BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BUDAYA ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Mini Market Indomaret. kebutuhan pokok sehari-hari karyawan, maka pada tahun 1988

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan seberapa pentingnya kualitas pelayanan, kepuasan dan. kepada keberhasilan memenangkan persaingan dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus selalu menciptakan inovasi-inovasi baru untuk dapat bertahan hidup

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kebutuhan dan perilaku konsumen dalam berbelanja.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB III DESKRIPSI INDOMARET

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. konsumen itu tidak terlibat dalam hal merencanakan pembelian produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Pelatihan Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian dan gambaran yang jelas mengenai konsep budaya organisasi,

BAB II KERANGKA TEORI

birokrasi. dalam organisasi itu. merupakan salah satu faktor terbentuknya instansi tersebut tidak akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indomaret di Kalimantan dan toko pertama dibuka di Ancol, Jakarta Utara. Pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilitian

II. LANDASAN TEORI. mencapai keberhasilan. Tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan organisasi dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada

PENGARUH KOMUNIKASI DAN SUPERVISI TERHADAP KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN DI PT. INDOANTIQUE SUKOHARJO PADA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bekerja merasa kebutuhannya sudah terpenuhi,maka akan timbul kepuasan bekerja dalam diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Circle K

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perusahaan membutuhkan karyawan yang memiliki loyalitas yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INDOMARET SUKODONO KARANGPOH CABANG GRESIK DAN PRAKTEK JUAL BELI SISTEM NOTA KURANG LEBIH (NKL)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dilandasi kesetian dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar. meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

Judul : Pengaruh Retail Marketing Mix

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Visi dan Misi bagi sebuah perusahaan sangat penting. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 388/MP/1960 tanggal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2000). Sedangkan pengertian kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis dalam kurun waktu satu dasawarsa ini berkembang dengan

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. ahli. Menurut Simamora (1997), manjemen sumber daya manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk kelangsungan hidupnya. Salah satu nya yaitu pemenuhan akan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimaksud adalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia dihadapkan pada berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta mengembangkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Indonesia yang demikian pesat tidak terlepas dari

I. PENDAHULUAN. adanya perjanjian franchise. Franchise, adalah pemberian hak oleh franchisor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja karyawan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan organisasi yang padat modal, padat SDM, padat teknologi dan ilmu

BAB V MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN PENGEMBANGAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN BANK JABAR. Model merupakan abstraksi visual atau konstruksi dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk proses pendidikan yang memiliki peranan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam pencapaian tujuan suatu organisasi, dimana sumber daya

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Arti dan Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. yang tepat untuk meningkatkan kemampuan perusahaannya dalam proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan konsumen. Seperti yang diungkapkan oleh Boyld, dkk. (2000:4)

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.

BAB I PENDAHULUAN. Berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam hal ini karyawan harus mampu dalam mengahadapi serta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dibidang perdagangan eceran (retail) yang berbentuk toko,

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Kinerja merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, work

BAB I PENDAHULUAN. Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan seharihari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Melalui komunikasi dapat terjalin interaksi antar manusia. Interaksi tersebut akan berkembang menjadi suatu jalinan kerjasama. Aktivitas interaksi dan kerjasama itu terus berkembang secara teratur sehingga terbentuklah wadah yang menjadi tempat manusia berkumpul yang disebut organisasi. Schein (1982) mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Schein juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung pada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut (dalam Muhammad, 2009). Organisasi merupakan suatu kelompok yang mempunyai diferensiasi peranan, atau kelompok yang sepakat untuk mematuhi seperangkat norma-norma. Organisasi juga merupakan sebuah sistem sosial yang dibentuk untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, suatu sistem yang saling mempengaruhi satu sama lain, apabila salah satu dari sub sistem tersebut rusak, maka akan mempengaruhi sub-sub sistem yang lain. Sistem tersebut dapat berjalan dengan semestinya jika individu-individu yang ada di dalamnya berkewajiban mengaturnya, yang berarti selama anggota atau individunya masih melaksanakan tanggung jawab sebagaimana mestinya maka organisasi tersebut akan berjalan dengan baik (Liliweri, 2004).

Hubungan antara individu dan kelompok dalam organisasi menciptakan harapan-harapan bagi perilaku individu dan kelompok. Harapan-harapan ini akan menghasilkan peranan-peranan tertentu yang harus diemban dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi. Dalam organisasi ada sebagian orang berperan sebagai pemimpin dan yang lainnya sebagai pengikut atau pekerja. Komunikasi sangat penting bagi manusia, begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil, begitu juga sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi yang baik organisasi dapat macet dan berantakan. Komunikasi organisasi merupakan komunikasi impersonal, dan antar pribadi dalam kelompok formal/organisasi sesuai dengan tuntutan struktur dan tata kerja organisasi. Aktivitas komunikasi yang berlangsung bisa tatap muka atau melalui media, membutuhkan umpan balik melalui struktur organisasi/formal, suasana makin formal sama dengan pesan juga makin formal, tujuan dan maksud komunikasi umumnya berstruktur (Liliweri, 2004: 58). Sementara Goldhaber (1896) mengatakan komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah (dalam Muhammad, 2009: 67). Komunikasi memegang peran yang sangat penting dalam suatu interaksi sosial, begitu juga dalam tempat kerja. Tempat kerja merupakan suatu komunitas sosial yang memfokuskan pada peran dari komunikasi, sehingga aktivitas kerja dapat dioptimalkan. Penggunaan komunikasi baik secara verbal maupun secara non verbal berpengaruh pada lingkungan kerja yang diwujudkan dalam misi serta visi perusahaan atau organisasi. Secara tidak langsung dibutuhkan komunikasi yang efektif dalam menggerakkan jalannya perusahaan, semakin efektif komunikasi yang dibina dalam tiap-tiap departemen, maka semakin produktif perilaku karyawan dalam menjalankan pekerjaannya. Komunikasi organisasi dapat dikaitkan dengan peranan dan status dari setiap orang dalam organisasi karena peranan dan status seseorang menetukan pula cara bagaimana dia berkomunikasi dengan orang lain, oleh karena itu kita

pun sering menghubungkan peran dan status dengan pekerjaan. Dalam masyarakat modern orang mengenali seseorang karena dia memiliki peran dan status yang beragam. Dalam organisasi keberagaman itu dilihat melalui pembagian kerja dimana setiap orang akan bekerja menurut bakat dan kemampuan sehingga dia bertanggung jawab atas pekerjaan itu. Ketika jumlah dan jenis pekerjaan semakin banyak apalagi beragam maka dibutuhkan jalinan antara jenis-jenis pekerjaan yang berbeda-beda, jalinan hubungan antara seorang pemimpin dengan bawahan atau antara kalangan pemimpin yang pada akhirnya membentuk sebuah kekuatan besar-sinergis untuk menghasilkan keluaran yang lebih berkualitas. Pada tahap ini dibutuhkan komunikasi. Menurut Condrad terdapat tiga fungsi komunikasi organisasi, yaitu: - Fungsi komando: ada dua tipe komunikasi yang membentuk fungsi komando, yaitu (1) pengarahan, yang terlaksana melalui instruksi dan publikasi; dan (2) umpan balik yang menunjukkan siapa yang sudah mengikuti apa yang diperintahkan. - Fungsi relasi: komunikasi organisasi juga bertujuan untuk memenuhi fungsi relasional. Tujuannya menciptakan relasi kerja bagi penigkatan produksi organisasi - Fungsi mengelola suasana yang tidak pasti: komunikasi organisasi berfungsi mendorong para pegawai untuk memilih keputusan yang komplikatif dalam organisasi (dalam Liliweri, 2004: 68) Setiap organisasi memiliki perbedaan dalam hal jangkauan dan ukuran yang dimilikinya, dan organisasi juga memiliki sejumlah tindakan atau kebiasaan yang unik atau khas bagi organisasi bersangkutan. Ketika membahas tema tentang bagaimana seharusnya memahami organisasi sebagai wadah kerja sama dan sebuah komunitas manusia maka kita telah membahas pula pengaruh kebudayaan terhadap perbedaan individual dan hubungan antarpersonal dalam organisasi. Kebudayaan dapat dianggap sebagai sebuah faktor yang berpengaruh terhadap perilaku karyawan, perilaku hubungan antarpersonal, perilaku hubungan antar kelompok yang dapat mempengaruhi secara keseluruhan. Suatu kebudayaan terbentuk tentu karena adanya komunikasi. Budaya dan komunikasi memiliki hubungan timbal balik. Menurut Alisyahbana budaya merupakan manifestasi dari cara berfikir, sehingga

menurutnya pola kebudayaan itu sangat luas sebab semua tingkah laku dan perbuatan, mencakup di dalamnya perasaan karena perasaan juga merupakan maksud dari pikiran(dalam Supartono, 2004:31). Budaya mempengaruhi komunikasi dan sebaliknya komunikasi mempengaruhi budaya. Melalui komunikasi kita dapat mewariskan unsur-unsur kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya serta dari satu tempat ke tempat lain. Sebaliknya komunikasi merupakan sarana yang dapat menjadikan individu sadar akan dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan asing yang dihadapinya. Aktivitas komunikasi dari seorang anggota budaya dapat merepresentasikan kepercayaan, nilai, sikap, bahkan pandangan dunia dari budayanya itu. Selain itu, melalui komunikasi dapat pula memperkuat nilai-nilai dasar dan esensial suatu budaya (Mulyana dan Rakhmat, 2006). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa budaya organisasi merupakan suatu budaya yang dimiliki oleh organisasi, atau cara termudah untuk memahami pengertian budaya organisasi adalah menghubungkan pengertian budaya (sebagai kebiasaan berprilaku) dengan organisasi. Namun tidak sekedar melihat budaya dari budaya organisasi sekedar sebagai sebuah kebiasaan atau perilaku yang relatif/perilaku rata-rata (moderate behavior) melainkan budaya organisasi sebagai sebuah karakteristik yang unik dari suatu organisasi. Budaya dalam hal ini merupakan faktor yang memberikan spirit bagi organisasi dan membedakannya dengan organisasi yang lain. Menurut Schein budaya organisasi merupakan sebagai suatu pola dari asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dengan maksud agar organisasi bisa mengatasi, menanggulangi permasalahan yang timbul akibat adaptasi eksternal dan integritas internal yang sudah berjalan dengan cukup baik sehingga perlu diajarkan dan diterapkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan dan merasakan berteman dengan mereka-mereka tersebut (dalam Lako, 2004). Organisasi sebagai sebuah wadah dimana orang-orang dari berbagai latar belakang yang berbeda berkumpul dalam suatu organisasi.

Setiap perusahaan atau organisasi tentunya memiliki budaya organisasi yang berbeda-beda dalam kehidupan organisasi. Budaya organisasi ini dijalani oleh anggota organisasi, yang di dalamnya mencakup iklim atau atmosfer emosional dan psikologis. Budaya organisasi mencakup banyak hal seperti logo perusahaan, seragam yang digunakan, lama jam kerja, dan berbagai kegiatan perusahaan. Budaya organisasi dijalani oleh seluruh anggota organisasi dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja anggota organisasi atau karyawan perusahaan menjadi lebih baik (West dan Turner, 2008). Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja karyawan (job performance) atau hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melakukan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena memiliki bakat, tenaga, dan kreativitas yang sangat dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya. Kinerja karyawan adalah prestasi yang diperoleh seseorang dalam melakukan tugas. Bernardin dan Russel (1993) mendefinisikan kinerja sebagai pencatatan hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu (dalam Tika, 2006: 121). Sementara Bernadin dan Russel (1995) mengajukan enam kinerja primer yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja, yaitu: 1. Quality. Merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapkan. 2. Quantity. Merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah rupiah, unit, dan siklus kegiatan yang dilakukan. 3. Timeliness. Merupakan tingkat sejauh mana kegitan diselesaikan pada waktu yang dikehendaki, dengan memerhatikan koordinasi output lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan orang lain. 4. Cost efectiveness. Merupak tingkat sejauh mana penggunaan sumber daya organisasi (manusia, keuangan, teknologi, dan material) dimaksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan sumber daya. 5. Need for supervision. Merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang supervisor untuk mencegah tindakan yang kurang diinginkan.

6. Interpersonal impact. Merupakan tingakat sejauh mana pegawai memelihara harga diri, nama baik dan kerja sama diantara rekan kerja dan bawahan (dalam Sutrisno, 2011: 179). Sedangkan menurut Hasibuan (2002: 56), menilai kinerja pegawai dapat dikatakan baik atau dapat dinilai dari beberapa hal, yaitu : 1. Kesetiaan Kinerja dapat diukur dari kesetiaan pegawai terhadap tugas dan tanggung jawabnya dalam organisasi. Menurut Syuhadhak (1994: 76) kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan, menaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. 2. Prestasi Kerja Hasil prestasi kerja pegawai, baik kualitas maupun kuantitas dapat menjadi tolak ukur kinerja. Pada umumnya prestasi kerja seorang pegawai dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman, dan kesanggupan pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 3. Kedisiplinan Sejauh mana pegawai dapat mematuhi peraturan -peraturan yang ada dan melaksanakan intruksi yang diberikan kepadanya. 4. Kreatifitas Merupakan kemampuan pegawai dalam mengembangkan kreatifitas dan mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga bekerja lebih berdaya guna dan berhasil guna. 5. Kerjasama Dalam hal ini kerjasama diukur dari kemampuan pegawai untuk bekerja sama dengan pegawai lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan, sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik. 6. Kecakapan Dapat diukur dari tingkat pendidikan pegawai yang disesuaikan dengan pekerjaan yang menjadi tugasnya. 7. Tanggung jawab Yaitu kesanggupan seorang pegawai menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta berani memikul resiko pekerjaan yang dilakukan. Pembahasan mengenai budaya organisasi dalam kaitannya dengan kinerja perusahaan kaitannya sangat luas. Hal ini disebabkan nilai-nilai budaya organisasi diterjemahkan sebagai filosofi usaha, asumsi dasar, moto perusahaan/organisasi, misi/tujuan umum organisasi, serta prinsip-prinsip yang menjelaskan usaha. Budaya dalam organisasi adalah suatu cara hidup dalam organisasi. Berarti ini juga membentuk cara bekerja dalam organisasi. Cara bekerja anggota dalam organisasi atau perusahaan dapat memberikan pengaruh kepada kinerja karyawan.

Setiap perusahaan atau organisasi pasti menginginkan kinerja yang positif dari karyawan mereka, demi meningkatkan hasil kinerja perusahaan agar mendatangkan keuntungan bagi perusahaan (Liliweri, 2004). Anggota organisasi atau karyawan perusahaan tentunya akan berusaha untuk menigkatkan kinerja mereka agar mendapat perhatian dari atasan. Kinerja karyawan tentu akan dinilai, dari penilaian tersebut para karyawan mungkin mendapatkan promosi kenaikan gaji, pangkat dan lain-lain. Dalam usaha mereka meningkatkan kinerja tentu tak lepas dari pengaruh budaya organisasi yang dijalani sehari-hari. Dapat dilihat bahwa budaya organisasi memberikan dampak bagi karyawan, dampak pada karyawan ini akan memberikan kontribusi bagi perusahaan. Objek penelitian ini adalah PT Indomarco Prismatama atau yang lebih sering dikenal Indomaret adalah jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200 M2. Cikal bakal pembukaan Indomaret di Kalimantan dan toko pertama dibuka di Ancol, Jakarta Utara. Berawal dari pemikiran untuk mempermudah penyediaan kebutuhan pokok sehari-hari karyawan, maka pada tahun 1988 didirikanlah sebuah gerai yang dinamakan Indomaret. Sejalan pengembangan opersional toko, perusahaan tertarik untuk lebih mendalami dan memahami berbagai kebutuhan,perilaku konsumen dalam berbelanja. Guna mengakomodasi tujuan tersebut beberapa orang karyawan ditugaskan untuk mengamati dan meneliti perilaku belanja masyarakat. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa masyarakat cenderung belanja digerai modern berdasarkan alasan kelengkapan, pilihan produk yang berkualitas, harga yang pasti bersaing, serta suasana yang nyaman. Berbekal pengetahuan mengenai kebutuhan konsumen, keterampilan pengoperasian toko dan pergeseran perilaku belanja masyarakat ke gerai modern. Niat ini diwujudkan dengan mendirikan Indomaret, dengan badan hukum PT. Indomarco Prismatama yang memiliki visi menjadi jaringan ritel yang unggul serta moto mudah dan hemat (www. indomaret.co.id). Setelah menguasai pengetahuan dan keterampilan mengoperasikan jaringan ritel dalam skala besar, manajemen berkomitmen untuk menjadikan

Indomaret sebagai sebuah aset nasional. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa seluruh pemikiran dan pengopreasian perusahaan ditangani oleh sepenuhnya putra putri Indonesia. Sebagai aset nasional, Indomaret ingin berbagi kepada masyarakat Indonesia melalui bisnis waralaba dan juga mampu bersaing dalam persaingan global. Oleh karena itu visi perusahaan berkembang menjadi aset nasional dalam bentuk jaringan ritel waralaba unggul dalam persaingan global (www. indomaret.co.id). Konsep bisnis waralaba Indomaret adalah pertama dan merupakan pelopor di bidang minimarket Indonesia. Sambutan masyarakat ternyata sangat postif, terbukti dengan penigkatan Terwaralaba Indomaret dari waktu ke waktu. Konsep bisnis waralaba juga diakui oleh pemerintah melalui penghargaan yang diberikan kepada Indomaret selaku Perusahaan Waralaba Unggul 2003. Penghargaan semacam ini adalah yang pertama kali diberikan kepada perusahaan minimarket di Indonesia dan sampai saat ini hanya Indomaret yang menerimanya ( www. indomaret.co.id). Sepanjang perjalanan Indomaret di Indonesia hingga saat ini, sudah banyak penghargaan tingkat nasional maupun internasional telah diraih oleh Indomaret, seperti penghargaan "Superbrands 2013" untuk kategori minimarket dan kategori "Most Inspiring Brand ( www.kompas.com). Sebagai perusahaan pelopor yang telah menerima banyak penghargaan serta menjadi pelopor di bidang minimarket Indonesia, Indomaret tentu memilki budaya organisasi atau budaya perusahaan dalam mengelola kehidupan perusahaan. Budaya perusahaan atau budaya organisasi yang terbentuk dan dijalani oleh karyawan Indomaret mungkin telah memberikan kontribusi dalam kesuksesan yang dicapai oleh Indomaret. Jika kita perhatikan Indomaret identik dengan warna biru, dimana para karyawan Indomaret juga menggunakan seragam berwarna biru dalam pekerjaan mereka. Hal ini merupakan salah satu budaya organisasi dari Indomaret. Budaya perusahaan ini dapat dilihat dari salah satu cabang perusahaan Indomaret yaitu PT Indomarco Prismatama Cabang Medan, kantor perwakilan untuk daerah kota Medan dan sekitarnya.

Melihat dari berbagai penghargaan yang telah diraih oleh Indomaret, hal ini juga tak lepas dari kinerja karyawan Indomaret dalam melaksanakan tugastugas yang diberikan oleh perusahaan. Dalam pengerjaan tugas-tugas tersebut, tentu ada peraturan dalam pelaksanaannya, dimana peraturan tersebut berhubungan dengan budaya organisasi. Dari fenomena tersebut penulis tertarik untuk melihat bagaimana hubungan budaya organisasi yang diterapkan di Indomaret terhadap kinerja karyawan Indomaret dalam memberikan kontribusi untuk kesuksesan perusahaan. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti adakah Hubungan antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan di PT Indomarco Prismatama Cabang Medan. 1.2 Pembatasan Masalah Untuk menghindari ruang yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti yakni penelitian dilakukan hanya pada karyawan tetap PT Indomarco Prismata Cabang Medan. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan PT Indomarco Prismata Cabang Medan? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui budaya organisasi pada PT Indomarco Prismata Cabang Medan. 2. Untuk mengetahui kinerja pegawai PT Indomarco Prismata Cabang Medan. 3. Untuk mengetahui hubungan antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan PT Indomarco Prismata Cabang Medan.

1.5 Manfaat Peneltian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang peningkatan kinerja karyawan. 2. Secara akademis, penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dan memperkaya khasanah penelitian ilmu komunikasi serta menambah sumber bacaan di lingkungan FISIP USU, khususnya di Departemen Ilmu Komunikasi. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukanmasukan kepada pihak yang berkepentingan baik untuk PT Indomarco Prismata Cabang Medan maupun perusahaan atau organisasi lain.