PSIKOLOGI SOSIAL. Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

dokumen-dokumen yang mirip
MOTIVASI & EMOSI. Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses mental seseorang dapat mempengaruhi tuturan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Sejak lahir, manusia sudah bergantung pada orang lain, terutama orangtua

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB II PERTUKARAN SOSIAL GEORGE CASPAR HOMANS

Pengantar Psikologi Ingatan. Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL

EMPATI DAN PERILAKU PROSOSIAL PADA ANAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Psikologi Lintas Budaya

STRUKTUR SIKAP Komponen Kognitif Komponen Afektif Komponen Konatif

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial. Sebagai makhluk individu ia memiliki sifat dan ciri-ciri yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI SOSIAL 1 * KODE MATAKULIAH / SKS = MKK / 3 SKS

BAB I PENDAHULUAN. cuarahan hati pengarang. Cara pengarang menghadirkan tokoh merupakan hal

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Sikap adalah sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang. objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah. Perkelahian tersebut sering kali menimbulkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel X dan variabel Y harus dilakukan terlebih

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya pembagian bahasa di dunia yang memiliki ciri-ciri yang unik yang

TEORI PERILAKU. Disusun: IY

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MK PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA

BAB III Stereotip. Gender. Unger & Crowford (1992) menyatakan teori atribusi merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB 1 SIKAP (ATTITUDE)

tempat. Teori Atribusi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Oleh Dra. Rahayu Ginintasasi, M.Si


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera,

10/30/2017. Dita Rachmayani., S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id. Menanggapi isu legalitas LGBT di Indonesia, Bagaimana sikap anda?

BAB I PENDAHULUAN. Ketika kita melakukan pembelian, seringkali bukan hanya dari segi ekonomis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat menjadikan

juga kelebihan yang dimiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan dan memudahkan dalam melakukan penelitian. Berikut ini adalah. tabel penelitian terdahulu yang penulis gunakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penjelasan Konsep Teoritis. identitas ( identity vs identity confusion). Menurut Kroger (dalam Papalia, 2004)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

PRASANGKA, DISKRIMINASI & STEREOTYPE

Kepribadian dan Perilaku Konsumen

Pengantar Psikologi BERPIKIR DAN BAHASA. Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY

CHAPTER REPORT (THREE) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Dari Bapak Dr. H. A. Juntika Nurihsan, M. Pd.

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605).

Meliputi: Konformitas (conformity): berperilaku yg wajar, dpt diterima oleh kelompok/masyarakat. Kesepakatan ( compliance): usaha utk membuat orang

Kognisi Sosial. (Berpikir mengenai dunia sosial)

PENGANTAR PSIKOLOGI (Interaksi Sosial) Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. individu yang menjalani kehidupan didunia ini. Proses seorang individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pertolongan yang justru sangat dibutuhkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Sosial. Manusia adalah makhluk sosial.di dalam kehidupan sehari-hari manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dimiliki oleh orang lain mengenai individu tersebut. Self Perception (persepsi diri

BAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat

PERSEPSI INTI KOMUNIKASI. Rizqie Auliana

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. lain dalam kelompok (Bungin, 2006:43). Komunikasi yang terjalin dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

PENDAHULUAN. (Susetyo, 2010, h. 29), jumlah populasi orang Jawa kira-kira 47. mendominasi di Indonesia berdasarkan jumlah populasinya.

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Havighurst (1972) kemandirian atau autonomy merupakan sikap

PANDUAN MENGATASI HAMBATAN DALAM POPULASI PASIEN

Bab II. Kajian Pustaka. Teori identitas sosial dipelopori oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan

BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE PAINTING

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup sebagai

2015 PERSEPSI SISWI TERHADAP PENCITRAAN IDEAL REMAJA PUTRI

B A B I PENDAHULUAN. di sepanjang rentang hidup. Salah satu tahap perkembangan manusia

Bab I Pendahuluan. Mahasiswa masuk pada tahapan perkembangan remaja akhir karena berada pada usia 17-

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

1 Universitas Indonesia

Transkripsi:

PSIKOLOGI SOSIAL Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

Pengantar Manusia adalah makhluk sosial. Kita tidak berkembang dengan sendiri. Kita tidak memiliki tempurung pelingdung, dan bulu apa yang kita miliki tidaklah dapat membantu dalam melindungi kita. Bahkan, penyendiri yang paling kesepian sekalipun berada di dunia ini sebagai hasil dari tindakan orang lain. Keberadaan kita setiap hari tergantung pada menjadi bagian suatu kelompok sosial. Misalnya, sangatlah kecil kemungkinan anda membuat seluruh pakaian anda, membangun rumah anda, dan berburu serta mengumpulkan makanan anda sendiri. Sebaliknya, pengaruh orang lain menjadi bukti dalam hampir setiap aspek kehidupan kita. Bahkan, dimensi terbaik dan terburuk hidup kita seringkali ditentukan oleh mereka yang ada di sekitar kita dan hubungannya dengan mereka (Parks, 2007; Spitzberg & Cupach, 2007) Psikologi sosial ialah kajian bagaimana situasi sosial memengaruhi pikiran, perilaku, dan memengaruhi seseorang, serta kaitannya dengan orang lain (King, 2010).

KOGNISI SOSIAL Kognisi sosial merupakan bidang psikologi sosial yang menjelajahi bagaimana orang-orang memilih, menafsirkan, mengingat, dan menggunakan informasi sosial (Augoustinos, Walker, & Donaghue, 2006). Setiap orang dapat memiliki kombinasi pengharapan, ingatan, dan sikap yang unik berdasarkan sejarah sosial mereka. Meski demikian, beberapa prinsip umum tertentu berlaku pada cara orang-orang mengolah informasi dalam situasi sosial (Higgins & Molden, 2004)

Persepsi Ketika kita bertemu dengan orang lain, kita memersepsikan berbagai isyarat sosial yang memungkinkan kita membuat suatu kesan mengenai orang tersebut. karakteristik wajah dan daya tarik fisik merupakan dua sumber informasi sosial yang kuat. Kita menyederhanakan kesan kita dengan mengategorisasikan orang lain.

Atribusi Atribusi adalah berbagai pikiran kita mengenai mengapa orang-orang berperilaku seperti yang mereka lakukan dan mengenai siapa atau apa yang bertanggung jawab untuk akibat suatu peristiwa. Teori atribusi memandang orang-orang termotivasi untuk menemukan penyebab perilaku sebagai bagian dari upaya mereka untuk memahaminya. Berbagai dimensi yang kita gunakan untuk memahami penyebab perilaku manusia termasuk internal/eksternal, stabil/sementara, dan dapat dikendalikan/tidak dapat dikendalikan.

Diri Sebagai Objek Sosial Selain mengembangkan skema mengenai orang lain, kita juga menciptakan representasi mental dari diri kita. Harga diri merupakan aspek diri yang penting dan terkait dengan pandangan positif mengenai diri kita dan kemampuan kita yang tidak realistis. Objektifikasi Diri (self objectification) muncul ketika kita menyadari bahwa orang lain memandang kita sebagai objek sosial. Dalam rangka memahami diri kita lebih baik, kita dapat terlibat dalam perbandingan sosial, menilai diri kita dengan membandingkan kepada orang lain. Festinger menekankan bahwa perbandingan sosial merupakan sumber pengetahuan diri yang penting, terutama ketika tidak ada cara objektif lain yang tersedia. Kita cenderung membandingkan diri kiita dengan orang lain yang serupa.

Sikap Sikap adalah pendapat kita mengenai orang-orang, objek, dan gagasan. Sederhananya bagaimana kita merasakan berbagai hal. Kita dapat lebih baik meramalkan perilaku berdasarkan sikap ketika sikap individu kuat, ketika seseorang sangat sadar akan sikapnya dan sering mengungkapkannya, dan ketika sikap terutama relevan dengan perilaku. Terkadang perubahan dalam perilaku mendahului perubahan dalam sikap. Teori persepsi diri dari Darly Bem menekankan pentingnya membuat kesimpulan mengenai sikap dengan mengamati perilaku kita sendiri, terutama ketika sikap kita tidak jelas. Teori Disonansi Kognitif yang dikembangkan Festinger berpendapat bahwa kita memilih kebutuhan kuat untuk kekonsistenan kognitif. Kita mengubah sikap kita untuk membuatnya lebih konsisten dengan perilaku kita dalam rangka mengurangi disonansi. Dalam banyak kasus, kita mengurangi disonansi dengan membenarkan tindakan kita. Pembenaran menjadi kuat ketika harga diri terlibat. Keberhasilan dalam mengubah sikap seseorang dapat melibatkan komunikator (sumber), pesan, perantara, dan sasaran (pendengar).

PERILAKU SOSIAL Kita tidak hanya berpikir secara sosial;kita juga berperilaku dengan cara sosial yang memengaruhi orang-orang di sekitar kita. Dua jenis perilaku yang telah menarik para psikolog mewakili kegiatan sosial manusia yang ekstrem; altruisme dan agresi.

Altruisme adalah ketertarikan tanpa pamrih dalam menolong orang lain. Timbal balik sering kali terlibat dalam altruisme. Para psikolog telah meneliti baik variabel orang dan situasi dalam altruisme. Satu penyumbang penting dalam perilaku menolong adalah emosi. Individu yang berada dalam suasana hati yang baik lebih mau menolong. Rasa bersalah dan empati juga telah dikaitkan dengan perilaku menolong. Ketika meneliti kaitan antara altruisme dan gender, konteks penting. Wanita lebih mungkin membantu dalam situasi yang tidak berbahaya dan melibatkan pengasuhan. Pria lebih mungkin membantu dalam situasi yang melibatkan bahaya atau ketika mereka merasa kompeten.

Agresi Jika altruisme memperlihatkan sisi baik hakikat manusia, maka agresi dapat mewakili sisi gelapnya. Agresi kelihatannya menjadi hal yang lazim ada dalam masyarakat modern. Seperti pembunuhan, perkosaan, kekerasan, dan lain sebagainya. Berbagai faktor psikologis dalam agresi termasuk frustasi dan keadaan yang menyakitkan. Berbagai faktor sosio kultural melibatkan variasi lintas budaya, budaya kehormatan, dan kekerasan di media. Gender juga merupakan satu faktor. Pria secara konsisten lebih agresif secara fisik daripada wanita, tetapi perbedaan gender dalam agresi verbal tidak konsisten.

PENGARUH SOSIAL Mengidentifikasi bagaimana manusia dipengaruhi oleh lingkungan sosial Konformitas (conformity) adalah perubahan dalam perilaku seseorang untuk menyelaraskan lebih dekat dengan standar kelompok. Banyak faktor yang memengaruhi apakah kita akan menyelaraskan, termasuk pengaruh sosial normatif dan pengaruh sosial informasional. pengaruh sosial informasional merujuk pada pengaruh orang lain pada kita karena kita ingin menjadi benar. Kelompok sosial dapat memberikan informasi apa yang tidak kita ketahui atau dapat membantu kita melihat hal-hal yang tidak kita lihat. Sebagai akibatnya, kita dapat menyelaraskan karena kita sepakat dengan kelompok. Pengaruh sosial normatif adalah pengaruh orang lain pada kita karena kita ingin mereka menyukai dan menerima kita. Dengan demikian, jika kelompok tertentu penting bagi kita, kita akan mengadopsi gaya berpakaian mereka yang ada di dalam kelompok atau menggunakan kata-kata gaul yang sama.

Ketaatan (obedience) adalah perilaku yang patuh pada perintah eksplisit individu yang ada pada posisi berkuasa. Yaitu, kita taat ketika sosok berkuasa memerintahkan kita melakukan sesuatu, dan kita melakukannya. Bagaimana ketaatan berbeda dengan konformitas?, dalam konformitas, orangorang mengubah pikiran atau perilaku mereka sehingga akan lebih mirip dengan orang lain. Dalam ketaatan, terdapat perintah eksplisit untuk patuh.

Pengaruh kelompok orang seringkali mengubah perilaku mereka ketika mereka di dalam kelompok. Deindividuasi merujuk pada pengurangan identitas pribadi dan mengikis perasaan tanggung jawab pribadi yang dapat muncul ketika seseorang menjadi bagian dari kelompok. Penularan sosial merujuk pada perilaku meniru yang melibatkan penyebaran perilaku, emosi, dan gagasan.

HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK identitas kelompok : kita versus mereka identitas sosial merupakan cara kita mendefinisikan diri kita dalam kaitannya dengan keanggotaan kita dalam kelompok. Teori identitas sosial dari Tajfel menyatakan bahwa ketika individu ditempatkan pada suatu kelompok, mereka selalu menganggap segolongan, atau kita. Mengidentifikasi dengan kelompok memungkinkan mereka memiliki citra diri positif. Etnosentrisme adalah kecenderungan seseorang untuk mendukung kelompok etnisnya sendiri daripada kelompok lainnya. Etnosentrisme dapat memiliki akibat positif atau negatif.

Prasangka Adalah sikap negatif yang tidak benar terhadap individu berdasarkan keanggotaan kelompok individu tersebut. Di antara alasan yang diberikan mengapa seseorang mengembangkan prasangka adalah kehadiran persaingan antara kelompok atas sumber daya yang langka, motivasi seseorang untuk meningkatkan harga dirinya, berbagai proses kognitif yang menyumbang kecenderungan untuk mengategorikan dan memberikan stereotip pada orang lain, dan pembelajaran budaya. Prasangka didasarkan pada stereotip, generalisasi mengenai karakteristik suatu kelompok yang tidak dianggap bervariasi dari satu orang dengan lainnya. Berbagai proses kognitif stereotip dapat mengarahkan pada diskriminasi, tindakan negatif atau berbahaya yang belum terbukti kebenarannya terhadap anggota suatu kelompok karena orang tersebut menjadi salah satu anggota kelompok itu. Diskriminasi muncul ketika reaksi emosi negatif digabungkan dengan keyakinan berprasangka dan diterjemahkan menjadi perilaku.

HUBUNGAN DEKAT Daya Tarik Berbagai faktor dikaitkan dengan daya tarik termasuk kedekatan fisik, kenalan, dan kesamaan. Kita cenderung tertarik dengan orangorang yang mungkin kita sering lihat yang cenderung kita temui, dan serupa dengan kita. Cinta Cinta romantis dan penuh kasih sayang lebih mirip dengan persahabatan dan melibatkan perasaan yang dalam dan peduli terhadap orang lain. Berbagai model hubungan dekat: membuat cinta bekerja Para psikolog sosial telah memperkenalkan sejumlah model untuk memahami hubungan dekat. Teori pertukaran sosial lebih mungkin berhasil jika individu merasa mereka mendapatkan hasil dari hubungan sesuai dengan apa yang telah mereka tempatkan. Pendekatan lain ialah model investasi dan ilusi positif.