I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan fisik yang lebih dahulu dibanding anak laki-laki, dengan menstruasi awal (menarche) (Winkjosastro, 2007).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge

I. PENDAHULUAN. Kata remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh ke

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. menstruasi dan gangguan menstruasi sering terjadi (Lee dkk, 2006) dengan menstruasi yang abnormal, seperti sindrom premenstruasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal atau muda merupakan salah satu tahap dari siklus

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang besar dan persebaran penduduk yang belum merata. Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. disabilitas yang seringkali dipakai kalangan publik atau institusi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD

BAB I PENDAHULUAN. bayi, masa kanak-kanak, masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterum dan

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

BAB I PENDAHULUAN. adalah menstruasi, kehamilan, dan seksualitas (Gibs, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO remaja adalah tahapan individu yang mengalami pubertas

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

BAB II LANDASAN TEORI. dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam. zat-zat gizi lainnya (Almatsier, 2010; Supariasa, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI MENSTRUASI (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI BEBERAPA SMA DI KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah. remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. periode transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Dalam masa remaja ini

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

BAB I PENDAHULUAN. penduduk adalah berusia tahun (BKKBN, 2003) Leutinizing Hormon (LH) yang signifikan (Aulia, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH AL-MUKMIN NGRUKI SURAKARTA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. suatu tahap perkembangan sudah dimulai, namun yang pasti setiap remaja

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat

BAB I PENDAHULUAN. ISPA(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) ( Dedeh,2010). Masa remaja. buruk serta kurangnya pengetahuan gizi ( Benun dan Ani,2014).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

... Tugas Milik kelompok 8...

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. al., 2005). Berdasarkan laporan dari National Health and Nutrition Examination

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses. kematangan manusia. Pada masa ini merupakan masa transisi antara masa

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi mempermudah manusia dalam kehidupan sehari hari,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB I PENDAHULUAN. Santri merupakan sebutan untuk murid yang bertempat tinggal di suatu

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan

BAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami

BAB I PENDAHULUAN UKDW. semakin cepat usia menarche. Selain mempengaruhi usia menarche, status gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial, dan perilaku. Perubahan fisik yang dominan terjadi selama proses ini, diikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

III. METODE PENELITIAN. variabel terikat dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo,

HUBUNGAN GANGGUAN HAID DENGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT)

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam siklus kehidupan setiap manusia terdapat suatu masa yang disebut dengan masa remaja. Setiap anak ketika memasuki masa remaja akan mengalami perubahan fisik yang cepat, anak perempuan biasanya mengalami perubahan fisik yang lebih dahulu dibanding anak laki-laki, misalnya proses reproduksi yang erat hubungannya dengan perubahan fisik atau disebut dengan pubertas. Masa pubertas bagi anak perempuan ditandai dengan menstruasi awal (menarche) (Winkjosastro, 2007). Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Pada masing-masing wanita mempunyai variasi dalam siklus haidnya, yang masih dalam batas normal (Prawirohardjo, 2005). Panjang siklus haid yang normal atau dianggap siklus mentsruasi yang khas ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama.

2 Selama masa reproduksi secara umum, siklus menstruasi teratur dan tidak mengalami banyak perubahan. Variasi panjang siklus semakin bertambah usia semakin menyempit, semakin mengecil panjang siklusnya, dan rerata panjang siklus pada usia 40-42 tahun mempunyai rentan variasi yang semakin sedikit. Pada kurun waktu 8-10 tahun sebelum menopause, didapatkan hal sebaliknya, didapatkan variasi panjang siklus menstruasi semakin melebar, semakin banyak variasinya. Pada wanita dengan indeks massa tubuh yang terlalu tinggi yaitu gemuk atau terlalu rendah yaitu kurus, rerata panjang siklus semakin meningkat (Winkjosastro, 2011). Pada layanan kesehatan primer, gangguan menstruasi pada remaja merupakan kasus yang sering ditemukan. Pada penelitian lain, sebanyak 38% wanita yang mengalami perdarahan yang banyak pada saat menstruasi menganggapnya sebagai masalah sedangkan 71% tidak menganggapnya sebagai masalah, padahal 76% dokter yang menerima kasus tersebut menganggapnya sebagai kasus yang perlu dirujuk. Hal tersebut menunjukkan masih rendahnya kesadaran wanita terhadap masalah gangguan menstruasi (Anamika et al, 2008). Pada tahun-tahun awal menstruasi adalah periode yang sangat rentan terhadap terjadinya gangguan dalam menstruasi. Pada 75% wanita usia remaja akhir mengalami gangguan yang terkait menstruasi seperti menstruasi yang tertunda, siklus menstruasi yang tidak teratur, nyeri dan perdarahan yang banyak saat menstruasi merupakan keluhan tersering yang menyebabkan remaja wanita datang ke dokter (Lee et al, 2006).

3 Gangguan menstruasi memerlukan evaluasi yang seksama karena gangguan menstruasi yang tidak ditangani dapat mempengaruhi kualitas hidup dan aktivitas sehari-hari. Efek gangguan menstruasi yang dilaporkan antara lain waktu istirahat yang memanjang (54%) dan menurunnya kemampuan belajar (50%) (Anamika et al, 2008). Penelitian lain menemukan beberapa gangguan pada siklus menstruasi berupa kejadian dismenorea dengan prevalensi (89,5%), diikuti dengan ketidakteraturan siklus menstruasi sebesar (31,2%), serta perpanjangan durasi menstruasi (5,3%) (Cakir, 2007). Penelitian mengenai gangguan lain terkait menstruasi adalah prevalensi amenorea primer sebanyak 5,3%, amenorea sekunder sekunder 18,4%, oligomenorea 50%, polimenorea 10,5% dan gangguan campuran sebanyak 15,8% (Bieniasz et al, 2006). Gangguan menstruasi merupakan indikator penting untuk menunjukan adanya gangguan sistem reproduksi yang dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit seperti kanker rahim, kanker payudara dan infertilitas (Gudmundsdottir, 2011). Beberapa faktor seperti lemak tubuh, dan obesitas dapat menyebabkan penyimpangan dalam siklus menstruasi. Penelitian telah menunjukkan bahwa 30-47% wanita obesitas memiliki siklus yang tidak teratur, meskipun kejadian infertilitas diantara wanita gemuk tidak terlalu tinggi. Infertilitas pada populasi ini tampaknya berhubungan dengan disfungsi ovulasi (Douchi et al, 2002).

4 Masalah reproduksi wanita yang berkaitan dengan usia adalah ketidakteraturan siklus menstruasi (Yamamoto, 2009). Prevalensi ketidakteraturan dari siklus menstruasi dilaporkan sebanyak 30,1% di Iran (Tehrani et al, 2011). Peningkatan berat badan dan penambahan jaringan lemak, terutama di daerah pusat tubuh akan mengganggu keseimbangan hormon steroid seperti androgen, estrogen, dan Sex Hormone Binding Globulin (SHBG). Perubahan tingkat Sex Hormone Binding Globulin (SHBG) juga menyebabkan perubahan pelepasan androgen dan estrogen pada jaringan target (Haidari et al, 2011). SMAN 13 Bandar Lampung sudah berdiri sejak 1996, sekolah ini berada di Jl. Padat Karya Sinar Harapan Raja Basa Jaya, Rajabasa, Bandar Lampung. Sekolah ini memiliki akreditas B. Walaupun tidak terlalu jauh dari pusat kota namun lokasi sekolah ini cukup terpencil dari jalan raya utama karena untuk mengaksesnya harus memasuki gang yang berada di jalur dua Jl. Soekarno-Hatta. Dari survei pendahuluan yang telah dilakukan, banyak pedangan yang berada di dalam maupun diluar gerbang sekolah, sebagian besar pedagan menjual aneka jajanan seperti gorengan, somay, cireng, bakso bakar yang tidak dapat dijamin kebersihan dan kandungan gizinya. Dan pola makan remaja juga cenderung tidak memperhatikan kandungan gizi dalam mengonsumsi makanan yang biasanya lebih suka makanan yang praktis

5 yang kaya akan energi dari lemak dan karbohidrat yang akan mempengaruhi status gizinya. Selain itu juga saat remaja khususnya SMA kelas X pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi biasanya juga sangat minim dibandingkan dengan kelas XI dan XII yang sudah lebih mengerti mengenai kesehatan reproduksi karena di sekolahpun pelajaran mengenai sistem reproduksi baru diajarkan pada kelas XI. Dari survei pendahuluan yang dilakukan pada 3 dari 8 kelas X siswi SMAN 13 Bandar Lampung, didapatkan hasil sebanyak 44 siswi mengalami menstruasi tidak teratur dari jumlah siswi 68 orang. Penelitian mengenai ketidakteraturan siklus menstruasi pada siswi di SMAN 13 Bandar Lampung belum pernah dilakukan sebelumnya, oleh karena itu peneliti ingin meneliti hubungan asupan lemak dan status gizi terhadap siklus menstruasi pada siswi di SMAN 13 Bandar Lampung. B. Rumusan Masalah Telah diketahui jika hormon reproduksi dapat dipengaruhi oleh jumlah jaringan lemak tubuh dapat bermanifestasi dengan keadaan status gizi yang berlebih. Jaringan lemak tubuh dan status gizi yang berlebih disebabkan karena berlebihnya asupan energi yang berasal dari zar gizi makro seperti karbohidrat, protein dan lemak. Karena lemak mempunyai jumlah energi yang paling tinggi yaitu 9 kkal/gr bahan makanan dibandingakan dengan energi yang berasal dari karbohidrat dan protein yang hanya sebesar 4

6 kkal/gr bahan makanan, maka kelebihan satus gizi lebih banyak disebabkan oleh kelebihan energi lemak. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan asupan lemak dan status gizi terhadap siklus menstruasi pada siswi kelas X di SMAN 13 Bandar Lampung. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara asupan lemak dan status gizi terhadap siklus menstruasi pada siswi kelas X di SMAN 13 Bandar Lampung. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran asupan lemak, status gizi dan siklus menstruasi pada siswi kelas X di SMAN 13 Bandar Lampung b. Mengetahui hubungan antara asupan lemak terhadap siklus menstruasi pada siswi kelas X di SMAN 13 Bandar Lampung. c. Mengetahui hubungan antara status gizi terhadap siklus menstruasi pada siswi kelas X di SMAN 13 Bandar Lampung.

7 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan referensi serta pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu gizi khususnya dalam bidang gizi untuk sistem reproduksi. 2. Manfaat Aplikatif a. Bagi Peneliti Sebagai wujud penerapan disiplin ilmu yang telah dipelajari dan menambah keterampilan dalam penulisan penelitian. b. Institusi pendidikan Dapat menambah informasi ilmiah dan dapat digunakan sebagai referensi atau acuan bagi penelitian serupa.

8 E. Kerangka Penelitian 1. Kerangka Teori Faktor yang mempengaruhi status gizi : 1. Keadaan infeksi 2. Konsumsi makanan 3. Pengaruh budaya 4. Faktor sosial ekonomi 5. Produksi pangan 6. Pelayanan kesehatan dan pendidikan 7. Asupan makan (Karbohidrat, lemak, protein) Status Gizi Berlebih atau obesitas Peningkatan jaringan adiposa Peningkatan hormon androgen Peningkatan estrogen FSH tidak mencapai puncak Pertumbuhan folikel terhenti Kurang atau underweight Jumlah sel teka lebih sedikit Jumlah kolestrol lebih sedikit Hormon steroid menurun Progsteron dan estrogen menurun LH menurun ovulasi Siklus Menstruasi Gambar 2. Kerangka Teori (Supariasa, 2012 & Puspitaningtyas, 2014).

9 2. Kerangka konsep Asupan Lemak Siklus Menstruasi Status Gizi Gambar 3. Kerangka Konsep Hubungan Antara Asupan Lemak Dan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi F. Hipotesis Penelitian Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Asupan lemak berhubungan terhadap siklus menstruasi yang tidak teratur 2. Status gizi berhubungan terhadap siklus menstruasi yang tidak teratur