Riska Puspandini Universitas Negeri Malang

dokumen-dokumen yang mirip
Unnes Physics Education Journal

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

(The Influence of Advance Organizer Learning Model Based Concept Map on Students Learning Achievement in Human Excretion Subject) ABSTRACT

Widhar Dwi Utami, I Wayan Dasna, Oktavia Sulistina Universitas Negeri Malang

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

Oleh. Nanda Risanti Dr. Abdurrahman Adisaputera, M.Hum. Abstrak. Kata kunci: Model Pembelajaran Saintifik, Teks Laporan Hasil Observasi.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP RESUME

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

RADEN RARA VIVY KUSUMA ARDHANI

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume II No 1, Januari 2016

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

PF-29: PENGARUH DESAIN AKTIVITAS LABORATORIUM INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMAN 7 MATARAM

The Effects of Inquiry Training Learning Model Assisted Mind Map for Conceptual Knowledge and Science Process Skills

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Yang Berorientasi Pada Kurikulum 2013 Dengan Materi Fluida Statis Di Kelas X SMA Negeri 1 Krian Sidoarjo

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PELAJARAN FISIKA

Efektivitas Model Pembelajaran POGIL Menggunakan Brainstorming untuk Meningkatkan Kemampuan Inferensi Logika Siswa

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

ABSTRACT. Key word : comprehension of mathematic concept, actively better knowledge

Uun Ulfa Pratiwi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar ABSTRAK

KEEFEKTIFAN HUKUMAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD N 1 MAGELUNG KENDAL

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

NURMALIATI

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA

OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017

TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh SUSMONO S

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN T.P 2012/2013

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN CAROSUSEL FEEDBACK TERHADAP KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GAMPING JURNAL SKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X SMAN 5 BATAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE

PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

Yosico Indagiarmi 1 and Abd Hakim S 2

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INSTAD TERHADAP METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

E-JURNAL. oleh Septi Haryani

RIDA BAKTI PRATIWI K

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR


PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT

: model pembelajaran, pemahaman konsep matematis, tutor sebaya

Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

Abstract. Key words: video demonstration, cognitive aspects of learning achivements and attitudes.

sari et al., Pengaruh Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses...

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE DAN KONVENSIONAL (JURNAL) Oleh : Evi Mivtahul Khoirullah

Anisa Nur Utami*) Purwati Kuswarini*)

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)

PERBEDAAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DENGAN PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

KETERAMPILAN KERJA ILMIAH PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENGARUH PENERAPAN METODE OUTDOOR LEARNING BERBASIS KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR IPS DI SDN

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

JURNAL. Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

MODEL PEMBELAJARAN FREE INQUIRY (INKUIRI BEBAS) DALAM PEMBELAJARAN MULTIREPRESENTASI FISIKA DI MAN 2 JEMBER

THE APPLICATION OF COOPERATIVE TEACHING MODEL COOPERATIVE SCRIPT TYPE IN HUMAN RESPIRATION SYSTEM

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 19 MALANG

PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Komparasi Penerapan Strategi Learning By Questioning dengan Pertanyaan Literal dan Inferensial terhadap Keterampilan Berpikir Kritis

Transkripsi:

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN 5E LEARNING CYCLE TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN KERJA ILMIAH FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MALANG TAHUN AJARAN 2013/2014 Riska Puspandini Universitas Negeri Malang E-mail: riska.ndini3@gmail.com Abstrak: Kurikulum 2013 menuntut adanya suatu pendekatan saintifik yang tercakup dalam model-model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan mengaktifkan siswa melalui kerja ilmiah. Pembelajaran fisika di SMAN 7 Malang dengan menggunakan model pembelajaran 5E Learning Cycle belum sesuai dengan yang diharapkan. Prestasi belajar dan kerja ilmiah siswa masih belum memuaskan. Maka dari itu diajukanlah model pembelajaran lain yang berbasis inkuiri, yakni model pembelajaran Inquiry Training. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen control group pre-test post-test. Populasi penelitian ini adalah semua kelas X SMAN 7 Malang. Teknik pemilihan sampel menggunakan Cluster Sampling dimana satu kelas menjadi kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian adalah tes pilihan ganda dan tes kerja ilmiah. Instrumen prestasi belajar siswa berupa tes pilihan ganda dengan reliabilitas sebesar 0,78. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) terdapat perbedaan rata-rata prestasi belajar siswa yang belajar dengan model pembelajaran Inquiry Training dari siswa yang belajar dengan model pembelajaran 5E Learning Cycle, dan (2) terdapat perbedaan rata-rata kerja ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Inquiry Training dari siswa yang belajar dengan model pembelajaran 5E Learning Cycle. Kata Kunci: Inquiry Training, 5E Learning Cycle, prestasi belajar fisika, kerja ilmiah Abstract: Curriculum 2013 demands a scientific approach that is covered in inquiry learning models in order to improve student achievement and enable the students through the scientific work. Learning physics in SMAN 7 Malang using the 5E Learning Cycle model of learning has not been as expected. Achievement of students learning and scientific work is still not satisfactory. Therefore it is proposed another model of inquiry-based learning, such as learning model Inquiry Training. This study uses experimental design control group pre-test post-test. The population in this study were all class X SMAN 7 Malang. Samples using a cluster sampling technique in which one class into the experimental class and the control class as a class. The research instrument using a multiple-choice test and the test of scientific work. Instruments student achievement using multiple choice tests with reliability of 0,78. The results showed that (1) there is difference of the student achievement of learning with Training Inquiry learning model than students who studied the 5E Learning Cycle learning model, and (2) ) there is difference of the scientific work of students who learned with Training Inquiry learning model than students who learn the 5E learning Cycle learning model Key Word: Inquiry Training, 5E Learning Cycle, Physic Learning Achievement, Scientific Work Kurikulum 2013 berorientasi pada proses pembelajaran yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik 1

2 untuk berpartisipasi aktif. Kurikulum 2013 juga memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis Peserta Didik (Pasal 19 Peraturan Menteri tahun 2013 Nomor 65 tentang Standar Proses). Keseluruhan tuntutan tersebut dapat diraih dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Pendekatan saintifik (pendekatan ilmiah) dalam pembelajaran diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuwan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Penalaran induktif ini dapat di akomodir dengan serangkaian metode ilmiah yang umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Karena itulah pendekatan saintifik sangat sesuai dilaksanakan dengan model-model pembelajaran berbasis inkuiri. Model pembelajaran lain yang berbasis inkuiri adalah inquiry training. Inquiry Training merupakan model pembelajaran yang melatih siswa untuk belajar berangkat dari fakta menuju teori (Koes, 2003:72). Model pembelajaran ini bertitik tolak dari suatu keyakinan tentang kebebasan siswa dalam rangka perkembangan siswa secara independent. Melalui model Inquiry Training ini, siswa akan mendapatkan dampak instruksional berupa proses ilmiah dan strategi untuk inkuiri kreatif, dan dampak sertaan berupa spirit kreativitas, kebebasan otonomi dalam belajar, toleransi ambiguitas dan hakikat tentative pengetahuan. Hal tersebut didapat dari partisipasi aktif siswa dalam rangkaian kegiatan hands-on sehingga menumbuhkan pertanyaan dan siswa akan mencari jawaban tersebut berdasarkan rasa ingin tahunya (Nofasari, 2012:4). Hasil penelitian Pandey dkk (2011) yang berjudul Effectiveness of Inquiry Training Model over Conventional Teaching Method on Academic Achievement of Scince Students in India, menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dengan menggunakan model Inquiry Training yang lebih baik jika dibanding dengan menggunakan model konvensional yang diterapkan di kelas kontrol. Kemudian pada tahun yang sama Syarifudin (2011) melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa model pembelajaran Inquiry Training mampu meningkatkan kerja ilmiah siswa jika dibandingkan dengan siswa yang tidak dibelajarkan dengan model pembelajaran ini. Dari uraian alasan dalam latar belakang di atas, maka peneliti menggagas suatu penelitan yang terangkum dalam susunan rencana penelitian yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training dan 5E Learning Cycle terhadap Prestasi Belajar dan Kerja Ilmiah Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Malang tahun ajaran 2013/2014. METODE Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Training dengan model pembelajaran 5E Learning Cycle terhadap Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Malang Tahun Ajaran 2013/2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen

3 semu (Quasi Experimental Design). Desain eksperimen yang digunakan adalah control group pre-test post-test. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen prestasi belajar siswa dan instrumen Penilaian tes kerja ilmiah. Instrumen prestasi belajar siswa di uji cobakan kepada 35 orang siswa kelas XI SMAN 7 Malang dan kemudian dilakukan standarisasi instrumen berupa pengujian taraf kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas soal. Dari standarisasi tersebut diperoleh reliabilitas soal sebesar 0,78. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji-t. HASIL PENELITIAN Data yang terkumpul pada penelitian meliputi data tes hasil prestasi belajar siswa dan data hasil tes kerja ilmiah siswa. Data diperoleh dari hasil post-test pada 35 orang siswa di kelas eksperimen dan 35 orang siswa di kelas kontrol. Pada penelitian ini kelas X-IPA 1 sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas X-IPA 2 sebagai kelas kontrol. Data Post-Tes Prestasi Belajar Kelas Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-Rata Standar Deviasi eksperimen 88,2 47,1 70,3 10,4 kontrol 82,3 29,4 63,8 12,2 Pada penelitian ini diperoleh thit = 2,359 > 1,995 (ttab) sehingga Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan data prestasi belajar fisika yang antara kelas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Inquiry Training dan yang dibelajarkan dengan model pembelajaran 5E Learning Cycle. Data Post-Tes Kerja Ilmiah Kelas Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-Rata Standar Deviasi Eksperimen 90 65 78,7 7,0 Kontrol 85 60 70,8 7,8 Pada penelitian ini diperoleh thit = 4,287>1,995 (ttab), sehingga hipotesis awal Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan data kerja ilmiah fisika yang sangat signifikan antara kelas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Inquiry Training dan yang dibelajarkan dengan model pembelajaran 5E Learning Cycle PEMBAHASAN Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam hasil prestasi belajar siswa. Nilai rata-rata kelas eksperimen yang dibelajarkan menggunakan model pembelajarn Inquiry Training sebesar 70,3 sedangkan nilai rata-rata siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran 5E Learning adalah sebesar 63,8.

4 Model pembelajaran inquiry training lebih terstruktur dari model pembelajaran 5E Learning Cycle dan memberikan kesempatan siswa untuk lebih aktif bertanya. Model pembelajaran inquiry training digunakan untuk mendorong siswa agar mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai materi. Siswa akan lebih tertarik terhadap materi yang disampaikan lewat serangkaian metode ilmiah yang tersusun secara runtut. Guru mengawali pembelajaran dengan menampilkan puzzling event. Ketika menghadapi permasalahan tersebut, siswa akan termotivasi untuk memecahkan puzzle tersebut secara alamiah (Ihedioha and Osu, 2012:35).Keterlibatan aktif siswa terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap siswa terhadap materi pelajaran. Tingginya prestasi belajar siswa yang belajar dengan model pembelajaran Inquiry Training dibandingkan dengan kelas kontrol disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut: 1. Siswa dihadapkan dengan puzzling event sehingga motivasi siswa lebih tinggi dalam belajar. 2. Siswa diberi kesempatan dan aktif bertanya dan mengumpulkan informasi dari guru melalui pertanyaan Ya atau Tidak dan mulai mengonstruksi pengetahuan awalnya dengan puzzling event yang baru mereka temui. 3. Guru menjelaskan tahapan pembelajaran di awal pembelajaran sehingga siswa memiliki gambaran tentang apa yang akan mereka lakukan dan memudahkan kegiatan pada hari tersebut. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Hayati dan Susanti (2013) menunjukkan bahwa model pembelajaran Inquiry Training sangat efektif dalam meningkatkan motivasi siswa sehingga hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Inquiry Training lebih baik. Model pembelajaran Inquiry Training lebih baik dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Kerja Ilmiah Siswa Model pembelajaran Inquiry Training memberikan pengaruh secara langsung pada kerja ilmiah siswa dimana siswa menjadi lebih aktif dan antusias. Setiapan tahapan kerja ilmiah pada model pembelajaran Inquiry Training lebih terstruktur sehingga membantu terasahnya keterampilan kerja ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerja ilmiah siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Inquiry Training lebih tinggi secara sangat signifikan dari siswa yang belajar menggunakan model 5E Learning Cycle. Nilai rata-rata kelas eksperimen adalah sebesar 78,7 sedangkan rata-rata kelas kontrol sebesar 70,8. Tingginya kerja ilmiah siswa yang belajar dengan model pembelajaran Inquiry Training dibandingkan dengan kelas kontrol disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut: 1. Kemampuan siswa dalam mencerna suatu fenomena makin terasah karena biasa dihadapkan dengan puzzling event. 2. Kemampuan bertanya siswa menjadi lebih tinggi karena dalam proses pembelajaran siswa diberikan alokasi waktu tersendiri untuk mengajukan pertanyaan. 3. Kemampuan siswa dalam merumuskan hipotesis lebih baik.

5 4. Kemampuan siswa dalam menyimpulkan hasil percobaan lebih baik. Hal ini disebabkan dalam percobaan, siswa dapat mengetahui tujuan percobaan dan mampu merumuskan hipotesis. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Syarifudin (2011) yang menunjukan bahwa penerapan pembelajaran model latihan inkuiri (Inquiry Training) dapat meningkatkan kerja ilmiah siswa. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari dasil penelitian dapat ditarik kesmpulan bahwa; 1. Prestasi belajar siswa yang belajar dengan model pembelajaran Inquiry Training lebih tinggi dari siswa yang belajar dengan model pembelajaran 5E Learning Cycle. 2. Kerja ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Inquiry Training lebih tinggi dari siswa yang belajar dengan model pembelajaran 5E Learning Cycle. Saran Model Pembelajaran Inquiry Training dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar dan kerja ilmiah siswa. Dalam pembelajaran perlu diperhatikan pula alokasi waktu mengingat pembelajaran ini memerlukan waktu yang relatif lebih panjang. Model pembelajaran ini juga dapat dikombinasikan dengan metode-metode lain seperti metode pemberian tugas. Dan bagi peneliti lain diharapkan kepada untuk melakukan penelitian sejenis terhadap materi lain di lokasi yang berbeda dengan memperbaiki kelemahan pada penelitian ini terutama yang berkaitan dengan kerja ilmiah. DAFTAR RUJUKAN Ihedioha, S.A., Osu, B.O. 2012. Comparative Effectiveness of Inductive Inquiry and Transmitter of Knowledge Models on Secondary School Students Achievement on Circle Geometry and Trigonometry. Bulletin of Society for Mathematical Services and Standards, (Online), 1(3): 33-46, (http://www.ijmsea.com), diakses 18 Juli 2014. Koes H, S. 2003. Strategi Pembelajaran Fisika. Malang: Universitas Negeri Malang. Nofasari, Ista. 2012. Penerapan Pembelajaran Model Pelatihan Inkuiri (Inquiry Training Model) Untuk Meningkatkan Kemampuan Bertanya Dan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas X-6 SMA Negeri 8 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang Pandey, A., Nanda, G.K., Ranjan, V. 2011. Effectiveness of Inquiry Training Model over Conventional Teaching Method on Academic Achievement of Scince Students in India. Journal of Innovative Research in Education, (online) 1(1): 7-20, (http://www.grpjournal.org), diakses 23 Januari 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013 Nomor 65 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013. Syarifudin, M.R. 2011. Implementasi Pembelajaran Model Latihan Inkuiri (Inquiry Training Model) Untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah dan Prestasi Belajar Fisika

siswa kelas VIIIE SMPN 18 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang 6