Gangguan makan. Anorexia nervosa Bulimia nervosa Gangguan binge-eating Reverse anorexia

dokumen-dokumen yang mirip
EATING DISORDERS. Silvia Erfan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BULIMIA NERVOSA. 1. Frekuensi binge eating

RESENSI FILM MISS CONGENIALITY

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

37.3% Anorexia Nervosa

BAB I PENDAHULUAN. setelah masa anak-anak dan sebelum dewasa (WHO, 2014). Masa remaja adalah

BUNUH DIRI DAN GANGGUAN BIPOLAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran.

GANGGUAN MAKAN BULIMIA NERVOSA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI

TINJAUAN PUSTAKA Remaja dan Model

PROSES TERJADINYA MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Eksistensi Bulimia Nervosa Pada Remaja Dekade Ini Oleh: Ni Made Karisma Wijayanti

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gangguan Mood/Suasana Perasaan

Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti tahaptahap. perkembangan tertentu. Manusia hams melewati satu tahap ke tahap

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Istiqomah Nugroho Putri, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI SENAM PADA REMAJA PUTRI DI SANGGAR SENAM 97 SUKOHARJO.

REACHING YOUR ULTIMATE BEAUTY GOALS THROUGH BALANCED NUTRITION Beta Sindiana Dewi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJUAN PUSTAKA

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

IPAP PTSD Tambahan. Pilihan penatalaksanaan: dengan obat, psikososial atau kedua-duanya.

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BIPOLAR. Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Gita Handayani Ermanza, F.PSI UI, 20081

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai penelitian mengenai penyimpangan perilaku makan telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. dari 40% keganasan pada perempuan merupakan kanker ginekologi. Kanker

Harga Diri Pada Remaja Akhir yang Mengalami Gangguan Makan (Bulimia) FADILLA PERMATA PUTRI ( ) 5PA03

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Salah satu yang berperan dalam. peningkatan gizi remaja. Obesitas merupakan salah satu masalah gizi

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas atau disertai peningkatan resiko kematian yang. kebebasan (American Psychiatric Association, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibandingkan populasi anak sehat (Witt et al., 2003). Pasien dengan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada tahun 2025 sebagaian besar orang-orang dengan usia lanjut kemungkinan akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan

Bulimia Nervosa dan Gangguan Makan yang Tidak Tergolongkan

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

: Panji Brata M NIM : Dokter Pembimbing : dr. Endang Septiningsih, Sp.KJ

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pedologi. Gangguan Perilaku dan Perkembangan Perilaku Antisosial. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Makanan merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik

Pengetahuan Mengenai Insulin dan Keterampilan Pasien dalam Terapi

PERIODISASI MASA REMAJA DAN CIRI KHASNYA; PUBERTAS, REMAJA AWAL DAN REMAJA AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Lhoksukon dan rumah pasien rawat jalan Puskesmas Lhoksukon.

JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang berkembang dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. 20 tahun sampai 30 tahun, dan mulai mengalami penurunan pada usia lebih dari

Transkripsi:

Gangguan makan

Gangguan makan Menjelaskan etiologi dan faktor-faktor yang menyebabkan gangguan makan Menjelaskan gambaran klinik gangguan makan anoreksia dan bulimia Menjelaskan prinsip pengelolaan pasien dengan gangguan makan

Gangguan makan Anorexia nervosa Bulimia nervosa Gangguan binge-eating Reverse anorexia

Introduksi Merupakan gangguan perilaku makan yang berasal dari keinginan berlebih untuk menurunkan berat badan gangguan medis, psikologis, dan sosial Prevalensi >>> sejak tahun 50-an, saat ini menjadi gangguan dengan gejala-gejala klinis yang sangat serius Merupakan suatu sindrom, bentuk subsindromalnya sangat banyak Merupakan gangguan terkait kultur dengan prevalensi bervariasi menurut norma-norma sosial pada kultur/ negara yang berbeda Biasanya komorbid dengan gangguan aksis I & II

Epidemiologi Latar belakang: kultural yang menghargai kelangsingan tubuh, pada pria konteksnya berotot tanpa lemak 3-5% wanita dan 1% pria Prevalensi gangguan makan >>> ~kesejahteraan Makanan berlemak dan manis >>>, dan nilai akan kelangsingan tubuh dan otot -> stigma untuk yang kelebihan berat badan Merupakan gangguan psikiatri yang gender divergen, dengan perkiraan rasio pria:wanita 1:20 di masa lalu, dan sekarang 1:10 Onset puncak gangguan makan paling sering terjadi pada awal dan akhir masa remaja

Etiologi Kausa majemuk -> kombinasi faktor sosial, lingkungan, dan biologi, dan atau disfungsi keluarga

Faktor predisposisi Biologi Faktor genetik berperan dalam hal temperamen, pola kognitif, kepribadian, tendensi regulasi, mood, berat badan, dan predisposisi terhadap aktivitas fisik Konkordonsi kembar monozigotik 3x kembar dizigot Faktor yang paling mencolok terkait dengan pola diet dan keadaan nutrisi buruk Kromosom 1,2, dan 13

Psikososial dan kerentanan sosial Gangguan mood, kecemasan, dan OCD di masa kecil + kepribadian perfeksionis Keterlibatan di kelas balet/ olahraga gulat Tekanan untuk mendapatkan berat badan dan bentuk tubuh yang ideal di masyarakat Orientasi gay pada pria

Faktor presipitasi Diet Alasan media Kritik tentang berat badan yang didapat saat masa puber Pindah rumah/ pindah sekolah Kompetisi akademis/ sosial dengan teman sebaya Kekecewaan dalam hubungan romantis Keluarga sakit/ meninggal Dorongan guru, pelatih, atau dokter untuk menurunkan berat badan

Faktor pendukung Kombinasi dorongan sosial eksternal dan internal, dorongan psikologi dan fisiologis Pujian sosial -> kritik diri, keraguan diri, dan sifat perfeksionis Rasa kontrol diri yang efektif Pola makan yang sehat memberi rasa tidak nyaman

Diagnostik komorbid 2 s/d 4 diagnosis tambahan pada aksis I atau II Aksis I berupa gangguan mood, gangguan cemas, OCD, dan gangguan penyalahgunaan zat Aksis II berupa gangguan kepribadian

Diagnosis diferensial Gangguan mood depresi OCD Body dysmorphic disorder Gangguan penyalahgunaan zat Gangguan endokrin/ gastrointestinal

Perjalanan penyakit dan prognosis Perjalanan penyakit bervariasi Tidak ada data pengobatan terbaik yang memberi tingkat morbiditas terendah/ tingkat perbaikan tertinggi Prognosis terbaik: Durasi sakit lebih pendek Hubungan keluarga yang stabil Usia remaja Di obati sejak awal di rawat inap akut dalam program multidisiplin Fungsi sosial premorbid baik Resiko relaps terbesar dalam12 bulan pertama setelah pengobatan yang berhasil

Definisi Bahasa Yunani: hilangnya nafsu makan 3 kriteria dasar: Rasa lapar yang diinduksi sendiri sampai derajat tertentu sehingga menjadi suatu perilaku Dorongan menggebu-nggebu untuk menjadi kurus dan atau adanya rasa takut menjadi gemuk Tanda-tanda medis dan gejala yang diakibatkan kelaparan (simtomatologi fisiologis)

Definisi 2 subtipe anorexia yaitu: Restricting type (membatasi): intake makanan sangat dibatasi (<300 kal, dan tanpa lemak) Pasien secara kompulsif dan menggebu-nggebu melakukan olahraga Binge/ purge type (pesta makan/ pembersihan) Mengombinasi diet ketat dengan episode pesta makan/ pembersihan) Purging (pembersihan) merupakan kompensasi terhadap kalori yang tak diinginkan yang dicapai dengan melakukan muntah yang diinduksi sendiri dengan obat laksatif, emetik Pembersihan berulang dapat terjadi tanpa didului pesta makan

Epidemoiologi 1% wanita muda mengalami anorexia nervosa klasik 5% mahasiswi mengalami bentuk ringan anorexia Onset biasanya usia remaja Wanita 3x> pria Lifetime prevalence of 0.5-2% Varian subklinis s/d 10% remaja putri

Faktor predisposisi Tipe restricting: sifat ketekunan, sensitivitas, perfeksionisme, dan impulsivitas rendah Gangguan mood, gangguan cemas, dan OCD di masa kecil Keterlibatan di kelas-kelas balet yang ketat Kamar terpisah untuk anak sejak usia dini Ekspresi emosi negatif dari anggota keluarga

Faktor presipitasi Rasa jengah terhadap menstruasi dan seksualitas

Psikopatologi Sebagai strategi untuk menghadapi (secara maladaptif) ketakutan akan peristiwa maturasi Tekanan untuk mengembangkan identitas pribadi Situasi sulit dalam keluarga Fungsi sosial Sebagai jalan keluar dari pandangan negatif terhadap tantangan seksualitas /biologis dan sosial pada masa remaja (restricting type)

Diagnosis dan gambaran klinis A. Menolak memelihara berat badan pada atau di atas berat minimal normal sesuai usia dan tinggi (penurunan berat badan mengarah ke terpeliharanya berat badan < 85% dari yang diharapkan, atau gagal untuk mencapai berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan, yang mengarah ke berat badan < 85% dari yang diharapkan B. Ketakutan yang sangat akan kenaikan berat badan atau menjadi gemuk, walau sesungguhnya kurus C. Gangguan memandang berat badan atau bentuk tubuh diri sendiri, adanya pengaruh berat badan atau bentuk tubuh pada evaluasi diri, atau penyangkalan akan adanya berat badan rendah yang serius D. Pada wanita post menarke, terjadinya amenore atau tiadanya siklus menstruasi selama 3 bulan berturut-turut, (tetap dianggap amenore jika menstruasinya terjadi dengan pemberian hormon)

Tipe khusus: Tipe restriksi: selama episode anorexia, individu tidak melakukan perilaku bingeeating atau purging (seperti muntah yang diinduksi sendiri atau penyalahgunaan laksatif, diuretik, atau enema) Tipe binge-eating atau purging, selama episode anorexia, individu secara teratur melakukan perilaku binge-eating atau purging

A. Terdapat penurunan berat badan, berupa kurangnya kenaikan berat badan yang mengarah ke berat badan setidaknya 15% di bawah berat badan normal atau yang diharapkan sesuai usia dan tinggi B. Penurunan berat badan tersebut diinduksi sendiri dengan menghindari makanan yang menggemukkan C. Terdapat persepsi diri yang menganggap diri terlalu gemuk, dengan ketakutan yang sangat terhadap kegemukan, yang mengarah ke pengaturan yang ketat dari ambang berat badan rendah D. Gangguan endokrin luas melibatkan aksis hipotalamik- pituitarigonadal tampak pada wanita dalam bentuk amenore dan pada pria hilangnya potensi dan ketertarikan seksual (perkecualian adalah adanya perdarahan vaginal pada wanita anoreksis yang mendapat terapi hormonal dalam bentuk pil) E. Gangguan yang terjadi tidak memenuhi kriteria A dan B untuk bulimia nervosa

Komentar: Gambaran berikut ini mendukung diagnosis tetapi bukan merupakan elemen-elemen esensial: muntah yang diinduksi sendiri, perilaku purging yang diinduksi sendiri, olahraga berlebihan, dan penggunaan supresan napsu makan atau diuretik Jika onset gangguan pada masa prepubertas, terjadinya kejadian pubertas akan terhambat (pada wanita, payudara tidak akan berkembang dan terdapat amenore primer; pada pria alat genital tetap kecil). Dengan penyembuhan, pubertas akan kembali normal, tetapi terdapat keterlambatan menstruasi Atipikal anorexia nervosa Para peneliti yang meneliti bentuk atipikal anorexia dianjurkan untuk membuat keputusan sendiri tentang jumlah dan tipe kriteria untuk dipenuhi

Anorexia terjadi jika Secara sukarela mengurngai berat badan, menolak mempertahankan berat badan normal Sangat takut menjadi gemuk Adanya gangguan body image Amenorrhea Perilaku dan psikopatologi tersebut telah ada setidaknya selama 3 bulan

Prognosis 19% / tahun pada pasien rawat jalan tidak teratur (20 tahun follow up) Tingkat mortalitas wanita anorexia 12x wanita normal seusianya, dan 2x wanita dengan gangguan psikiatri lain Follow up pasien anorexia: 30% membaik parsial, 30% sakit kronis, 30% membaik, dan 10% meninggal

Prognosis terburuk pada pasien kombinasi anorexia dengan Diabetes Melitus tipe I: mortalitas 34,8% Prognostik terbaik: Tercapai berat badan normal saat dipulangkan dari rumah sakit setelah perawatan akut Follow up intensif oleh tim berpengalaman Tidak ada komorbiditas psikiatri Penurunan berat badan tidak terlalu besar saat admnission Durasi sakit yang lebih pendek dan onset awal atau pertengahan usia remaja

Bulimia Introduksi Merupakan kegagalan mengalami anorexia nervosa, yaitu sangat ingin menjadi kurus, tetapi individu kurang mampu mempertahankan rasa laparnya Pesta makan -> panik -> konflik -> cemas dan takut -> distres psikologis dan fisik -> perilaku kompensasi

2-4% wanita muda Bulimia Epidemiologi 20% mahasiswi mengalami gejala-gejala sementara Simtomatologi bulimia terjadi merata pada semua kelas sosioekonomi Gangguan mood sering terjadi pada bulimia, dengan komorbiditas 50-70%

Bulimia Psikopatologi Gejala bulimia sebagai mekanisme coping untuk mengatasi: Kecemasan Depresi Kemarahan Kebosanan Kesepian Hubungan interpersonal Proteksi diri Fungsi keluarga Kekuatiran terus-menerus tentang berat badan

Perjalanan penyakit dan prognosis Transisi dari anorexia menjadi bulimia terjadi pada sekitar 50% kasus bulimia-sbaliknya dapat terjadi Lebih banyak kesembuhan parsial/ total pada bulimia dibanding anorexia Prognosis baik: Partisipasi dalam pengobatan Follow up teratur Prognosis buruk: Riwayat penyalahgunaan zat Durasi penyakit yang lebih panjang

Pengobatan Rawat inap tidak diindikasikan untuk pasien dengan berat badan normal Indikasi rawat inap: Terdapat gejala berat kerusakan fisiologis bermakna Berulang-ulang tidak respon terhadap pengobatan rawat jalan Ada keinginan bunuh diri Ada komorbiditas: gangguan kepribadian ambag, gangguan penyalahgunaan zat, dan gangguan

CBT Mengajar pasien mengatur makan dan menolak perilaku binge/ purging dengan selfmonitoring dan pencatatan Identifikasi serta memperbaiki perilaku dan keyakinan disfungsional tentang makanan, berat badan, body image dan self concept Identifikasi stresor interpersonal dan strategi coping yang lebih adaptif

Bila CBT gagal -> (+) SSRI Fluoxetine 60-80 mg/hari diperlukan jika terdapat OCD Bupropion dikontraindikasikan -> meningkatkan resiko terjadinya bangkitan Jika terdapat perbaikan dengan psikofarmaka, teruskan pengobatan 6-12 bulan disertai CBT