I. PENDAHULUAN. poliaromatik hidrokarbon / PAH (Panagan dan Nirwan, 2009). Redestilat asap cair

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. hemiselulosa dan lignin dan telah dikondensasi. Asap cair masih mengandung

I. PENDAHULUAN. selama penyimpanan (teroksidasinya senyawa fenol, perubahan warna), kurang praktis dalam penanganan, distribusi dan aplikasinya.

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap flavor dan berperan terhadap pembentukan warna.

I. PENDAHULUAN. membentuk lapisan kompleks yang menyelimuti inti. Bahan inti yang dilindungi

BAB I PENDAHULUAN. bahan yang memiliki sifat rentan terhadap kerusakan oleh lingkungan luar dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan polisakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa anhidrat.

I. PENDAHULUAN. Di industri pangan, penerapan teknologi nanoenkapsulasi akan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Kelor (Moringa Oleifera L) merupakan tanaman asli kaki bukit selatan

4. PEMBAHASAN 4.1. Penelitian Pendahuluan Penentuan Konsentrasi Mikroenkapsulan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara penghasil rempah-rempah, yang juga

I. PENDAHULUAN. memiliki potensi perikanan terbesar ketiga dengan jumlah produksi ,84

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

I. PENDAHULUAN. memberikan efek menyehatkan bagi inangnya dengan cara memperbaiki komposisi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan istilahnya, mikroenkapsulasi berarti suatu teknik enkapsulasi untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

adalah produk pangan dengan menggunakan bakteri probiotik. Produk pangan Bakteri probiotik merupakan bakteri baik yang dapat memberikan keseimbangan

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian,

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia

pangan fungsional yang beredar di pasaran. Salah satu pangan fungsional yang

TINJAUAN PUSTAKA. nabati yang penting di Indonesia. Kelapa minyak sawit mengandung kurang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif sejak beberapa dasawarsa silam telah menjadi penyebab

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik maupun internasional. Selain itu, juga didukung dengan

PENGASAPAN. PENGASAPAN merupakan perlakuan terhadap produk makanan dengan gas yang dihasilkan dari pemanasan material tanaman (contoh : kayu)

BAB I PENDAHULUAN. (41%), kulit sapi (28,6%), dan tulang (30%). Data dari Badan Pusat Statistik

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan

4. PEMBAHASAN 4.1. Penampakan Fisik Bumbu Penyedap Blok Spirulina 4.2. Sifat Higroskopis Bumbu Penyedap Blok Spirulina

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran

BAB 1 PENDAHULUAN Judul Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

METODE. Waktu dan Tempat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR (LIQUID SMOKE)

seperti Niasin (vitamin B3), vitamin A, C, E, anthraquinon, serat, magnesium,

PEMBAHASAN 4.1. Penampakan Fisik Bumbu Penyedap Granul Non-Monosodium Glutamate Pada Berbagai Konsentrasi Maltodekstrin

Peluang Aplikasi Mikroenkapsulat Vitamin A dan Zat Besi sebagai. Chance of Microencapsulat Application of Vitamin A and Iron as

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN PELAPIS MALTODEKSTRIN DAN GUM ARAB DALAM MIKROKAPSUL BERBAHAN INTI SITRONELAL ABSTRAK ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. yang optimum untuk gum arabika dan tapioka yang kemudian umur simpannya akan

I. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi penting dan terbesar

BAB I PENDAHULUAN. industri. Pemanis yang umumnya digunakan dalam industri di Indonesia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Daun stevia merupakan daun yang berasal dari tanaman stevia (Stevia

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

OPTIMASI PROSES PIROLISIS ASAP CAIR DARI TEMPURUNG KELAPA DAN APLIKASINYA SEBAGAI KOAGULAN LATEKS

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

Ahmad Zaki Mubarok Kimia Fisik Pangan. Silika

I. PENDAHULUAN. Tananam manggis (Garcinia Mangostana L) merupakan salah satu buah asli

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

TEKNOLOGI ENKAPSULASI FLAVOR REMPAH-REMPAH. Ir. Sutrisno Koswara, MSi

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA APLIKASI TEKNOLOGI MIKROENKAPSULASI THIN LAYER DRYING DAN TEKNOLOGI AGLOMERASI UNTUK MEMBUAT SKALA PILOT PLANT

BAB I PENDAHULUAN. pada umunya merupakan hasil proses pengeringan menggunakan spray dryer.

5.1 Total Bakteri Probiotik

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN MALTODEKSTRIN PADA PEMBUATAN SANTAN KELAPA BUBUK

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif seperti diabetes melitus tipe 2, hipertensi,

ABSTRAK

PENGARUH PERBEDAAN JENIS DAN KONSENTRASI BAHAN PENGISI TERHADAP KARAKTERISTIK PEWARNA BUAH SENDUDUK

KARAKTERISASI ASAP CAIR HASIL PIROLISIS AMPAS TEBU SERTA PENGUJIANNYA UNTUK PENGAWETAN DAGING AYAM

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan masyarakat perkotaan yang penuh dengan polusi, limbah, dan

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak masyarakat Indonesia mengkonsumsi buah-buahan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

merupakan salah satu produk pangan yang cukup digemari oleh masyarakat lokal seperti umbi-umbian dan kacang-kacangan. Penggunaan bahan baku yang

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi hasil pertanian yang

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

masyarakat adalah keju, yoghurt, kefir, maupun susu fermentasi (Siswanti,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Prosiding Farmasi ISSN:

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI KANDUNGAN AIR

Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan

PENINGKATAN KUALITAS ASAP CAIR DENGAN DISTILASI ABSTRAK. Kata kunci : Serbuk kayu gergajian, pirolisis, distilasi dan asap cair

KARAKTERISTIK KIMIA ASAP CAIR HASIL PIROLISIS BEBERAPA JENIS KAYU

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Daya Larut

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asap cair tempurung kelapa merupakan hasil pirolisis tempurung kelapa yang komponen penyusunnya berupa selulosa, hemiselulosa dan lignin, yang dimurnikan dengan proses redestilasi untuk memisahkan tar dan meminimalisir poliaromatik hidrokarbon / PAH (Panagan dan Nirwan, 2009). Redestilat asap cair mengandung senyawa aktif berupa fenol, karbonil dan asam yang berperan sebagai antioksidan dan antibakteri serta memberi pengaruh terhadap warna dan citarasa khas asap pada produk pangan (Tranggono et al., 1997). Namun, redestilat asap cair memiliki kekurangan yaitu mudah rusak selama penyimpanan dan sensitif terhadap faktor lingkungan (cahaya, suhu, oksigen), sehingga diperlukan teknologi yang dapat melindungi senyawa aktif yang terkandung didalamnya, salah satunya dengan enkapsulasi. Enkapsulasi adalah proses penyelaputan cairan/partikel gas yang sangat kecil dan kandungan padatan aktif (core) dengan lapis tipis penyalut (shell) (Mc Name et al, 1998). Enkapsulasi memberikan perlindungan terhadap senyawa aktif asap cair dalam suatu enkapsulan pada ukuran yang sangat kecil dan berpotensi mengubah bentuk cairan ke tepung yang bersifat stabil, sehingga mudah diaplikasikan kedalam bahan pangan. Teknik yang digunakan dalam proses enkapsulasi redestilat asap cair adalah spray drying. Spray drying merupakan sebuah unit operasi dimana produk cairan diatomisasikan kedalam udara panas sehingga mengubah bentuknya menjadi

padatan/tepung. Faktor penentu keberhasilan enkapsulasi dengan spray drying adalah suhu inlet pengeringan yang digunakan. Suhu inlet yang tinggi dapat meningkatkan aliran penguapan dari membran semipermeabel pada permukaan droplet, sehingga dapat meningkatkan hasil (yield), total fenol dan efisiensi fenol mikrokapsul redestilat asap cair. Ketika suhu inlet spray drying rendah, maka akan menghasilkan mikrokapsul dengan densitas membran yang tinggi, rendahnya fluiditas, kadar air yang tinggi dan mudah terjadi aglomerasi (Gharsallaoui et al., 2007). Rentang suhu inlet yang umumnya aman digunakan dan menghasilkan retensi yang baik adalah 120-140 C yang dapat meningkatkan rendemen dan kadar karotenoid pada kapang oncom merah (Purnamasari dkk., 2013). Produk kering yang dihasilkan dari proses enkapsulasi dapat berupa bubuk, butiran atau gumpalan (Master, 1979). Menurut Young et al. (1993), enkapsulasi dengan spray drying harus menggunakan bahan enkapsulan yang mempunyai sifat kelarutan yang tinggi, kemampuan membentuk emulsi, membentuk lapisan kering dan viskositas rendah. Karbohidrat seperti pati, maltodekstrin dan padatan sirup jagung biasa digunakan sebagai enkapsulan. Biji nangka merupakan limbah pangan yang mengandung pati cukup tinggi. Namun, pati alami mempunyai kelemahan yaitu bersifat lengket dan tidak larut dalam air, sehingga tidak bisa digunakan sebagai enkapsulan. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi pati dengan cara hidrolisis enzim menggunakan α-amilase. Tujuannya agar mempunyai sifat yang sesuai sebagai enkapsulan, seperti mudah larut dalam air.

Sansone et al. (2011) menyatakan bahwa, penggunaan maltodekstrin sebagai bahan pengapsul akan menghasilkan struktur dinding yang kurang baik, karena maltodekstrin dapat membentuk aglomerasi dan caking pada produk tepung. Maltodekstrin dalam enkapsulasi redestilat asap cair telah dilakukan oleh Saloko dkk. (2012), menunjukkan bahwa gambar sel hasil spray drying mengkerut pada bagian luar dinding, sehingga maltodekstrin pada enkapsulasi redestilat asap cair perlu dikombinasikan dengan kitosan. Kitosan sebagai absorber fenol, memiliki sifat pembentuk film, sifat antibakteri dan dapat memperkuat sifat fungsional asap cair sebagai pengawet makanan. Pada penelitian enkapsulasi redestilat asap cair menggunakan bahan pengapsul kitosan 1% yang dikombinasikan dengan maltodekstrin dapat memerangkap partikel asap cair lebih baik dibandingkan dengan alginat berdasarkan analisis phenol release, efisiensi enkapsulan, dan drying yield sehingga memiliki karakteristik fisik dan kimia yang terbaik (Novianty, 2013). Faktor lain penentu keberhasilan mikroenkapsulasi menggunakan spray drying yaitu konsentrasi total padatan terlarut, yang meningkatkan hasil dan efisiensi mikrokapsul serta mengurangi penggumpalan (aglomerasi) selama proses pengeringan. Total padatan terlarut yang sesuai untuk spray drying adalah 20-50% (Murugesan dan Orsat, 2011). Spray drying dengan total padatan terlarut yang sangat rendah tidak dapat dilakukan karena larutan bersifat sangat encer sehingga tidak dapat membentuk matriks. Begitu juga sebaliknya, jika total padatan terlarut tinggi juga tidak dapat dilakukan karena terlalu kental sehingga akan membentuk ukuran partikel yang sangat besar.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian mengenai enkapsulasi redestilat asap cair penting dilakukan. Teknik spray drying dengan suhu inlet yang berbeda pada enkapsulasi redestilat asap cair menggunakan penyalut kombinasi maltodekstrin biji nangka dengan konsentrasi total padatan terlarut berbeda dan kitosan 1% diharapkan menghasilkan produk mikrokapsul redestilat asap cair terbaik. 1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana pengaruh total padatan terlarut dan suhu inlet spray drying terhadap karakteristik mikrokapsul redestilat asap cair menggunakan enkapsulan maltodekstrin biji nangka dan kitosan 1%? b. Berapakah total padatan terlarut dan suhu inlet spray drying yang dapat menghasilkan mikrokapsul redestilat asap cair terbaik? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : a. Menentukan pengaruh total padatan terlarut dan suhu inlet spray drying terhadap karakteristik mikrokapsul redestilat asap cair menggunakan enkapsulan maltodekstrin biji nangka dan kitosan 1% b. Menentukan perlakuan mikrokapsul redestilat asap cair terbaik berdasarkan total padatan terlarut dan suhu inlet spray drying

1.4 Manfaat Penelitian Mendapatkan informasi bahwa kombinasi maltodekstrin biji nangka dan kitosan 1% dapat digunakan sebagai enkapsulan yang baik pada enkapsulasi redestilat asap cair, sehingga senyawa volatil yang terkandung didalamnya dapat terlindungi dan tidak mudah teroksidasi/rusak. Serta peningkatan suhu inlet spray drying dapat memperbaiki kualitas mikrokapsul redestilat asap cair yang dihasilkan.