Mendidik anak Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?" Nabi Saw menjawab, "Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatimu)." (HR. Ath-Thusi). Berbaktilah kepada Bapak dan Ibu supaya anak-anakmu berbakti kepadamu dan peliharalah dirimu dari perzinahan, supaya para istrimu memelihara dirinya. (HR.Tabrani) Allah mempunyai hak mutlak untuk memberikan kekayaan dan juga keturunan kepada seseorang : Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki. (QS, 42:49). Namun dingatkan juga bahwa harta dan anak yang diberikan oleh Allah, sebenarnya merupakan cobaan hidup bagi kita : Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.(qs, 8:28). Agama memberi memberi bimbingan mengenai konsekuensi mempunyai anak, dan kita diminta untuk mengupayakan apa saja yang menjadi kewajiban terhadap anak, sebagai konsekuensi menjadi orang tua. Jangan takut. 1 / 7
Sering kita dengar orang mengugurkan kandungan. Agama melarang membunuh anak ; Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kami lah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar (QS,17:31) Anak dapat menyebabkan kedua orang tuanya menjadi kikir dan penakut.(hr. Ibnu Babawih dan Ibnu 'Asakir). Namun seperti ayat di atas agama mengingatkan bahwa Allah dan semesta ciptaan-nya-lah yang memberikan rezeki, jadi tidak perlu takut akan kelaparan. Akikah dan berikan nama yang baik. Jika kita mampu, ketika anak baru lahir disunah-kan untuk akikah (memotong kambing dan dibagikan kepada sekitar kita). Setiap anak tergadai dengan (tebusan) akikahnya (seekor atau dua ekor kambing) yang disembelih pada umur tujuh hari dan dicukur rambut kepalanya (sebagian atau seluruhnya) dan diberi nama (HR. An-Nasaa'i). Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?" Nabi Saw menjawab, "Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatimu)." (HR. Ath- Thusi). Di anjurkan memberi nama yang baik seperti nama-nama nabi. Memberi nafkah mereka adalah sedekah. Kemudian kita juga berkewajiban memberikan nafkah. Prioritasnya di mulai dari diri sendiri, anak / keluarga, orang tua, orang terdekat dst. Apa yang engkau berikan untuk makan dirimu sendiri, apa yang engkau berikan untuk makan anakmu, apa yang engkau berikan untuk makan orang tuamu, apa yang engkau berikan untuk makan isterimu, apa yang engkau berikan untuk makan pelayanmu, maka semua adalah sedekah bagimu (HR Ibnu Majah). 2 / 7
Prioritas kepada keluarga. Nafkah untuk keluarga nilai lebih besar ; Dinar yang engkau infakkan di jalan Allah, dinar yang engkau infakkan untuk membebaskan budak, dinar yang engkau sedekahkan kepada orang miskin, dan dinar yang engkau nafkahkan kepada keluargamu, pahala yang paling besar adalah dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu (HR Muslim, Ahmad, dan Baihaqi). Anak, istri dan orang tua adalah tanggungan kepala keluarga, akan berdosa jika kitab tidak bertanggung jawab / menyia-nyiakan : Cukuplah sebagai dosa bagi suami yang menyianyiakan orang yang menjadi tanggungannya. (HR Muslim). Jika untuk keluarga sudah cukup (bukan berlebihan), barulah kita sedekah untuk yang lain. Memberikan pendidikan kepada anak. Menjadi seperti apa anak kita kelak, tergantung pendidikan yang kita berikan. Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah), Ayah dan ibunya lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala).(hr. Bukhari). Jika kita benar dalam mendidik, maka anak itu akan menjadi orang yang baik, jika salah dalam mendidik, bisa jadi anak tersebut akan menyusahkan orang tua. Pengetahuan dan budi pekerti yang baik. Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?" Nabi SAW menjawab : "Memberinya nama yang baik, mendidik adab / budi pekerti yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatimu)." (HR. Ath-Thusi). Mendidik Jasmani dan ketrampilan. juga menganjurkan untuk mendidik jasmani dan ketrampilan memberla diri kepada anak, baik ketrampilan yang menyangkut phisik (seperti berenang, bergulat), maupun ketrapilan menggunakan 3 / 7
senjata (seperti memanah, pedang dll). Ajarkan putera-puteramu berenang dan memanah (HR. Ath-Thahawi). Mendidik agar anak bertqwa dan berbakti. Yang terakhir kita juga diminta untuk mendidik agama agar anak menjadi bertaqwa / beriman : Warisan bagi Allah 'Azza wajalla dari hambanya yang beriman ialah puteranya yang beribadah kepada Allah sesudahnya (HR. Ath- Thahawi). Ajari dan berikan contoh anak-anak untuk berbakti kepada orang tua, dengan cara demikian mereka akan mengerti arti berbakti : Berbaktilah kepada Bapak dan Ibu supaya anak-anakmu berbakti kepadamu dan peliharalah dirimu dari perzinahan, supaya para istrimu memelihara dirinya. (HR.Tabrani) Mendidik anak perempuan. Agama juga menjelaskan bahwa mendidik anak atau saudara perempuan dengan baik, akan mendapatkan pahala yang tinggi Barangsiapa mempunyai dua anak perempuan dan diasuh dengan baik, maka mereka akan menyebabkannya masuk surga (HR. Bukhari). Barangsiapa memelihara (mengasuh) tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan wajib baginya masuk surga (HR. Ath-Thahawi). 4 / 7
Menyayangi anak. Selain memberi nama, nafkah dan pendidikan, kita juga dianjurkan untuk menyayangi anak : Cintailah anak-anak dan kasih sayangi lah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rezeki. (HR. Ath-Thahawi). Perlakukanlah anak-anak dengan adil ; Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu. (HR. Bukhari dan Muslim). Sama ratakan pemberianmu kepada anak-anakmu. Jika aku akan mengutamakan yang satu terhadap yang lain tentu aku akan mengutamakan pemberian kepada yang perempuan (HR. Ath-Thabrani). Kita juga dilarang untuk memisahkan ibu dengan anaknya : "Barangsiapa memisahkan antara seorang ibu dan anaknya, maka Allah akan memisahkan antara dirinya dengan orang-orang yang dicintainya pada Hari Kiamat. (HR. Ad Darimi). Jangan kita bersumpah serapah kepada anak, karena hal itu berbahaya bagi anak : Keridhaan (senang) Allah tergantung kepada keridhaan(senang) kedua orang tua dan murka Allah pun terletak pada murka kedua orang tua (HR. Bukhori, Al Hakim). Jika kita marah, akan lebih baik kita doakan. Menghargai dan bergurau. Anak-anak belum mengerti prioritas dan jabatan, sehingga mereka ingin diperhatikan dan dihargai : Rasulullah melewati anak-anak lalu beliau mengucapkan salam kepada mereka (HR. Anas bin Malik, Muslim). Nabi juga sering bergurau dengan mereka : "Rasulullah sering bercanda dengan Zainab, putri Ummu Salamah, beliau memanggilnya dengan: "Ya Zuwainab, Ya Zuwainab, berulang kali. (HR. Adh Dhiya). 5 / 7
"Aku masih ingat saat Rasulullah menyembur-kan air dari sebuah ember pada wajahku, air itu diambil dari sumur yang ada di rumah kami. Ketika itu aku baru berusia lima tahun." (HR. Muslim) Siapa yang lebih dahulu dapat memegangku, maka dia akan mendapatkan hadiah begini dan begitu. Maka mereka bertiga berlomba untuk dapat memegang beliau. Di antara merekaa ada yang dapat memegang punggung dan ada yang memegang dada, lalu beliau memeluk mereka. (HR. Ahmad). "Rasulullah mengusap pipi saya dan saya merasakan tangan beliau yang dingin dan harum seolah-olah baru keluar dari tempat minyak wangi." (HR. Muslim) Anak sebagai cobaan. Orang tua umumnya sangat mencintai anaknya, karena secara phisik bahkan secara perilaku mempunyai banyak kesamaan : Salah satu kenikmatan Allah atas seorang ialah dijadikan anaknya mirip dengan ayahnya (dalam kebaikan) (HR. Ath-Thahawi). Namun sudah digariskan anak adalah cobaan, bisa jadi anak menjadi menjengkelkan, melawan dan menyusahkan orang tua, dalam hal ini kita diminta untuk waspada dan memaafkan kesalahan mereka ; Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS,64:14) Terlalu mencintai anaknya, hal ini juga tidak dibenarkan, karena jika terjadi sesuatu dengan anak itu, akan menyebabkan stress berkepanjangan. Kita diminta untuk tidak terlalu mencintai anak, istri, harta dll yang sewaktu-waktu bisa hilang atau bisa juga kita tinggalkan (wafat) : "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.(qs, 9:24) Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.(qs, 8:28). Suka atau tidak suka, anak akan menjadi cobaan bagi kita, tugas kita adalah memberi nama yang baik, membimbing yang baik, menyayangi dan mendoakan, selanjutnya apapun yang 6 / 7
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) terjadi dengan anak itu, kita pasrahkan saja kepada Allah. 7 / 7