BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yusuf (2009:31), sumber-sumber informasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

2016 PENGARUH HASIL PEMBINAAN PUSTAKAWAN SEKOLAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN SMAN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB I. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masitoh Hamdayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elin Asrofah Qobtiah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahayu Kusumaningratyas,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan rekreasi bagi pemustaka. Salah satu perpustakaan umum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Chynthia Paramitha, 2015

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan sifat dan golongan, Perpustakaan secara umum terbagi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lisna Nurhalisma, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya jika suatu kebutuhan informasi

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Vinna Indahtianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berakar pada kebudayaan Indonesia berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. pada lembaga pendidikan khususnya pada tingkat pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERPUSTAKAAN UMUM DAN DESA

Oleh Kepala Bidang Perpustakaan BPAD Provinsi DKI Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ita Hardianti, 2013

2016 HUBUNGAN PEMAHAMAN KEPUSTAKAWANAN DENGAN KREATIVITAS PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi adalah munculnya perkembangan informasi yang

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang penting bagi bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan

2014 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHAD AP PROD UKTIVITAS KERJA TENAGA PERPUSTAKAAN PAD A CISRAL UNIVERSITAS PAJAJARAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan publik dibidang perpustakaan, diselenggarakan atas

BAB IV ANALISIS RESPON SISWA TERHADAP FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

BAB I PENDAHULUAN. atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

Dinn Wahyudin. Vol. 2, No. 2, Desember 2015

Optimalisasi Layanan Koleksi Audio Visual di Perpustakaan ISI Surakarta oleh Sartini. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... PRAKATA...

2016 IMPLENTASI PROGRAM EDU-TOURISM DI PERPUSTAKAAN

BAB 1 PENDAHULUAN Fera Meliza Lestari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kegiatan manusia untuk memperoleh hiburan setelah lelah

Pentingnya Perpustakaan Sekolah Sebagai Pusat Sumber Belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dibaca dan disimpan menurut tata susunan tertentu untuk

2015 HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN JURNAL DENGAN KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERUSTAKAAN UPT BIT LIPI BANDUNG

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. harus mempunyai nilai kompetensi (Mony, 2012:6). yang cukup panjang dan bukan hal yang kebetulan sesaat semata.

TEKNOLGI INFORMASI BAGIAN DARI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN. Oleh: Drs. Habib, M.M. 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. dan rekreasi dengan menyediakan berbagai macam informasi yang sesuai dengan

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS OTOMASI PERPUSTAKAAN

MANFAAT PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN NABIRE

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu sarana dan sumber belajar yang efektif

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. prinsipnya mempunyai tiga kegiatan: Pertama menggumpulkan (to collect)semua

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini semakin meningkat.hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan sekolah adalah salah satu bangunan atau ruang di sekolah,

PERAN FASILITAS PERPUSTAKAAN TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Isnanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dila Farida Nurfajriah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara,

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif, dan produktif. Seain itu, kebutuhan masyarakat terhadap informasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi setiap warga negara.

PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Syamsul Alam WidyaiswaraLPMP Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas

FUNGSI PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DAN KOLEKSINYA UNTUK KEPUASAN PEMUSTAKA. Oleh Aries Hamidah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perpustakaan di Indonesia terjadi dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang

KEAKTIFAN PUSTAKAWAN DALAM PEMASYARAKATAN PERPUSDOKINFO GUNA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN DAN CITRA POSITIF PERPUSTAKAAN

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan formal,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, diperlukan suatu penyelenggaraan pendidikan yang dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Dalam Pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembangunan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, agar dapat tercipta sumber daya manusia yang berkualitas, bertanggungjawab, maju dan mandiri sesuai dengan tatanan kehidupan masyarakat yang berdasarkan Pancasila. Peran perpustakaan sebagai jantungnya lembaga pendidikan selayaknya mendukung sekolah dalam upaya mencukupi bahan pustaka untuk mwmwnuhi kebutuhan seluruh siswa dan guru, proses belajar-mengajar (PBM) dan menjadi pusat pembelajaran peserta didik. Berikut menurut Sulistyo-Basuki (1993:27) Perpustakaan sebagaimana yang ada dan berkembang sekarang telah dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan berbagai layanan jasa lainnya. Fenomena tersebut telah ada sejak dulu dan terus berproses secara alamiah menuju kepada suatu kondisi dan tingkat perbaikan yang signifikan meskipun belum memuaskan semua pihak. Koleksi yang tersedia dalam berbagai kemasan sebaiknya memenuhi ratio yang benar dengan jumlah pemustaka. Koleksi yang tersedia sebaiknya disesuaikan dengan kurikulum lembaga pendidikan dan dapat dimanfaatkan sepenuhnya melalui pemberdayaan para siswa oleh pustakawan. Hal ini dibahas oleh Yusuf (2009:31) sumber-sumber informasi banyak jenisnya, yaitu buku, majalah, surat kabar, radio, tape recorder, video tape recorder, CD- ROM, disket computer, brosur, pamphlet, dan media rekaman informasi lainnya, dan merupakan kemasan informasi atau dapat disebut sumber-sumber informasi (resources) khususnya informasi terekam. Melihat jenis-jenis

2 sumber informasi di atas itu semua bisa kita temui di satu tempat tanpa perlu kita mencari keberbagai tempat yaitu di perpustakaan. Dimana perpustakaan menyedikan jenis-jenis sumber informasi tersebut. Perpustakaan juga ikut andil dalam perkembangan informasi karena perpustakaan merupakan salah satu tempat untuk memberikan berbagai sumber informasi. Peran perpustakaan dengan bantuan pesatnya kemajuan di bidang teknologi informasi menjadi semakin penting bagi manusia yang sangat haus akan informasi terkini. Dengan demikian perpustakaanperpustakaan mencoba membuat dan mengembangkan teknologi informasi dengan berbeda-beda bentuk sesuai dengan kebutuhan para pemustakanya. Berkembangnya perpustakaan saat ini mengimbangi keinginan pemustaka yang ingin mendapatkan informasi yang terus mencoba memenuhi kepuasan pemustakanya melalui layanan prima (service excellence), kemajuan layanan perpustakaan kini juga termasuk pesat, kebanyakan pengaruh persepsi akan perpustakaan yang konvensional dan terlalu formal telah terbukti berubah dengan adanya perpustakaan dengan konsep yang jauh lebih modern. Pengaruh membawa nilai untuk mengubah persepsi pemustaka menjadi positif. Dalam UU N0. 43 tahun 2007, diamanatkan kepada perpustakaan yang berada di sekolah/madrasah suatu keharusan memiliki koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai buku teks wajib dalam jumlah yang mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan pendidik. Pengadaan koleksi perlu didukung pendanaan perpustakaan di sekolah/madrasah yang dialokasikan paling sedikit 5 persen dari anggaran belanja operasional sekolah/madrasah atau belanja barang di luar belanja pegawai dan belanja modal untuk pengembangan perpustakaan. Kelayakan perpustakaan di sekolah/madrasah setidaknya harus memiliki: pertama, koleksi perpustakaan; kedua, tenaga perpustakaan; ketiga, sarana dan prasarana perpustakaan; keempat, sumber pendanaan; dan kelima, memberitahukan keberadaannya ke Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI). UU tersebut juga mengamanatkan, dalam menjamin

3 mutu perpustakaan, setidaknya perlu dipenuhi Standar Nasional Perpustakaan (SNP). Perpustakaan yang baik untuk mendukung PBM perlu meyediakan layanan yang memadai. Permendiknas No. 19 tahun 2007 menyatakan bahwa pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah perlu melakukan kegiatankegiatan sebagai berikut; 1) Menyediakan petunjuk pelaksanaan operasional peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya; 2) Merencanakan fasilitas peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan pendidik; 3) Membuka pelayanan minimal enam jam sehari pada hari kerja; 4) Melengkapi fasilitas peminjaman antar perpustakaan, baik internal maupun eksternal; 5) Menyediakan pelayanan peminjaman dengan perpustakaan dari sekolah/madrasah lain baik negeri maupun swasta. Kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan perpustakaan sekolah/madrasah sangat luas. Tidak hanya sekedar penataan buku, melainkan juga melakukan perencanaan, menggariskan kebijakan, menjalankan prosedur, mengelola koleksi menyiapkan pendanaan, menjadwalkan pengadaan, menyediakan fasilitas, mengorganisasikan SDM (Sumber Daya Manusia) dan memutakhirkan SD (Sumber Daya). kegiatan kebijakan dan prosedur yang diterapkan dalam perpustakaan, manajemen koleksi, pendanaan dan pengadaan, manajemen fasilitas, sumber daya manusia (SDM), Perencanaan. Beberapa kendala dalam pengembangan perpustakaan di lingkungan sekolah/madrasah antara lain: minimnya pustaka yang dimiliki, rendahnya minat baca di kalangan masyarakat, dan sedikitnya alokasi dana yang diberikan untuk pengembangan perpustakaan. Perpustakaan SMA NEGERI 1 Bandung termasuk sangat memperhatikan kebutuhan pemustaka, istilah pengguna atau pemakai perpustakaan diubah menjadi pemustaka dimana pengertian pemustaka menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 ayat 9 adalah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan, sedangkan menurut Suwarno (2009:80),

4 pemustaka adalah pengguna fasilitas yang disediakan perpustakaan baik koleksi buku maupun non buku (bahan pemustaka perpustakaan maupun fasilitas lainnya). Pengunjung yang datang ke perpustakaan memiliki berbagai alasasan. Pemustaka akan melakukan kegiatan yang ada pada perpustakaan sesuai dengan tujuannya. Setiap pemustaka memiliki tujuan yang berbeda-beda untuk berkunjung pada perpustakaan. Begitu pula pada perpustakaan sekolah, ada yang hanya sekedar mencari hiburan, ada pula yang bertujuan menikmati layanan atau fasilitas yang disediakan perpustakaan. Minat baca yang dimiliki oleh pemustaka di SMAN 1 Bandung ini cukup rendah. Dilihat dari data statistik kunjungan siswa pada bulan November kemarin, tercatat dalam satu bulan hanya ada 230 siwa yang berkunjung ke perpustakaan SMAN 1 Bandung. Pertanyaan mengapa remaja berkebiasaan membaca atau tidak membaca, hanya dapat diterangkan bila diketahui keperluan komunikasinya. Perkembangan motivasi membaca juga selalu berhubungan dengan minat siswa. Pada umumnya yang melandasi motivasi membaca pada siswa bertumpu pada dua motif yaitu informasi dan hiburan. Pada dua motif tersebut terjadi hubungan satu sama lainnya. dan bekerjasama, tetapi salah satu dari dua motif itu cenderung lebih dominan. Lebih jauh, dikemukakannya pula bahwa terdapat tiga rangsangan dasar Hans (1972:8) ada tiga rangsangan dasar; pertama, rangsangan dasar pertama untuk membaca adalah keinginan untuk menangkap dan menghayati yang dijumpai di dunia dalamnya, disadari oleh hasrat berorientasi pada dunia sekelilingnya dan untuk dapat menjelaskan adanya dunia disekelilingnya itu. Kedua, rangsangan dasar kedua untuk membaca berasal dari hasrat untuk mengatasi atau setidaknya melonggarkan keterikatan manusia. Ketiga, dari akar yang sama seperti rangsangan dasar untuk membaca yang kedua, yaitu pengalaman ketidakpuasan dalam keadaan diri sendiri, tumbuh juga rangsangan dasar yang ketiga. Selain memberikan kemudahan bagi pemustaka yang akan mencari informasi dan yang akan meminjam koleksi, Perpustakaan SMAN 1 Bandung

5 juga memperhatikan kenyamanan bagi pemustaka dengan merenovasi bangunan luar dan interiornya dibuat senyaman mungkin. Ini tentu bertujuan untuk memotivasi pengguna agar lebih giat membaca terutama bagi pemustaka yang akan menggunakan fasilitas ruang baca di perpustakaan baik untuk membaca maupun untuk belajar dan berdiskusi. Upaya ini bertujuan untuk menarik dan memotivasi pemustaka agar pemanfaatan koleksi yang disediakan menjadi maksimal. Siswa sebagai pemustaka, mempunyai kebutuhan akan informasi yang berbeda, oleh karena itu perpustakaan diharuskan menyediakan informasi yang selengkap lengkapnya guna memenuhi kepuasan pemustaka untuk berprestasi, berkompetensi di sekolah. Perubahan demi perubahan dilakukan oleh pihak pengelola perpustakaan SMAN 1 Bandung, guna memberikan pelayanan terbaik. Ini semua ditempuh dengan kerja keras dari tim pustakawan. Kemajuan perpustakaan harus juga diimbangi dengan koleksi bahan pustaka yang tentunya mendekati sempurna dalam hal kelengkapan dan kekinian. Bahan perpustakaan adalah semua bentuk kemasan yang mengandung informasi yang disimpan-sajikan oleh perpustakaan. Patut disadari bahwa buku memiliki arti yang penting bagi seorang individu. Selain untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan, dengan membaca seseorang bisa mengembangkan daya imajinasi dan daya pikir dari informasi yang diperoleh. Menurut pengamatan penulis fakta menunjukan semakin meningkat kebutuhan informasi pemustaka dan beraneka ragamnya jenis kebutuhan informasi pemustaka yang harus dipenuhi perpustakaan. Sehingga semakin membuka peluang bagi para pemustaka untuk merasa kurang didalam pemenuhan kebutuhan informasinya. Kelengkapan bahan perpustakaan atau bahan koleksi ini perlu diperhatikan oleh pustakawan agar kebutuhan pemustaka dapat tercukupi karena keadaan ini berimbas kepada kenyamanan dan kepuasan pengguna, namun fenomena di lapangan terlihat masih saja ada pemustaka yang kecewa karena buku yang dibutuhkan tidak tersedia di perpustakaan sekolah SMAN 1 Bandung. Akibat

6 koleksi yang belum lengkap siswa menjadi ragu untuk datang ke perpustakaan lagi, mereka lebih sering terlihat mengunjungi situs-situs web diluar koleksi perpustakaan di banding ke perpustakaan, padahal perpustakaan sekolah telah bekerja sama dengan guru mata pelajaran untuk memberikan tugas yang materinya ada di perpustakaan. Dilihat dari statistik kunjungan di bulan November kemarin, tercatat ada 230 siswa laki-laki dan 320 siswa perempuan yang mengunjungi perpustakaan sekolah SMAN 1 Bandung, tentu saja ini sangat menghawatirkan mengingat seluruh siswa di SMAN 1 Bandung berjumlah 1136 siswa, ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan jumlah siswa di sekolah ini. Dan hanya 852 siswa yang sudah terdaftar menjadi anggota perpustakaan sekolah. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana persepsi siswa dan pentingnya kelengkapan koleksi bagi pemustaka, dan apakah perpustakaan SMAN 1 Bandung sudah memenuhi semua kebutuhan pemustaka dan adakah hubungannya dengan motivasi mengunjungi perpustakaan, maka penulis mencoba membuat judul penelitian Hubungan Persepsi Pemustaka Mengenai Kelengkapan Koleksi Terhadap Motivasi Kunjungan ke Perpustakaan SMA NEGERI 1 Bandung. Alasan penulis mengangkat judul ini karena penulis ingin mengetahui sejauh mana hubungan persepsi pemustaka terhadap kelengkapan koleksi, dan apakah kelengkapan koleksi berpengaruh terhadap motivasi menunjungi perpustakaan. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Kelengkapan koleksi di perpustakaan SMAN 1 Bandung harus memenuhi kebutuhan pemustaka sesuai dengan kurikulum sekolah. Beberapa fakta yang menghambat pemenuhan kebutuhan para siswa adalah sebagai berikut: a. Belum lengkapnya bahan pustaka di perpustakaan sekolah SMAN 1 Bandung.

7 b. Pemustaka masih sering mendapatkan kesulitan untuk menemukan informasi yang sesuai dengan mata pelajarannya. c. Kurang diminatinya perpustakaan, pemustaka belum memanfaatkan fasilitas perpustakaan secara maksimal. Berdasarkan hal tersebut, selain merenovasi interior perpustakaan menjadi lebih nyaman dan terlihat menarik bagi pemustaka, pihak perpustakaan seharusnya memperhatikan juga kelengkapan dan kemutahiran semua jenis koleksi di perpustakaan SMAN 1 Bandung agar kebutuhan pemustaka dapat terpenuhi. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka secara umum masalah yang akan dikaji adalah : Pengaruh Persepsi Pemustaka mengenai Kelengkapan Koleksi terhadap Motivasi Mengunjungi perpustakaan SMA Negeri 1 bandung. Permasalahan penelitian tersebut dirumuskan secara khusus, seperti berikut: 1) Bagaimana persepsi pemustaka terhadap kelengkapan koleksi perpustakaan SMAN 1 Bandung? 2) Bagaimana motivasi pemustaka mengunjungi perpustakaan SMAN 1 Bandung? 3) Adakah hubungan antara persepsi pemustaka mengenai kelengkapan koleksi dengan motivasi mengunjungi perpustakaan SMAN 1 Bandung? 3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi pemustaka mengenai kelengkapan koleksi dengan motivasi kunjungan ke perpustakaan SMAN 1 Bandung.

8 4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang langsung maupun tidak langsung terlibat dalam pengelolaan perpustakaan khususnya bagi para pustakawan dalam upaya memberikan pelayanan prima (service excellence) dan meningkatkan kualitas perpustakaan. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat dalam mengembangkan pengetahuan dan pengalaman di bidang perpustakaan khususnya dibidang pengembangan khususnya koleksi tercetak dengan memperhatikan indikator keragaman, kelengkapan, kerelevanan dan kemutakhiran. 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara signifikan untuk pengembangan keilmuan kepada para pemustaka dalam menggunakan koleksi dan memanfaatkan fasilitas perpustakaan sekolah sebagai sarana penunjang untuk belajar. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pustakawan, penelitian ini diharapkan dapat memberiakan pencerahan positif bagi profesi dalam upaya pengadaan bahan perpustakaan agar bisa memenuhi kebutuhan pemustaka. b. Bagi pemustaka, penelitian ini dapat memberdayakan pemustaka merasa nyaman dan merasa terpenuhi kebutuhannya dalam pencarian informasi di perpustakaan sehingga pemustaka bisa sering datang ke perpustakaan. c. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan, wawasan, serta pengalaman baru sebelum terjun ke dunia kerja tentang upaya memenuhi kebutuhan pemustaka. 5. Struktur Organisasi Penulisan Penyusunan skripsi ini terdiri atas lima bab. Uraian mengenai isi setiap bab pada penulisan ini adalah sebagai berikut:

9 BAB 1 Pendahuluan, berisi uraian umum dan merupakan bagian awal dari skripsi. BAB 1 pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian mengenai hubungan persepsi pemustaka mengenai kelengkapan koleksi dengan motivasi kunjungan ke perpustakaan SMA Negeri 1 Bandung. Selanjutnya dalam BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian. BAB II ini mempunyai peran yang sangat penting. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan serta hipotesis mengenai hubungan persepsi pemustaka mengenai kelengkapan koleksi dengan motivasi kunjungan ke perpustakaan SMA Negeri 1 Bandung. Kemudian BAB III Metode Penelitian, merupakan penjabaran rinci termasuk beberapa komponen berikut: lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penlitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data serta analisis data mengenai hubungan persepsi pemustaka mengenai kelengkapan koleksi dengan motivasi kunjungan ke perpustakaan SMA Negeri 1 Bandung. Selanjutnya BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari dua hal utama, yakni: pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian dan pembahasan atau analisis temuan mengenai hubungan persepsi pemustaka mengenai kelengkapan koleksi dengan motivasi kunjungan ke perpustakaan SMA Negeri 1 Bandung.yang dikaitkan dengan dasar teoretik yang telah dibahas pada BAB II Kajian pustaka dan temuan sebelumnya. Dan yang terakhir, BAB V Simpulan dan Saran. Bab simpulan dan Saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan peneliti mengenai hubungan persepsi pemustaka mengenai kelengkapan koleksi dengan motivasi kunjungan ke

10 perpustakaan SMA Negeri 1 Bandung. Kemudian saran atau rekomendasi yang ditulis setelah kesimpulan dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan, para pengguna hasil penelitian seperti pengguna perpustakaan sekolah SMAN 1 Bandung dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.