasangan yang telah ditentukan, kemudian berbagi hasil pemikiran dengan seluruh kelas. Satu kelompok siswa hanya terdiri dari 4-6 orang, pengelompokan seperti ini dimaksudkan agar semua siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini akan dicari perbandingan hasil belajar siswa pada pembelajaran program diklat Mengoperasikan Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah (MP2DTR) menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

5 Berdasarkan penjelasan di atas peneliti, melakukan suatu penelitian yang memfokuskan diri pada perbandingan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar siswa di BPTP Bandung, maka penelitian ini berjudul: Perbandingan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Program Diklat Mengoperasikan Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah (MP2DTR) di BPTP Bandung 1.2 Perumusan Masalah Dalam suatu penelitian terlebih dahulu harus dirumuskan masalah yang diteliti secara jelas agar maksud dan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian lebih terarah dan mudah dalam menentukan metode mana yang cocok untuk dapat digunakan dalam pemecahan masalah tersebut. Pendapat tersebut mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto (2002:22) yang memandang bahwa: Agar penelitian dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus mulai, kemana harus pergi dan dengan apa. Dengan demikian, sesuai dengan latar belakang masalah maka rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada program diklat Mengoperasikan Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah (MP2DTR)?

6 2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada program diklat Mengoperasikan Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah (MP2DTR)? 3. Bagaimana perbandingan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada program diklat Mengoperasikan Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah (MP2DTR)? 4. Bagaimana gambaran hasil belajar dari ranah afektif dan psikomotor pada model Problem Based Learning dengan model kooperatif tipe think pair share pada program diklat Mengoperasikan Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah (MP2DTR)? 1.3 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah agar dalam pembahasannya tepat menuju sasaran dan tidak menyimpang. Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, maka masalah penelitian akan dibatasi dengan pembatasan sebagai berikut : 1. Penelitian dibatasi pada penerapan model Problem Based Learning dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share. 2. Program diklat yang dijadikan sebagai bahan pengajaran adalah Mengoperasikan Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah (MP2DTR) sub pokok bahasan mengenai transformator, catu daya, penggunaan alat ukur dan saklar mekanik.

7 3. Aspek penelitian dibatasi pada ranah kognitif yang meliputi Pengetahuan (C1), Pemahaman (C2) Aplikasi (C3) dan Analisis (C4), serta gambaran hasil belajar dari ranah afektif dan psikomtor pada program diklat Mengoperasikan Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah (MP2DTR). 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada program diklat Mengoperasikan Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah (MP2DTR). 2. Mengetahui hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share program diklat Mengoperasikan Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah (MP2DTR). 3. Mengetahui perbandingan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share program diklat Mengoperasikan Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah (MP2DTR). 4. Mengetahui gambaran hasil belajar dari ranah afektif dan psikomotor pada model Problem Based Learning dengan model kooperatif tipe think pair share pada program diklat Mengoperasikan Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah (MP2DTR)

8 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan informasi tentang peningkatan hasil belajar siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share. 2. Memberikan informasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan (SWOT) antara model pembelajaran Problem Based Learning dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share 3. Memberikan informasi untuk guru, kepala sekolah, dosen, asisten pengajar dan para pengelola pendidikan untuk melihat model pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share sebagai suatu alternatif menarik dalam memecahkan beberapa masalah yang dihadapi dalam upaya mengaktifkan siswa dalam belajar. 1.6 Anggapan Dasar Anggapan dasar adalah suatu titik tolak pemikiran agar tidak terjadi keragu-raguan dalam penelitian yang akan dilakukan. Seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1990 : 107), sebagai berikut : Anggapan dasar atau postulat adalah asumsi yang menjadi tumpuan segala pandangan dan kegiatan pada masalah-masalah yang dihadapi. Postulat ini menjadi titik pangkal, titik mana yang tidak lagi menjadi karagu-raguan. Berdasarkan pernyataan di atas tersebut maka hal yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah :

9 1. Model pembelajaran memiliki peranan penting dalam peningkatan hasil belajar siswa. 2. Setiap siswa memiliki potensi untuk mencapai hasil belajar yang optimal. 3. Kemampuan dan pemahaman guru dalam menerapkan model pembelajaran yang digunakan memiliki peranan penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar. 1.7 Hipotesis Penelitian Untuk mengarahkan kegiatan penelitian tehadap masalah yang diteliti, maka disusunlah beberapa hipotesis penelitian yang merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian. Suharsimi Arikunto (2006 : 71), mengemukakan bahwa Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Adapun hipotesis penelitian ini sebagai berikut: 1. Hipotesis nol (H 0 ), yaitu tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada program diklat Mengoperasikan Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah (MP2DTR) di Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan (BPTP) Bandung. 2. Hipotesis kerja (H a ), yaitu terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

10 dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada program diklat Mengoperasikan Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah (MP2DTR) di Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan (BPTP) Bandung. 1.8 Metodologi Penelitian Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode apa yang akan dipakai karena menyangkut langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengarahkan dan sebagai pedoman dalam kegiatan penelitian. Pemilihan dan penentuan metode yang dipergunakan dalam suatu penelitian sangat berguna bagi peneliti karena dengan pemilihan dan penentuan metode penelitian yang tepat dapat membantu dalam mencapai tujuan penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:10), penelitian dapat ditinjau dari hadirnya variabel. Apabila dilihat dari saat terjadinya, ada variabel masa lalu, masa sekarang, dan masa akan datang. Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi), adalah penelitian deskriptif (to describe = menggambarkan/membeberkan). Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang, adalah penelitian eksperimen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini bermaksud meneliti kemungkinan sebab akibat dengan menunjukkan salah satu kelompok atau lebih, kemudian dibandingkan hasil dari suatu kelompok kepada kelompok yang lain sebagai kontrol.

11 Pada penelitian ini ada dua buah variabel yang digunakan, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas atau variabel (X) pada penelitian ini adalah pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share, sedangkan hasil belajar siswa pada program diklat Mengoperasikan Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah (MP2DTR) di BPTP Bandung sebagai variabel terikat atau variabel (Y). 1.9 Lokasi dan Populasi Penelitian Penelitiaan ini dilakukan di Balai Pengembangan Teknologi dan Pendidikan (BPTP) Bandung yang berlokasi di Jl. Pahlawan No. 70 Telp.(022)7271603. adapun yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik yang mengikuti program diklat Mengoperasikan Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah (MP2DTR) tahun ajaran 2008/2009. 1.10 Definisi Operasional 1. Model pembelajaran menurut komarudin (dalam Fauzi, 2008: 5) model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatann, sedangkan pembelajaran adalah kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai baru. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan model pembelajaran yaitu proses atau cara yang dilakukan oleh peneliti dengan

12 mamanfaatkan model pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share sebagai pedoman dalam proses belajar mengajar. 2. Hasil Belajar menurut Purwodarminto (dalam Senjaya, 2008: 8) adalah hasil usaha yang telah dicapai, dilakukan dan dikerjakan untuk mendapatkan suatu kecakapan atau kepandaian. Kamus besar bahasa Indonesia (1999:797) hasil belajar adalah penyesuaian pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh program pelajaran, yang lazim ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Dalam penelitian ini hasil belajar adalah kemampuan atau keterampilan siswa yang dimiliki setelah ia mendapatkan pengalaman belajar. Rachmanto (2006: 19) Hasil belajar ranah kognitif adalah berkaitan dengan hasil belajar intelektual, dimana akan tampak pada diri siswa berupa prilaku yang berhubungan dengan pengetahuan, pemahaman teori dan pemecahan masalah. Bloom (dalam Haetami, 2006: 19) ranah kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual. Bloom (dalam Suharsimi, 2002: 117) ranah kognitif terdiri atas mengenal, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam penelitian ini hasil belajar ranah kognitif merupakan kemampuan intelektual siswa yang dimiliki setelah mendapatkan pengalaman belajar yang didapat dari hasil tes. Ranah afektif terdiri dari penerimaan, jawaban, penilaian dan pengorganisasian serta

13 ranah psikomotor terdiri dari peniruan, manipulasi, ketepatan dan artikulasi. 3. Program Diklat Mengoperasikan Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah (MP2DTR) merupakan salah satu program diklat produktif yang wajib diikuti oleh siswa tingkat 2 di Balai Pengembangan Teknologi dan Pendidikan (BPTP) Bandung, Program Keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik. Peralatan pengalih daya tegangan rendah, terdiri dari transformator, catu daya, penggunaan alat ukur dan saklar mekanik. 1.11 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini, sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini mengemukakan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, anggapan dasar, hipotesis, metodologi penelitian, lokasi dan populasi penelitian, definisi operasional, serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Dalam bab ini mengemukakan tentang landasan teoritis yang mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini mengemukakan tentang metode penelitian, variabel penelitian, paradigma penelitian, data dan sumber data penelitian,

14 populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, kisi-kisi dan instrumen penelitian, serta teknik analisis data penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini mengemukakan pembahasan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian dan saran yang bersifat konstruktif bagi institusi yang bersangkutan.