I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan. kemajuan zaman saat ini. Dengan majunya pendidikkan maka akan bisa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai berperan penting

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi pembelajaran awal siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. No. 20 tahun 2003: 33). Hal ini disesuaikan dengan dunia pendidikan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sebagai generasi penerus demi kemajuan bangsa ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. dapat tercapai sesuai yang diinginkan (Hamalik, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

Menyiapkan Pendidik Yang Melek Hukum Terhadap Perlindungan Anak

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembelajaran yang sifatnya aktif, inovatif dan kreatif. Sehingga proses

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

I. PENDAHULUAN. pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. alam dan kegiatan ekonomi, menuntut guru agar dapat menciptakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini banyak terjadi perubahan dan pembaharuan ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

SETI YANINGSIH NIM : A

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan

BAB I PENDAHULUAN. materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari hasil belajar, guru dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mananggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

I. PENDAHULUAN. berbudi pekerti, dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. penentu kebijakan. Upaya peningkatan mutu pendidikan ini ditujukan untuk

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

I. PENDAHULUAN. mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan siswa dalam melakukan langkah - langkah pembelajaran dapat

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman. Oleh karena itu pendidikan sangat cepat perkembanganannya semua ini

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan atas motif-motif dan tujuan yang ada pada murid.

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mengenai Kesebangunan dan Simetri Siswa Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. menopang dan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan. mengalami perubahan sejalan dengan tuntutan kebutuhan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

BAB I PENDAHULUAN. yang nantinya dapat memberikan hasil berupa perubahan pada diri siswa.

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan. Wiji Astutik. SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto

BAB I PENDAHULUAN. materi pelajaran dapat diterima dengan mudah oleh siswa. Jika guru dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha untuk membina dan mengembangkan

I. PENDAHULUAN. tujuan tertentu yang hendak dicapai. Proses itu merupakan tindakan konkrit

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tersebut maka dilakukan dengan melalui pendidikan. Pendidikan

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan pembangunan suatu bangsa guna meningkatkan daya saing terhadap tantangan kemajuan zaman saat ini. Dengan majunya pendidikkan maka akan bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi lebih baik dan berkompeten di bidangnya sehingga terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai daya saing yang tinggi dengan bangsa lain. Untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia dapat dimulai dengan memfokuskan pada bidang pendidikan baik formal, nonformal maupun informal, khususnya pendidikan dasar 9 tahun pada jenjang SMP. Karena pendidikan merupakan modal dasar bagi perkembangan diri setiap orang dan dengan pendidikan pula akan mencetak generasi penerus bangsa yang produktif yang secara aktif membangun bangsanya kedepan menjadi sebuah bangsa yang besar dan mempunyai peradaban yang maju. Melihat fenomena yang semakin mahalnya biaya pendidikan pada saat ini, mulai dari tingkat dasar sampai dengan tingkat perguruan tinggi semakin menambah beban hidup masyarakat. Mahalnya biaya pendidikan tersebut ternyata tidak dibarengi dengan peningkatan pendapatan per kapita

masyarakat pada umumnya. Banyak sekali anak-anak dikala usia yang mempunyai keinginan untuk melanjutkan sekolah dan didukung dengan kemampuan kecerdasan intelegensi yang lumayan tetapi mereka tidak punya kesempatan untuk bersekolah. Seiring dengan program dari pemerintah dengan mewajibkan pendidikan dasar wajib belajar 9 tahun minimal pada jenjang SMP. Hal ini akan mendukung program pemerintah tentang pemberantasan buta aksara dan mempersiapkan generasi muda yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam persaingan ekonomi global. Maka disini pendidikan khususnya dalam bidang pembelajaran secara formal di sekolah memegang peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan generasi muda untuk menyongsong masa depan. Pengetahuan yang diperoleh disekolah diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki hendaknya harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan dunia kerja pada saat sekarang ini, sehingga memungkinkan lulusan dari sekolah formal dapat diterima di dunia kerja dan mampu bersinergi dengan rekan kerjanya yang telah bekerja lebih dahulu. Setiap siswa haruslah dibekali pengetahuan yang jelas dan gamblang tentang dunia kerja sesungguhnya. Sehingga setelah lulus para siswa tidak bingung lagi dalam memilih pekerjaan jenis pekerjaan yang dipilih hendaknya harus disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Siswa dipersiapkan untuk belajar mandiri, karena guru disekolah berperan sebagai fasilitator.

Sehingga guru bertugas untuk mengarahkan dan memberikan penjelasan saja. Disekolah siswa diajak dan dilatih agar terbiasa untuk mencari sendiri jawaban atas permasalahan yang dihadapi. Proses seperti ini dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan tingkatan perkembangan siswa. Sehingga dengan sistem pembelajaran yang menggunakan model kontekstual didalam kelas diharapkan aktivitas belajar akan meningkat, karena siswa akan cenderung untuk selalu berusaha mencari jawaban sendiri. Belajar merupakan sebuah proses yang menghasilkan suatu perubahan yang signifikan dalam perilaku anak dalam kurun waktu tertentu, dimanapun, dilakukan secara berkelanjutan dan terus menerus sepanjang hayat dan bersifat tetap. Perubahan dalam belajar seperti sikap dan tingkah laku menuju kedewasaan didalam cara berfikir dan dalam menghadapi berbagai permasalahan hidupnya. Sehingga pengetahuan yang diperoleh disekolah dapat diterapkan didalm kehidupan bermasyarakat. Dan terwujudnya manusia yang mandiri dan mampu bersaing terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan harus dilaksanakan didalam sebuah kehidupan manusia. Dengan pembelajaran kita akan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman hidup kita. Sering tanpa kita sadari kita bisa melakukan suatu hal yang sebelumnya belum pernah kita bayangkan sekalipun. Tanpa kita sadari kita selalu merasa jenuh bila menghadapi hal yang itu-itu juga, tanpa adanya perubahan. Rasa bosan dan jenuh inilah yang menyebabkan pemakaian pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL). Metode ini akan mengajak siswa untuk praktek langsung dengan terjun kelapangan dengan bekal teori yang didapat oleh guru disekolah. Karena ingatan kita yang sangat terbatas, semakin banyak kita mengetahui hal yang kita anggap baru maka semakin banyak pula hal yang akan dilupakan walaupun telah kita pelajari dan kuasai. Maka dari itu kita harus selalu mengulang, banyak latihan dan mempraktekanya dalam kehidupan seharihari. Sehingga ilmu itu tidak lupa karena selalu diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat setiap waktu. Jadi kita harus menyeimbangkan antara teori dan materi yang kita pelajari disekolah dengan mempraktekanya di kehidupan nyata dirumah. Belajar merupakan sebuah proses dan sangat erat hubungannya dengan hasil belajar, karena bila kita berusaha dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh dalam belajar tentunya hasil belajar yang akan kita peroleh dalam pembelajaran juga akan baik. Belajar adalah sebuah proses menuju kearah perubahan yang sifatnya positif dan disertai berkembangnya pengetahuan keilmuan kita. Belajar bukanlah hanya sebatas menghafal melainkan lebih dari pada itu, belajar lebih kepada sebuah proses pemahaman kita dalam memahami suatu hal yang kita anggap menarik menurut kita. Seorang guru juga tidak boleh merasa cepat bangga dan puas terhadap siswa yang dapat menghafal diluar kepala materi yang dipelajari dan menganggap tujuan pengajaran telah tercapai. Sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan yang jawabannya bersifat menghafal materi bukan atas dasar pemahaman. Kelemahan kita adalah bila semakin banyak kita menghafal maka akan semakin banyak pula hal yang akan kita lupakan.

Setiap siswa merupakan pribadi yang berbeda dan unik, sehingga guru juga memperlakukan setiap siswa pasti berbeda. Selain perbedaan dari setiap siswa dari segi bakat dan minat, mereka juga berbeda latar belakang. Perlakuan khususnya dalam menilai hasil belajar hendaknya berbeda pula. Karena ada siswa yang rajin tetapi banyak pula siswa yang kurang rajian dan kurang semangat dalam belajar. Mereka ada yang suka dan ada juga yang kurang suka dengan pelajaran ekonomi. Ada sebagian siswa SMP yang beranganggapan bahwa mata pelajaran ekonomi adalah salah satu mata pelajaran yang tergolong sulit untuk dimengerti dan dipahami. Hal ini bisa terjadi karena dipengaruhi oleh dua faktor, faktor dari dalam dan luar diri siswa yang keduanya saling berhubungan satu sama lain. Faktor dari luar yang menyebabkan siswa menjadi kurang semangat dalam belajar bisa disebabkan karena cara mengajar guru yang belum efektif, sehingga nilai siswa dalam mata pelajaran ekonomi digolongkan masih cukup rendah. Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara yang dilakukan terhadap guru bidang studi ekonomi di SMP Negeri 2 Pringsewu kelas VIII 5 dapat diketahui bahwa salah satu penyebabnya adalah proses pembelajaran ekonomi yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode tradisional dengan ceramah. Dalam memberikan materi pembelajaran guru lebih menekankan pada penyampaian informasi berupa materi yang diajarkan, bukan lebih kepada bagaiman cara menumbuhkan keaktifan dari dalam diri siswa untuk memecahkan permasalahan dan aktivitas siswa dalam belajar di kelas. Hal tersebut menyebabkan cara belajar siswa menjadi kurang efektif dan efisien, karena guru kurang melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan

pembelajaran. Selain itu aktivitas belajar sehari-hari siswa dikelas juga sangatlah terbatas dan bersifat monoton karena siswa hanya mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru didepan kelas. Banyak siswa yang tidak memperhatikan pelajaran dengan main dengan teman, mengobrol dan ada yang sampai tidur karena tidak memperhatikan penjelasan dari gurunya. Pembelajaran belum melibatkan peranan siswa secara aktif didalam kelas sehingga suasana kelas menjadi kurang hidup karena sumber pengetahuan siswa hanya guru dan buku pelajaran. Dalam hal ini guru hanya melihat dari segi kognitif saja dan kurang memperhatikan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini pada akhirnya membawa dampak terhadap suasana belajar siswa yang kurang menyenangkan, siswa merasa bosan pada materi yang diberikan oleh guru. Siswa menjadi kurang bersemangat untuk memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru dan cenderung melakukan hal yang menunjukkan penolakan sehingga aktivitas-aktivitas belajar di kelas dan hasil belajar yang diperoleh siswa menjadi kurang optimal. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan pada siswa kelas VIII 5 SMP Negeri 2 Pringsewu tahun pelajaran 2008/2009, hasil belajar pada saat Ujian Semester Ganjil dapat dilihat dari hasil perolehan nilai siswa di bawah ini.

Tabel 1. Nilai Siswa Pada Ujian Semester Kelas VIII 5 SMP Negeri 2 Pringsewu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2008/2009 No Nilai (0-100) Banyaknya Siswa Persentase 1 90-100 0 0 2 80-89 0 0 3 60-79 11 25 4 50-59 19 43,18 5 00-50 14 31,82 Jumlah 44 100% Sumber : Guru Mata Pelajaran Ekonomi Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar pada pembelajaran ekonomi yang diperoleh siswa kelas VIII 5 pada ujian semester ganjil masih rendah nilai rata-rata siswa sebesar 55,70. Jumlah siswa pada kelas VIII 5 yang memperoleh nilai diatas 60 (syarat minimal dikatakan tuntas dalam belajar ) sebanyak 9 siswa dengan persentase 20,45% dan siswa yang memperoleh nilai dibawah 60 sebanyak 35 siswa dengan persentase 79,55%. SMP Negeri 2 Pringsewu menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 60. Hal ini berarti siswa belum memenuhi ketuntasan kompetensi minimal yang ditetapkan oleh guru yaitu 75% siswa memperoleh nilai 60. Berdasarkan dari uraian di atas, rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa diduga karena guru menggunakan model pembelajaran yang kurang tepat dan belum efektif dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mencapai hasil pembelajaran siswa sampai pada titik optimal, maka perlu adanya perbaikan proses dalam kegiatan pembelajaran oleh guru sehingga memungkinkan dapat semakin meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan akan dapat mengatasi masalah tersebut dan merupakan jawaban dari berbagai pertanyaan tentang metode apa yang paling tepat dipakai dalam kegiatan pengajaran disaat sekarang ini adalah pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar di kelas, penulis optimis dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) guru akan dapat berhasil dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru untuk menghubungkan antara materi ajar dengan situasi dunia nyata siswa, yang dapat mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang diperoleh dan dipelajari disekolah dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari para siswa dirumah yang bertnotabene sebagai bagian dari anggota keluarga dan didalam kehidupan bermasyarakat. Berawal dari konsepsi ini diharapakan hasil pembelajaran siswa disekolah akan bisa lebih mengena dan lebih bermakna lagi sesui dengan tujuan pembelajaran. Proses pembelajarannya akan berlangsung secara wajar dan alamiah karena siswa akan diajak dan disimulasikan seolah-olah secara nyata siswa masuk dalam sebuah bentuk kegiatan belajar dimana siswa akan bekerja dan benar-benar mangalami kenyataan, bukan hanya sekedar kegiatan mentransfer pengetahuan yang diberikan dari guru kepada siswa.

Dalam pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ini, siswa akan selalu diarahkan untuk memahami makna dan manfaat dari sebuah proses belajar. Diharapkan dalam hati siswa akan muncul kesadaran betapa pentingnya pengetahuan dari proses pembelajaran yang mereka dapatkan disekolah. Pengetahuan dapat dijadikan sebagai bekal hidup sehingga akan berguna dikemudian hari bagi kehidupnya dimasa yang akan datang. Dengan demikian mereka akan menganggap belajar bukan sekedar keharusan melainkan sebuah kewajiban dan kebutuhan yang wajib dipenuhi sebagai bekal hidupnya kelak, sehingga siswa tidak merasa terbebani dengan hal yang mereka anggap tidak begitu penting. Dalam menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas, tugas guru adalah sebagai fasilitator yang membantu dan mengarahkan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tugas guru adalah mengelola kelas agar supaya menjadi lebih kondusif dan mendukung dalam proses kegiatan belajar siswa, sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik. Jadi siswa akan dapat menyimpulkan sendiri makna pengetahuan atau keterampilan dari proses belajar yang mereka peroleh disekolah dan menerapkan dalam kehidupan bermasyarakat, guru hanya memberikan berbagai pancingan kepada siswa agar lebih mandiri dalam belajar. Siswa adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Siswa butuh bantuan dan kerjasama dan tidak mampu mengambil keputusan sendiri. Karena setiap orang pastinya akan berbeda dalam menanggapi suatu permasalahan.

Jadi dalam pembelajaran hendaknya menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas karena dapat mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang diperoleh dan dipelajari disekolah dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari para siswa. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa mata pelajaran ekonomi d SMP N 2 Pringsewu tergolong masih rendah. Hal ini terlihat dari perolehan nilai rata-rata siswa sebesar 55,70 pada ujian semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009 mengindikasikan bahwa nilai yang diperoleh siswa berada dibawah ratarata nilai standar ketuntasan belajar siswa. 2. Guru masih menggunakan metode belajar dengan ceramah, sehingga proses pembelajaran bersifat monoton dan hanya terpusat pada guru, sedangkan siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru sehingga tidak ada umpan balik antara guru dan siswa. 3. Masih rendahnya aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran. 4. Siswa mengalami kesulitan dalam memaknai materi pelajaran yang dipelajari. C. Pembatasan Masalah Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :

1. Penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran dibatasi pada kompetensi dasar Kelangkaan Sumber Daya dan Kebutuhan Manusia, Pelaku Ekonomi dan Pasar. 2. Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung meliputi : 1) memperhatikan penjelasan guru; 2) mencatat materi; 3) membaca buku; 4) bekerjasama dengan dengan teman satu kelompok; 5) mempresentasikan hasil belajar kelompok di depan kelas; 6) menjawab pertanyaan dari kelompok lain; 7) merasa bersemangat dalam belajar. 3. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil dari tes formatif yang diberikan dalam proses pembelajaran pada setiap akhir siklus. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran ekonomi dapat meningkatkan aktivitas belajar ekonomi siswa kelas VIII 5 semester ganjil SMP Negeri 2 Pringsewu tahun pelajaran 2008/2009? 2. Apakah dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran ekonomi dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas VIII 5 semester ganjil SMP Negeri 2 Pringsewu tahun pelajaran 2008/2009?

E. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah, untuk mengetahui : 1. Peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran ekonomi kelas VIII 5 semester ganjil SMP Negeri 2 Pringsewu tahun pelajaran 2008/2009. 2. Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran ekonomi kelas VIII 5 semester ganjil SMP Negeri 2 Pringsewu tahun pelajaran 2008/2009. F. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Siswa Membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dan memudahkan siswa dalam proses pembelajaran yang lebih menyenangkan dengan mengaitkan materi pelajaran disekolah dengan konteks kehidupan seharihari, sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS ekonomi siswa. 2. Bagi Guru Kontribusi positif bagi para guru khususnya guru mata pelajaran ekonomi sebagai alternatif pilihan strategi pembelajaran yang bisa dipakai yaitu pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Penelitian ini secara praktis akan dapat memberikan inspirasi tentang penggunaan model pembelajaran yang efektif guna memperbaiki proses pembelajaran di kelas agar mempermudah siswa untuk memahami meteri pelajaran ekonomi yang disampaikan, sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. 3. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini bermanfaat dalam perbaikan proses belajar mengajar di dalam kelas. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini sangat bermanfaat dalam upaya pemberian pelatihan, pengembangan pengetahuan dan pemahaman tentang pengalaman mengajar yang lebih baik. G. Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah : 1. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru dalam menghubungkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. 2. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran, meliputi mendengarkan penjelasan dari guru, menulis materi yang disampaikan guru, membaca buku pelajaran, bertanya atau menjawab, bekerjasama dalam mengerjakan

soal latihan, berdiskusi dengan kelompok dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. 3. Hasil belajar ekonomi siswa, untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Bentuk tes yang dipergunakan yaitu tes tertulis yang akan diberikan pada siswa pada setiap akhir siklus. 4. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada kelas VIII 5 SMP Negeri 2 Pringsewu semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009. 5. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam materi pembelajaran tentang memahami kegiatan pelaku ekonomi di masyarakat dengan materi pelajaran adalah Kelangkaan Sumber Daya dan Kebutuhan Manusia, Pelaku Ekonomi dan Pasar.